Manajemen Berbasis Sekolah Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Komite Sekolah di Sekolah Dasar Masehi Temanggung T2 942011046 BAB II

7 BAB II TELAAH PUSTAKA

2.1 Manajemen Berbasis Sekolah

Suparlan, dkk 2012 Manajemen Berbasis Sekolah sebagai terjemahan dari School Based Management, dapat diartikan sebagai pengalihan dalam pengambilan keputusan dari tingkat pusat sampai ke tingkat sekolah yang mempunyai peranan memberikan kewenangan dalam pengambilan keputusan dipandang sebagai otonomi di tingkat sekolah dalam pemberdayaan sumber-sumber resources sehingga sekolah mampu secara mandiri menggali, mengalokasikan, dan mempertanggungjawabkan akuntabilitas kepada setiap yang berkepentingan stakeholders Kewenangan yang besar dan bertanggung jawab di sekolah dipandang memiliki tingkat efektivitas yang tinggi serta dapat memberikan beberapa keuntungan, yaitu: 1 Kebijaksanaan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada siswa, orangtua dan guru; 2 Optimalisasi dalam pemanfaatan berbagai sumber daya yang ada disekitar sekolah; 3 Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran, hasil belajar, tingkat pengolahan, tingkat putus sekolah, moral guru, dan iklim sekolah; 4 Adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan, memberdayakan guru, 5 8 Fleksibelitas dan adaptabilitas yang tinggi dalam penyususnan perencanaan pengembangan sekolah. Dari pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Manajemen Berbasis Sekolah adalah sistem pengolahan sekolah yang memberikan otonomi luas kepada sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan yang lebih baik dan lebih memadai bagi para peserta didik dengan cara meningkatkan kinerja staf, menawarkan partisipasi langsung kepada kelompok- kelompok terkait dan juga meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan. Slamet 2000:4 mengemukakan bahwa Manajemen Berbasis Sekolah sebagai pengkoordinasian dan penyelarasan sumber daya yang dilakukan secara otonomis mandiri oleh sekolah melalui sejumlah input manajemen untuk mencapai tujuan sekolah dalam kerangka pendidikan nasional, dengan melibatkan semua kelompok stakeholder dalam pengambilan keputusan yang partisipatif. Kelompok stakeholder meliputi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, siswa, konselor, tenaga administrasi, orang tua siswa, tokoh masyarakat, para profesional, wakil pemerintah dan wakil organisasi pendidikan. Sementara itu Arikunto 1999:51 menyatakan bahwa Manajemen Berbasis Sekolah sekolah adalah penataan sistem pendidikan yang memberikan keleluasaan penuh kepada kepala sekolah dan atas kesepakatan seluruh stafnya, untuk memanfaatkan sumber belajar dan semua fasilitas yang tersedia untuk menyelenggarahan pendidikan 9 bagi siswa, serta bertanggung jawab penuh atas segala tindakannya itu. Lanjutnya, dalam manajemen berbasis sekolah, wilayah sekolah bukan hanya terbatas sampai pagar sekolah dengan anggota keluarga yang terdiri dari kepala sekolah, guru, siswa dan staf administrasi saja, tetapi meluas sampai lingkungan masyarakat setempat. Anggota organisasi sekolah tidak hanya terbatas pada warga masyarakat lokal tetapi siapa saja yang mempunyai kepedulian terhadap urasan sekolah meskipun berdomisili sangat jauh dari sekolah. Depdiknas 2001:2 memberi batasan Manajemen Berbasis Sekolah sebagai “bentuk alternatif pengelolaan sekolah dalam rangka desentralisasi pendidikan, yang ditandai adanya kewenangan pengambilan keputusan yang luas di tingkat sekolah, partisipasi masyarakat yang relatif tinggi, dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional”. Inti dari pengertian ini adalah keleluasaan sekolah dalam mengelola sumber daya dengan mengalokasikan dana sesuai dengan prioritas program serta lebih tanggap terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat setempat. Proses ini perlu didukung proses manajerial skill dan kerjasama dari masyarakat. Secara umum, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah MPMBS dapat diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah guru, siswa, kepala sekolah, karyawan dan masyarakat orang tua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, 10 pengusaha, dsb. untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku Dari berbagai pendapat di atas, dapat dipahami mengenai esensi dari manajemen berbasis sekolah. Ada tiga pilar Manajemen Berbasis Sekolah, yaitu: Transparansi manajemen, Pembelajaran PAKEM Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan, dan Peran serta masyarakat. Dengan demikian target utama Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di Indonesia adalah pemberdayaan sekolah untuk secara mandiri dapat meningkatkan mutu pendidikan masing-masing. Oleh karena itu, kemampuan kepemimpinan dan manajemen dari kepala sekolah dan ketersediaan sumber daya yang memadai merupakan persyaratan bagi keberhasilan pelaksanan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah ini. Ada lima alasan latar belakang pentingnya pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah dalam konteks pengelolaan pendidikan di Indonesia yakni sebagai berikut: Pertama, Kepala sekolah kurang memiliki kewenangan yang luas mengelola sekolah yang dipimpinnya. Kedua, Kemampuan manajerial managerial skills kepala sekolah pada umumnya mereka masih sangat tergantung pada juklak dan juknis. Ketiga, Pola anggaran yang teramat kaku, sehingga hampir tidak ada kemungkinan guru yang berprestasi untuk mendapatkan insentif penghargaan. Keempat, Peran 11 serta masyarakat sangat kecil dalam pengelolaan pendidikan. Kelima, Visi, misi dan strategi pendidikan di sekolah tidak bertumpu pada kemampuan lingkungan. Dari lima alasan diatas yang menjadi dasar keberhasilan kinerja Komite Sekolah adalah peran serta masyarakat. Partisipasi orang tua siswa atau stakeholder ini merupakan pilar ketiga dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah sehingga partisipasi dari orang tua inilah yang menjadi kunci keberhasilan kinerja Komite Sekolah dan penerapan manajemen sekolah yang baik.

2.2 Kinerja

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Kinerja Komite Sekolah Antara Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kecamatan Tingkir, Salatiga T2 942010052 BAB II

0 0 39

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Komite Sekolah dalam Manajemen Berbasis Sekolah Di Sekolah Dasar Gugus P. Diponegoro Kecamatan Dempet T2 942010039 BAB II

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Komite Sekolah di Sekolah Dasar Masehi Temanggung T2 942011046 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Komite Sekolah di Sekolah Dasar Masehi Temanggung T2 942011046 BAB IV

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Komite Sekolah di Sekolah Dasar Masehi Temanggung T2 942011046 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Komite Sekolah di Sekolah Dasar Masehi Temanggung

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Komite Sekolah di Sekolah Dasar Masehi Temanggung

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Guru Wiyata Bhakti Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung T2 942011090 BAB II

0 0 10

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada Sekolah Dasar T2 BAB II

0 0 28

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Kedongori ecamatan Dempet Demak T2 BAB II

0 0 18