11 serta
masyarakat sangat
kecil dalam
pengelolaan pendidikan.  Kelima,  Visi,  misi  dan  strategi  pendidikan  di
sekolah tidak bertumpu pada kemampuan lingkungan. Dari  lima  alasan  diatas  yang  menjadi  dasar
keberhasilan  kinerja  Komite  Sekolah  adalah  peran  serta masyarakat. Partisipasi orang tua siswa atau stakeholder ini
merupakan  pilar  ketiga  dalam  penerapan  Manajemen Berbasis  Sekolah  sehingga  partisipasi  dari  orang  tua  inilah
yang  menjadi  kunci  keberhasilan  kinerja  Komite  Sekolah dan penerapan manajemen sekolah yang baik.
2.2 Kinerja
Menurut  Prawirosentono  dalam  Hermawan,  2003 kinerja  atau  performance  adalah  hasil  kerja  yang  dapat
dicapai  seseorang  atau  kelompok  dalam  suatu  organisasi, sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam
upaya  untuk  mencapai  tujuan  organisasi  bersangkutan secara  legal,  tidak  melanggar    hukum  dan  sesuai  dengan
moral dan etika. Hasibuan  1994  mengatakan  bahwa  kinerja  adalah
suatu hasil
kerja yang
dicapai seseorang
dalam melaksanakan  pekerjaan  atas  kecakapan,  pengalaman,
kesungguhan  dan  waktu,  dimana  kinerja  merupakan gabungan  dari  3  tiga  faktor  penting,  yaitu:  kemampuan
dan  minat  pekerja,  kemampuan  memberi  dan  menerima atas  penjelasan  delegasi  tugas,  tingkat  motivasi  kerja.
Sedangkan  Irawan  dalam  Hermawan,  2003  dalam  buku Analisis  Kerja  mendefinisikan  kerja  sebagai  hasil  kerja
12 seorang  pekerja,  sebuah  proses  manajemen,  atau  suatu
organisasi  keseluruhan,  dimana  hasil  kerja  harus  dapat ditunjukkan bukti secara konkret dan dapat diukur dengan
tolak ukur yang telah ditentukan. Dari  definisi  yang  diuraikan  dapat  ditarik  beberapa
kata  kunci,  yaitu  hasil  kerja,  pekerja,  proses  atau organisasi,
terbukti secara
konkret, dapat
diukur, dibandingkan  dengan  standar  yang  telah  ditentukan.
Namun  tidak  semua  kinerja  mudah  diukur  tetapi  harus dibandingkan  dengan  standar  atau  dibuktikan  secara
konkret. Selanjutnya
Irawan dalam
Hermawan, 2003
membagi  kinerja  dalam  organisasi  menjadi  3  tiga  macam, yaitu:  kinerja  organisasi,  kinerja  proses  proses  manajemen
administrasi dan kinerja pegawai Ketiga macam kinerja itu tidak  dapat  dipisahkan  satu  dengan  yang  lain.  Kinerja
organisasi  tergantung  pada  kinerja  proses  dalam  tiap-tiap unit  kerja,  sedangkan  kinerja  proses  tergantung  pada  baik
atau  tidaknya  kinerja  orang-orang  yang  menggerakkan proses tersebut.
Heresy  dan  Blanchard  dalam  Hermawan,  2003 mendefinisikan  kinerja  sebagai  hasil-hasil  yang  telah
dicapai  seseorang  dengan  menggunakan  media  tertentu. Pengertian  ini  menggambarkan  bahwa  seorang  pegawai
tidak dapat sukses mencapai kerjanya tanpa bantuan suatu media  berupa  sarana  lainnya  yang  berpengaruh  kepada
dirinya, baik ekstrinsik maupun intrinsik.
13 Menurut  Kusriyanto  dalam  Mangkunegara,  2005:  9
kinerja  adalah  perbandingan  hasil  yang  dicapai  dengan peran  serta  tenaga  kerja  per  satuan  waktu.  Mangkunegara,
2005:  9  kinerja  sebagai  ungkapan  seperti  output,  efisiensi serta  efektivitas  sering  dihubungkan  dengan  produktivitas,
dan  kinerja  prestasi  kerja  adalah  hasil  kerja  secara kualitas  dan  kuantitas  yang  dicapai  oleh  seseorang  jawab
yang diberikan kepadanya. Mangkunegara,  2009:9  hasil  kerja  secara  kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengantanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Dharma,  2009:125  kinerja  terdiri  dari  motivasi,
pengembangan dan komunikasi. Motivasi, maksudnya yaitu untuk  merangsang  orang  untuk  meningkatkan  kinerja  dan
mengembangkan keahlian.
Pengembangan, untuk
memberikan dasar untuk mengembangkan dan memperluas atribut  dan  kompetensi  yang  relevan  atas  peran  yang
dijalani  maupun  peran  yang  akan  dijalankan  pada  masa depan. Pengembangan dapat difokuskan kepada peran yang
dipegang saat
ini, memungkinkan
orang untuk
memperbesar  dan  memperkaya  keahlian  yang  mereka perlukan  untuk  mendapatkan  peran  yang  sebagaimana
mestinya.  Komunikasi,  untuk  berfungsi  sebagai  saluran komunikasi  dua  arah  tentang  peran,  sasaran,  hubungan,
masalah kerja.
14 Menurut Bernardin dan Russel dalam  Gomes, 2000,
kinerja  merupakan  outcome  yang  dihasilkan  dari  fungsi suatu  pekerjaan  tertentu  dari  kegiatan  yang  dilakukan
selama periode waktu tertentu. Oleh  karena  itu  dapat  disimpulkan  bahwa  kinerja
adalah prestasi kerja, atau hasil kerja output baik kualitas maupun  kuantitas  yang  dicapai  SDM  per  satuan  periode
waktu  dalam  melaksanakan  tugas  kerjanya  sesuai  dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Penilaian  kinerja  merupakan  usaha  yang  dilakukan pimpinan  untuk  menilai  hasil  kerja  bawahannya.  Menurut
Mengginson  dalam  Mangkunegara,  2005:  10,  penilaian kinerja  adalah  suatu  proses  yang  digunakan  pimpinan
untuk  menentukan  apakah  seorang  karyawan  melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Sikula  dalam  Mangkunegara,  2005:  10  mengemukakan bahwa  penilaian  pegawai  merupakan  evaluasi  yang
sistematis  dari  pekerjaan  pegawai  dan  potensi  yang  dapat dikembangkan.
Berdasarkan  pendapat  beberapa  ahli  tersebut,  dapat disimpulkan bahwa penilaian prestasi kerja kinerja adalah
penilaian yang
dilakukan secara
sistematis untuk
mengetahui hasil
pekerjaan karyawan
dan kinerja
organisasi.  Disamping  itu,  juga untuk  menentukan
pelatihan  kerja  secara  tepat,  memberikan  tanggapan  yang lebih  baik  di  masa  mendatang  dan  sebagai  dasar  untuk
menentukan  kebijakan  dalam  hal  promosi  jabatan  dan penentuan imbalan.
15 Tujuan
dari penilaian
kinerja adalah
untuk memperbaiki  atau  meningkatkan  kinerja  organisasi  dari
SDM  organisasi.  Secara  spesifik,  tujuan  dari  evaluasi kinerja
sebagaimana dikemukakan
Sunyoto dalam
Mangkunegara,  2005:  10  adalah:  1.  Meningkatkan  saling
pengertian  antara  karyawan  tentang  persyaratan  kinerja.
2. Mencatat dan mengakui hasil kerja seseorang karyawan, sehingga mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih baik,
atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang  terdahulu.  3.  Memberikan  peluang  kepada  karyawan
untuk  mendiskusikan  keinginan  dan  aspirasinya  dan meningkatkan  kepedulian  terhadap  karir  atau  terhadap
pekerjaan  yang  diembannya  sekarang.  4.  Mendefinisikan atau  merumuskan  kembali  sasaran  masa  depan,  sehingga
karyawan  termotivasi  untuk  berprestasi  sesuai  dengan potensinya.  5.  Memeriksa  rencana  pelaksanaan  dan
pengembangan  yang  sesuai  dengan  kebutuhan  pelatihan, khusus  rencana  diklat,  dan  kemudian  menyetujui  rencana
itu jika tidak ada hal-hal yang perlu diubah. Jadi  kinerja  dapat  diartikan  sebagai  hasil  kerja  dari
setiap  proses  atau  kegiatan  yang  dilakukan  oleh  setiap orang  dalam  suatu  pekerjaan.  Dimana  kinerja  yang  baik
adalah  setiap  orang  yang  melakukan  proses  pekerjaan tersebut  sesuai  dengan  rencana,  aturan  dan  tujuan  yang
telah ditetapkan sebelumnya.
2.3 Komite Sekolah 2.3.1. Pengertian Komite Sekolah