Pengaruh Penggunaan Media Kartu Kuartet terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Biologi Materi Pokok Dunia Tumbuhan

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU KUARTET TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI POKOK DUNIA TUMBUHAN

Oleh

QURRATU AINI NA’IMA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media kartu kuartet terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada materi dunia tumbuhan di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X7 dan X8 SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil belajar, diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes, dan N-gain yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-t dan uji-u dengan program SPSS versi 17. Data kualitatif berupa motivasi siswa dan tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu kuartet yang dianalisis secara deskriptif.


(2)

Qurratu Aini Na’ima

iii

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media kartu kuartet dapat

memotivasi siswa yaitu hal-hal yang dipelajari dalam pembelajaran ini bermanfaat bagi siswa (100%), gambar juga memberikan manfaat dalam pembelajaran dan mengetahui membuat siswa antusias dengan pembelajaran. Materi dalam pembelajaran menarik perhatian, mudah sehingga (93,33%) siswa aktif dalam pembelajaran. Namun (93,33%) siswa merasa memperoleh penghargaan dan puas terhadap pembelajaran. Selanjutnya hasil belajar dibuktikan dengan rata-rata postes 66,80 ± 13,35. Namun tidak sesuai dengan KKM di sekolah tersebut yaitu 70. Selanjutnya peningkatan hasil belajar oleh siswa juga terjadi pada indikator aspek kognitif (C1, dan C2) dengan rata-rata N-gain pada indikator C1 sebesar 10,55 ± 4,36; indikator C2 1,45 ± 0,79. Sedangkan rata-rata aktivitas belajar siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen adalah 82,50 ± 7,50dengan kriteria baik. Selain itu, semua siswa (100%) merasa senang terhadap pembelajaran dengan menggunakan media kartu kuartet. Dengan demikian, pembelajaran dengan

menggunakan media kartu kuartet memotivasi belajar siswa tetapi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis ini dilahirkan di Bandar Lampung, 20 januari

1992,yang merupakan anak ke tiga dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Drs. H. Afif Bintoro, M.P dan Ibu Dra. Hj. Hastutiningsih. Penulis beralamat di Jalan Turi III No. 23 Tanjung Senang, Bandar Lampung 35141. (CP : 08982846266).

Pendidikan yang telah ditempuh penulis adalah SD Negeri 2 Perumnas Way Halim (1998-2004), SMP Negeri 19 Bandar Lampung (2004-2007), SMA Negeri 1 Natar (2007-2010). Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama kuliah penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi pada tahun 2013. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata – Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di Pekon Biha Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat (Tahun 2013) dan PPL di SMA Negeri 1 Pesisir Selatan, dan penelitian pendidikan di SMA Negeri 1 Natar untuk meraih gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) pada Tahun 2014.


(8)

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya

sehingga karya ini dapat diselesaikan.

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya kecil ini

untuk orang-orang tercinta sepanjang hidupku:

ibuku (Dra. Hj. Hastutiningsih) dan ayahku (Drs. H. Afif Bintoro, M.P) tercinta ,

yang telah mendidik , membesarkanku dengan segala do’a terbaik mereka, memberikan

limpahan cinta dan kasih sayang yang tak terbatas, selalu menguatkanku, dan senantiasa

mendukung segala langkahku menuju kebahagiaan.

Kakakku tercinta Niskan Walid Masruri, Mbakku Hikma Nadiatul Husna, dan kedua

adikku Rodhia Jauharotin Anisa dan Muhammad Zur’an Asyrofi yang selalu

memberikan motivasi, semangat, senantiasa menyayangiku dan selalu membantuku.

Sahabatku tersayang Anifa Wasiilati, Gamilla Nuri Utami dan Ni Putu Sinta kartika

terima kasih atas rasa sayang, perhatian, kebersamaan serta motivasi yang luar biasa.

GDB member Destra, Arinta, Sisca, Eli, Yuyi, Novi, Renita, Hanni, Gadis, Mami

Zora, Nindy terima kasih atas kasih sayang, kebersamaan dan support selama 4 tahun

ini.

Terima kasih untuk guru, dosen yang telah memberi ilmu dan bimbingannya selama ini.

Almamater tercinta, Universitas Lampung.


(9)

---MOTO---

Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan

petunjuk

(QS. Adh Dhuhaa: 7)

Jika kamu percaya pada dirimu, tidak ada yang dapat menghentikanmu

untuk mencapai apa yang kamu inginkan

(@Pepatahku)

Tercapainya sebuah tujuan akan terasa lebih Nikmat jika dilakukan dengan

perjuangan, sabar, tawakal dan selalu berdo’a kepada Allah SWT

(Zahral Hayati)

Jangan menunda hal hal yang seharusnya bisa kamu selesaikan dengan

cepat

(

Qurratu Aini Na’ima

)


(10)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala

limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini

berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU KUARTET TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATA

PELAJARAN BIOLOGI MATERI POKOK DUNIA TUMBUHAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014)”.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan

pembimbing akademik;

4. Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi yang sangat berharga dalam proses penyelesaian skripsi ini;


(11)

5. Drs. H. Afif Bintoro, M.P., selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi yang sangat berharga dalam proses penyelesaian skripsi ini;

6. Dr.Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembahas yang telah memberikan saran-saran dan motivasi yang sangat berharga dalam penyelesaian skripsi ini;

7. Drs. Suwarlan, M.MPd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Natar dan Dra. Hj. Hastutiningsih selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian;

8. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas X7 dan X8 SMA Negeri 1

Natar atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung; 9. Teman-teman Pendidikan Biologi 2010, partner Cincin Bertasari, Ika

Rahmawati, Milla Vanalita,Taufik, Aji, serta teman teman lainnya untuk keceriaan, kehangatan kekeluargaan yang penulis rasakan serta dukungan dan

do’a yang telah diberikan selama ini.

10. Semua kakak dan adik tingkat di Pendidikan Biologi.

11. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca.

Aamiin.

Bandar Lampung, Oktober 2014 Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

F. Kerangka Pikir ... 6

G. Hipotesis ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Kartu Kuartet...10

B. Motivasi ... 14

C. Hasil Belajar ... 19

D. Metode Diskusi ...22

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel ... 24

C. Desain Penelitian ... 24

D. Prosedur penelitian ... 25

E. Jenis data dan Teknik Pengambilan Data ... 33

F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 36

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 44

B. Pembahasan ... 49

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 57

B. Saran ... 58


(13)

xiv LAMPIRAN

1. Silabus ... 63

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 70

3. Lembar Kerja Siswa ... 89

4. Pretes/Postes...115

5. Data-Data Hasil Penelitian ... 124


(14)

DAFTAR TABEL

TabelHalaman

1. Lembar observasi aktivitas siswa ... ... 34

2. Angket motivasi belajar ... ... 36

3. Kriteria aktivitas siswa ... ... 38

4. Angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu kuartet ... 39

5. Pemberian skor angket motivasi ... . ... 40

6. Kriteria persentase angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu kuartet ... 40

7. Persentase aktivitas belajar siswa ... 45

8. Hasil uji statistik nilai pretes, postes, dan N-gain ... 46

9. Hasil uji statistik N-gain indikator kognitif (C1 dan C2) ... 47

10. Nilai pretes, postes, dan N-gain kelas eksperimen ... ... 124

11. Nilai pretes, postes, dan N-gain kelas kontrol ... ... 125

12. Analisis butir soal pretes/postessiswa kelas eksperimen ... ... 126

13. Analisis butir soal pretes/postessiswa kelas kontrol ... ... 128

14. Analisis per-indikator kognitif soal pretes, postes, dan N-gain kelas eksperimen ... ... 130

15. Analisis per-indikator kognitif soal pretes, postes, dan N-gain kelas kontrol ... ... 131

16. Analisis data aktivitas belajar siswa kelas eksperimen ... ... 132


(15)

xvi

18. Analisis data angket motivasi siswa terhadap penggunaan media kartu

kuartet ... 134 19. Analisis Data Angket Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Media


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 9

2. Desain penelitian pretes-postes ... 25

3. Motivasi siswa terhadap penggunaan media kartu kuartet. ... 44

4. Tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu kuartet ... 49

5. Contoh jawaban postes indikator C1 siswa pada kelas eksperimen ... 53

6. Contoh jawaban postes indikator C2 siswa pada kelas eksperimen .... 53

7. Contoh jawaban postes indikator C1 siswa pada kelas eksperimen ... 54

8. Contoh jawaban postes indikator C1 siswa pada kelas eksperimen ... 54

9. Contoh jawaban LKS indikator C1 siswa pada kelas eksperimen ... 55

10.Contoh jawaban LKS indikator C2 siswa pada kelas eksperimen ... 55

11.Contoh jawaban LKS indikator C2 siswa pada kelas eksperimen ... 55

12.Siswa mengerjakan pretes pada kelas eksperimen ... 137

13.Siswa mengerjakan pretes pada kelas kontrol ... 137

14.Guru membimbing siswa memainkan kartu kuartet pada kelas eksperimen ... 137

15.Siswa memainkan kartu kuartet ... 137

16.Guru membimbing siswa mengerjakan LKS ... 138


(17)

18.Siswa berdiskusi secara berkelompok mengerjakan LKS pada kelas

eksperimen ... 138 19.Siswa berdiskusi secara berkelompok mengerjakan LKS pada kelas

kontrol... 138 20.Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas pada

kelas eksperimen ... 139 21.Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas pada

kelas kontrol ... 139 22.Siswa mengerjakan postest pada kelas eksperimen ... 139 23.Siswa mengerjakan postest pada kelas kontrol... 139


(18)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Sesuai dengan pengertian tersebut, bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap individu. Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 (1)pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2003: 1).

Pendidikan pada dasarnya berlangsung dalam bentuk belajar mengajar yang melibatkan dua pihak guru dan siswa dengan tujuan yang sama dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik yang dalam hal ini menjadi tanggung jawab guru


(19)

2

Namun pada kenyataannya pembelajaran pada saat ini masih berpusat pada guru (teacher centered). Guru menyampaikan materi dengan metode ceramah saja, sehingga siswa kurang terlibat dalam pembelajaran, justru guru yang lebih aktif dibandingkan dengan siswa (Jacobsen, 2009: 196). Seharusnya di era ini pembelajaran harus berpusat pada siswa (student centered) dan guru hanya sebagai fasilitator (Sugihartono, 2007: 108) . Jika siswa tidak mengerti, bisa langsung bertanya kepada guru. Dengan menerapkan pembelajaran yang berpusat ke siswa, siswa bisa memiliki keterampilan yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa bisa melihat dunia luar dengan lebih nyata atau konkret.

Hal ini juga terjadi di SMA Negeri I Natar Lampung Selatan, berdasarkan hasil observasi pendahuluan dan wawancara dengan guru bidang studi Biologi kelas X pada Desember 2013 didapatkan hasil sebagai berikut: ternyata dari ulangan harian Dunia Tumbuhan, hanya sekitar 20% yang tuntas. Dengan nilai rata-rata 52 di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥ 70. Selain itu proses pembelajarannya masih belum menggunakan variasi metode dan media pembelajaran. Selain itu proses pembelajaran cenderung masih berpusat pada guru. Hasil belajar pun masih tergolong kurang dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran juga masih kurang.

Rendahnya rata-rata hasil belajar tersebut disebabkan oleh siswa yang kurang mendengarkan materi yang sedang dijelaskan oleh guru. Siswa apatis dan kurang semangat terhadap pelajaran. Hasil belajar yang buruk juga dapat


(20)

3

disebabkan oleh motivasi yang dimiliki peserta didik untuk belajar rendah. Hal ini dikarenakan kuat atau lemahnya motivasi belajar seseorang

mempengaruhi keberhasilan dan hasil belajarnya (Dalyono, 2009:55). Untuk itu, agar hasil belajar siswa maksimal diperlukan adanya motivasi dari dalam diri sendiri terlebih dahulu, karena menurut Sedarmayanti (2000:66) bahwa motivasi merupakan faktor pendukung dan pendorong yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan sesuatu.

Selain itu dimungkinkan bahwa proses pembelajaran biologi di SMAN 1 Natar yang berlangsung selama ini kurang optimal, di antaranya belum sesuainya media dengan materi pelajaran. Guru hanya berpanduan dengan buku sebagai media belajar siswa. Begitu pula hasil wawancara kepada beberapa siswa, diketahui bahwa nilai rata-rata mereka rendah karena siswa hanya mendengarkan, menerima informasi yang disampaikan oleh guru mereka, tetapi tidak memahami materi yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu, media pembelajaran pada materi dunia tumbuhan yang dapat menjadi pilihan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa adalah Kartu Kuartet. Peneliti lebih memilih media kartu kuartet pada materi Dunia Tumbuhan ini karena media ini cukup menarik untuk diajarkan kepada siswa-siswa ini. Kartu kuartet ini adalah pengelompokan empat lembar kartu menjadi satu judul dengan tema yang sama.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Kartu Kuartet terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Biologi Materi Pokok Dunia


(21)

4

Tumbuhan di SMA Negeri 1 Natar Kabupaten Lampung Selatan”. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki pengajaran yang telah ada guna meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Apakah penggunaan media kartu kuartet berpengaruh terhadap motivasi pada mata pelajaran biologi materi pokok Dunia Tumbuhan kelas X SMA Negeri I Natar Lampung Selatan tahun pelajaran 2013/2014?

2. Apakah penggunaan media kartu kuartet berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi materi pokok Dunia Tumbuhan kelas X SMA Negeri I Natar Lampung Selatan tahun pelajaran 2013/2014?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui:

1. Pengaruh penggunaan media kartu kuartet terhadap motivasi pada mata pelajaran biologi materi pokok dunia tumbuhan kelas X SMA Negeri I Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Pengaruh penggunaan media kartu kuartet terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi materi pokok dunia tumbuhan kelas X SMA Negeri I Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.


(22)

5

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Bagi peneliti, memberikan wawasan pengalaman dan bekal sebagai calon guru biologi dengan menggunakan media pembelajaran kartu kuartet untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi.

b. Bagi Guru/calon guru, memberikan masukan/informasi kepada siswa dengan menggunakan kartu kuartet.

c. Bagi Siswa, memberikan suasana belajar yang berbeda dengan menggunakan kartu kuartet, melatih siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa lebih termotivasi dan hasil belajarnya baik. d. Bagi sekolah, dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran biologi di sekolah, sehingga penggunaan media kartu kuartet dengan metode diskusi dapat diterapkan di kelas.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian, yaitu : 1. Media kartu kuartet adalah sejenis permainan yang terdiri dari sejumlah

kartu bergambar yang di dalamnya tertera deskripsi/penjelasan dari gambar.

2. Hasil belajar siswa yang diukur dalam penelitian ini adalah aspek kognitif yang didapatkan dari nilai Pretes/postes.

3. Motivasi yang diukur dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan angket motivasi dengan indikatornya sebagai berikut: keaktifan siswa,


(23)

6

keingintahuan siswa, pembelajaran yang mudah, sesuatu yang menarik, mengetahui yang harus saya pelajari, materi pembelajaran yang menarik perhatian, manfaat gambar, kesenangan terhadap pembelajaran,

pembelajaran sesuai dengan minat, penghargaan terhadap hasil kerja, kepuasan terhadap yang diperoleh dari pembelajaran, bekerja keras agar berhasil dalam pembelajaran, membuat antusias terhadap materi

pelajaran, hal-hal yang bermanfaat utuk dipelajari.

4. Materi pokok dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan ciri-ciri divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi yang terdapat pada KD 3.3.

5. Subyek penelitian adalah siswa kelas X7 dan X8 SMA Negeri I Natar Lampung Selatan Tahun Pembelajaran 2013/2014.

6. Metode diskusi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari langkah-langkah berikut: (1) guru mengemukakan masalah yang akan

didiskusikan dan memberi pengarahan, (2) dengan pimpinan guru siswa membentuk kelompok diskusi (ketua, sekertaris/pencatat, pelapor) mengatur tempat duduk, ruang sarana dan sebagainya, (3) para siswa berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing, (4) setiap kelompok diskusi melaporkan hasil diskusinya. Kelompok lain menanggapinya. Guru memberi ulasan dan penjelasan (Riadi, 2013).

F. Kerangka Pikir

Media sangat penting karena berguna bagi pendidik dalam membantu tugas kependidikannya. Tentunya hasil pembelajaran yang menggunakan media


(24)

7

dan tidak menggunakan media berbeda hasilnya. Salah satu media yang dapat digunakan untuk pembelajaran adalah media kartu kuartet. Kartu kuartet sejenis permainan yang terdiri atas beberapa jumlah kartu bergambar yang dari kartu tersebut tertera keterangan berupa tulisan yang menerangkan gambar tersebut. Keunggulan kartu kuartet ini terletak pada kemampuannya dalam mengelompokkan empat lembar kartu menjadi satu judul dengan tema yang sama.

Pada saat pembelajaran berlangsung, guru membagikan kartu kuartet sehingga siswa dapat memainkannya. Kartu ini diajarkan dengan melihat gambar dan deskripsinya. Dengan begitu siswa akan tertarik dan dapat meningkatkan motivasi serta hasil belajar. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena kurangnya motivasi siswa dalam belajar. Karena kuat atau lemahnya motivasi belajar seseorang mempengaruhi keberhasilan dan hasil belajarnya. Dengan demikian, perlu adanya motivasi dari dalam diri sendiri terlebih dahulu untuk belajar yang kemudian menghasilkan sebuah hasil belajar. Hal ini membuat guru menjadi lebih mudah menyampaikan isi pembelajaran.

Media kartu kuartet dirasa akan dapat menarik motivasi siswa dalam pembelajaran. Jika seorang siswa memiliki motivasi belajar maka diduga siswa akan menyukai materi yang diajarkan. Hal tersebut berkaitan dengan hasil belajar yang akan diperoleh siswa. Hasil belajar yang memuaskan harus diimbangi dengan motivasi yang kuat untuk belajar dari dalam diri siswa. Motivasi ini dibentuk oleh seorang guru pada siswanya untuk mendorong dan


(25)

8

mengarahkan siswa agar mulain dapat menyukai pelajaran yang diajarkan terutama biologi.

Pada materi Dunia Tumbuhan, empat kelas tumbuhan disajikan menjadi empat kartu kuartet yang dapat menjelaskan suatu divisi. Penggunaan media ini diharapkan efektif digunakan pada saat pembelajaran. Peneliti lebih memilih media kartu kuartet pada materi Dunia Tumbuhan di SMA Negeri 1 Natar ini karena media ini dirasa cukup menarik untuk diajarkan kepada siswa-siswa ini. Pemainan kartu kuartet tersebut diharapkan akan menumbuhkan pengalaman belajar bagi siswa dalam mengelompokkan tumbuhan, sehingga siswa mudah mengingat, menghafal, dan memahami akan materi Dunia Tumbuhan ini.

Pada penelitian ini digunakan media kartu kuartet pada materi pokok Dunia Tumbuhan kelas X SMA N 1 Natar . Dalam penelitian ini yang termasuk variabel bebas adalah media pembelajaran kartu kuartet dan yang termasuk dalam variabel terikat adalah motivasi dan hasil belajar siswa.

Hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas dapat ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan keterkaitan variabel bebas dan variabel terikat

Keterangan : X = Media kartu kuartet; Y1 = Motivasi Y2 = Hasil belajar siswa Y1

Y2 X


(26)

9

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Media kartu kuartet berpengaruh terhadap motivasi pada mata pelajaran biologi materi pokok Dunia Tumbuhan kelas X SMA N 1 Natar

Kabupaten Lampung Selatan tahun ajaran 2013/2014.

2. H0 = Media kartu kuartet tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi materi pokok Dunia Tumbuhan kelas X SMA N 1 Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun ajaran 2013/2014.

H1 = Media kartu kuartet berpengaruh secara signikan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi materi pokok Dunia Tumbuhan kelas X SMA N 1 Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun ajaran 2013/2014.


(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Kartu Kuartet

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

(Sadiman,1986:6). Sementara itu Briggs (dalam Sadiman 1986:6)

berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

Media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik

memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan kepada anak didik dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media (Djamarah dan Zain, 2006:136-138).


(28)

11

Menurut Azhar (2005: 6–7) ciri-ciri umum yang terkandung dalam media yaitu :

1. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera.

2. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak) yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa. 3. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.

4. Media pendidikan memiliki pangertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.

5. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

6. Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya radio,

televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya : modul, komputer, radio

tape/kaset,video recorder).

Begitu juga Ibrahim (1982:12) mengemukakan fungsi atau peranan media dalam proses belajar mengajar antara lain:

1. Dapat menghindari terjadinya verbalisme, 2. Membangkitkan minat atau motivasi, 3. Menarik perhatian

4. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran 5. Mengaktifkan siswa dalam belajar dan


(29)

12

6. Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.

Kartu adalah kertas tebal berbentuk persegi panjang (untuk berbagai keperluan, hampir sama dengan karcis, Sedangkan kuartet adalah kelompok, kumpulan, dan sebagainya yang terdiri atas empat. Sehingga dapat dikatakan bahwa kartu kuartet merupakan kertas tebal seperti karcis yang berkelompok “empat-empat” (Purwadarminta, 2005:448-553).

Sukamelang (2010:1) menambahkan bahwa kartu kuartet adalah sejenis permainan yang terdiri atas beberapa jumlah kartu bergambar yang dari kartu tersebut tertera keterangan berupa tulisan yang menerangkan gambar tersebut. Biasanya tulisan judul gambar ditulis paling atas dari kartu dan tulisannya lebih diperbesar atau dipertebal. Sedangkan tulisan gambar, ditulis dua atau empat baris secara vertikal di tengah-tengah antara judul dan gambar. Tulisan yang menerangkan gambar itu biasanya ditulis dengan tinta berwarna. Ukuran dari kartu kuartet ini biasanya beragam, ada yang ukurannya kecil dan sedang. Jumlah kartu dalam kartu kuartet ada 48 lembar kartu, berarti memiliki 12 judul yang masing-masing memiliki 4 buah kartu.

Menurut kartu adalah kertas tebal, berbentuk persegi panjang (untuk berbagai keperluan, hampir sama dengan karcis). Sedangkan kuartet adalah kelompok, kumpulan, dan sebagainya yang terdiri atas empat (KBBI, 1991:448-533).

Cara bermain kartu kuartet menurut Quatra (2011:1), yaitu:

1. Kocok kartu dan bagikan kepada setiap pemain 4 kartu. Sisanya diletakkan di tengah.


(30)

13

2. Pemain pertama meminta 1 kartu kepada pemain lainnya dengan menyebut

nama judul seri kartu yang diminta.

3. Pemain yang diminta harus memberi kartu yang diminta bila punya. 4. Jika tidak ada, pemain yang meminta harus mengambil 1 kartu dari

tumpukan kartu sisa, selanjutnya pemain berikutnya.

Subhani (2011) mengatakan kartu kuartet lebih dikenal sebagai suatu bentuk permainan kartu yang dimainkan oleh dua sampai empat orang pemain, dan sangat populer dikalangan anak-anak. Dengan permainan kartu suasana kelas akan menyenangkan sehingga motivasi belajar siswa akan meningkat. Salah satu permainan kartu yang dapat digunakan untuk memotivasi siswa untuk lebih percaya diri dan meningkatkan kemampuan adalah permainan kartu kuartet. Nama kuartet diambil berdasarkan 4 jumlah sub konsep yang dibahas pada masing-masing konsep. Permainan kartu kuartet dibuat berdasarkan konsep materi. Pada permainan kartu kuartet siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari empat orang. Masing- masing kelompok diberi satu set kartu kuartet. Adapun aturan pelaksanaan permainan kartu kuartet sebagai berikut:

1. Menjelaskan tentang apa permainan kuartet itu dan bagaimana cara bermainnya.

2. Salah satu pemain mengkocok kartu dan membagikan pada msing-masing pemain empat buah.

3. Sisa kartu diletakkan ditengah meja dengan posisi tertutup. Permainan dilakukan searah dengan jarum jam.


(31)

14

4. Setelah diundi untuk memperoleh pemain pertama, untuk memulai permainan, pemain tersebut bertanya pada pemain lain apakah dia mempunyai kartu dengan kategori tertentu.

B. Motivasi

Motivasi berawal dari kata motif yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (Sardiman, 2007:73). Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, misalnya kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat mendesak. Sehingga motivasi dapat dikatakan sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarah perilaku seorang individu, termasuk perilaku belajar. Sesuai dengan pendapat tersebut, Koeswara (dalam Dimyati dan Mahmud 1990:80) mengemukakan bahwa dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan,

menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku belajar. Motivasi belajar merupakan suatu daya penggerak atau pendorong yang dimiliki oleh manusia untuk melakukan suatu pembelajaran. Seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat maka akan melaksanakan kegiatan

belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah dan semangat. Sebaliknya, jika belajar dengan motivasi yang lemah maka akan menyebabkan sikap malas bahkan cenderung tidak akan mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran (Dalyono, 2009: 57).

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk dan memahami motivasi, ialah (1). motivasi dipandang sebagai suatu proses. Pengetahuan tentang proses ini dapat membantu guru menjelaskan tingkah laku yang diamati dan meramalkan tingkah laku orang lain; (2). menentukan karakteristik proses ini


(32)

15

berdasarkan petunjuk-petunjuk tingkah laku seseorang. Petunjuk-petunjuk tersebut dapat dipercaya apabila tampak kegunaannya untuk meramalkan dan menjelaskan tingkah laku lainnya. Mc Donald (dalam Hamalik, 2001:106) merumuskan, bahwa... “Motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction”, yang

diartikan, bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk

mencapai tujuan. Dalam rumusan tersebut ada tiga unsur yang saling berkaitan, ialah sebagai berikut :

a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan tersebut terjadi disebabkan oleh perubahan tertentu pada sistem

neurofisiologis dalam organisme manusia, misalnya: karena terjadinya perubahan dalam sistem pencernaan maka timbul motif lapar. Di samping itu, ada juga perubahan energi yang tidak diketahui.

b. Motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan (affective arousal). Mula-mula berupa ketegangan psikologis, lalu berupa suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan tingkah laku yang bermotif. Perubahan ini dapat diamati pada perbuatannya. Contoh : seseorang terlibat dalam suatu diskusi, dia tertarik pada masalah yang sedang dibicarakan, karenanya dia

c. bersuara/mengemukakan pendapatnya dengan kata-kata yang lancar dan cepat.

d. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi utuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi memberikan respons-respons ke arah suatu tujuan tertentu. Respons-respons itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan


(33)

16

oleh perubahan energi dalam dirinya. Tiap respons merupakan suatu langkah ke arah mencapai tujuan. Contoh: si A ingin mendapat hadiah, maka ia belajar, misalnya mengikuti cermah, bertanya, membaca buku, menempuh tes, dan sebagainya.

Sardiman (2007:83-92) mengatakan untuk mengetahui kuat tidaknya motivasi perlu mengetahui ciri-ciri dari ada tidaknya motivasi itu, ciri-cirinya sebagai berikut:

1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai)

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah 4. Lebih senang bekerja mandiri

5. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin (hal-hal yang besifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)

6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu) 7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu

8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

Memotivasi belajar penting artinya dalam proses belajar siswa, karena fungsinya yang mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar. Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah:

1. Memberi angka 2. Hadiah

3. Saingan/kompetisi 4. Ego-involment 5. Memberi ulangan 6. Mengetahui hasil 7. Pujian

8. Hukuman

9. Hasrat untuk belajar 10. Minat


(34)

17

Sardiman (2008:84-91) mengatakan untuk belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Motivation is an essential condition of learning. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan semakin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.

Adapun fungsi motivasi adalah sebagai berikut:

1. Mendorong untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal merupakan motor penggerak dari stipa kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumus tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

4. Sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

Macam atau jenis motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang: 1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya


(35)

18

a. Motif-motif bawaan

Motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir. Dengan

demikian motivasi itu ada tanpa dipelajari. Motif-motif ini seringkali disebut motif-motif yang diisyaratkan secara biologis. Relevan dengan ini, maka Frandsen (dalam Sardiman 2008) memberi istilah jenis motif Physiological drives.

b. Motif-motif yang dipelajari

Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara sosial. Frandsen mengistilahkan dengan affiliative needs.

2. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth Marquis (dalam Sardiman 2008):

a. Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan minum, makan, bernapas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat. b. Motif-motif darurat. Berikut yang termasuk dalam jenis motif ini

antara lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu. Jelasnya motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari luar.

c. Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulas, untuk menaruh minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif.


(36)

19

3. Motif intrinsik dan ekstrinsik a. Motif intrinsik

Yang dimaksud dengan motif intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang tertentu.

b. Motif ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik itu tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.

C. Hasil Belajar

Proses pembelajaran yang telah dilakukan nantinya akan didapatkan suatu hasil belajar. Hasil belajar ini akan menentukan keberhasilan anak di dalam kelas. Hal ini sesuai dengan Djamarah dan Zain( 2006: 121), setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar, dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan akhir atau puncak dari proses belajar. Akhir dari


(37)

20

kegiatan inilah yang menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. Menurut (Nasution, 1989: 25) bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.

Menurut Bloom (dalam Arikunto, 1990: 110), hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Sebagaimana dikemukakan oleh UNESCO ada empat pilar hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh pendidikan, yaitu: learning to know, learning to be, learning to life together, dan learning to do. Bloom (dalam Tim

Pengembang MKDP, 2011:140) menyebutnya dengan tiga ranah hasil belajar, yaitu kognitif, afektif, psikomotor. Selanjutnya dikatakan, bahwa aspek kognitif ada enam tingkatan, yaitu 1) Pengetahuan; 2) Pemahaman; 3)

Pengertian; 4)Aplikasi; 5) Analisis; 6) Sintesis, dan 7) Evaluasi. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik yang menyangkut segi positif, afektif maupun psikomotor. Proses perubahan dapat terjadi dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks, yang bersifat pemecahan masalah, dan pentingnya peranan kepribadian dalam proses serta hasil belajar.

Secara umum, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri siswa dan faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Yang tergolong faktor-faktor internal adalah:


(38)

21

1. Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh, dan sebagainya.

2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan yang meliputi:

a. Faktor intelektual, terdiri dari:

(1) Faktor potensial, yaitu intelegensi dan bakat. (2) Faktor aktual, yaitu kecakapan nyata dan prestasi.

b. Faktor nonintelektual, yaitu komponen-komponen kepribadian tertentu seperti sikap, minat, kebiasaan, motivasi, kebutuhan, konsep diri, penyesuaian diri, emosional, dan sebagainya.

3. Faktor kematangan baik fisik maupun psikis Yang tergolong faktor eksternal ialah: a. Faktor sosial yang terdiri dari:

(1) Faktor lingkungan keluarga (2) Faktor lingkungan sekolah (3) Faktor lingkungan masyarakat (4) Faktor kelompok

b. Faktor budaya seperti: adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian dan sebagainya.

c. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim, dan sebagainya.


(39)

22

Hasil belajar yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran bervariasi tingkatan ketercapaiannya. Tingkat keberhasilan siswa menurut Djamarah dan Zain (2006:107) digolongkan menjadi empat yaitu (1) istimewa/ maksimal: apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dikuasai oleh siswa; (2) baik sekali/optimal: apabila sebagian besar (76-99%) bahan pelajaran dikuasai siswa; (3) baik/minimal: apabila hanya 60- 75% bahan pelajaran dikuasai siswa; dan (4) kurang: apabila kurang dari 60% bahan pelajaran yang dikuasai siswa.

D. Metode Diskusi

Diskusi adalah pertukaran pendapat tentang sesuatu masalah untuk dipecahkan bersama. Diskusi merupakan cara untuk mengembangkan keterampilan anggota-anggotanya dalam mengatasi kesulitan-kesulitan dengan jalan bertukar pikiran. Dalam memimpin diskusi guru-guru harus memiliki kemampuan menggerakkan kelompok, membuat pertemuan berhasil dan berkoordinasikan pekerjaan-pekerjaan kelompok (Sahertian, 2000:96) Pada hakikatnya metode diskusi berpusat pada pelajar, diskusi dapat bervariasi dari situasi yang tidak terstrukur , sampai pada situasi yang

terstruktur. Guru bertindak dengan tegas dan otokratis, diskusi selalu berkisar kepada suatu persoalan tertentu. Dalam pemecahan soal diperbaiki dalam diskusi kelompok. Karena sebuah kelompok selalu lebih unggul dari pemecahan soal perorangan (Davies, 1991: 236).


(40)

23

Diskusi kelompok, untuk memecahkan masalah yang menimbulkan berbagai pendapat, agar kerja kelompok berjalan dengan baik, perlu di perhatikan berbagai prinsip berikut:

a. Peserta didik perlu mengenal dan memahami tujuan, rencana, masalah, dan manfaat untuk mereka.

b. Setiap anggota memberikan masukan konstribusi.

c. Setiap individu merasa bertanggung jawab pada kelompok. d. Dikembangkan peran serta dan kerja sama secara efektif.

e. Perlu dicapai prosedur yang demokratis dalam perencanaan, pelaksaan, penyelesaian, dan pembuatan keputusan.

f. Pemimin kelompok perlu menciptakan suasan dimana setiap anggota mau menyumbangkan buah pikirannya dan kerjasama secara kooperatif. g. Gunakan evaluasi terhadap kemajuan kelompok dalam berbagai segi,

social, aktivitas, kepemimpinan, dan sebagainya.

h. Diusahakan menimbulkan perubahan konstuktif pada kelakuan seseorang. i. Setiap anggota merasa puas dan aman dalam kelompok kelas.

Maka , pada setiap pengajaran guru hendaknya berupaya menciptakan suasana sosial yang membangkitkan kerjasama (Rohani, 2010: 30). Menurut Muhammad Uzair Usman diskusi kelompok kecil adalah peserta didik berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil di bawah pembinaan guru atau temannya untuk berbagai informasi,pemecahan masalah atau

pengambilan keputusan, dilaksanakan dalam suasana terbuka. Ada beberapa komponen yang harus diperhatikan dalam diskusi kelompok antara lain: 1. Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topic diskusi. 2. Memperluas masalah, intinya merangkum kembali permasalah supaya

jelas, menjelaskan gagasan peserta didik dengan memberiakan informasi yang jelas.

3. Menganalisis pendapat peserta didik, antaralain menganalisis alasan yang dikemukakan memiliki dasar yang kuat, memperjelas hal-hal yang telah disepakati.

4. Meluruskan alur berpikir peserta didik, mencakup ,mengajukan beberapa pertanyaan untuk menentan siswa untuk berpikir, memberikan contoh-contoh verbal, memberikan waktu untuk berpikir, dan memberi dukungan terhadap pendapat peserta didik yang penuh perhatian.

5. Memberi kesempatan untuk berpartisipasi di dalam diskusi, terkait memancing semangat berfikir peserta didik (Asril, 2012: 79-80).


(41)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan pada April - Mei 2014 di SMA Negeri 1 Natar, Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X semester genap SMAN I Natar Lampung Selatan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling (Sugiyono, 2009:83-84). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X7 sebagai kelas kontrol dan siswa kelas X8 sebagai kelas eksperimen.

C. Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini adalah pretes-postes nonekivalen. Kelas eksperimen diberi perlakuan menggunakan media kartu kuartet dengan metode diskusi. Kelas kontrol dengan menggunakan metode diskusi.

Keterangan: : I = Kelas eksperimen; II = Kelas kontrol; O1 = Pretes;

Kelas Pretes Kartu Kuartet Postes I O1 X O2


(42)

25

O2 = Postes; X = Perlakuan dengan media kartu kuartet dan

dikombinasikan metode diskusi; C= Perlakuan dengan metode diskusi (Sumber: Hadjar, 1999:335)

Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok nonekivalen

D. Prosedur Penelitian

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut: a. Pembuatan surat izin untuk melakukan penelitian di sekolah. b. Observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk

mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang diteliti. c. Penetapan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan eksperimen. d. Pengambilan data yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan

kelompok.

e. Pembuatan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk setiap pertemuan.

f. Pembuatan instrumen pengukuran yaitu soal pretes-postes. g. Pembuatan lembar observasi aktivitas siswa.

h. Pembuatan angket motivasi siswa dan angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu kuartet dengan metode diskusi.

2. Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan menggunakan media


(43)

26

untuk kelas eksperimen dan metode diskusi untuk kelas kontrol. Penelitian ini sebanyak dua kali pertemuan. Pretes diberikan sebelum pembelajaran di pertemuan pertama dan postesdiberikan setelah pembelajaran (di akhir pertemuan kedua). Langkah-langkah pembelajaran dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Kelas Eksperimen (Pembelajaran Menggunakan Media Kartu Kuartet dengan Metode Diskusi)

1) Kegiatan Pendahuluan

a. Guru memberikan soal preteskepada siswa mengenai dunia tumbuhan.

b. Siswa mengerjakan soal pretes yang diberikan oleh guru c. Siswa diberikan apersepsi oleh guru:

 Pertemuan I:

“Coba kalian lihat halaman di depan kelas kita, ada banyak tumbuhan coba sebutkan satu-satu yang kalian ketahui itu tanaman apa saja?

 Pertemuan II:

“Guru menanyakan apakah siswa sering memakan buah

mangga dan melinjo, siswa menjawab: Ya sering memakan buah mangga dan melinjo. Bagaimanakah rasa dari buah mangga dan melinjo? Ciri-cirinya seperti apa? Apakah tumbuhan tersebut berguna untuk kehidupan kita?


(44)

27

d. Siswa memperoleh motivasi dari guru:  Pertemuan I:

“Hari ini kita belajar mengenai dunia tumbuhan di

Indonesia, dengan mempelajari materi ini kita mengetahui berbagai jenis tumbuhan, ciri-ciri, klasifikasi, siklus serta peranan tumbuhan lumut dan paku untuk kelangsungan hidup di bumi.”

 Pertemuan II:

“Dengan mengetahui berbagai jenis tumbuhan di negara tercinta kita, kita dapat melestarikan tumbuhan yang mulai langka serta bagaimana memanfaatkannya secara bijak. Karena tumbuhan yang kita tanam sekarang adalah untuk

kita wariskan ke generasi kita selanjutnya.”

e. Guru menyampaikan gambaran pelaksanaan dan materi pembelajaran, serta menyampaikan tujuan pembelajaran dan karakter yang harus dicapai.

2) Kegiatan Inti

a) Eksplorasi

 Guru meminta siswa duduk di kelompoknya masing-masing, setiap kelompok terdiri dari 4 orang (pembagian kelompok yang dilakukan pada hari sebelumnya, yang terdiri dari 9 kelompok yang heterogen berdasarkan tingkat intelegensi dan jenis kelamin.


(45)

28

 Guru membagi kartu kuartet ke masing-masing kelompok.  Guru menjelaskan dan memberi pengarahan cara bermain

kartu kuartet:

(1) Kartu dikocok oleh seorang anggota kelompok, kemudian dibagikan ke setiap pemain 4 kartu dan sisanya diletakkan di meja.

(2) Permainan diawali dari pemain yang mengocok kartu terlebih dahulu meminta kepada salah seorang pemain lain, kartu yang diperlukan untuk membentuk kuartet (4 kartu yang termasuk satu golong) tetapi peminta diharuskan sudah memegang satu dari empat itu. (3) Pemain yang diminta kartu tersebut harus menyerahkan

pada yang meminta .

(4) Pemain pertama diperbolehkan terus meminta kepada pemain lainnya sampai pemain lain tidak memiliki kartu yang diminta.

(5) Jika pemain pertama gagal meminta dari pemain kedua atau pemain selanjutnya, peminta harus mengambil kartu yang sisa yang di meja (kecuali dimeja tidak ada kartu lagi)

(6) Demikian permainan ini dimainkan sampai kuartet dibentuk.

(7) Setiap siswa yang berhasil membentuk kuartet diberi penghargaan berupa bintang, bagi siswa yang paling


(46)

29

banyak mengumpulkan bintang maka akan diberi penghargaan berupa hadiah.

 Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) serta menjelaskan cara mengerjakan LKS tersebut.

b) Elaborasi

 Siswa mulai memainkan kartu kuartet mengenai tumbuhan lumut dan paku pada pertemuan pertama dan pada

pertemuan kedua mengenai Angiospermae dan Gymnospermae.

 Setelah memainkan kartu kuartet, guru meminta siswa mengerjakan LKS yang telah dibagikan.

 Siswa bekerja sama dengan teman sekelompoknya mengerjakan LKS dengan memperhatikan kartu kuartet.  Guru mengundi salah satu kelompok untuk

mempresentasikan hasil kerjanya. Kemudian kelompok lainnya, mendengarkan presentasi dengan rasa hormat dan perhatian serta mengajukan pertanyaan dan memberikan tanggapan.

c) Konfirmasi:

 Guru memberikan evaluasi dari hasil tugas kelompok yang telah dikerjakan siswa.


(47)

30

3) Kegiatan Penutup

 Guru dan siswa mengadakan refleksi dengan melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami oleh siswa.

 Siswa dan guru bersama-sama untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan pada setiap pertemuan.  Siswa diminta untuk membaca materi yang akan dibahas

pada pertemuan selanjutnya.

 Siswa diberikan postes(pada pertemuan kedua).

b. Kelas Kontrol (Pembelajaran dengan Metode Diskusi) 1) Kegiatan Pendahuluan

a) Guru memberikan soal pretesmengenai dunia tumbuhan sebelum pelajaran dimulai.

b) Siswa mengerjakan soal pretes yang diberikan oleh guru c) Siswa diberikan apersepsi oleh guru:

 Pertemuan I:

“Coba kalian lihat halaman di depan kelas kita, ada banyak tumbuhan coba sebutkan satu-satu yang kalian ketahui itu tanaman apa saja?

 Pertemuan II:

Guru menanyakan apakah siswa sering memakan buah mangga dan melinjo, siswa menjawab: Ya sering


(48)

31

dari buah mangga dan melinjo? Ciri-cirinya seperti apa? Apakah tumbuhan tersebut berguna untuk kehidupan kita? a) Siswa memperoleh motivasi dari guru:

 Pertemuan I:

“Hari ini kita belajar mengenai dunia tumbuhan di

Indonesia, dengan mempelajari materi ini kita mengetahui berbagai jenis dan ciri-ciri Tumbuhan di Indonesia.”  Pertemuan II:

“Dengan mengetahui berbagai jenis tumbuhan di negara

tercinta kita, kita dapat melestarikan tumbuhan yang mulai langka serta bagaimana memanfaatkannya secara bijak. Karena tumbuhan yang kita tanam sekarang adalah untuk

kita wariskan ke generasi kita selanjutnya.”

b) Guru menyampaikan gambaran pelaksanaan pembelajaran dan materi yang dipelajari, serta menyampaikan tujuan pembelajaran dan karakter yang harus dicapai.

2) Kegiatan Inti a) Eksplorasi

 Guru meminta siswa duduk di kelompoknya masing-masing, setiap kelompok terdiri dari 4 orang (pembagian kelompok yang dilakukan pada hari sebelumnya, yang terdiri dari 9 kelompok yang heterogen berdasarkan tingkat intelegensi dan jenis kelamin.


(49)

32

 Guru menyajikan materi pengantar mengenai dunia tumbuhan yaitu terdiri dari tumbuhan berspora yaitu tumbuhan lumut dan paku pada pertemuan pertama, dan tumbuhan berbiji yaitu tumbuhan Angiospermae dan Gymnospermae.

 Guru membagikan LKS ke setiap kelompok dan menjelaskan cara mengerjakan LKS tersebut.

b) Elaborasi

 Siswa bekerja sama dengan teman sekelompoknya untuk mengerjakan LKS dengan penuh rasa tanggung jawab.  Guru mengundi salah satu kelompok untuk

mempresentasikan hasil kerjanya. Kemudian kelompok lainnya, mendengarkan presentasi dengan rasa hormat dan perhatian serta mengajukan pertanyaan dan memberikan tanggapan.

c) Konfirmasi

 Guru memberikan evaluasi dari hasil tugas kelompok yang telah dikerjakan siswa.

3) Kegiatan Penutup

 Siswa dan guru mengadakan refleksi dengan melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami oleh siswa.


(50)

33

 Guru mengajak siswa bersama-sama untuk menyimpulkan kegiatan pembelajaran pada setiap pertemuan.

 Siswa diminta untuk membaca mateti yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

 Siswa mengerjakan postes(pada pertemuan kedua).

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis Data

Data penelitian ini berupa: a. Data kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari lembar angket motivasi dan data angket tanggapan siswa.

b. Data kuantitatif Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai

pretesdan postes. Hasil belajar siswa ditinjau berdasarkan

perbandingan gain yang dinormalisasi atau N-gain (g). Gain yang dinormalisasi (N-gain) dihitung dengan formula sebagai berikut:

Sf−Si

100−Six 100

Keterangan : g = Gain yang dinormalisasi, Sf = posttest, Si = pretest

(Modifikasi dari Hake, 1998:65) 2. Teknik Pengambilan Data

a. Pretes dan Postes

Data hasil belajar siswa diperoleh dari nilai pretesdan postes. Nilai pretesdiambil sebelum pembelajaran pada pertemuan pertama,


(51)

34

sedangkan nilai postesdiambil di akhir pembelajaran pada

pertemuan kedua, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Teknik penskoran nilai pretesdan postesyaitu:

S =

�×100 Keterangan :

S = Nilai yang diharapkan (dicari),

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar,

N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008:112).

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (  ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu: (1) aktivitas mengemukakan pendapat/ide, (2) aktivitas bekerja sama dengan teman, (3) aktivitas menjawab pertanyaan, dan (4) aktivitas melakukan kegiatan diskusi. Tabel 1. Lembar observasi aktivitas siswa.

No Nama Skor Aspek Aktivitas Belajar Siswa

A B C D

1 2 3 dst

Jumlah skor Skor maksimum Persentase Kriteria


(52)

35

Keterangan kriteria pemberian skor aktivitas siswa: A.Kemampuan mengemukakan pendapat/ide

1. Tidak mengemukakan pendapat/ide.

2. Mengemukakan pendapat/ide namun tidak sesuai dengan pembahasan.

3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan. B.Bekerja sama dengan teman

1. Tidak bekerja sama dengan teman (diam saja). 2. Bekerja sama tetapi hanya satu atau dua teman. 3. Bekerja sama baik dengan semua anggota kelompok. C.Menjawab pertanyaan

1. Tidak menjawab pertanyaan.

2.Menjawab pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi. 3.Menjawab pertanyaan yang relevan dengan materi. D.Melakukan kegiatan diskusi

1. Diam saja, tidak melakukan diskusi dalam kelompok.

2. Melakukan diskusi, tapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan permasalahan.

3. Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan permasalahan.

c. Angket motivasi

Angket motivasi belajar diberikan kepada siswa untuk mendapatkan data motivasi belajar siswa. Jenis angket motivasi yang diberikan pada siswa adalah angket motivasi tertutup. Angket motivasi ini


(53)

36

menyediakan 2 pilihan jawaban yang dipilih. Angket terdiri dari 14 item pertanyaan dengan 2 alternatif jawaban sebagai berikut: 1) Setuju (S)

2) Tidak Setuju (TS)

Pengambilan data motivasi belajar siswa dilakukan dengan memberi

tanda ceklist (√) pada salah satu alternatif jawaban yang terdapat

dalam angket motivasi (Sari, 2010: 36-37). d. Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa berisi pendapat siswa mengenai

penggunaan media kartu kuartet dalam pembelajaran. Angket ini berupa 10 pernyataan, terdiri dari tujuh pernyataan positif dan tiga pernyataan negatif. Angket tanggapan ini memodifikasi model skala

likert dengan dua pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju.

F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Angket Motivasi Belajar

Angket motivasi belajar kepada siswa untuk mendapatkan data motivasi belajar siswa. Angket ini terdiri dari 14 item dengan 2 alternatif jawaban. Tabel 2. Angket motivasi belajar

No Pernyataan Pilihan

S TS

1 Rasa ingin tahu saya sering kali tergerak oleh pertanyaan yang dikemukakan dan masalah yang diberikan guru pada materi pembelajaran ini

2 Para siswa berperan aktif dalam pembelajaran


(54)

37

Dalam setiap alternatif jawaban mempunyai skala sebagai berikut. a. Setuju (S) mendapat skor 1

b. Tidak Setuju (TS) mendapat skor 0

Penjumlahan skor dari seluruh jawaban disebut skor mentah. Sementara itu, rumus digunakan untuk menentukan skor motivasi adalah:

N = � � � ℎ

� �� � x 100% 3 Hal-hal yang saya pelajari dalam

pembelajaran ini akan bermanfaat bagi saya

4 Guru mengetahui bagaimana membuat kami

menjadi antusias terhadap materi pembelajaran

5 Saya harus bekerja sangat keras agar berhasil dalam pembelajaran ini 6 Saya merasa puas dengan apa yang saya

peroleh dari pembelajaran ini

7 Saya merasa memperoleh cukup

penghargaan terhadap hasil kerja saya dalam pembelajaran ini, baik dalam bentuk nilai, komentar atau masukan lain

8 Isi pembelajaran ini sesuai dengan minat saya

9 Saya sangat senang pada pembelajaran ini sehingga saya ingin mengetahui lebih lanjut pokok bahasan ini

10 Gambar menunjukkan manfaat materi pembelajaran ini bagi saya

11 Materi pembelajarn ini sangat menarik perhatian

12 Saya yakin bahwa saya mengetahui apa yang harus saya pelajari dari pembelajaran 13 Pada awal pembelajaran ada sesuatu yang

menarik bagi saya

14 Pertama kali saya melihat pembelajaran ini saya percaya bahwa pembelajaran ini mudah bagi saya


(55)

38

2. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk pengolahan data yaitu: a. Penghitungan Rata-rata skor aktivitas

Rata-rata skor aktivitas dihitung dengan menggunakan rumus:

X = ∑Xi

n

Keterangan: X = Rata-rata skor aktivitas siswa; ∑xi = Jumlah skor yang diperoleh;

n = Jumlah skor maksimun;

(dimodifikasi dari Sudjana, 2002:67).

b. Penggunaan kriteria aktivitas siswa

Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka aktivitas belajar siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria berikut :

Tabel 3. Kriteria aktivitas siswa

Persentase Kriteria

87,50-100 75,00-87,49 50,00-74,99

0-49,99

Sangat baik Baik Cukup Kurang (dimodifikasi dari Hidayati, dkk, 2011:17)


(56)

39

3. Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Media Kartu Kuartet Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 10 pernyataan yang terdiri dari tujuh pernyataan positif dan tiga pernyataan negatif.

Tabel 4. Angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu kuartet

No Pernyataan S TS

1 Saya senang mempelajari materi Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi

kelangsungan hidup di bumi menggunakan media kartu kuartet dengan metode diskusi 2 Saya lebih mudah memahami materi yang

dipelajari menggunakan media kartu kuartet dengan metode diskusi.

3 Saya lebih bersemangat belajar materi Dunia Tumbuhan ini menggunakan media kartu kuartet dengan metode diskusi.

4 Saya lebih mudah mengerjakan soal-soal setelah belajar menggunakan media kartu kuartet dengan metode diskusi.

5 Saya merasa bosan dalam proses belajar menggunakan media kartu kuartet dengan metode diskusi.

6 Saya belajar lebih mandiri menggunakan media

kartu kuartet dengan metode diskusi. 7 Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman

dalam proses pembelajaran yang berlangsung. 8 Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di

LKSmenggunakan media kartu kuartet dengan metode diskusi.

9 Saya dapat mengarahkan sendiri cara belajar saya menggunakan media kartu kuartet dengan metode diskusi.

10 Saya memperoleh wawasan/pengetahuan baru tentang materi pokok yang dipelajari

menggunakan media kartu kuartet dengan metode diskusi.


(57)

40

Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:

a. Penghitungan skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada Tabel 5

Tabel 5. Pemberian skor angket motivasi Sifat Pernyataan Skor

S TS

Positif 1 0

Negatif 0 1

Keterangan: S = setuju; TS = tidak setuju.

b. Penghitungan persentase jawaban siswa dengan rumus: %X in = ∑�� �100%

Keterangan: %X in = Persentase jawaban siswa, S= Jumlah skor jawaban, S maks= Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana, 2005:69).

c. Penggunaan kriteria angket tanggapan siswa

Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka angket tanggapan siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria berikut :

Tabel 6. Kriteria persentase angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu kuartet

Persentase (%) Kriteria 100

76 – 99 51 – 75

50 26 – 49

1 – 25 0 Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya Sebagian kecil Tidak ada Sumber: Hendro dalam Hastriani (2006:43).


(58)

41

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS versi 17.

a) Hipotesis

H0 : Sampel berdistribusi normal

H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

b) Kriteria Pengujian

Terima H0 jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak H0 untuk

harga yang lainnya (Pratisto, 2004:5). 2) Uji Homogenitas Data

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji Bartlett.

Hipotesis

H0 : Kedua sampel mempunyai varians sama

H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda

a) Kriteria Uji

-Jika χ 2hitung < χ 2tabel sehingga H0 diterima

-Jika χ 2hitung > χ 2tabel sehingga H0 ditolak (Sudjana, 2005:261).

Apabila masing-masing data tidak berdistribusi normal, maka

dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney U dengan menggunakan program SPSS versi 17.

a) Hipotesis

H0 : rata-rata nilai kedua sampel tidak berbeda secara signifikan


(59)

42

b) Kriteria Uji

- Jika probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima

- Jika probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak

3) Pengujian Hipotesis

Hipotesis diuji dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata (uji t) dengan menggunakan program SPSS versi 17.

a. Uji hipotesis dengan uji t

1) Uji Kesamaan Dua Rata-rata (t1) a) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak berbeda secara signifikan.

H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel berbeda secara signifikan.

b) Kriteria Uji:

- Jika –ttabel < thitung < ttabel, maka Ho diterima - Jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004:13).

2) Uji Perbedaan Dua Rata-rata (t2) a) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol.


(60)

43

H1 = Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen tidak sama dari kelas kontrol.

b) Kriteria Uji :

 Jika –ttabel < thitung < ttabel, maka Ho diterima

 Jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak


(61)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Kartu kuartet sebagai media belajar berpengaruh terhadap

motivasisiswa pada materi pokok Dunia Tumbuhan.

2. Kartu kuartet sebagai media belajar tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Dunia Tumbuhan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, penulis menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Penelitian hanya dilakukan sebanyak dua pertemuan sehingga dimungkinkan siswa belum terbiasa dengan media kartu kuartet melalui metode diskusi yang diterapkan, diharapkan untuk penelitian selanjutnya rancangan penelitian lebih dari dua kali pertemuan, sehingga siswa mempunyai pengalaman belajar dengan media kartu kuartet melalui metode diskusi

2. Untuk peneliti yang akan datang agar dapat meningkatkan kualitas dan kelengkapan media kartu kuartet,serta kartu didesain lebih menarik


(62)

58

agar siswa lebih termotivasi untuk belajar, sehingga hasil belajar siswa tersebut dapat meningkat secara signifikan.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, Joni. 2011. Penggunaan Media Animasi Untuk Meningkatkan Minat Motivasi Dan Hasil Belajar Fisika. [Skripsi]. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Arikunto, Suharsimi.1990. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rhineka Cipta. Jakarta.

Arsyad,Azhar. 2005. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Asril. Z. 2012. Microteaching. Rajawali Pers. Jakarta.

Budiyono, Eko. 2014. Efektifitas Media Kartu Bergambar Melalui Model Kooperatif Tipe STAD Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa.[Skripsi]. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Dalyono,M. 2009. Psikologi Pendidikan. PT Rhineka Cipta. Jakarta.

Davies. I. K. 1991. Pengelolaan Belajar. Rajawali Pers. Jakarta

Depdiknas. 2003. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Dimyati dan Mahmud. 1990. Psikologi Pendidikan. Penerbit BPFE. Yogyakarta Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (1996). Strategi Belajar Mengajar. PT

RhinekaCipta. Jakarta

---. 2006. Edisi Revisi: Strategi Belajar Mengajar. PT Rhineka Cipta. Jakarta.

Hadjar, I. 1999. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. Raja Grasindo. Jakarta.

Hake, R.R. 1998. Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A SixThousand-Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory PhysicsCourse. Am. J. Phys., Vol. 66, No. 1


(64)

60

minipaper/papers/Hake.pdf. Diaksespada Kamis 05 Desember 2013 pukul 19.30 WIB.

Hamalik, O. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. PT Bumi Aksara. Jakarta. Hastriani, A. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP (Skripsi).

Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Hidayati, A.N. 2011. Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru.

(Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011) Kerjasama FKIP Unila-HEPI. Bandar Lampung

Ibrahim. 1982. Peranan Media dalam Proses Belajar Mengajar. Rajawali. Jakarta.

Jacobsen. 2009. Methods for Teaching. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Kamil, Rahmat Insani. 2013. Penggunaan Media Permainan Kartu Kuartet

Dalam Upaya Peningkatan Pemahaman Materi Wayang Kulit Purwa.

(Skripsi). Universitas Sebelas Maret.

Surakarta.http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo Di akses 01Juli 2014; pukul 21.05 WIB.

Nasution, S. 1989. Didatik Asas-asas Mengajar. Jermnas. Bandung.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Purwadarminta W.J.S. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Balai Pustaka. Jakarta.

Purwanto, M.N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Quatra, E. 2011. Diakses pada 03 Desember 2013. Kartu Kuartet. http://mainan-jadul.blogspot.com/2011/09/kartu-kuartet.html

Riadi, M. 2013. Diskusi. http://tonosemar.wordpress.com/2013/05/07/diskusi.html Diakses pada 25 Mei 2014.

Rohani, A. 2010. Pengelolaan pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta

Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., Rahardjito, Natakusumah, S. 1986.

Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. CV Rajawali dan Pustekkom. Jakarta.


(65)

61

Sardiman, A.M.2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

--- .2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sari, A. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Aktivitas, Motivasi Belajar dan Penguasaan Konsep Siswa. [Skripsi]. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sedarmayanti. 2000. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja.Mandar Maju. Bandung.

Subhani,Armin.2011.Kartu Kuartet dan Pembelajaran.

http://stkipselong.blogspot.com/2011/01/kartu-kuartet-dan-pembelajaran.htmlDiakses pada 03 Desember 2013; pukul 20.00 WIB. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Sugihartono. 2007. Psikologi Pendidikan. UNY Press. Yogyakarta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R &D. Alfabeta. Bandung. Sukamelang. 2010. Kenangan Tanpa Batas.

http://sukamelang07.blogspot.com/2010/02/proposal-skripsi.htmlDiakses pada 03 Desember 2013 pukul 19.50 WIB.

Tim Pengembang MKDP.2011.Kurikulum dan Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta.

Tirtonegoro, Suratinah. 2001. Penelitian hasil belajar mengajar. Usaha Nasional. Surabaya.


(1)

43

H1 = Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen tidak sama dari kelas kontrol.

b) Kriteria Uji :

 Jika –ttabel < thitung < ttabel, maka Ho diterima

 Jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:36).


(2)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Kartu kuartet sebagai media belajar berpengaruh terhadap

motivasisiswa pada materi pokok Dunia Tumbuhan.

2. Kartu kuartet sebagai media belajar tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Dunia Tumbuhan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, penulis menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Penelitian hanya dilakukan sebanyak dua pertemuan sehingga dimungkinkan siswa belum terbiasa dengan media kartu kuartet melalui metode diskusi yang diterapkan, diharapkan untuk penelitian selanjutnya rancangan penelitian lebih dari dua kali pertemuan, sehingga siswa mempunyai pengalaman belajar dengan media kartu kuartet melalui metode diskusi

2. Untuk peneliti yang akan datang agar dapat meningkatkan kualitas dan kelengkapan media kartu kuartet,serta kartu didesain lebih menarik


(3)

58

agar siswa lebih termotivasi untuk belajar, sehingga hasil belajar siswa tersebut dapat meningkat secara signifikan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, Joni. 2011. Penggunaan Media Animasi Untuk Meningkatkan Minat Motivasi Dan Hasil Belajar Fisika. [Skripsi]. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Arikunto, Suharsimi.1990. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rhineka Cipta. Jakarta.

Arsyad,Azhar. 2005. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Asril. Z. 2012. Microteaching. Rajawali Pers. Jakarta.

Budiyono, Eko. 2014. Efektifitas Media Kartu Bergambar Melalui Model Kooperatif Tipe STAD Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa.[Skripsi]. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Dalyono,M. 2009. Psikologi Pendidikan. PT Rhineka Cipta. Jakarta.

Davies. I. K. 1991. Pengelolaan Belajar. Rajawali Pers. Jakarta

Depdiknas. 2003. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Dimyati dan Mahmud. 1990. Psikologi Pendidikan. Penerbit BPFE. Yogyakarta Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (1996). Strategi Belajar Mengajar. PT

RhinekaCipta. Jakarta

---. 2006. Edisi Revisi: Strategi Belajar Mengajar. PT Rhineka Cipta. Jakarta.

Hadjar, I. 1999. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. Raja Grasindo. Jakarta.

Hake, R.R. 1998. Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A SixThousand-Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory PhysicsCourse. Am. J. Phys., Vol. 66, No. 1


(5)

60

minipaper/papers/Hake.pdf. Diaksespada Kamis 05 Desember 2013 pukul 19.30 WIB.

Hamalik, O. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. PT Bumi Aksara. Jakarta. Hastriani, A. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Hidayati, A.N. 2011. Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru.

(Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011) Kerjasama FKIP Unila-HEPI. Bandar Lampung

Ibrahim. 1982. Peranan Media dalam Proses Belajar Mengajar. Rajawali. Jakarta.

Jacobsen. 2009. Methods for Teaching. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Kamil, Rahmat Insani. 2013. Penggunaan Media Permainan Kartu Kuartet

Dalam Upaya Peningkatan Pemahaman Materi Wayang Kulit Purwa. (Skripsi). Universitas Sebelas Maret.

Surakarta.http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo Di akses 01Juli 2014; pukul 21.05 WIB.

Nasution, S. 1989. Didatik Asas-asas Mengajar. Jermnas. Bandung.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Purwadarminta W.J.S. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Balai Pustaka. Jakarta.

Purwanto, M.N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Quatra, E. 2011. Diakses pada 03 Desember 2013. Kartu Kuartet. http://mainan-jadul.blogspot.com/2011/09/kartu-kuartet.html

Riadi, M. 2013. Diskusi. http://tonosemar.wordpress.com/2013/05/07/diskusi.html Diakses pada 25 Mei 2014.

Rohani, A. 2010. Pengelolaan pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta

Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., Rahardjito, Natakusumah, S. 1986. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. CV Rajawali dan Pustekkom. Jakarta.


(6)

Sardiman, A.M.2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

--- .2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sari, A. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Aktivitas, Motivasi Belajar dan Penguasaan Konsep Siswa. [Skripsi]. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sedarmayanti. 2000. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja.Mandar Maju. Bandung.

Subhani,Armin.2011.Kartu Kuartet dan Pembelajaran.

http://stkipselong.blogspot.com/2011/01/kartu-kuartet-dan-pembelajaran.html Diakses pada 03 Desember 2013; pukul 20.00 WIB. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Sugihartono. 2007. Psikologi Pendidikan. UNY Press. Yogyakarta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R &D. Alfabeta. Bandung. Sukamelang. 2010. Kenangan Tanpa Batas.

http://sukamelang07.blogspot.com/2010/02/proposal-skripsi.htmlDiakses pada 03 Desember 2013 pukul 19.50 WIB.

Tim Pengembang MKDP.2011.Kurikulum dan Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta.

Tirtonegoro, Suratinah. 2001. Penelitian hasil belajar mengajar. Usaha Nasional. Surabaya.


Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB DAN POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

5 39 50

Pengaruh Penggunaan Media Kartu Kuartet terhadap Aktivitas dan Penguasaan Materi pada Materi Pokok Dunia Tumbuhan Kelas X Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014

8 68 74

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE GAMBAR TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI PADA POKOK BAHASAN Pengaruh Penggunaan Media Puzzle Gambar Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Ipa-Biologi Pada Pokok Bahasan Struktur Dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Siswa Ke

0 2 16

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP DAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) POKOK MATERI DUNIA Perbedaan Hasil Belajar Biologi Menggunakan Media Peta Konsep Dan Teka-Teki Silang (TTS) Pokok Materi Dunia Tumbuhan (Kingdom Plantae) Pada Siswa

0 1 16

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP DAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) POKOK MATERI DUNIA Perbedaan Hasil Belajar Biologi Menggunakan Media Peta Konsep Dan Teka-Teki Silang (TTS) Pokok Materi Dunia Tumbuhan (Kingdom Plantae) Pada Siswa

0 2 14

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA MELALUI MEDIA PERMAINAN KARTU DOMINO DAN KUARTET PADA MATERI FILUM CHORDATA.

1 9 37

PERBANDINGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR KARTU KUARTET DAN ULAR TANGGA TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA SMP PADA MATERI EKOSISTEM DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN.

1 1 41

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK MATERI GERAK TUMBUHAN MENGGUNAKAN STRATEGI Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Biologi Pokok Materi Gerak Tumbuhan Menggunakan Strategi Inquiring Minds Want To Know Dengan Media Gambar Pada Siswa

0 0 16

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK MATERI GERAK TUMBUHAN MENGGUNAKAN STRATEGI Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Biologi Pokok Materi Gerak Tumbuhan Menggunakan Strategi Inquiring Minds Want To Know Dengan Media Gambar Pada Siswa

0 0 14

Pengaruh Penggunaan Media Kartu Kuartet (1)

0 1 58