Functional Block Diagram Failure Modes and Effects Analysis FMEA

C O U N T P e rc e n t KOMPONEN Count 4.5 Cum 43.8 75.3 95.5 100.0 195 140 90 20 Percent 43.8 31.5 20.2 Other Motor Armoflo Acid Feed 500 400 300 200 100 100 80 60 40 20 PARETO CHART OF Mother Liquor Pump Gambar 4.5 Diagram Pareto pada Mother Liquor Pump Berdasarkan pada tabel 4.6 dan gambar 4.5 diagram pareto diatas maka dipilih 2 unit yang memiliki persentase downtime kumulatif dibawah 80 , yaitu : 1. Acid Feed sebesar 43,8 2. Armoflo sebesar 75,3

4.3. Functional Block Diagram

Gambar 4.7 menunjukkan proses produksi dan sistem kerja pada mesin Saturator R - 301 Gambar 4.7 Functional Block Diagram Mesin Saturator R-301 NH3 Gas H 2 SO 4 Reaction Unit Sparger Mother Liquor Pump Feeder Vibrating Water Colling Rotary Dryer Centrifuge Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Berdasarkan gambar 4.7 Functional Block Diagram, mesin Saturator Unit R- 301 terdiri dari Centrifuge, Gear Unit, Rotary Driyer, Mother Liquor Pump, Cooling Water, Cooling Oil, Liquor, Feeder Vibrating, Fan Induced air, Sparger, Collecting Hopper, Fan Exhaust.

4.4 Failure Modes and Effects Analysis FMEA

Failure Modes and Effect Analysis digunakan untuk mengidentifikasi functions , functional failures, failure modes dan failure effect. Yang selanjutnya dihitung nilai RPN atau Risk Priority Number berdasarkan pada perkalian severity, occurrence dan detection. Penyusunan tabel FMEA dilakukan berdasarkan data fungsi komponen, laporan perawatan dan hasil wawancara dengan operator dan mekanik. rumus RPN = S x O x D Contoh : Bearing S = 5 O = 8 D = 5 RPN = S x O x D = 5 x 8 x 5 = 200 Untuk perhitungan yang selanjutnya dapat dilihat pada lampiran D. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.8 Failure Modes and Effects Analysis RCM INFORMATION WORKSHEET Function Functional Failure Failure Modes cause of failure Failure effect what happen if it failure S O D RPN Ranking Usulan Perbaikan 1 Untuk mengeluarkan pupuk berupa butiran A Tidak mampu mengeluarkan butiran pupuk 1 Bearing tidak mampu berputar untuk mengeluakan pupuk. Bearing aus . Downtime untuk mengembalikan ke kondisi normal 35 menit 5 8 5 200 4 Ceck bearing sebelum digunakan agar tidak aus 2 Lubang screen tersumbat Tekanan akan berkurang pada screen sehingga butiran pupuk tidak keluar. Downtime untuk mengembalikan ke kondisi normal 35 menit 5 7 6 210 3 Tindakan perbaikan pada Screen dengan memperhatikan kondisinya 2 Sebagai alat penggerak pada saturator A Tidak mampu berputar 1 Bush Berhenti Bush aus dan tidak berfungsi sehingga proses produksi berhenti. Downtime untuk mengembalikan ke kondisi normal 30 menit 5 8 6 240 1 Tindakan pengecekan sebelum bush aus 2 Shaft tidak lurus shaft tidak lurus,mengakibatkan sumbu tidak bisa menjadi satu.. Downtime untuk mengembalikan ke kondisi normal 25 menit 5 8 6 240 2 Tindakan perbaikan pada saat shaft tidak lurus Sumber Informasi: Data lampiran D Keterangan : S : Severity O : Occurrence D : Detection Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. RCM INFORMATION WORKSHEET Function Functional Failure Failure Modes cause of failure Failure effect what happen if it failure S O D RPN Ranking Usulan Perbaikan 3 Sebagai alat pengering pupuk A Tidak mampu mengeringkan pupuk 1 Dry Belt Berhenti Dry Belt tidak berjalan dan tidak berfungsi sebagai penggerak Rotary Dryer Downtime untuk mengembalikan ke kondisi normal 25 menit 4 7 5 140 8 Tindakan pembersihan dan inspeksi pada Dry belt 2 Dry Bush Berhenti Dry Bush aus,sehingga berhenti.Downtime untuk mengembalikan ke kondisi normal 25 menit 4 7 6 168 6 Tindakan pembersihan dan inspeksi pada Dry bush 4 Sebagai pompa air A Tidak mampu mengeluarkan air 1 Acid Feed tersumbat Acid Feed tersumbat sehingga air yang keluar sedikit. Downtime untuk mengembalikan ke kondisi normal 20 menit 4 8 5 160 7 Tindakan pembersihan pada acid feed 2 Armoflo mati Armoflo mati. Sehingga Mother liquor pump tidak berfungsi Downtime untuk mengembalikan ke kondisi normal 25 menit 4 8 6 192 5 Tindakan penggantian pada armoflo dengan memperhatikan kondisinya Sumber Informasi: Data lampiran D Keterangan : S : Severity O : Occurrence D : Detection Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Beradasarkan tabel 4.8 Failure Modes and Effects Analysis FMEA maka dapat diketahui kegagalan fungsi yang terjadi pada mesin Saturator R-301 yang kemudian diidentifikasi penyebab terjadinya kegagalan dan selanjutnya dapat diketahui pula efek atau dampak yang ditimbulkan dari kegagalan fungsi tersebut. Risk Priority Number RPN digunakan untuk menentukan prioritas utama komponen yang perlu dilakukan tindakan perawatan pencegahan. Hal ini disebabkan karena komponen yang memiliki nilai RPN tertinggi akan sangat mempengaruhi kelancaran proses produksi. Berdasarkan penilaian RPN yang diberikan terhadap masing-masing bentuk kegagalan dari komponen mesin Saturator R-301 yang memiliki prioritas resiko tertinggi adalah kegagalan Gear Unit sebesar 240 yang disebabkan karena kegagalan fungsi dari komponen yakni Bush berhenti. Sehingga bagian maintenance dapat melakukan pengawasan yang ketat, usaha perawatan yang intensif dan pengadaan adanya cadangan spare part untuk komponen tersebut. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.5 Penentuan Distribusi weibull Waktu Kerusakan dan Distribusi weibull Waktu Antar Perbaikan