Perhitungan Tegangan Tarik Perhitungan regangan

47

4.2 Pembahasan

Dari data-data yang telah dikumpulkan maka akan dibahas hasil dari perhitungan dan pengolahan data-data tersebut. Keterangan : Periode 0 = periode benda uji sebelum dikondisikan dalam amonia Periode 1 = periode benda uji bulan pertama setelah dikondisikan Periode 2 = periode benda uji bulan kedua setelah dikondisikan Periode 3 = periode benda uji bulan ketiga setelah dikondisikan

4.2.1 Perhitungan Tegangan Tarik

Tegangan tarik maksimum berdasarkan hasil pengujian langsung pada setiap benda kerja adalah seperti berikut : Ao F maks uts   Sebagai contoh adalah spesimen 311; Maka ; 2 2 2 5870 , 409 6855 , 41 54 , 12 57 , 523 mm N mm kg mm kg uts uts uts       Dari contoh perhitungan tersebut, didapatlkan nilai tegangan rata-rata seperti tersaji pada tabel 4.11 48 Tabel 4.11 Tegangan rata-rata uji tarik PERIODE NOMOR F maks kgmm 2 A mm 2  UTS Nmm 2  rata rata Nmm 2 Periode 0 301 405,6 12,48 318,825 355,8512 302 491,8 12,54 384,7482 303 462,3 12,46 363,9804 Periode 1 311 523,57 12,54 409,5870 392,655 312 487,1 12,58 379,8432 313 492,7 12,44 388,5348 Periode 2 321 524,2 12,3 418,0727 388,9174 322 415,6 12,54 325,1230 323 536,25 12,42 423,5565 Periode 3 331 460,6 12,3 367,3550 355,7498 332 390,33 12,5 306,3271 333 502,3 12,52 393,5674 Gambar 4.3 Grafik tegangan tarik rata-rata 355.8512 392.655 388.9174 355.7498 50 100 150 200 250 300 350 400 450 Periode 0 Periode 1 Periode 2 Periode 3 Tegan g an N m m 2 Periode bulan 49 Grafik 4.3 menunjukan besaran nilai rata-rata gaya tarik maksimum pada tiap periode yaitu periode 0 nilainya 355,8512, periode 1 nilainya 392,655, periode 2 nilainya 388,9174, dan pada periode 3 nilainya 355,7498.

4.2.2 Perhitungan regangan

Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa suatu material yang mengalami tegangan pada saat yang sama juga mengalami perubahan panjangvolume. Perubahan panjangvolume ini sering dinyatakan dalam regangan yang didefinisikan sbb: Berdasarkan pada data seperti tersaji pada tabel 4.4, tabel 4.5, tabel 4.6, dan tabel 4.10 maka didapatkan hasil perhitungan persentase regangan seperti berikut : Sebagai contoh adalah data dari spesimen 311 dengan ; l = 2,9 l = 201,48 maka : 43 , 1 100 48 , 201 9 , 2      100    l l  50 Tabel 4.12 Perhitungan regangan benda uji PERIODE NO L mm L mm   rata-rata Periode 0 301 0,7 201,34 0,34 0,973 302 2,9 200,96 1,44 303 2,3 200,72 1,14 Periode 1 311 2,9 201,48 1,43 1,186 312 2,05 201,64 1,02 313 2,25 201,66 1,11 Periode 2 321 2,55 200,2 1,27 0,97 322 0,4 200,9 0,29 323 2,7 200,34 1,35 Periode 3 331 1,8 200,02 0,9 1,143 332 2,5 200,84 1,24 333 2,6 200,62 1,29 Gambar 4.4 Grafik perbandingan regangan 0.97 1.19 0.97 1.14 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 Periode 0 Periode 1 Periode 2 Periode 3 R e g an g an Periode bulan 51 ฀  mpy  87,6 W DAT Besarnya nilai regangan seperti pada tabel 4.11 dan gambar 4.6 dipengaruhi oleh pertambahan panjang yang didapatkan dari hasil uji tarik. Sebagai contohnya adalah benda uji 311 dengan nilai pertambahan panjang sebesar 2,9 mm, Hal tersebut sangatlah sebanding dengan besarnya kekuatan tarik yang didapatkan yaitu sebesar 523,57 kgmm 2 . Dari data-data tersebut semakin memperkuat analisa dari penulis bahwa pada penelitian ini kekuatan las yang didapatkan tidak terpengaruh pada proses korosi, tetapi pada proses pengelasan benda uji terutama penetrasi pengelasannya seperti pada contoh gambar 4.7.

4.2.3 Perhitungan Laju Korosi