Tempat dan Waktu Penelitian Peralatan Penelitian

28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Mekanika Fluida dan Laboratorium Ilmu Logam Fakultas Sains dan Teknologi, dan juga di Laboratorium Kimia Pusat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Pengambilan data dilakukan selama tiga periode dalam waktu 3 bulan.

3.2. Perancangan Benda Uji dan Alat pendingin Absorsi

Diagram penelitian Gambar 3.1 Diagram penelitian Pembuatan specimen dan alat pendingin absorbsi Unjuk kerja alat pendingin absorbsi pada tekanan 10 bar dengan refrijeran amoniak. Uji coba alat pendingin absorbsi dan melakukan perbaikan alat jika diperlukan Persiapan spesimen sesuai Standar ASTM A 370 Pengkondisian benda uji dalam 3 periode Pengolahan data dan pengujian spesimen uji dalam tiap periode Hasil Uji Kekuatan Las Stainless Stell dalam Lingkungan Amoniak 29

3.2.1 Benda uji spesimen

Benda uji adalah berupa plat yang mempunyai ketebalan 1 mm dengan asumsi bahwa pada ketebalan tersebut merupakan tebal minimum dari pipa sebagai bahan alat pendingin absorbsi yang umum dan relatif banyak di pasaran. Benda uji yang telah dipersiapkan melalui 3 proses, yaitu:  Cutting dies  Las TIGGTAW  Milling  Stampingmarking Gambar 3.2 Spesimen uji Setelah benda uji dipersiapkan seperti gambar 3.1, untuk dicelupkan ke dalam alat pendingin absorbsi perlu dipersiapkan kembali agar dapat dimasukkan ke dalam alat pendingin tersebut. Untuk satu periodenya, benda uji yang dimasukkan 30 berjumlah 4 dalam tiap alat pendingin tersebut, seperti terlihat dalam gambar 3.3 berikut: Gambar 3.3 Rangkaian spesimen

3.2.2. Alat Pendingin Absorbsi

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk megetahui kelayakan dari material stainless steel sebagai komponen utama dari alat pendingin absorbsi. Unjuk kerja pendingin ini diharapkan mampu menahan tekanan kerja yang fluktuatif sampai dengan 250 psi. Perlu kita ketahui bahwa alat pendingin absorbsi yang dibuat mempunyai 3 komponen utama yaitu:  Generator  Kondensor berpendingin air  Evaporator 31 Berikut adalah skema dari alat pendingin absorbsi: Gambar 3.4 Skema alat pendingin absorbsi Keterangan: 1. Evaporator 2. Kran 3. Pipa penghubung antara generator dan evaporator 4. Manometer 5. Corong untuk memasukan amonia ke dalam generator. Bagian ini dapat diganti dengan niple pada saat akan divakum. 6. Kran untuk memasukan amonia 7. Kran penghubung 1 2 4 7 3 5 6 8 32 8. Generator

3.3 Peralatan Penelitian

Adapun peralatan pendukung yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Kompor listrik Pada penelitian ini, kompor listrik digunakan sebagai pemanas pada generator guna menguapkan amonia hingga mencapai tekanan yang diinginkan. Gambar 3.5 Kompor listrik 2. Thermologger Dalam penelitian ini, thermologger berfungsi sebagai pengukur suhu dan thermocouple adalah sebagai konektor ke media yang akan diukur perubahan suhunya. Adapun pengukuran suhu pada penelitian ini ada beberapa titik, yaitu: 1. evaporator, 2. generator, 3. air yang didinginkan. 33 Gambar 3.6 Thermologger 3. Pompa vakum Pompa vakum berfungsi untuk membuat vakum generator sebelum diisi dengan amonia. Gambar 3.7 Pompa vakum 4. Niple Niple digunakan sebagai konektor antar pompa dan bagian generator pada saaat akan divakum 5. Bejanagentong Berfungsi untuk menyimpan bagian evaporator setelah diisi amonia yang akan didiamkan selama waktu 3 bulan. 34 Gambar 3.8 Bejanagentong 6. Timbangan analitik Alat ini berfungsi untuk menimbang berat dari benda uji yang dilakukan sebelum dan sesudah dikondiskan dalam media amonia. Timbangan ini mempunyai ketelitian sampai dengan 4 digit dibelakang koma. Gambar 3.9 Timbangan analitik 7. Larutan etsa Larutan etsa berguna untuk membuka pori-pori dari beda uji sebelum dilakukan pemotretan mikro. Jenis dari larutan etsa itu sendiri berbeda-beda untuk tiap material. Untuk jenis larutan etsa yang digunakan pada tipe 35 austenitik stainless steel secara umum adalah larutan asam klorida pekat dan tembaga sulfat dengan jumlah terlarut adalah sebagai berikut: HCl sebanyak 50 ml CuSO 4 sebanyak 2,5 gr H 2 O sebanyak 25 ml Gambar 3.10 Larutan etsa 8. Resin Resin digunakan untuk menyusun benda uji supaya mudah dalam pemolesan sebelum dilakukan foto mikro. Resin yang digunakan adalah resin polimer yang banyak tersedia dipasaran. Gambar 3.11 Resin 36 9. Mikroskop Mikroskop digunakan untuk melihat penampang dari benda uji yang telah dicelupkan kedalam larutan etsa dan sesudah itu baru akan difoto. Perbesaraan yang digunakan adalah 50x perbesaran. Gambar 3.12 Mikroskop 10. Mesin uji tarik Mesin uji tarik digunakan untuk menguji benda yang telah dikondisikan tersebut. Mesin yang digunakan adalah milik laboratorium Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma yang mempunyai kapasitas 1 ton. Gambar 3.13 Mesin uji tarik 37

3.4. Variabel yang diukur