B. Sanksi Hukum Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penyalahgunaan Izin Keimigrasian
Sanksi hukum terhadap pelaku tindak pidana penyalahgunaan izin keimigrasian dapat dilakukan dengan cara :
1. Pro justitia
Apabila kasus terhadap tindak pidana penyalahgunaan izin keimigrasian yang ditangani oleh pihak keimigrasian ingin ditempuh dengan cara pro
justitia, maka hal harus dilakukan oleh petugas keimigrasian adalah : a.
Membuat berkas basil penyelidikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Menyampaikan hasil pemberkasan kepada Penuntut umum melalui
polisi c.
Mengikuti perkembangan persidangan d.
Bila telah selesai melaksanakan keputusan Pengadilan. koordinasi dengan Lembaga Pemasyarakatan untuk proses pemulangan.
Jalan ini jarang sekali ditempuh oleh pihak Imigrasi dalam kasus penyalahgunaan izin keimigrasian. Hal ini dikarenakan apabila kasus
tersebut diajukan ke pengadilan akan menggunakan upaya hukum mulai dari banding, kasasi dan jika perlu grasi yang akan digunakan
oleh warga negara asing, yang terlibat tindak pidana penyalahgunaan izin keimigrasian, akan sangat merugikan negara, karena dalam hal ini
Universitas Sumatera Utara
negara akan mengeluarkan biaya besar untuk menjalani proses pro justitia tersebut. Ditambah lagi orang asing tersebut tidak memiliki
uang untuk membayar ongkos, biaya perkara. Maka akan lebih efektif apabila dilakukan dengan cara non pro justitia.
63
2. Non pro justitia
Menurut pertimbangan politis, ekonomis, serta sosial dan budaya serta keamanan, maka akan lebih efektif apabila dilakukan tindakan
keimigrasian. Tindakan Keimigrasian adalah tindakan administratif dibidang keimigrasian yang dilakukan oleh pejabat imigrasi berupa:
1 Pembatasan perubahan atau pembatalan izin keberdaan
2 Larangan uutuk berada disuatu atau beberapa, tempat tertentu di
wilayah Indonesia; 3
Keharusan uutuk bertempat tinggal suatu tempat tertentu di wilayah Indonesia,
4 Pengusiran atau deportasi dari wilayah Indonesia atau penolakan
masuk ke wilayah Indonesia. Tindakan keimigasian dilakukan sebagai sanksi administratif terhadap
orang asing yang melanggar peraturan keimigrasian dan ketentuan- ketentuan lainnya mengenai orang asing sesuai dengan dimaksud
dalam Pasal 19 keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: M.02-PW.09.02 tanggal 14 Maret tahun 1995 tentang Tata
63
Wawancara dengan Lilik Bambang L, selaku Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan, tanggal 11 Juli 2012 pukul 14.05 WIB.
Universitas Sumatera Utara
Cara Pengawasan, Pengajuan Keberatan Orang Asing dan Tindakan Keimigrasian.
Tindakan Keimigrasian dapat dilakukan terhadap orang asing pemegang izin Keimigrasian atau tanpa izin keimigrasiam mulai saat
masuk. berada dan akan meninggalkan wilayah Indonesia. Dalam hal terjadi tindak pidana penyalahgunaan izin keimigrasian, maka
berdasarkan data yang diperoleh baik dari kepolisian maupun Kantor Imigrasi sangat sedikit yang ditindaklanjuti secara pro justitia. Hal ini
bukan menandakan bahwa kasus tentang penyalahgunaan izin keimigrasian sangat sedikit, tetapi karena kedua instansi ini lebih
banyak melakukan tindakan keimigrasian yaitu berupa pendeportasian ke negara asal tanpa melalui proses pro justitia walaupun telah ada
pengaturannya dalam Undang- undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian.
64
a. Masalah kepraktisan, yaitu penanganan suatu kasus dengan cara
pendeportasian tidak memakan waktu yang lama atau berlarut- larut, jika dibandingikan dengan pro justitia. Ancaman hukuman
penjara maksimum hanya lima tahun sehingga hukuman akan Pihak Kepolisian dan Keimigrasian menyebutkan beberapa alasan dan
pertimbangan melakukan tindakan keimigrasian yang berupa pendeportasian yang oleh pihak keimigrasian walaupun penangkapan
dilakukan oleh pejabat imigrasi, yaitu :
64
Wawancara dengan Lilik Bambang L, selaku Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan, tanggal 11 Juli 2012 pukul 14.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
selesai jika dikurangi dengan masa penahanan. Selain itu jenis hukuman yang diancamkan berupa pidana, alternative atau jika
didenda belum tentu mereka memiliki uang. Karena itu yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.
b. Masalah sumber daya manusia khususnya petugas imigrasi, baik
dari segi kualitas maupun kwantitas yang sangat kurang. Apabila penanganan masalah ini untuk dilakukan secara pro justitia masih
sedikit yang dilengkapi pengetahuan sebagai PPNS. c.
Masalah anggaran dana yang dialokasikan untuk melakukan tindakan hukum di kantor imigrasi sangat terbatas. Hal ini tentu
saja menghambat tugas para pejabat imigrasi atau PPNS dalam penyidikan.
65
Tetapi apabila masalah penyalahgunaan izin keimigrasian tersebut menyangkut masalah perampokan bersenjata, peredaran narkoba,
terorisme atau perdangangan manusia trafficking, maka sanksi hukum yang harus dijalankan adalah dengan cara pro-justitia, hal ini dikarenakan
tindakan tersebut sudah sangat mengancam keamanan negara serta stabilitas nasional.
66
65
Wawancara dengan Lilik Bambang L, selaku Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan, tanggal 11 Juli 2012 pukul 14.30 WIB.
66
Wawancara dengan Lilik Bambang L, selaku Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan, tanggal 5 Juli 2012 pukul 12.30 WIB.
Universitas Sumatera Utara
C. Struktur Pengawasan Orang Asing .