BAB IV PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN DEPORTASI WARGA NEGARA
ASING DI KANTOR IMIGRASI KELAS I POLONIA MEDAN
A. Profil Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan .
1. Sejarah Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan.
Kantor Imigrasi Kelas I Polonia sebagai Unit Pelaksana Tehnis yang siap untuk melayani masyarakat telah berupaya untuk meningkatkan
mutu dan produktivitas Pelayanan Umum yang memenuhi kriteria pelayanan yang baik dalam lingkup pelaksanaan Tri Fungsi Imigrasi, yaitu
Fungsi Pelayanan Masyarakat, Fungsi Penegakan Hukum dan Fungsi Sekur iti.
Terbentuknya Kantor Imigrasi Polonia ditujukan sejalan dengan dibukanya Tempat Pemeriksaan Imigrasi Bandara Polonia yang
keberadaannya banyak dibantu dan diberi fasilitas dengan memanfaatkan gedung Kantor Angkasa Pura I Cabang Medan.
73
Selanjutnya pada tahun 1987 Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman Sumatera Utara melalui suratnya nomor : W2-07573.PL.02.01
tahun 1987 tanggal 09 Juni 1987 secara resmi menyerahkan Gedung Kantor Direktorat Jenderal Pemasyarakatan beserta tanahnya sebagai
tempat beroperasi kegiatan Kantor Imigrasi Polonia yang berkedudukan di Jalan Mangkubumi No. 2 Medan Maimun.
73
Direktorat Jenderal Imigrasi, Profil Imigrasi Indonesia, Direktorat Jenderal Imigrasi dan Kantor Imigrasi seluruh Indonesia, Direktorat Jenderal Imigrasi, Departemen Kehakiman Dan Hak
Azasi Manusia RI, Jakarta; 2004 hal 52.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Daftar Isian Proyek tahun anggaran 19992000 gedung tersebut direnovasi total menjadi 2 dua lantai dengan
pembangunan diarahkan untuk ruang Kepala Kantor Imigrasi, Lantaskim dan Sub Bagian Tata Usaha sebagai proyek tahap I pertama. Berdasarkan
Daftar Isian Proyek Tahun Anggaran 20002001 dilanjutkan dengan pembangunan ruang Fosarkim, Wasdakim dan ruang arsip 2 dua lantai
sebagai proyek tahap II kedua sampai dengan saat ini. Menurut Bambang Lilik L, pada tahun 2010, berdasarkan
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran dilakukan renovasi pada lantai 1 dengan perluasan areal untuk penerimaan permohonan dan
penambahan bangunan untuk sel tahanan imigrasi sebelum dibawa ke Rumah Detensi Imigrasi di Belawan. Tahun 2011, berdasarkan
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran dilakukan renovasi pada lantai 1 dengan melakukan penggantian sekat menjadi kaca sehingga
pelayanan yang diberikan lebih transparan kepada masyarakat. Aktivitas keimigrasian pada Kantor Imigrasi Polonia terfokus
kepada pelayanan keimigrasian seperti dalam pemberian dan penggantian Surat Perjalanan Republik Indonesia SPRI,
pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal. Hal tersebut dapat dilihat dari volume pemberian SPRI selama kurun waktu 3 tiga tahun
terakhir menunjukkan jumlah yang cukup signifikan, kondisi, yang sama terhadap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal dari tahun
ke tahun menunjukkan intensitas yang cukup tinggi. Aspek penegakan hukum Kantor Imigrasi Polonia selama ini berjalan
cukup baik. Untuk Tempat Pemeriksaan Imigrasi Bandara Polonia yang merupakan salah satu bandara yang padat kegiatannya
dirasakan jumlah pejabat imigrasi yang ada masih sangat kurang yang dapat dilihat dari jam kerja pegawai yang cukup padat.
74
2. Wilayah Kerja
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor:M.03-PR.07.04 tanggal 15 April 1991 Tentang Organisasi dan
74
Wawancara dengan Lilik Bambang L, selaku Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan. Pada tanggal 1 Agustus 2012.
Universitas Sumatera Utara
Tata Kerja Kantor Imigrasi dinyatakan bahwa Wilayah kerja Kantor Imigrasi Polonia terdiri dari :
1. Kecamatan Medan Johor
2. Kecamatan Medan Tuntungan
3. Kecamatan Deli Tua
4. Kecamatan Tanjung Morawa
5. Kecamatan Lubuk Pakam
6. Kecamatan Pagan Merbau
7. Kecamatan Beringin
8. Kecamatan Pantai Labu
9. Kecamatan Medan Baru.
75
Perkembangan jumlah penduduk dan meningkatnya volume kegiatan pemerintahan di daerah Sumatera Utara khususnya di Kota
Medan, melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 1991 dibentuk beberapa kecamatan baru melalui pemekaran
kecamatan. Pemekaran wilayah tersebut berupa pembentukan kecamatan baru namun pada waktu itu belum tertampung dalam wilayah kerja Kantor
Imigrasi Polonia yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Imigrasi.
Untuk menghindari adanya ketidakjelasan dan kesimpang-siuran wilayah kerja tersebut melalui Surat Sekretaris Direktorat Jenderal Imigrasi No. F-
PR.07.04-1105 tanggal 25 Nopember 1992 telah ditegaskan tentang
75
Direktorat Jenderal Imigrasi, Profil Imigrasi Indonesia,Opcit hal 53
Universitas Sumatera Utara
Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Polonia dengan berdasakan pemekaran wilayah pada Kota Medan dan Kotamadya Binjai yang meliputi beberapa
kecamatan sebagai berikut : 1.
Kecamatan Beringin 2.
Kecamatan Deli Tua 3.
Kecamatan Lubuk Pakam 4.
Kecamatan Pagar Merbau 5.
Kecamatan Pantai Labu 6.
Kecamatan Tanjung Morawa 7.
Kecamatan Medan Amplas 8.
Kecamatan Medan Baru 9.
Kecamatan Medan Johor 10.
Kecamatan Medan Maimun 11.
Kecamatan Medan Polonia 12.
Kecamatan Medan Selayang 13.
Kecamatan Medan Tuntungan
76
Di Kecamatan Medan Polonia terdapat Bandara Internasional dengan demikian Kantor Imigrasi Polonia di samping mempunyai Kantor
Pelayanan Keimigrasian juga memiliki Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang didukung oleh 30 orang Petugas Pendaratan.
77
76
Ibid, hal 59
77
Ibid, hal 59.
Universitas Sumatera Utara
3. Pelaksanaan Tugas
Pelaksanaan tugas Kantor Imigrasi Kelas I Polonia dilaksanakan sesuai dengan program kerja yang telah dibuat pada tahun sebelumnya,
dengan sistem pembagian habis tugas kepada masing-masing seksi, walaupun terjadi pekerjaan rangkap yang dikarenakan kurangnya pejabat
tehnis. Permintaan untuk pengisian jabatan struktural yang masih kosong, penambahan tenaga tehnis yang telah sering diajukan baik melalui surat
maupun melalui Laporan Kegiatan setiap bulannya namun sampai saat ini masih belum terpenuhi.
Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Imigrasi Kelas I Polonia telah diatur berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Nomor :
M.03.PR.07.04 Tahun 1991 tanggal 15 April 1991 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Imigrasi.
Kantor Imigrasi mempunyai tugas melaksanakan sebahagian tugas pokok dan fungsi Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia di bidang Keimigrasian di wilayah bersangkutan yaitu :
78
a. Melaksanakan tugas Keimigrasian di bidang informasi dan Sarana
Komunikasi Keimigrasian. b.
Melaksanakan tugas Keimigrasian di bidang Lalu Lintas Keimigrasian c.
Melaksanakan tugas Keimigrasian di bidang Status Keimigrasian. d.
Melaksanakan tugas Keimigrasian di bidang Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian.
78
Ibid, hal 61-62.
Universitas Sumatera Utara
Kantor Imigrasi Kelas I Polonia terdiri dari : a.
Sub bagian tata usaha Mempunyai fungsi untuk melakukan urusan kepegawaian; melakukan
urusan keuangan; dan melakukan urusan umum surat menyurat, perlengkapan dan rumah tangga;
b. Seksi Informasi dan Sarana Komunikasi Keimigrasian
Mempunyai fungsi untuk melakukan pengumpulan, penelaahan, analisa data, evaluasi, penyajian informasi dan penyebarannya untuk
penyelidikan keimigrasian, melakukan pemeliharaan, pengamanan, dokumentasi keimigrasian dan penggunaan serta pemeliharaan sarana
komunikasi. c.
Seksi Lalu Lintas Keimigrasian Mempunyai fungsi untuk melakukan pemberian perijinan di bidang
lintas batas, ijin masuk keluar dan fasilitas keimigrasian, melakukan pemberian, dokumentasi perjalanan, ijin berangkat dan ijin kembali.
d. Seksi Status Keimigrasian
Mempunyai fungsi melakukan penentuan status keimigrasian bagi orang asing yang berada di wilayah Indonesia, melakukan penelaahan
dan penelitian terhadap kebenaran bukti-bukti kewarganegaraan seseorang mengenai status kewarganegaraannya.
e. Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian
Mempunyai fungsi melakukan pemantauan terhadap pelanggaran perizinan keimigrasian dan mengadakan kerja sama antar instansi di
Universitas Sumatera Utara
bidang pengawasan orang asing melakukan penyidikan dan penindakan terhadap pelanggaran keimigrasian.
Menurut Edi Firyan, Faktor penunjang yang diterapkan Kantor Imigrasi Kelas I Polonia dalam pelaksanaan tugas pelayanan umum
untuk mencapai hasil kwalitatif sebagai berikut : 1.
Prinsip-prinsip pelayanan umum antara lain : a.
Kontak minimal antara petugas dengan pemohon, maksudnya yaitu Penerimaan Pelayanan hanya berhubungan dengan
petugas yang karena pekerjaannya harus berhubungan langsung, penerima pelayanan tidak perlu berhubungan
langsung dengan setiap meja petugas yang dilalui atus berkas pemohon.
b. Terpadu, yaitu merupakan suatu rangkaian dari sub-sub sistem
yang saling terkait dan menyeluruh. c.
Sistem Ban Berjalan, yaitu arus berkas pemohon dari satu seksi bagian ke seksi bagian lain dalam rangka proses
penyelesaian berjalan melalui tahapan-tahapan yang berurutan. d.
Selalu terkait dengan fungsi penegakan hukum dan sekuriti yaitu persyaratan formil yang dilampirkan dalam pemohonan
harus sesuai dengan kebenaran 2.
Penerapan Kriteria Pelayanan Umum, seperti : a.
Kejelasan dan Kepastian b.
Keamanan dan Kenyamanan c.
Ketepatan waktu d.
Efisiensi 3.
Otomatis pekerjaan dengan komputer Pekerjaam semula dilakukan secara manual secara bertahap
diotomatisasi agar lebih efisien waktu dan akurat. Dengan adanya sistem E-office dan E-Paspor maka semua seksi telah terorganisir
secara online.
79
a. Fasilitatif
Beliau juga menjelaskan bahwa Pelaksanaan tugas Kantor Imigrasi Kelas I Polonia diuraikan dalam bidang kegiatan yaitu kegaitan di
bidang fasilitataif dan kegiatan di bidang substansil.
Pelaksanaan tugas sub bagian tata usaha mengkoordinasikan penyelenggaraan tata usaha dan rumah tangga Kantor Imigrasi
Kelas I Polonia yang meliputi Urusan Kepegawaian, Urusan Keuangan dan Urusan Umum serta memberikan pelayanan
administratif sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
79
Wawancara dengan Edy Firyan, Kepala Seksi Informasi Sarana dan Komunikasi Kantor Imigrasi kelas I Polonia Medan, pada tanggal 27 Juli 2012.
Universitas Sumatera Utara
berlaku Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.01-KP.09.05 Tahun 1991 tanggal 26 Maret 1991 halaman 20 point 2.
b. Urusan Kepegawaian
Melaksanakan urusan kepegawaian yang meliputi penyusunan informasi, mutasi, pemberhentian dan pensiunan di lingkungan
Kantor Imigrasi Kelas I Polonia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas-tugas dilaksanakan
yaitu : a
Menyusun rencana kerja urusan kepegawaian b
Menganalisa data kepegawaian dan usul-usul informasi pegawai Kanim Kelas I Polonia sebagai bahan usuan ke
Kanwil. c
Menganalisa data kepegawaian sebagai bahan usul ke Kanwil untuk mengikuti Ujian Dinas Lk. I dan II
d Menganalisa data kepegawaian untuk menyiapkan DUK
pegawai Kanim Kelas I Polonia e
Melaksanakan pengusulan Kenaikan Pangkat Pegawai f
Melakukan pengusulan pengangkatan dalam Jabatan struktural g
Melaksanakan pengusulan pemindahan, pemberhentian dan pemensiunan pegawai
h Melakukan pengawasan melakat dalam lingkungan urusan
kepegawaian dan lainnya yang berhubungan dengan kepegawaian.
4. Struktur Organisasi Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan.
Efektifitas dan mobilitas pada Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan ditentukan oleh sistem mekanisme kerja yang ada,
dimana masing-masing telah mempunyai tugas dan kewajiban atau wewenang yang telah ditentukan.
a. Keadaan Petugas Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan
Keberhasilan Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan dalam melaksanakan tugas-tugas pokok dan fungsinya tidak terlepas dari
partisipasi petugas. Jumlah petugas atau pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan adalah 92 Sembilan puluh dua orang
terdiri dari :
Universitas Sumatera Utara
Tabel Rekapitulasi Data Pegawai Berdasarkan Jabatan di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan Bulan Juni Tahun 2012
No Jenis Pegawai
Jumlah Personil
01 Pejabat Struktural Teknis
11 orang 02
Pejabat Struktural Non Teknis 3 orang
03 Pejabat Imigrasi Teknis Ajun di Kanim
6 orang 04
Pejabat Imigrasi Teknis di TPI 17 orang
05 Pegawai Tata Usaha di Kantor
39 orang 06
Pegawai tata usaha di TPI 14 orang
Jumlah 92 orang
Sumber data : Kepala Seksi Informasi, sarana dan Komunikasi Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan berdasarkan data bulan
Juni 2012.
Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, setiap struktur organisasi yang ada di
Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan telah diduduki, sehingga peran kantor Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan telah terlaksana
sebagaimana mestinya. Sedangkan tingkat pendidikan pegawai relatif lebih banyak, di tingkat SLTA. Hal ini dapat dilihat melalui tabel 2 di
bawah ini :
Tabel 2 Rekapitulasi Data Pegawai Berdasarkan Pendidikan di Kantor Imigrasi
Kelas I Polonia Medan Bulan Juni Tahun 2012 Tingkat Pendidikan Pegawai
Jumlah Personil
01 Sarjana Strata 2
14 orang 02
Sarjana Strata 1 20 orang
03 Sarjana Muda
5 orang 04
SLTA Sederajat 53orang
Jumlah 92 orang
Sumber data : Kepala Seksi Informasi, sarana dan Komunikasi
Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan berdasarkan data bulan Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
Peningkatan mutu pendidikan di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan sedang digalakkan, terbukti sejumlah pegawai yang
berijazah Strata 1 diberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan berupa Bea siswa Pendidikan Universitas Sumatera
Utara. Tabel Rekapitulasi Data Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin di
Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan Bulan Juni Tahun 2012
No Jenis Kelamin
Jumlah
1. Laki-laki 72 orang
2. Perempuan 20 orang
Sumber data : Kepala Seksi Informasi, sarana dan Komunikasi Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan berdasarkan data bulan
Juni 2012.
B. Pelaksanaan Pengawasan Keimigrasian Terhadap Warga Negara Asing di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan.
Berdasarkan Pasal 75 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 mengatur Tentang Tindakan Keimigrasian dan pasal 19 Keputusan Menteri Kehakiman
Republik Indonesia Nomor M.02-PW.09.02 Tanggal 14 Maret 1995 tentang Tata Cara Pengawasan, Pengajuan Keberatan Orang Asing dan
Tindakan Keimigrasian. Tindakan Keimigrasian dapat dikenakan karena : a.
Terdapat cukup bukti, bahwa yang bersangkutan bermaksud untuk berada di Indonesia, dan bila diajukan ke Pengadilan, akan menggunakan upaya
hukum mulai dari banding, kasasi dan jika perlu grasi, dan atau akan digunakan kesempatan oleh orang asing yang menjadi buronan dari
Universitas Sumatera Utara
Negara sendiri atau terlibat kasus-kasus berat atau pelarian dari negara- negara yang sedang bergolak.
b. Berdasarkan pertimbangan politis, ekonomis, sosial dan budaya serta
keamanan dipandang lebih efektif dilakukan tindakan keimigrasian. Pertimbangan dari pejabat yang berwenang memutuskan tindakan
Keimigrasian, bahwa akan lebih efisien dan efektif dilakukan tindakan keimigrasian dari pada tindakan pro justitia.
Alasan Pemerintah Republik Indonesia menetapkan tindakan Pengawasasan keimigrasian ada beberapa hal karena :
a. Orang asing telah dijatuhi hukuman oleh Hakim, karena tindak pidana
umum atau khusus termasuk tindak pidana imigrasi. Deportasi bukan suatu hukuman yang dapat dijatuhkan oleh Hakim,
karena pengusiran tidak termasuk dalam pasal 10 KUHP, baik sebagai hukuman pokok maupun tambahan. Namun dikenal satu pengecualian
yaitu menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 LN 199710 pasal 67, secara khusus pengusiran orang asing harus
ditetapkan oleh Hakim yang menjatuhkan hukuman pidana karena kejahatan psikotropika, dan dapat kembali ke Indonesia setelah jangka
waktu tertentu sesuai dengan putusan pengadilan. b.
Orang asing yang tidak mematuhi peraturan yang berlaku. Misalnya orang asing yang tidak melakukan pendaftaran orang asing
atau disebut POA yang diwajibkan, tidak memiliki izin menggunakan
Universitas Sumatera Utara
tenaga asing atau disebut IMTA dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
c. Orang asing yang tidak disukai keberadaannya di Indonesia.
Misalnya ia melakukan kegiatan penyebaran agama yang tidak sesuai dengan moralitas di Indonesia, seperti ajaran Children of God atau
melakukan survey atau penelitian yang dapat menimbulkan keresahan di masyarakat.
d. Orang asing melakukan kegiatan yang dilarang.
Misalnya kegiatan anti Pemerintah, penyebaran ideologi terlarang, melakukan kegiatan prostitusi, narkotika atau aktivitas ekonomi yang
mengganggu. e.
Orang asing tidak memiliki referensi tidak mampu membiayai hidupnya.
Permohonan izin tinggalnya akan ditolak, yang berakibat ia harus segera meninggalkan wilayah Indonesia, sekalipun tidak diberikan surat perintah
pengenyahan. f.
Orang asing yang menderita penyakit menular yang membahayakan kesehatan umum. Misalnya penderita penyakit HIV Aids atau yang baru
merebak sekarang yaitu flu babi apabila diketahui secara dini orang asing tersebut harus diperintahkan untuk meninggalkan wilayah Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
g. Orang asing yang menghindarkan diri dari hukuman di luar negeri karena
melakukan kejahatan yang juga dapat dipidana menurut hukum di Indonesia.
Menurut Edy Firyan, pejabat imigrasi dilapangan dalam melakukan pengawasan terhadap Keimigrasian selalu dihadapkan pada keadaan
yang memaksa untuk melakukan pilihan, antara penegakan hukum atau pidana dengan melakukan pengusiran sebagai tindakan cepat. Misalnya
orang asing yang masuk kewilayah Indonesia dengan menggunakan visa palsu, dokumen paspor yang hampir habis masa berlaku paspornya.
Sedangkan di Indonesia tidak ada perwakilan negaranya. Apabila ia dikenakan tindakan hukum melalui proses peradilan, maka prosesnya
akan berjalan cukup lama, yang dapat berakibat munculnya hambatan dalam melakukan pengusiran atau deportasi setelah menjalani
hukuman. Atas dasar pertimbangan demikian, maka Pejabat Imigrasi menolak masuk ke wilayah Indonesia adalah pilihan yang dianggap
lebih tepat, dan dianggap tidak memenuhi prosedur keimigrasian.
80
Pengawasan Imigrasi dimaksud adalah pengawasan secara menyeluruh baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing yang
menggunakan dokumen keimigrasian untuk melakukan perjalanan antar negara. Sedangkan pengawasan orang asing dilakukan sejak orang asing
mengajukan permohonan visa di perwakilan Indonesia di luar negeri, lalu masuk ke Indonesia melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi dan selama berada
di wilayah Indonesia baik terhadap izin keberadaan maupun kegiatannya dan hingga meninggalkan wilayah Indonesia tetap dalam pengawasan Imigrasi.
Pengawasan adalah suatu “proses kegiatan mengumpulkan data, menganalisa dan menentukan apakah suatu yang diawasi sesuai dengan standar yang telah
ditentukan atau sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku”.
81
80
Wawancara dengan Edy Firyan, Kepala Seksi Informasi Sarana dan Komunikasi kelas I Polonia Medan, pada tanggal 27 Juli 2012.
81
Moh. Arif, Opcit hal 105.
Universitas Sumatera Utara
Norma-norma yang berlaku bagi orang asing di Indonesia antara lain norma hukum yang berupa peraturan perundang-undangan yang berlaku
seperti yang menyangkut izin keberadaannya atau izin keimigrasian, izin kegiatannya seperti yang menyangkut ketenaga kerjaan, mengikuti
pendidikan, mengadakan penelitian dan sebagainya. Selain itu norma-norma yang menyangkut norma agama dan sosial budaya lainnya, seperti halnya
norma agama, kebudayaan, adat istiadat yang berlaku di Indonesia. Sebagai tindak lanjut pengawasan orang asing, dilakukan
penindakan jika terjadi penyimpangan baik yang menyangkut izin keberadaannya, maupun kegiatannya selama berada di wilayah Republik
Indonesia. Tindakan yang dilakukan dapat melalui tindakan keimigrasian dalam arti tanpa melalui proses peradilan atau tindakan melalui proses
peradilan artinya dengan keputusan Hakim. Seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, darat, laut
maupun udara menjadi pokus pengawasan keimigrasian terhadap lalulintas orang antar negara yang akan masuk ke wilayah Indonesia, melalui tempat
pemeriksaan imigrasi yang telah ditentukan oleh pemerintah Republik Indonesia. Sesuai Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2008 Tentang Wilayah Negara pasal 1 ayat 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang selanjutnya disebut dengan Wilayah Negara adalah salah satu unsur negara
yang merupakan satu kesatuan wilayah daratan, perairan pedalaman, perairan kepulauan dan laut teritorial beserta dasar laut
dan tanah dibawahnya, serta ruang udara di atasnya, termasuk seluruh sumber kekayaan yang terkandung di dalamnya.
Universitas Sumatera Utara
Perbatasan wilayah Negara Indonesia dimaksud sesuai pasal 5 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 yaitu :
Batas Wilayah Negara di darat, perairan, dasar laut dan tanah dibawahnya serta ruang udara diatasnya ditetapkan atas dasar perjanjian bilateral
danatau trilateral mengenai batas darat, batas laut dan batas udara serta berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hukum internasional.
Batas wilayah Negara Republik Indonesia dengan negara-negara tetangga tersebut sesuai pasal 6 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 yaitu
: 1.
Batas Wilayah Negara sebagaimana dimaksud dalam pasal 5, meliputi;
1 Di darat berbatas dengan Wilayah Negara : Malaysia, Papua
Nugini, dan Timor Leste ; 2
Di laut berbatas dengan Wilayah Negara : Malaysia, Papua Nugini, Singapura, dan Timor Leste; dan
3 Di udara mengikuti batas kedaulatan negara di darat dandi laut, dan
batasnya dengan angkasa luar ditetapkan berdasarkan perkembangan hukum Internasional.
Universitas Sumatera Utara
2. Batas Wilayah Negara sebagaimana dimaksud pada ayat 1, termasuk
titik-titik koordinatnya ditetapkan berdasarkan perjanjian bilateral danatau trilateral.
3. Dalam hal Wilayah Negara tidak berbatasan dengan negara lain,
Indonesia menetapkan batas wilayah Negara secara unilateral berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hukum Internasional.
Dengan diberlakukannya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian pasal 75 ayat 1, Jenis-jenis
Tindakan Keimigrasian : 1.
Pembatasan, perubahan atau pembatalan izin keberadaan; 2.
Larangan untuk berada di suatu atau beberapa tempat tertentu di wilayah Indonesia;
3. Keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di
wilayah Indonesia; 4.
Pengusiran atau deportasi dari walayah Indonesia atau penolakan masuk ke wilayah Indonesia.
Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, tindakan terhadap penyimpangan dan pelanggaran
di bidang keimigrasian dibagi atas dua bentuk :
82
82
Moh Arif, Opcit., hal 113.
Universitas Sumatera Utara
1. Melalui Tindakan Keimigrasian;
2. Melalui proses peradilan, dimana Pejabat Imigrasi diangkat sebagai
Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS di bawah koordinasi Penyidik Polri.”
Untuk dapat dilaksanakannya tindakan keimigrasian terhadap orang asing maka di bentuklah suatu peraturan perundang-undangan dan
peraturan pelaksanaannya. Tindakan Keimigrasian ialah tindakan administratif dalam bidang
keimigrasian diluar proses peradilan, yaitu tindakan yang dikenakan terhadap orang asing yang melakukan pelanggaran dibidang keimigrasian
tanpa melalui proses peradilan. Tindakan Keimigrasian juga dapat dilakukan setelah orang asing menjalani hukuman berdasarkan keputusan
Pengadilan yang tidak termasuk dalam keputusan Pengadilan tersebut. Sebagian besar teori hukum mengatakan baik secara eksplisit maupun
implisit bahwa yang membedakan norma hukum dan norma- norma lainnya adalah pada norma hukum dilekatkan suatu paksaan atau
sanksi.
83
Tindakan keimigrasian ini tentunya ditujukan kepada orang asing yang berada di wilayah Indonesia tanpa dokumen keimigrasian yang sah
Jika terjadi penyimpangan terhadap norma-norma tersebut, maka akan diambil tindakan sesuai dengan peraturan yang berlaku, dapat berupa
tindakan keimigrasian atau melalui proses peradilan.
83
Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta; Percetakan Pajar Interpratama, Offset, 2008 hal 73
Universitas Sumatera Utara
dan berlaku. Bila hal tersebut terjadi maka akan dikenakan tindakan keimigrasian atau melalui proses peradilan dengan keputusan Hakim yang
berkekuatan hukum tetap, seperti yang tersebut pada latar belakang.
C. Pelaksanaan Deportasi Terhadap Warga Negara Asing di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan.