10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Kesalahan
Menurut  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia,  kesalahan  secara  umum dapat  dipandang  sebagai  hasil  tindakan  yang  tidak  tepat,  yang
menyimpang dari aturan, norma atau suatu sistem yang sudah ditentukan. Tindakan  yang  tidak  tepat  itu  dapat  mengakibatkan  tujuan  tidak  tercapai
secara  maksimal  atau  bahkan  gagal.  Dalam  matematika  kesalahan  dapat diartikan  sebagai  pemahaman  yang  tidak  tepat  atau  tidak  rasional  dalam
mempelajari  suatu  masalah,  sehingga  banyak  kesulitan  yang  dihadapi, bahkan masalah tidak dapat diselesaikan.
Dalam  karyanya,  Eva  2011  :  10  menjelaskan  bahwa  kesalahan dalam matematika dapat diartikan sebagai suatu pemahaman  yang kurang
tepat dalam mempelajari suatu konsep matematika atau yang menyimpang dari  aturan  matematika.  Kesalahan  dalam  matematika  juga  dapat  dilihat
dari  hasil  perhitungan  yang  kurang  tepat  dalam  mengolah  angka-angka yang  tersedia  menggunakan  operasi  hitung  matematika  dalam
menyelesaikan masalah matematika.
2. Faktor penyebab kesalahan
Secara umum faktor penyebab kesalahan dalam belajar Matematika dapat  dibedakan  menjadi  dua  macam,  yaitu:  faktor  kognitif  dan  faktor
nonkognitif. a.
Faktor kognitif Suwarsono  1982  berpendapat  bahwa,  faktor-faktor  kognitif
adalah  faktor-faktor  yang  berhubungan  dengan  kemampuan intelektual  siswa  dan  cara  siswa  memproses  atau  mencerna  dalam
pikirannya  materi-materi  matematika  seperti  soal-soal,  argumen- argumen, dan lain-lain.
b. Faktor nonkognitif
Menurut  Burton  yang  telah  dirumuskan  Entang  1984:  13-14, menyelusuri latar belakang siswa kesulitan belajar  yang membuatnya
melakukan kesalahan adalah faktor yang terdapat dalam diri siswa dan faktor yang terletak di luar diri siswa.
1 Faktor-faktor  yang  terdapat  dalam  diri  siswa,  antara  lain
kelemahan  secara  fisik  suatu  pusat  susunan  syaraf  tidak berkembang  secara  sempurna,  luka  atau  cacat,  atau  sakit,
sehingga sering
membawa gangguan
emosional, yang
menghambat  usaha-usaha  belajar  secara  optimal.  Kelemahan- kelemahan  secara  mental  baik  kelemahan  yang  dibawa  sejak
lahir  maupun  karena  pengalaman  yang  sukar  diatasi  oleh individu  yang  bersangkutan  dan  juga  oleh  pendidikan,  misalnya
taraf  kecerdasannya  memang  kurang  atau  sebenarnya  hanya kurang  minat,  kebimbangan,  kurang  usaha,  aktivitias  yang  tidak
terarah, kurang semangat dan sebagainya, juga kurang menguasai ketrampilan
dan kebiasaan
fundamental dalam
belajar. Kelemahan-kelemahan  emosional,  misalnya  penyesuaian  yang
salah  adjusment  terhadap  orang-orang,  situasi  dan  tuntutan- tuntutan tugas dan lingkungan. Kelemahan yang disebabkan oleh
karena  kebiasaan  dan  sikap-sikap  yang  salah,  antara  lain  :  malas belajar  atau  sering  bolos  atau  tidak  mengikuti  pelajaran.  Tidak
memiliki  ketrampilan-ketrampilan  dan  pengetahuan  dasar  yang diperlukan, seperti ketidakmampuan membaca, berhitung, kurang
menguasai  pengetahuan  dasar  untuk  suatu  bidang  studi  yang sedang diikutinya secara sekuensial meningkat dan beruntun.
2 Faktor-faktor  yang  terletak  di  luar  diri  siswa,  antara  lain:
kurikulum  yang  seragam  uniform,  bahan  dan  buku-buku sumber  yang  tidak  sesuai  dengan  tingkat-tingkat  kematangan
dan  perbedaan-perbedaan  individu;  ketidaksesuaian  standar administratif  sistem  pengajaran,  penilaian,  pengelolaan  kegiatan
dan  pengalaman  belajar  mengajar,  dan  sebagainya;  terlalu  berat beban  belajar  siswa  dan  atau  mengajar  guru;  terlalu  banyak
kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau terlalu banyak terlibat dalam kegiatan extra-curricular.
Dalam  penelitian  ini  hanya  akan  dibahas  faktor  kognitif  yang menyebabkan  siswa  melakukan  kesalahan  dalam  mengerjakan  soal
persamaan kuadrat, seperti yang dijelaskan oleh Suwarsono 1982.
3. Klasifikasi jenis kesalahan