D. Produksi
1. Bahan yang Digunakan
Bahan baku utama yang digunakan oleh PT. Budi Makmur Jayamurni adalah berupa kulit mentah garaman atau kulit mentah pickle domba dan
kambing. Bahan dari kulit domba lebih disukai dan harganya lebih mahal dibandingkan kulit kambing, karena jenis kulit domba bersifat halus dan
pada kulit bagian luarnya nerf amat padat. Kulit kambing nerf-nya kasar, serat-serat kulit longgar dan besar-besar, serta kulitnya bersifat keras dan
kaku. Semua bahan baku tersebut didatangkan dari Pulau Jawa, baik dari daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, maupun dari Yogyakarta.
Apabila kebutuhan bahan baku dirasa kurang dan permintaan pasar menghendaki persyaratan-persyaratan tertentu, perusahaan mendatangkan
bahan baku dari kulit domba pickle dari Ethiopia Afrika. Bahan penolong yang digunakan PT. Budi Makmur Jayamurni untuk
proses penyamakan kulit adalah bahan-bahan kimia, baik organik maupun non organik. Bahan penolong sebagian besar dida tangkan dari Italia,
Jepang dan sebagian kecil dari produk dalam negeri. Bahan penolong tersebut, misalnya Asam Sulfat, Sodium Asetat, Asam Formiat, Kaporit,
Soda Kue, ZA dan lain- lain. 2.
Proses Produksi Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi adalah kulit
kambing dan domba mentah yang telah digarami dari pemasok. Walaupun telah melalui proses penggaraman, kulit mentah yang ada harus segera
diolah karena pada dasarnya kulit yang masih mentah akan cepat membusuk. Untuk mencegah pembusukkan, perusahaan akan langsung
merendam kulit mentah yang ada dengan campuran bahan kimia. Dalam proses pengolahannya, perusahaan akan memisahkan antara kulit kambing
dan domba. Untuk lebih detailnya, penulis akan menjelaskan proses produksi penyamakan kulit kambing dan do mba pada PT. Budi Makmur
Jayamurni, sebagai berikut: a.
Pengasaman pickling Dalam proses ini, kulit yang diolah berupa kulit mentah yang
masih terdapat bulu sebagaimana layaknya kulit mentah. Dalam proses ini, kulit mentah tadi direndam dalam larutan asam dan garam, dengan
maksud untuk menyesuaikan sifat-sifat kulit dengan proses penyamakan mineral atau untuk pengawetan. Hasil dari proses ini
adalah lembaran kulit berwarna putih tanpa bulu. b.
Pemilihan selecting Setelah diasamkan, kulit dimasukkan ke proses pemilihan. Proses
pemilihan merupakan proses yang diberlakukan pada kulit untuk menyeleksi atau memilih kulit mana yang kualitas dan mutunya baik.
Dalam proses ini, kulit akan diseleksi berdasarkan ukuran dan kualitasnya. Ukuran dan kualitas ditentukan berdasarkan tujuannya,
apakah akan dibuat sebagai bahan sarung tangan, sepatu, jaket dan lain- lain.
c. Penyamakan tanning
Setelah diseleksi berdasarkan tujuannya, kulit dimasukkan ke proses penyamakan. Penyamakan merupakan suatu pengolahan kulit
dengan merendamnya atau memutarnya dalam drum dengan larutan bahan penyamak
6
. Tujuan utama proses ini adalah untuk mengubah kulit mentah menjadi kulit tersamak. Proses ini juga bertujuan untuk
memantapkan sifat-sifat dasar kulit. Setelah dicampur dengan bahan penyamak, kulit yang mulanya berwarna putih akan berubah menjadi
biru muda. d.
Pemeraman aging Setelah mengalami proses penyamakan, kulit dimasukkan ke
proses pemeraman. Proses pemeraman merupakan pengolahan kulit untuk menyempurnakan reaksi antara zat penyamak dengan kulit.
Proses ini
dilakukan dengan
cara menumpuk
kulit atau
menggantungnya. Cara ini dilakukan supaya larutan penyamak yang digunakan dalam proses penyamakan dapat meresap sempurna ke
dalam pori-pori kulit. e.
Pengetaman shaving Setelah melalui proses pemeraman, kulit dimasukkan ke proses
pengetaman. Proses pengetaman merupakan pengolahan kulit dengan cara mengetan atau menyerutnya dengan maksud untuk mendapatkan
ukuran tebal yang sama dan rata. Proses penyerutan dilakukan
6
Perusahaan tidak bersedia menyebutkan komposisi bahan penyamak yang digunakan, karena berkaitan dengan resep perusahaan.
menggunakan mesin pemotong yang oleh perusahaan disebut pisau shaving. Tujuan utama dari proses ini adalah mendapatkan ketebalan
sesuai dengan tujuan kulit akan dibuat, apakah sebagai bahan sepatu, sarung tangan, jaket dan lain- lain.
f. Perapihan triming
Perapihan merupakan pengolahan kulit yang dilakukan dengan cara memotong bagian tepi kulit. Setelah melalui proses shaving di atas,
tepian kulit menjadi tidak rata dan bergelombang, sehingga perlu dilakukan proses triming. Proses ini, selain bertujuan untuk
mendapatkan bentuk kulit yang lebih baik, juga agar kulit tidak rentan sobek saat menjalani proses berikutnya. Kulit yang masuk ke dalam
proses ini berada dalam kondisi kering. g.
Penyamakan ulang retanning dan pengecatan dasar dyeing
7
Penyamakan ulang merupakan suatu penyempurnaan pengolahan kulit yang telah mengalami penyamakan. Dalam proses ini, kulit yang
sebelumnya berada dalam kondisi kering dibasahi dengan air. Air yang digunakan hanya air biasa tanpa campuran bahan kimia apapun.
Tujuan dari proses ini agar mendapatkan sifat k ulit yang jauh lebih mantap stabil.
Proses yang selanjutnya, namun masih dalam satu kegiatan dengan proses retanning, adalah proses dyeing. Pengecatan dasar merupakan
suatu pengolahan kulit dengan cara merendam dan memutarnya dalam
7
Berdasarkan informasi dari bagian produksi, kedua proses ini dilaku kan berurutan secara langsung, sehingga tidak bisa dipisahkan.
larutan cair dasar dengan maksud untuk memberi warna dasar. Warna dasar yang dimaksud adalah warna kulit sesuai dengan pesanan
pelanggan. h.
Perataan permukaan setting out Setelah melalui dua proses berurutan di atas, kulit diratakan
permukaannya. Proses perataan permukaan merupakan suatu proses menghaluskan permukaan kulit dan mengeluarkan air dari kulit,
sehingga kulit siap disempurnakan dalam proses selanjutnya. Tujuan utama dari proses ini adalah untuk mendapatkan kulit yang lebih rata
dan lebar. Proses ini menggunakan mesin. i.
Vacuum Dry Setelah permukaannya diratakan, kulit masuk ke proses vacuum
dry. Kulit yang masuk ke dalam proses ini diletakkan di sebuah meja, kemudian ditekan press menggunakan mesin. Tujuan dari proses ini
adalah untuk mengeluarkan sisa air yang masih ada dan supaya kulit lebih padat.
j. Pengeringan hangingdrying
Setelah melalui proses vacuum dry, kulit masuk ke proses pengeringan. Kulit yang masuk dalam proses ini, walaupun telah
melalui proses perataan permukaan dan vacuum dry, namun masih dalam kondisi lembab. Pengeringan merupakan suatu proses
pengolahan kulit dengan cara mengangin-anginkan kulit atau memanaskannya. Proses ini bertujuan agar kulit benar-benar kering.
k. Pelembaban conditioning
Setelah dikeringkan,
kulit kembali
dilembabkan. Proses
pelembaban merupakan proses pengolahan kulit dengan cara sedikit membasahi kulit dengan air. Cara membasahinya adalah dengan cara
memercikinya, bukan dengan merendamnya. Proses ini bertujuan melembabkan kulit kembali supaya siap untuk proses pelemasan.
l. Pelemasan milling
Setelah dilembabkan, kulit masuk ke proses pelemasan. Proses pelemasan merupakan suatu proses pengolahan kulit dengan cara
memutarnya dalam drum. Drum tidak diisi dengan air maupun bahan lainnya. Proses ini bertujuan untuk melemaskan kulit.
m. Peregangan stacking
Setelah melalui proses pelemasan, kulit masuk ke proses peregangan. Proses peregangan merupakan proses pengolahan kulit
dengan cara menarik kulit ke arah luar. Proses ini bertujuan untuk merenggangkan kulit supaya menjadi lebih lemas dan supaya pori-pori
kulit lebih terbuka. n.
Pementangan toggling Setelah melalui proses peregangan, kulit masuk ke proses
pementangan. Proses pementangan merupakan proses pengolahan kulit dengan cara menariknya ke arah luar, kemudian memakunya dan
mengaitkannya pada papan pementangan. Proses ini bertujuan untuk
memperoleh luas kulit semaksimal mungkin dan juga supaya kulit jauh lebih rata.
o. Penyelesaian finishing
Setelah memperoleh luas kulit yang maksimal, kulit masuk ke tahap penyelesaian. Penyelesaian merupakan proses pengolahan kulit
dengan cara mencat tutup dan lain- lain. Saat melalui proses dyeing dan diberi warna dasar sesuai pesanan, warna kulit yang ada masih belum
sama persis dengan yang dipesan oleh pelanggan. Sebagai contoh, warna yang dipesan pelanggan adalah coklat, namun dalam proses
dyeing, warna coklat yang ditanamkan pada kulit tidak akan sama persis dengan warna coklat yang dipesan oleh pelanggan. Proses ini,
selain bertujuan untuk memperoleh tampilan kulit yang jauh lebih baik, juga supaya warna kulit sesuai dengan warna yang dipesan oleh
pelanggan. p.
Penyimpanan storehouse dan pemilahan kualitas selecting Kulit yang telah melalui proses penyelesaian, selanjutnya
dimasukkan ke proses penyimpanan. Proses penyimpanan merupakan proses penyimpanan kulit yang telah melalui serangkaian pengelolaan
di suatu gudang tertentu. Pengelolaan yang dimaksud adalah pemilahan kualitas selecting kulit yang akan dijual. Kualitas kulit
digolongkan menjadi A – E dan R. A merupakan kualitas terbaik,
sedangkan R merupakan kualitas terburuk. Kulit dengan kualitas R
biasanya hanya dijual untuk pelanggan khusus yang tidak mengutamakan kualitas kulit.
q. Pengukuran measuring
Sebelum dikirim ke pelanggan, kulit terlebih dahulu masuk ke proses pengukuran. Proses pengukuran merupakan proses pengukuran
terhadap kulit dengan maksud untuk mendapatkan data luas kulit yang telah siap jual.
r. Pengepakan packing
Kulit yang telah diukur dan dicatat, selanjutnya masuk ke proses pengepakan. Proses pengepakan merupakan suatu p roses pengelolaan
akhir terhadap kulit, di mana kulit tersamak dibungkus untuk kemudian didistribusikan ke pelanggan.
45
Gambar 4.2 Diagram Alir Proses Produksi Penyamakan Kulit KambingDomba PT. Budi Makmur Jayamurni
Sumber: PT. Budi Makmur Jayamurni
DEPARTEMEN PICKLE
Pickling Selecting
DEPARTEMEN WET BLUE
Tanning Aging
DEPARTEMEN SHAVING
Shaving Triming
DEPARTEMEN DYEING
RetanningDyeing Setting out
DEPARTEMEN CRUSTING
Setting out Vacuum dry
Hanging Conditioning
Milling Stacking
Toggling
DEPARTEMEN FINISHING
Finishing Storehouse
Selecting Measuring
Packing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN