penolong, suatu produk tidak akan pernah menjadi produk yang siap pakai dan siap dijual.
b. Biaya tenaga kerja penolong
Biaya tenaga kerja penolong tenaga kerja tidak langsung adalah pekerja yang dibutuhkan dalam proses menghasilkan suatu barang,
tetapi tidak terlibat secara langsung di dalam proses produksi. Misalnya, mandor dari para penjahit dan tukang kayu, satpam pabrik,
dan sebagainya. Tenaga kerja penolong merupakan tenaga kerja yang tetap dibutuhkan, tetapi bukan merupakan elemen tenaga kerja utama
dalam suatu produk. Namun demikian, tanpa tenaga kerja penolong, proses produksi dapat terganggu.
c. Biaya pabrikasi lain
Biaya pabrikasi lain adalah biaya-biaya tambahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk selain biaya bahan penolong dan
biaya tenaga kerja penolong. Seperti biaya listrik dan air pabrik, biaya telepon pabrik, depresiasi bangunan pabrik, biaya depresiasi mesin dan
sebagainya.
C. Harga Pokok Produk
Mardiasmo 2000: 9 menyebutkan bahwa harga pokok produk merupakan akumulasi dari biaya-biaya yang dibebankan pada produk yang dihasilkan
oleh perusahaan atau penggunaan berbagai sumber ekonomi yang digunakan untuk menghasilkan produk atau memperoleh aktiva.
Hansen dan Mowen 2009: 60 menyebutkan bahwa harga pokok produk mencerminkan total biaya produksi yang diselesaikan selama periode berjalan.
Biaya yang hanya dibebankan pada barang yang diselesaikan adalah biaya manufaktur dari bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead.
D. Aktivitas
Krismiaji dan Aryani 2011: 110 menyebutkan bahwa aktivitas adalah pekerjaan yang dilaksanakan dalam sebuah organisasi. Aktivitas dapat pula
diartikan sebagai sebuah kumpulan tindakan yang dilaksanakan dalam sebuah organisasi yang bermanfaat untuk penentuan biaya berbasis aktivitas.
Identifikasi aktivitas mencakup identifikasi seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam proses produksi, mulai dari penanganan bahan baku,
inspeksi, perekayasaan proses dan sebagainya. Supriyono 1994: 237-239 menyebutkan bahwa aktivitas dapat
dikelompokkan ke dalam empat kategori aktivitas, yaitu: 1.
Aktivitas berlevel unit Aktivitas berlevel unit adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali satu
unit produk diproduksi. Besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah unit yang diproduksi. Contoh aktivitas dalam kelompok ini adalah
tenaga langsung, jam mesin dan jam listrik energi yang digunakan setiap kali satu unit produk dihasilkan.
2. Aktivitas berlevel batch
Aktivitas berlevel batch adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali suatu batch produk diproduksi. Contoh aktivitas yang termasuk dalam kelompok
ini adalah aktivitas setup, aktivitas penjadwalan produksi, aktivitas pengelolaan bahan gerakan bahan dan order pembelian dan aktivitas
inspeksi. 3.
Aktivitas berlevel produk Aktivitas berlevel produk adalah aktivitas yang dikerjakan untuk
mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan. Aktivitas ini mengkonsumsi masukan untuk mengembangkan produk atau
memungkinkan produk diproduksi dan dijual. Contoh aktivitas yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktivitas penelitian dan
pengembangan produk, perubahan perekayasaan dan peningkatan produk. 4.
Aktivitas berlevel fasilitas Aktivitas berlevel fasilitas adalah aktivitas untuk menopang proses
pemanufakturan secara umum yang diperlukan untuk menyediakan fasilitas atau kapasitas pabrik untuk memproduksi produk, namun banyak
sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan dengan volume atau bauran produk yang diproduksi. Contoh aktivitas dalam kelompok ini
adalah manajemen
pabrik, pemeliharaan
bangunan, keamanan,
pertamanan, penerangan pabrik, kebersihan, pajak bumi dan bangunan, serta depresiasi pabrik.
E. Cost Driver