2.  Total Bakteri Asam Laktat Starter Awal
Analisa Total Bakteri Asam laktat awal dilakukan pada kultur starter siap pakai  setiap  kali  akan  digunakan  pada  produk.  Analisa  ini  dilakukan  untuk
mengetahui  jumlah  awal  bakteri  yang  dimasukkan  pada  produk.  Hasil  analisa terhadap  total  bakteri  asam  laktat  starter  Bifidobacteria  breve,  Lactobacillus
casei,  Lactobacillus  bulgaricus, dan  Streptococcus    thermophilus  awal  dapat
dilihat pada Tabel 6. Tabel 6.
Hasil analisa total bakteri asam laktat starter awal Sampel
Total BAL log CFUml Starter Bifidobacteria breve
7.1614 Starter Lactobacillus casei
7.0607 Starter Lactobacillus bulgaricus
7.2553 Starter Streptococcus  thermophilus
7.1761 Starter  Bifidobacteria  breve  +  starter  Lactobacillus
casei 7.1111
Starter Lactobacillus
bulgaricus +
starter Streptococcus  thermophilus
7.2157
Hasil  Analisa  total  bakteri  asam  laktat  starter  awal  Bifidobacteria  breve sebesar  7.1614  log  CFUml,  Lactobacillus  casei  sebesar  7.0607  log  CFUml,
Lactobacillus bulgaricus
sebesar 7.2553
log CFUml,
Streptococcus thermophilus
sebesar  7.1761  log  CFUml,  Starter  Bifidobacteria  breve  +  starter Lactobacillus  casei
sebesar  7.1111  log CFUml,  Starter  Lactobacillus  bulgaricus + starter Streptococcus  thermophilus sebesar 7.2157 log CFUml, nilai tersebut
sudah  sesuai  untuk  digunakan  pada  produk  probiotik  karena  menurut  Mullen 2001,  standart  minimum  bakteri  probiotik  hidup  dalam  produk  berbasis  susu
yaitu 10
7
CFUml.
B. Hasil Analisis Produk Yoghurt Sinbiotik Uwi Ungu 1.  Derajat Keasaman pH
Berdasarkan  hasil  analisis  ragam  Lampiran  3,  dapat  diketahui  bahwa terdapat in
teraksi yang nyata p ≤ 0,05 antara perlakuan konsentrasi starter dan lama  fermentasi,  masing
–  masing  perlakuan  berpengaruh  nyata  terhadap  pH yoghurt sinbiotik uwi ungu yang dihasilkan. Nilai rata
– rata pH minimum yoghurt sinbiotik  akibat  pengaruh  perlakuan  konsentrasi  starter  dan  lama  fermentasi
dapat dilihat pada Tabel 7.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel  7. Nilai  rata
–  rata  pH  yoghurt  sinbiotik  uwi  ungu  akibat  pengaruh perlakuan konsentrasi starter dan lama fermentasi.
Konsentrasi starter
Lama fermentasi jam
Rata – rata
pH Notasi
DMRT 5 0.5
12 18
24 6.0
5.6 4.9
d c
a 0.22
0.21 0.20
1 12
18 24
5.9 5.3
4.8 d
b a
0.21 0.21
0.19 1.5
12 18
24 6.0
5.2 4.8
d b
a 0.22
0.20 -
Keterangan : Nilai rata – rata yang disertai dengan huruf yang sama berarti tidak
berbeda nyat a pada p ≤ 0,05.
Tabel  7 menunjukkan  bahwa  besarnya  pH  yoghurt  sinbiotik  uwi  ungu
berkisar  antara  4.8 –  6.0.  Konsentrasi  starter  0.5  dan  1.5  dengan  lama
fermentasi 12 jam memberikan pH yoghurt sinbiotik uwi ungu yang tertinggi  yaitu 6.0,  sedangkan  perlakuan  konsentrasi  starter  1  dan  1.5  dengan  lama
fermentasi 24 jam memberikan pH yoghurt sinbiotik uwi ungu terendah yaitu 4.8. Hubungan antara perlakuan konsentrasi starter dan lama fermentasi terhadap pH
yoghurt sinbiotik uwi ungu dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Hubungan antara perlakuan konsentrasi starter dan lam fermentasi
terhadap derajat keasaman pH yoghurt sinbiotik uwi ungu.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar  11. menunjukkan bahwa  semakin  tinggi  konsentrasi  starter  dan
semakin lama fermentasi mengakibatkan pH yoghurt sinbiotik uwi ungu semakin menurun.  Hal  ini  disebabkan  karena  dengan  semakin  banyaknya  konsentrasi
starter  yang  ditambahkan  dan  lamanya  fermentasi,  maka  pertumbuhan  sel bakteri  akan  meningkat.  Sehingga,  semakin  banyak  pula  kesempatan  bakteri
untuk  tumbuh  dan  semakin  cepat  pula  daya  kerja  bakteri  untuk  mengubah laktosa dan glukosa dari oligosakarida menjadi asam sehingga menurunkan pH.
Kandungan  glukosa  dalam  oligosakarida  pada  uwi  ungu  akan  meningkatkan produksi  asam  laktat  yang  dihasilkan  akibat  metabolisme  mikroba  pada  waktu
proses fermentasi berlangsung dan menyebabkan terjadinya penurunan pH. Koswara  1992,  asam  laktat  yang  dihasilkan  menyebabkan  menurunan
pH  dan  meningkatkan  keasaman.  Menurut  Wibowo  1990  dalam  Zubaidah 2006 yang menyatakan bahwa nilai pH dipengaruhi oleh asam yang dihasilkan,
karena  peningkatan  dari  asam  laktat  akan  mengakibatkan  semakin  banyaknya ion H yang dibebaskan. Bertambahnya ion H bebas menyebabkan pH menurun.
Hal  ini  didukung  oleh  Rahman  1992,  bahwa  semakin  lama  fermentasi akan  terjadi  penurunan  pH,  hal  ini  dikarenakan  semakin  lama  waktu  fermentasi
maka bakteri akan memecah substrat menjadi asam - asam organik. 2.  Total Bakteri Asam Laktat
Berdasarkan  hasil  analisis  ragam  Lampiran  4,  dapat  diketahui  bahwa terd
apat interaksi yang nyata p ≤ 0,05 antara perlakuan konsentrasi starter dan lama fermentasi, masing
– masing perlakuan  berpengaruh nyata terhadap total bakteri  asam  laktat  yoghurt  sinbiotik  uwi  ungu  yang  dihasilkan,  Nilai  rata
–rata Total  Bakteri  Asam  Laktat  yoghurt  sinbiotik  uwi  ungu  akibat  berpengaruh
perlakuan konsentrasi starter dan lama fermentasi dapat dilihat pada Tabel 8.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel  8. Nilai  rata
–  rata  Total  Bakteri  Asam  Laktat  yoghurt  sinbiotik  uwi  ungu akibat pengaruh perlakuan konsentrasi starter dan lama fermentasi.
Konsentrasi starter
Lama fermentasi jam
Rata – rata
Toatal BAL log CFUml
Notasi DMRT 5
0.5 12
18 24
6.0961 6.3711
7.6127 a
a c
- 0.3959
0.4193 1
12 18
24 6.2230
6.8006 7.1267
a b
b 0.3848
0.4033 0.4144
1.5 12
18 24
6.1260 7.1006
7.5843 a
b c
0.3663 0.4094
0.4168 Keterangan :  Nilai rata
– rata yang disertai dengan huruf yang tidak sama berarti berbeda nyata pada p ≤ 0.05.
Tabel  8 menunjukkan  bahwa  besarnya  toatal  BAL  yoghurt  sinbiotik  uwi
ungu berkisar antara 6.0961
– 7.6127 log CFUml. Konsentrasi starter 0.5 dan lama fermentasi 24 jam menghasilkan total BAL yoghurt sinbiotik uwi ungu yang
tertinggi  yaitu  7.6127  log  CFUml,  sedangkan  perlakuan  konsentrasi  starter 0.5  dan  lama  fermentasi  12  jam menghasilkan  total  BAL  yoghurt  sinbiotik  uwi
ungu  terendah  yaitu  6.0961  log  CFUml.  Hubungan  antara  perlakuan konsentrasi starter dan lama fermentasi terhadap total BAL yoghurt sinbiotik uwi
ungu dapat dilihat pada Gambar 12.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 12. Hubungan antara perlakuan konsentrasi starter dan lama fermentasi
terhadap  Total  Bakteri  Asam  Laktat  BAL  yoghurt  sinbiotik  uwi ungu.
Gambar  12 menunjukkan  bahwa  semakin  tinggi  konsentrasi  starter  dan
lama fermentasi, maka total Bakteri asam Laktat BAL pada yoghurt sinbiotik uwi ungu  semakin  meningkat  pula.  Hal  ini  disebabkan  karena  semakin  tinggi
konsentrasi  starter  dan  semakin  lama  fermentasi  menyebabkan  semakin  cepat BAL  untuk  beradaptasi  pada  kondisi  lingkungannya,  sehingga  akan  semakin
cepat pula BAL untuk mencapai fase pertumbuhan cepatnya. Dimana pada awal inkubasi Sterptococcus thermophilus tumbuh lebih cepat dengan memenfaatkan
protein  yang  tersedia  dan  akan  mendominasi  proses  fermentasi.  Sedangkan, Lactobacillus  bulgaricus
akan  mendegradasi  protein  untuk  memacu pertumbuhan Streptococcus thermophilus. Adanya kombinasi penambahan filtrat
uwi  ungu  dan  susu  skim  akan  menyediakan  sumber  karbon  bagi  aktivitas Lactobacillus casei
dan Bifidobacterium breve. Sukardi  dkk.,  2001  bahwa  aktivitas  mikroorganisme  pembentuk  asam
laktat  meningkat  dengan  adanya  peningkatan  bahan  makanan  yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
mengandung gula
dan bahan-bahan
lain yang
diperlukan untuk
pertumbuhannya.  Oleh  karena  itu  penambahan  susu  skim  yang  menyediakan sumber  laktosa dan penambahan  filtrat  uwi  ungu  yang  kaya  akan  oligosakarida
dapat  berperan  sebagai  sumber  makanan  bagi  Lactobacillus  casei  dan Bifidobacterium  breve
.  Menurut  Chairunnisa  dkk.,  2006,  Lactobacillus  casei dapat  tumbuh  baik  dengan  ketersediaan  laktosa  dan  gula  lain  yang  terdapat
pada bahan pembuatan yoghurt, sedangkan Bifidobacterium breve dapat tumbuh dan  melakukan  metabolisme  secara  baik  bila  persediaan  vitamin  dan  asam
amino bebas dalam bentuk peptida tercukupi. Dalam pembuatan yoghurt sinbiotik perlu dilakuakan penambahan starter
yoghurt dengan konsentrasi yang tepat dimana semakin tinggi konsentrasi starter maka pertumbuhan bakteri asam laktat akan semakin cepat Fardiaz, 1992.
3.  Viskositas
Berdasarkan  hasil  analisa  ragam  Lampiran  5,  dapat  diketahui  bahwa terdapat  interaksi  yang
nyata  p  ≤  0.05  antara  perlakuan  antara  perlakuan konsentrasi  starter  dan  lama  fermentasi,  masing
–  masing  perlakuan berpengaruh  nyata  terhadap  viskositas  yoghurt  sinbiotik  uwi  ungu  yang
dihasilkan,  Nilai  rata –  rata  viskositas  yoghurt  sinbiotik  uwi  ungu  akibat
berpengaruh  perlakuan  konsentrasi  starter  dan  lama  fermentasi  dapat  dilihat
pada Tabel 9.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel  9. Nilai  rata
– rata viskositas yoghurt sinbiotik uwi ungu akibat pengaruh perlakuan konsentrasi starter dan lama fermentasi.
Konsentrasi starter
Lama fermentasi jam
Rata – rata
Viskositas Centi Poice
Notasi DMRT 5
0.5 12
18 24
4.7341 5.3224
5.3822 a
ab ab
- 0.9514
0.9995 1
12 18
24 5.8832
6.7003 7.0491
b bc
c 1.0283
1.0635 1.0763
1.5 12
18 24
6.6997 7.1644
9.1559 bc
c d
1.0475 1.0827
1.0892 Keterangan :  Nilai rata
– rata yang disertai dengan huruf yang tidak sama berarti berbeda nyata pada p ≤ 0.05.
Tabel  9 menunjukkan  bahwa  besarnya  viskositas  yoghurt  sinbiotik  uwi
ungu  berkisar  antara  4.7341
–  9.1559  Centi  Poice.  Konsentrasi  starter  1.5 dan lama fermentasi 24 jam menghasilkan viskositas yoghurt sinbiotik uwi  ungu
yang  tertinggi  yaitu  9.1559  Centi  Poice,  sedangkan  perlakuan  konsentrasi starter  0.5  dan  lama  fermentasi  12  jam  menghasilkan  viskositas  yoghurt
sinbiotik  uwi  ungu  terendah  yaitu  4.7341  Centi  Poice.  Hubungan  antara perlakuan  konsentrasi  starter  dan  lama  fermentasi  terhadap  viskositas  yoghurt
sinbiotik uwi ungu dapat dilihat pada Gambar 13.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar  13. Hubungan  antara  perlakuan  konsentrasi  starter  dan  lama
fermentasi terhadap viskositas yoghurt sinbiotik uwi ungu.
Gambar  13 menunjukkan  bahwa  semakin  tinggi  konsentrasi  starter  dan
lama fermentasi, maka semakin tinggi viskositas yoghurt sinbiotik uwi ungu, yang disebabkan oleh terdenaturasinya protein oleh asam laktat yang dihasilkan oleh
Bakteri  asam  Laktat.  Perubahan  viskositas  berkaitan  langsung  dengan perubahan  keasaman  produk  yang  dihasilkan  dan  lamanya  proses  fermentasi
yang  akan  menghasilkan  asam,  maka  akan  terjadi  hidrolisis  sebagian  dari  pati ubi.  Sebagian  pati  yang  terhidrolisis  menjadi  dekstrin  tersebut  akan  membuat
viskositas menjadi berubah. Menurut  Tjoekroadikoesoemo  1996,  bahwa  pada  proses  fermentasi
yang  menghasilkan  asam  maka  akan  terjadi  hidrolisis  sebagian  dari  pati  ubi. Sebagian  pati  yang  terhidrolisis  menjadi  dekstrin  tersebut  akan  membuat
viskositas larutan menjadi lebih rendah. Haryadi 1993, menyatakan bahwa pati yang terendam dalam larutan dengan keasaman yang tinggi maka dapat terjadi
hodrolisis pada ikatan glukosidik sehingga menurunkan kekentalan gel pati..
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.  Kadar Protein Terlarut
Berdasarkan  hasil  analisis  ragam  Lampiran  6,  dapat  diketahui  bahwa perlakuan  konsentrasi  starter  dan  lama  fermentasi  tidak  terdapat  interaksi  yang
nyata  terhadap  protein  terlarut  yoghurt  sinbiotik  uwi  ungu  tetapi  masing-masing perlakuan  konsentrasi  starter  dan  lama  fermentasi  memberikan  pengaruh  yang
nyata p
≤ 0.05 terhadap yoghurt sinbiotik uwi ungu yang dihasilkan.
Nilai  rerata  protein  protein  yoghurt  sinbiotik  uwi  ungu  pada  perlakuan
konsentrasi starter disajikan pada  tabel Tabel 10 yang menunjukkan nilai rata
– rata protein terlarut dengan kisaran 0.0898
– 0.1199.
Tabel  10. Nilai  rata
–  rata  protein  terlarut  yoghurt  sinbiotik  uwi  ungu  pada perlakuan konsentrasi starter
Konsentrasi starter
Rata – rata protein
terlarut Notasi
DMRT 5 0.5
1 1.5
0.1181 0.0898
0.1199 b
a b
0.0256 -
0.0269 Keterangan : Nilai rata
– rata yang disertai dengan huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada p
≤ 0.05.
Pada  Tabel  10  menunjukkan  bahwa  semakin  tinggi  konsentrasi  starter
yang  ditambahkan  maka  protein  terlarut  yoghurt  sinbiotik  uwi  ungu  semakin meningkat.  Hal  ini  disebabkan  karena  semakin  tinggi  konsentrasi  starter,  maka
kemampuan proteolitik BAL semakin meningkat untuk mengurai protein menjadi komponen penyusunnya yaitu peptida
– peptida dan asam – asam aminonya. Nilai  rerata  protein  protein  yoghurt  sinbiotik  uwi  ungu  pada  perlakuan
lama fermentasi disajikan pada tabel Tabel 11 yang menunjukkan nilai rata
–rata protein dengan kisaran 0.0890 - 0.1334.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel  11. Nilai  rata
–  rata  protein  protein  yoghurt  sinbiotik  uwi  ungu  pada perlakuan lama fermentasi
Lama fermentasi jam
Rata – rata protein
terlarut Notasi
DMRT 5 12
18 24
0.0890 0.1054
0.1334 a
a b
- 0.0256
0.0269 Keterangan : Nilai rata
– rata yang disertai dengan huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada p
≤ 0.05.
Pada Tabel 11 menunjukkan bahwa lama fermentasi berpengaruh nyata
terhadap  kadar  protein  terlarut  yoghurt  sinbiotik  uwi  ungu.  Semakin  lama fermentasi maka semakin rendah kadar protein terlarut pada yoghurt sinbiotik uwi
ungu.  Hal  ini  dikarenakan  semakin  lama  fermentasi,  maka  total  BAL  akan semakin  meningkat  dan  enzim  proteolitik  yang  dihasilkan  semakin  meningkat,
sehigga  protein  yang  terhidrolisis  juga  semakin  meningkat  dan  protein  terlarut yang dihasilkan semakin tinggi. Protein yang terkandung dalam yoghurt sinbiotik
uwi ungu sudah digunakan sebagai sumber nitrogen pada pertumbuhan Bakteri Asam Laktat. Sehingga protein terlarut yang terkandung dalam yoghurt sinbiotik
uwi ungu semakin rendah. Menurut Winarno 1984, fermentasi menyebabkan terjadinya pemecahan
protein proteolisis oleh bakteri. Protein terurai selama fermentasi, dimana terjadi perubahan  biokimiawi  oleh  aktivitas  enzim  yang  diproduksi  oleh  bakteri  asam
laktat,  yang  mengakibatkan  protein  yang  sukar  larut  menjadi  mudah  larut. Penambahan  konsentrasi  starter  dan  lama  fermentasi  yang  berbeda
berpengaruh terhadap kadar protein terlarut yoghurt.
5.  Total Asam
Berdasarkan  hasil  analisis  ragam  Lampiran  7,  dapat  diketahui  bahwa perlakuan  konsentrasi  starter  dan  lama  fermentasi  tidak  terdapat  interaksi  yang
nyata  terhadap  Total  asam  yoghurt  sinbiotik  uwi  ungu  tetapi  masing-masing perlakuan  konsentrasi  starter  dan  lama  fermentasi  memberikan  pengaruh  yang
nyata p ≤ 0,05 terhadap yoghurt sinbiotik uwi ungu yang dihasilkan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Nilai  rerata  total  asam  yoghurt  sinbiotik  uwi  ungu  pada  perlakuan
konsentrasi starter disajikan pada tabel  Tabel 12 yang menunjukkan nilai rata
– rata total asam dengan kisaran 0.256
– 0.386.
Tabel 12. Nilai rata
– rata total asam yoghurt sinbiotik uwi ungu pada   perlakuan konsentrasi starter
Konsentrasi starter
Rata – rata total
asam Notasi
DMRT 5 0.5
1 1.5
0.256 0.305
0.386 a
a b
- 0.076
0.080 Keterangan :  Nilai rata
– rata yang disertai dengan huruf yang tidak sama berarti berbeda nyata
pada p ≤ 0.05.
Pada  Tabel  12  menunjukkan  bahwa  konsentrasi  starter  berpengaruh
nyata  terhadap  total  asam.  Semakin  tinggi  konsentrasi  starter  maka  total  asam yoghurt sinbiotik uwi ungu akan semakin tinggi. Hal ini disebabkan semakin tinggi
jumlah  starter  yang  ditambahkan  maka  semakin  banyak  pula  jumlah  BAL  yang dapat  merombak  laktosa  menjadi  asam  laktat.  Asam  Laktat  terbentuk  sebagai
hasil dari pemecahan laktosa dan glukosa dari oligosakarida pada uwi ungu oleh kultur starter.
Menurut  Fardiaz  1992  yang  menyatakan  bahwa  nutrisi  inulin  atau oligosakarida  yang  sebagai  prebiotik  mempunyai  peran  terhadap  starter  yang
ditambahkan  bekerja  secara  enzimatis  pada  waktu  berlangsungnya  proses fermentasi,  yaitu  mengubah  glukosa  menjadi  asam  laktat  sehingga  dapat
dijelaskan bahwa semakin tinggi jumlah bakteri konsentrasi starter  yang dapat mengubah  glukosa  menjadi  asam  laktat  maka  total  asam  yang  dihasilkan
semakin  meningkat.  Semakin  lama  fermentasi,  maka  total  asam  pada  hasil fermentasi akan semakin meningkat. Dan menurut Triyono 2010, semakin tinggi
laktosa maka jumlah asam laktat yang dihasilkan akan semakin tinggi juga Nilai  rerata  total  asam  yoghurt  sinbiotik  uwi  ungu  pada  perlakuan  lama
fermentasi  disajikan  pada  tabel  Tabel  13  yang  menunjukkan  nilai  rata
–rata protein dengan kisaran 0.245
– 0.411.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 13. Nilai rata
– rata total asam yoghurt sinbiotik uwi ungu pada   perlakuan lama fermentasi
Lama fermentasi jam
Rata – rata total
asam Notasi
DMRT 5 12
18 24
0.245 0.292
0.411 a
a b
- 0.076
0.080 Keterangan :  Nilai rata
– rata yang disertai dengan huruf yang tidak sama berarti berbeda nyata pada p ≤ 0.05.
Pada Tabel 13 menunjukkan bahwa lama fermentasi berpengaruh nyata
terhadap  total  asam  yoghurt  sinbiotik  uwi  ungu,  semakin  lama  fermentasi  maka total asam juga semakin meningkat. Hal ini disebabkan semakin lama fermentasi,
maka  akan  semakin  banyak  pula  total  asam  yang  terbentuk  selama berlangsungnya proses fermentasi.
Buckle 1987, yang menyatakan bahwa semakin lama waktu fermentasi berlangsung, maka  semakin  banyak  pula  asam  laktat  yang  akan  terbentuk.  Hal
ini  didukung oleh  Rahman  1992,  bahwa  semakin  lama  fermentasi  akan  terjadi penurunan pH, hal ini dikarenakan semakin lama waktu fermentasi maka bakteri
akan memecah substrat menjadi asam – asam organik, sehingga semakin lama
proses fermentasi maka total asam akan semakin meningkat.
C. Uji Organoleptik