Strategi Pembelajaran Dengan SKS Pendekatan Pembelajaran

Model KTSP SMK Negeri 56 Jakarta 18

4. Pengaturan Beban Belajar

a. Alokasi waktu kelompok adaptif dan kelompok dasar kejuruan serta kelompok kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan Program Keahlian dan dapat diselenggarakan dalam blok waktu atau alternatif lain. b. Materi Dasar kejuruan dan Kompetensi Kejuruan sesuai dengan kebutuhan Prog. Keahlian untuk memenuhi standar kompetensi kerja. c. Pendidikan SMK diselenggarakan dalam bentuk pendidikan sistem ganda. d. Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit. e. Beban belajar SMK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia usahaindustri ekuivalen dengan 36 sd. 44 jam pelajaran perminggu. f. Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK adalah 40 minggu. g. Lama penyelenggaraan pendidikan SMK 3 tahun, maksimum 4 tahun.

5. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran

a. Strategi Pembelajaran Dengan SKS

Strategi Pembelajaran di SMK Negeri 56 Jakarta menggunakan Satuan Kredit Semester SKS. Satuan Kredit Semester adalah sistem penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pembelajaran yang menyatakan beban belajar peserta didik, beban kerja guru, dan beban penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan yang harus diselenggarakan dalam satu jenjang pembelajaran yang disebut Semester. 1 satu semester setara dengan 16-18 minggu belajar atau kegiatan pembelajaran terjadwal, termasuk didalamnya 2-3 minggu berbagai kegiatan-kegiatan evaluasi. Kegiatan pembelajaran dalam satu semester terdiri dari kegiatan-kegiatan belajar mengajar tatapmuka, praktik di sekolah, dan praktik kerja industri prakerin, serta bentuk-bentuk tagihan serta kegiatan lain yang disertai dengan nilai keberhasilan. Besarnya beban studi peserta didik, besarnya keberhasilan komulatif peserta didik serta besarnnya pengakuan atas kompetensikeberhasilan usaha penyelenggaraan pembelajaran bagi guru dan lembaga untuk satu semester dinyatakan dalam Satuan Kredit Semester SKS. 1 satu SKS untuk kegiatan belajar mengajar setara dengan tiga macam kegiatan peserta didik perminggu yaitu ; 1 45 menit kegiatan tatap muka terjadwal dengan guru, seperti KBM, diskusi, Kerja kelompok, diskusi dan presentasi 2 25 menit kegiataan terstruktur, yaitu kegiatan belajar yang tidak terjadwal tetapi direncanakan oleh guru, seperti membuat pekerjaan rumah PR, atau bentuk-bentuk tagihaan lain 3 25 menit kegiatan mandiri peserta didik, yaitu kegiatan belajar yang harus dilakukan peserta didik secara mandiri seperti membaca modul bahan ajar, membaca buku anjuranpengayaan dan pembuatan resumepelaporaan Model KTSP SMK Negeri 56 Jakarta 19

b. Pendekatan Pembelajaran

Dengan penerapan Satuan Kredit Semester SKS dalam penyelenggaraan pembelajaran di SMK Negeri 56 Jakarta agar berjalan efektif maka diterapkan pola pendekatan pembelajaran sbb.: 1 Pembelajaran Tuntas mastery learning; Pembelajaran tuntas merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan penguasaan materi topikkompetensi yang dipersyaratkan untuk tingkat kemampuan tertentu. Peserta didik boleh pindah pada materi lain bila materi yang dipelajari sudah dikuasai secara tuntas, jika peserta didik belum mencapai kriteria minimal kompeten, harus mengulangi sampai berhasil. Agar ketuntasan belajar mencapai 100 , maka dilakukan pro gram remedial dan perbaikan secara terjadual dengan menyedia kan jam ke ; 9- 10 sebagai jam perbaikan dan pengayaan atau diwaktubulan yang lain atas dasar kesepakatan bersama antara guru dan peserta didik. 2 Pembelajaran Berbasis Produksi; Pembelajaran berbasis produksi merupakan interaksi antara guru dan peserta didik dari KBM yang mengacu pada proses produksi untuk mencapai kompe tensisub kompetensi tertentu. Pendekatan pembelajaran ini akan memiliki muatan ganda, yaitu ketrampilan dan menghasilkan komoditijasa mupun produk. Ini yang diarahkan untuk mengisi kebutuhan pasar dan penjual. Pendekatan ini menggabungkan tiga aspek secara sistimatik dan sistimatis yaitu; Aspek pembelajaran dalam proses pemelajaran di sekolah, Aspek ekonomi yang mencakup pengenalan dunia bisnis berupa harga “delivery time”, efisiensi bahan, kepuasan pelanggan, dsb. Aspek industri dalam bentuk penguasaan keterampilan, sikap dan sikap kerja industri yang terstandar. 3 Pembelajaran Mandiri; KBM yang memposisikan peserta didik sebagai subyek yang mampu mengelola proses pembelajaran secara swakelola mandiri. Dalam pembelajaran mandiri, peserta didik harus mampu menyiapkan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengendalikan dan menilai proses dan hasil pemelajaran, dengan cirri sebagai berikut: a Guru memberikan asistensi jika diperlukan. b Peserta didik lebih aktif dan dinamis. c Kegiatan pemelajaran bersifat swakelola. 4 Pembelajaran Berbasis Kompetensi; Interaksi antara guru dan peserta didik dalam KBM yang mengacu pada penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap secara utuh dan menyuluruh. Untuk itu ditempuh program pembelajaran sebagai berikut : No. Tahun Ke Program Waktu Belajar Tempat Belajar 1. I Semua program 6 hari 5 hari disekolah, 1 hari di masyarakat 2. II Semua program 6 hari 5 hari disekolah, 1 hari melakukan replikasi kerja Model KTSP SMK Negeri 56 Jakarta 20 3. III Semua program 6 hari 5 hari disekolah, 1 hari di Institusi Pasangan 5 Pembelajaran Berwawasan Lingkungan; Proses KBM yang memasukkan dasar-dasar pendidikan lingkungan hidup secara terintegrasi dalam setiap materi pembelajaran. 6 Pembelajaran Berbasis Normative dan Adaptif; Pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses pembentukan watak, sikap, kepribadian, ekonomi. Dengan pendekatan ini diharapkan dapat menghasilkan tamatan yang memiliki norma-norma sebagai makhluk sosial dan kematangan, serta memiliki potensi dalam mengembangkan diri sesuai dengan tuntutan perkembangan IPTEKGlobal.Untuk itu dikembangkan Pendidikan Dakwah Sistem Langsung. 7 Pembelajaran Sepanjang Hari; Merupakan pendekatan KBM yang mengacu pada proses dan karakter obyek yang dipelajari secara alamiah, cirinya antara lain; Waktu pembelajaran boleh jadi terjadwal dan tidak terjadwal, KBM di laksanakan secara bersela sesuai dengan kebutuhan baik pada waktu pagi atau siang, waktu pembelajaran khususnya praktik sangat ditentukan oleh kebutuhan obyek yang dipelajari, dan waktu belajar peserta didik tidak harus belajar selama 24 jam terus menerus.

c. Tempat Pembelajaran