Tujuan Umum Tujuan Penelitian

1.7 Landasan Teori

Pada prinsipnya suatu teori adalah hubungan antara dua fakta atau lebih, atau pengaturan fakta menurut cara-cara tertentu fakta tersebut merupakan suatu yang dapat diamati dan pada umumnya dapat diuji secara empiris, oleh sebab itu dalam bentuknya yang paling sederhana, suatu teori merupakan hubungan antara dua variabel ataulebih yang telah diuji kebenarannya. 5 Sehingga dalam menjawab permasalahan yang terkait denganPembiayaan Konsumen. Perjanjian menurut Pasal 1313 Kitab Undang Undang Hukum Perdata menyebutkan bahwa suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Perjanjian yang diatur pasal 1313 KUHPerdata adalah perjanjian obligator, yaitu perjanjian yang memberi hak dan kewajiban kepada kedua belah pihak. Menurut Pasal 1320 KUHPerdata syarat sahnya perjanjian ada 4 yaitu: 1. Kesepakatan para pihak yang mengikatkan diri 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan 3. Suatu pokok persoalan tertentu 4. Suatu sebab yang tidak terlarang Hal pertama dan kedua disebut sebagai syarat subjektif, apabila tidak terpenuhi syarat pertama dan kedua maka perjanjian dapat dibatalkan.Sedangkan, syarat ketiga dan ke-empat merupakan syarat objektif yang apabila tidak terpenuhi maka perjanjian batal demi hukum. 6 Hukum kontrak di Indonesia menganut sistem terbuka yang berarti bahwa setiap orang bebas membuat kontrak, sehingga mempunyai sifat yang “optional law”. Dalam pembuatan suatu perjanjian atau kontrak dikenal salah satu asas,yaituasas kebebasan berkontrak. Asas kebebasan 5 Soerjono Soekanto,2001, Sosiologi Suatu Pengantar, PT Raja Gravindo Persada, Jakarta, h.30. 6 Handri Raharjo, 2000, Hukum Perjanjian di Indonesia, Pustaka Yustisi, Yogyakarta, h..42. berkontrak merupakan suatu asas yang memberikan suatu pemahaman bahwa setiap orang dapat melakukan suatu kontrakdengan siapapun dan untuk hal apapun.Namun asas kebebasan berkontrak bukan berarti bebas mutlak, ada beberapa pembatasan yang diberikan oleh Pasal-Pasal dalam KUH Perdata terhadap asas ini yang membuat asas ini merupakan asas tidak tak terbatas. Pembatasan asas kebebasan berkontrak selain harus memenuhi syarat sahnya suatu perjanjian yang tertuang dalam Pasal 1320 KUH Perdata juga Pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata yang menyebutkan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Begitu juga ketentuan Pasal 1338 ayat 3 yang menyebutkan bahwa suatu perjanjian hanya dapat dilaksanakan dengan itikad baik. Dengan demikian, cara ini dikatakan suatu sistem terbuka, sehingga dalam membuat perjanjian ini para pihak diperkenankan untuk menentukan isi dari perjanjiannya dan sebagai undang-undang bagi mereka sendiri, dengan pembatasan bahwa perjanjian yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan ketentuan undang-undang, ketertiban umum, dan norma kesusilaan. Aspek-aspek kebebasan berkontrak dalam Pasal 1338 KUHPerdata yang menyebutkan adanya 3 asas dalam perjanjian: 7 1. Mengenai terjadinya perjanjian Asas yang disebut konsensualisme, artinya menurut KUHPerdata perjanjian hanya terjadi apabila telah adanya persetujuan kehendak antara para pihak consensus, consensualisme. 2. Tentang akibat perjanjian Bahwa perjanjian mempunyai kekuatan yang mengikat antara pihak-pihak itu sendiri. Asas ini ditegaskan dalam Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata yang menegaskan bahwa perjanjian dibuat 7 Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, 2003, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian, Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 59.