2.5. Karakteristik Limbah Kelapa Sawit 2.5.1. Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik pengolahan kelapa sawit ialah tandan kosong, serat dan tempurung.
2.5.2. Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan pabrik pengolah kelapa sawit ialah air drap, air kondensat, air cucian pabrik, air hidrocyclone atau claybath dan sebagainya. Jumlah
air buangan tergantung pada system pengolahan, kapasitas olah dan keadaan peralatan klarifikasi.
2.6. Pengendalian Limbah Cair Kelapa Sawit
Untuk mengendalikan limbah cair kelapa sawit maka pemerintah menetapkan standart baku mutu air limbah, yang terbuat dari beberapa parameter. Diantaranya
adalah Total Nitrogen dan NH
3
-N amoniak. Dimana batas maksimum dari total nitrogen yaitu 50 mgl dan NH
3
-N amoniak adalah 20 mgl.
2.6.1. Kandungan NH
3
-N Amonia
Semakin tinggi kandungan NH
3
-N dalam cairan limbah, ini akan menyebabkan keracunan pada biota. Oleh sebab itu parameter ini tercantum pada
spesifikasi mutu limbah. Dalam hal ini aktifitas mikroba terhambat untuk proses oksidasi pada kondisi aerobik. Minyak tersebut dapat dihilangkan saat proses
netralisasi dengan penambahan NaOH dan membentuk sabun atau “scum” pada permukaan limbah.
Naibaho,P.M.,1998 Amonia NH
3
dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air. Ion amonium adalah bentuk transisi dari amonia. Amonia banyak digunakan dalam proses
Universitas Sumatera Utara
produksi urea, industri bahan kimia asam nitrat, amonium fosfat, amonium nitrat, dan amonium sulfat, serta industri bubur kertas dan kertas pulp dan paper. Sumber
amonia di perairan adalah pemecahan nitrogen organik protein dan urea dan nitrogen anorganik yang terdapat di dalam tanah dan air, yang berasal dari dekomposisi bahan
organik tumbuhan dan biota akuatik yang telah mati oleh mikroba dan jamur. Proses ini dikenal dengan istilah amonifikasi, ditunjukkan dalam persamaan reaksi dibawah
ini. N organik + O
2
→ NH
3
– N + O
2
→ NO
2
– N + O
2
→ NO
3
– N amonifikasi nitrifikasi
Amonia yang terukur diperairan berupa amonia total NH
3
dan NH
4 +
. Amonia bebas tidak dapat terionisasi, sedangkan amonium NH
4 +
dapat terionisasi. Persentase amonia bebas meningkat dengan meningkatnya nilai pH dan suhu perairan. Pada pH 7
atau kurang, sebagian besar amonia akan mengalami ionisasi. Sebaiknya, pada pH lebih besar dari 7, amonia tak terionisasi yang bersifat toksik terdapat dalam jumlah
yang lebih banyak.
2.6.2. Kandungan Total Nitrogen
Nitrogen dan senyawanya tersebar secara luas dalam biosfer. Lapisan atmosfer
bumi mengandung sekitar 78 gas nitrogen. Bebatuan juga mengandung nitrogen.
Pada tumbuhan dan hewan, senyawa nitrogen ditemukan sebagai penyusun protein dan klorofil.
Meskipun ditemukan dalam jumlah yang melimpah dilapisan atmosfer, akan tetapi nitrogen tidak dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup secara langsung.
Nitrogen harus mengalami fiksasi terlebih dahulu menjadi NH
3
, NH
4
, dan NO
3
. Meskipun beberapa organisme akuatik dapat memanfaatkan nitrogen dalam
bentuk gas, akan tetapi sumber utama nitrogen di perairan tidak terdapat dalam bentuk
Universitas Sumatera Utara
gas. Di perairan, nitrogen berupa nitrogen anorganik dan organik. Nitrogen anorganik terdiri atas amoniaNH
3
, amoniumNH
4
, nitritNO
2
, nitratNO
3
, dan molekul nitrogen N
2
dalam bentuk gas. Nitrogen organik berupa protein, asam amino, dan urea. Tranformasi nitrogen dapat melibatkan ataupun tidak melibatkan makrobiologi
dan mikrobiologi. Nitrogen total adalah gambaran nitrogen dalam bentuk organik dan amonia
pada air limbah. Nitrogen total adalah penjumlahan dari nitrogen anorganik yang berupa N-NO
3
, N-NO
2
, dan N-NH
3
, yang bersifat larut; dan nitrogen organik yang berupa partikulat yang tidak larut dalam air.
N Total = A x 0,23 + B x 0,30 + C x 0,89 + D Keterangan : A = NO
3
C = NH
4 +
B = NO
2
D = N organik
Effendi,H.,2003
2.7. Pengolahan Limbah Cair