Teori Penetapan Tujuan Goal Setting Theory
Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan
perusahaan di masa yang akan datang. 2.
Sebagai alat pengkoordinasi kerja Anggaran berfungsi sebagai alat pengkoordinasi kerja agar semua bagian-
bagian yang terdapat di dalam perusahaan harus saling menunjang dan bekerja sama dengan manajemen untuk menuju sasaran yang telah ditetapkan, dengan
demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih terjamin. 3.
Sebagai alat pengawasan kerja Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur atau alat pembanding guna
mengevaluasi realisasi kegiatan perusahaan nanti dengan membandingkan antara apa yang tertuang dalam anggaran dengan apa yang dicapai dalam
realisasi kerja, maka dapat dinilai apakah kegiatan perusahaan selalu sukses dan perbandingan tersebut dapat pula mengetahui sebab-sebab penyimpangan
antara anggaran dan realisasinya. Secara luas, anggaran dapat berfungsi sebagai alat pengendalian proses
pengelolaan yang mencakup pembagian wewenang orang-orang dalam organisasi atau perusahaan. Oleh karenanya, proses penyusunan anggaran atau disebut
penganggaran merupakan kegiatan yang penting sekaligus kompleks, sebab anggaran mempunyai kemungkinan berdampak disfungsional terhadap perilaku
anggota organisasi. Menurut Marconi dan Siegel 1989 dalam Herminingsih 2009, anggaran mempunyai manfaat sebagai Berikut:
a. Anggaran merupakan hasil proses perencanaan. Anggaran sebagai hasil dari
negosiasi antara anggota-anggota dominan di dalam suatu organisasi, maka anggaran mewakili consensus mengenai tujuan kegiatan di masa yang akan
datang. b.
Anggaran sebagai blueprint kegiatan perusahaan, sehingga anggaran dapat merefleksikan prioritas alokasi sumber daya yang dimiliki perusahaan.
c. Anggaran merupakan alat komunikasi internal yang menghubungkan
departemen divisi dengan departemen divisi lain dalam organisasasi maupun dengan top management.
d. Anggaran menyediakan informasi tentang hasil kegiatan yang sesungguhnya
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. e.
Anggaran sebagai alat pengendalian yang mengarahkan manajemen untuk menentukan bagian organisasi yang kuat dan yang lemah. Hal ini akan dapat
mengarahkan manajemen untuk menentukan tindakan koreksi yang harus diambil.
f. Anggaran memengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan untuk bekerja
dengan konsisten, efektif dan efisien dalam kondisi kesesuaian antara tujuan perusahaan dengan tujuan karyawan.
Dalam sektor publik, pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu
sistem terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dalam peraturan daerah Perda. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 58 Tahun 2005 yang menyebutkan bahwa Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala