Bab 1 Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
5 5
3. Peri
Ketuhanan. 4.
Peri Kerakyatan.
5. Kesejahteraan
Rakyat.
Setelah berpidato, Mr. Muhammad Yamin menyampaikan usulan secara tertulis mengenai rancangan Undang-Undang Dasar UUD Republik Indonesia. Dalam
rancangan UUD itu tercantum pula rumusan lima asas dasar negara sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusian yang Adil dan Beradab 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Gambar 1.3 Mr. Soepomo merupakan orang kedua yang menyampaikan gagasannya
tentang dasar negara Indonesia merdeka
b. Prof. Dr. Mr. Soepomo Pada tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Mr.
Soepomo tampil berpidato di hadapan sidang BPUPKI. Dalam pidatonya itu beliau
menyampaikan gagasannya mengenai lima dasar negara Indonesia merdeka yang terdiri dari:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan
lahir batin
4. Musyawarah
5. Keadilan
rakyat
c. Ir. Soekarno 1 Juni 1945 Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno
menyampaikan pidatonya di hadapan sidang BPUPKI. Dalam pidato tersebut diajukan oleh
Ir. Soekarno secara lisan usulan lima asas sebagai dasar negara Indonesia yang akan
dibentuk. Rumusan dasar negara yang diusulkan Ir. Soekarno tersebut adalah sebagai berikut.
1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia 2.
Internasionalisme atau
Perikemanusiaan 3.
Mufakat atau
Demokrasi 4.
Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan
yang berkebudayaan
Gambar 1.4 Soekarno, tokoh yang mengusulkan nama Pancasila bagi dasar
Negara Indonesia
Sumber: www .google.com
Sumber: www .google.com
Pendidikan Kewarganegaraan SDMI Kelas 6
6 6
Lima asas di atas oleh Ir. Soekarno diusulkan agar diberi nama “Pancasila”. Dikatakan oleh beliau istilah itu atas saran dari salah seorang ahli bahasa. Usul
mengenai nama “Pancasila” bagai dasar negara tersebut secara bulat diterima oleh sidang. Selanjutnya beliau mengusulkan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas
menjadi Tri Sila yang rumusannya:
1. Sosio Nasionalisme, yaitu Nasionalisme dan Internasionalisme
2. Sosio Demokrasi, yaitu Demokrasi dengan Kesejahteraan Rakyat
3. Ketuhanan Yang Maha Esa
Ir. Soekarno mengusulkan bahwa Tri Sila tersebut masih dapat diperas lagi menjadi Eka Sila atau satu sila yang intinya adalah “gotong-royong”.
Setelah Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya, dr. Radjiman Wedyodiningrat, selaku ketua BPUPKI menganjurkan supaya para anggota mengajukan usulnya
secara tertulis. Usul tertulis harus sudah masuk paling lambat tanggal 20 Juni 1945. Dibentuklah Panitia Kecil untuk menampung dan memeriksa usulan lain
mengenai rumusan dasar negara. Anggota panitia terdiri atas delapan orang Panitia Delapan, yakni sebagai berikut:
1. Ir. Soekarno Ketua, dengan anggota-anggotanya terdiri atas: 2. Mr. A.A. Maramis anggota
3. Ki Bagoes Hadikoesoemo anggota 4. K.H. Wahid Hasjim anggota
5. M. Soetardjo Kartohadikeosoemo anggota 6. Rd. Otto Iskandardinata anggota
7. Mr. Muhammad Yamin anggota 8. Drs. Mohammad Hatta anggota
Kemudian, pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara BPUPKI, Panitia Delapan, dan Tyuo Sangi In Badan Penasihat Pemerintah Pusat Bala
Tentara Jepang. Rapat dipimpin Ir. Soekarno di rumah kediaman beliau Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta. Rapat menyetujui Indonesia merdeka
selekasnya, sebagai negara hukum yang memiliki hukum dasar dan memuat dasarfilsafat negara dalam Mukadimahnya. Untuk menuntaskan hukum dasar
maka dibentuklah Panitia Sembilan dengan susunan anggota sebagai berikut. 1. Ir. Soekarno Ketua
2. Drs. Mohammad Hata Anggota
3. Mr.
A.A. Maramis
Anggota 4.
K.H. Wahid
Hasjim Anggota
5. Abdoel Kahar Meozakir Anggota 6.
H. Agoes
Salim Anggota
7. Abikeosno
Tjokrosoejoso Anggota
8. Mr.
Achmad Soebardjo
Anggota 9.
Mr. Muhammad
Yamin Anggota