Seseorang yang memiliki banyak barang tahan lama, seperti lemari es, perabotan, mobil, sepeda motor, tidak membelinya lagi dalam waktu dekat.
Akibatnya pengeluaran konsumsi untuk jenis barang seperti ini cenderung menurun pada masa tahun yang akan datang. Pengeluaran konsumsi untuk
jenis barang ini menjadi berfluktuasi sepanjang waktu, sehingga pada periode tersebut pengeluaran konsumsi secara keseluruhan juga berfluktuasi.
7. Kredit Kredit yang diberikan oleh sektor perbankan sangat erat hubungannya
dengan pengeluaran konsumsi yang dilakukan rumah tangga. Adanya kredit menyebabkan rumah tangga dapat membeli barang pada waktu sekarang dan
pembayarannya dilakukan di kemudian hari. Namun demikian, ini tidak berarti bahwa adanya fasilitas kredit menyebabkan rumah tangga akan
melakukan konsumsi yang lebih banyak,karena apa yang mereka beli sekarang harus dibayar dengan penghasilan yang akan datang. Konsumen
akan memperhitungkan beberapa hal dalam melakukan pembayaran dengan cara kredit, misalnya tingkat bunga, uang muka dan waktu pelunasannya.
Tingkat bunga tidak merupakan faktor dominan dalam memutuskan pembelian dengan cara kredit, sebagaimana faktor-faktor yang lain seperti
uang muka dan waktu pelunasan. Kenaikan uang muka akan menurunkan jumlah uang yang hurus dibayar secara kredit. Sedangkan semakin panjang
waktu pelunasan akan meningkatkan jumlah uang yang harus dibayardengan kredit. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak adanya kejelasan mengenai
pengaruh kredit terhadap pengeluaran konsumsi. Suparmoko, 1991: 74-77.
2.1.6. Prinsip Teori Konsumsi
1. Barang goods yang di konsumsi mempunyai sifat semakin banyak akan semakin besar manfaatnya. Dengan demikian, jika sesuatu yang bila dikonsumsi
semakin banyak justru mengurangi kenikmatan hidup bad tidak dapat didefinisikan sebagai barang, misalnya penyakit.
2. Utilitas utility adalah manfaat yang diperoleh seseorang karena mengkonsumsi barang, Dengan demikian Utilitas merupakan ukuran manfaat
kepuasan bg seseorang karena mengkonsumsi barang. Keseluruhan manfaat yang diperoleh konsumen karena mengkonsumsi sejumlah barang disebut dengan
Utilitas total Total Utility Utilitas marjinal marginal utility adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah satu unit konsumsi barang tertentu.
3. Pada teori Utilitas berlaku Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun The law of Diminishing marginal utility yaitu bahwa awalnya sesorang
konsumen mengkonsumsi satu unit barang tertentu akan memperoleh atambahan Utilitas manfaat yang besar, akan tetapi tambahan unit konsumsi barang tersebut
akan memberikan tambahan Utilitas manfaat yang semakin menurun, dan bahkan dapat memberikan manfaat negatif. Dengan kata lain, Utilitas marjinal MU
mula-mula adalah besar, dan semakin menurun dengan meningkatnya unit barang yang dikonsumsi.
4. Pada teori Utilitas berlaku konsistensi preferensi, yaitu bahwa konsumen dapat secara tuntas complete menentukan rangking dan ordering pilihan
preference, choice diantara berbagai paket barang yang tersedia. Konsep ini disebut dengan Transitivity dan rasionalitas. Misalnya, jika A lebih disuka dari B
atau AB, dan B lebih disukai dari C atau BC, maka harus berlaku A lebih disuka dari C, atau AC.
5. Pada teori Utilitas diasumsikan bahwa konsumen mempunyai pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka dianggap
diasumsikan mengetahui persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dsb.
2.1.7. Faktor - Faktor Penentu Tingkat Konsumsi
1. Pendapatan rumah tangga Household income, semakin besar pendapatan,
semakin besar pula pengeluaran untuk konsumsi. 2. Kekayaan rumah tangga Household wealth, semakin besar kekayaan,
tingkat konsumsi juga akan menjadi semakin tinggi. Kekayaan misalnya berupa saham, deposito berjangka, dan kendaraan bermotor.
3. Prakiran masa depan Household expectations, bila masyarakat memperkirakan harga barang-barang akan mengalami kenaikan, maka
mereka akan lebih banyak membelibelanja barang-barang. 4. Tingkat bunga Interest rate, bila tingkat bunga tabungan tingginaik,
maka masyarakat merasa lebih untung jika uangnya ditabung daripada dibelanjakan. berarti antara tingkat bunga dengan tingkat konsumsi
memepunyai korelasi negatif. 5. Pajak Taxation, pengenaasn pajak akan menurunkan pendapatan
disposable yang diterima masyarakat, akibatnya akan menurunkan konsumsinya.
6. Jumlah dan Konsumsi penduduk, jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi. Sedangkan komposisi penduduk
yang didominasi penduduk usia produktif usia kerja 15 - 64 tahun akan memperbesar tingkat konsumsi.
7. Faktor sosial budaya, misalnya, berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat
lain yang dianggap lebih modern. Contohnya adalah berubahnya kebiasaan orang Indonesia berbelanja dari pasar tradisional ke pasar swalayan
2.2.Konsumsi Mahasiswa
Konsumsi dalam istilah sehari hari sering diartikan sebagai pemenuhan akan makanan dan minuman. Konsumsi mempunyai pengertian yang lebih luas
lagi yaitu barang dan jasa akhir yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang dan jasa akhir yang dimaksud adalah barang dan jasa yang sudah
siap dikonsumsi oleh konsumen. Barang konsumsi ini terdiri dari barang konsumsi sekali habis dan barang konsumsi yang dapat dipergunakan lebih dari
satu kali Nopirin,1997. Badan Pusat Statistik 2006 menyatakan pengeluaran rumah tangga dibedakan atas pengeluaran konsumsi makanan dan pengeluaran
konsumsi non makanan Antari, 2008. Pengeluaran konsumsi masyarakat dapat dijadikan salah satu perbedaan
antara masyarakat yang sudah mapan dan yang belum mapan, atau antara negara maju dan negara berkembang. Pengeluaran konsumsi masyarakat yang belum
mapan biasanya didominasi oleh konsumsi kebutuhan pokok atau kebutuhan primer kebutuhan makanan, sedangkan pola konsumsi masyarakat yang sudah
mapan cenderung lebih banyak teralokasi kedalam kebutuhan sekunder atau bahkan tersier kebutuhan non makanan.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah nilai belanja yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli berbagai jenis kebutuhanya dalam satu tahun
tertentu. pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan untuk membeli
makanan, membiayai jasa angkutan, membayar pendidikan anak, membayar sewa rumah dan membeli kendaraan. Barang-barang tersebut dibeli rumah tangga untuk
memenuhi kebutuhanya, dan pembelanjaan tersebut dinamakan konsumsi. Sukirno,1994 rumah tangga memutuskan berapa banyak dari pendapatan yang
akan dibelanjakan untuk konsumsi dan mereka menabung sisanya. Jadi rumah tangga harus membuat keputusan tunggal bagaimana membagi sisa pendapatan
antara konsumsi dan tabungan. Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan komponen terbesar dari keseluruhan pengeluaran aktual.
Seperti halnya rumah tangga mahasiswa juga melakukan konsumsi, Pengeluaran konsumsi mahasiswa merupakan nilai belanja yang dilakukan
mahasiswa untuk membeli berbagai jenis kebutuhannya. Secara garis besar kebutuhan mahasiswa dapat dikelompokkan dalam 2 kategori besar, yaitu
kebutuhan makanan dan non makanan. Dengan demikian pada tingkat pendapatan tertentu, mahasiswa akan mengalokasikan pendapatannya untuk memenuhi kedua
kebutuhan tersebut. Konsumsi makanan adalah pengeluaran yang dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan, yaitu makanan pokok, protein
hewani, sayur-sayuran, buah-buahan,yang diukur dalam kalori. Sedangkan konsumsi non makanan adalah pengeluaran yang dikeluarkan untuk kebutuhan di
luar bahan makanan yaitu berupa transportasi, komunikasi pulsa dan biaya akses internet, entertainment seperti pembelian baju, aksesoris, dan lain sebagainya,
dan perlengkapan perkuliahan seperti pembelian buku, fotocopy untuk tugas dan
materi kuliah, biaya untuk menjilid tugas dan print tugas, perlengkapan alat tulis.
Konsumsi mahasiswa asing jumlah terbesar dari konsumsinya adalah pendidikan dimana biaya pendidikan memiliki jumlah biaya yang berbeda dari
jalur masuk pendaftaran terhadap mahasisa lokal Universitas Sumatera Utara dan konsumsi yang terbesar lainya adalah izin tempat tinggal, izin masuk dan keluar
keimigrasian orang asing di Indonesia. Konsumsi mahasiswa asing diluar dari konsumsi makanan biasanya
hanya berpusat pada bidang perkuliahan, seperti fotocopy, biaya internet, print tugas, buku dan lain sebagainya. Jika dikelompokkan maka konsumsi non
makanan mahasiswa bergerak dalam empat hal yaitu transportasi, komunikasi meliputi biaya pulsa, internet, dan lain sebagainya; entertainment meliputi
pembelanjaan untuk membeli pakaian, handphone, laptop, aksesoris dan lain sebagainya. Lain lagi halnya bila mahasiswa tersebut harus tinggal terpisah dari
orangtua perantau Sebagian besar mahasiswa tinggal di kost dan jauh dari keluarga. Dengan demikinan pola konsumsi mereka jelas berbeda dengan pola
konsumsi mahasiswa yang tinggal dengan orangtuanya. Hal ini disebabkan mahasiswa yang tinggal di kost harus mengeluarkan biaya-biaya rutin seperti
biaya untuk makan pangan sehari-hari, biaya listrik, transportasi, air, uang sewa kos, dan perlengkapan sehari-hari lainnya. Sedangkan mahasiswa yang tinggal
dengan keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya-biaya tersebut karena telah di tanggung oleh keluarga mereka. Perbedaan inilah yang memicu peneliti untuk
meneliti pola konsumsi mahasiswa baik itu yang tinggal di kos, maupun yang tinggal bersama orangtua.
Berdasarkan pada teori keynes yang menjelaskan bahwa konsumsi saat ini sangat dipengaruhi oleh pendapatan disposible saat ini. Dimana pendapatan
disposible adalah pendapatan yang tersisa setelah pembayaran pajak. Jika pendapatan disposible tinggi maka konsumsi juga naik. Hanya saja peningkatan
konsumsi tersebut tidak sebesar peningkatan pendapatan disposibel. Selanjutnya menurut keynes ada batas konsumsi minimal, tidak tergantung pada tingkat
pendapatan yang disebut konsumsi otonom. Artinya tingkat konsumsi tersebut harus dipenuhi walaupun tingkat pendapatan sama dengan nol, dan hal ini
ditentukan oleh faktor di luar pendapatan, seperti ekspektasi ekonomi dari konsumen, ketersediaan dan syarat-syarat kredit, standar hidup yang
diharapkan,distribusi umur, lokasi geografis. Mahasiswa tergolong bukan angkatan kerja karena mahasiswa termasuk
pelajar yang tidak mencari kerja pengangguran ataupun sedang bekerja melainkan mereka bersekolah dan penerima pendapatan, sehingga mahasiswa
tidak memiliki pendapatan permanen sendiri. Pendapatan mahasiswa bisa berasal dari uang saku dari orang tua, dan beasiswa jika penerima beasiswa, yang
dimaksud dengan uang saku dari orangtua adalah uang saku yang diterima setiap bulan atau setiap minggu, dari uang saku inilah yang selanjutnya mahasiswa
gunakan dalam memenuhi kebutuhan mereka untuk selanjutnya mereka alokasikan pada pos pengeluaran konsumsi mereka baik itu konsumsi rutin
maupun tidak rutin. Secara umum konsumsi rutin yang dimaksud disini adalah segala pengeluaran untuk pembelian barang-barang dan jasa-jasa yang terus-
menerus dikeluarkan. Konsumsi rutin mahasiswa di kost seperti biaya makan, listrik, trasportasi, air, pulsa serta kebutuhan rumah tangga lainnya seperti sabun,
odol, shampo, bedak dan lain sebagainya. Sedangkan konsumsi yang tidak rutin adalah setiap tambahan pengeluaran yang tidak terduga. Sementara mahasiswa
yang tidak tinggal di kost, konsumsi rutinnya kurang lebih sama dengan
mahasiswa yang tinggal di kost namun mereka tidak harus membeli kebutuhan rumah tangga karena telah disediakan oleh orangtua masing-masing.
Seperti halnya rumah tangga ataupun keluarga, dalam penentuan tingkat kesejahtaraan mahasiswa dapat ditinjau dari proporsi konsumsi makanan dan non
makanan. Semakin tinggi proporsi konsumsi non makanan maka mahasiswa tersebut akan semakin sejahtera. ketika uang saku meningkat dan sebagian uang
saku tersebut digunakan untuk mengkonsumsi non makanan, maka tingkat kesejahteraan mahasiswa dapat dikatakan membaik
Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi pada konsumsi mahasiswa asing adalah :
2.2.1. Pendapatan
Keynes berpendapat bahwa pengeluaran konsumsi hampir secara penuh di pengaruhi oleh kekuatan pendapatan. Fungsi konsumsi menurut Keynes
menunjukkan hubungan antara pendapatan nasional dengan pengeluaran konsumsi yang kedua-duanya dinyatakan dengan menggunakan tingkat harga konstan, dan
bukan hubungan antara pendapatan nasional nominal dengan konsumsi nominal. Sukirno mengatakan bahwa pendapatan pada dasarnya merupakan balas
jasa yang diterima pemilik faktor produksi atas pengorbananya dalam proses produksi. Masing-masing faktor produksi seperti tanah akan memperoleh balas
jasa dalam bentuk sewa tanah, tenaga kerja akan memperoleh balas jasa berupa upah gaji, modal akan memperoleh balas jasa dalam bentuk bunga modal, serta
keahlian termasuk para enterprenuer akan memperoleh balas jasa dalam bentuk laba Antari, 2008.
Menurut Sunuharyo 1982, dilihat dari pemanfaatan tenaga kerja, pendapatan yang berasal dari balas jasa berupa upah atau gaji disebut pendapatan
tenaga kerja Labour Income, sedangkan pendapatan dari selain tenaga kerja disebut dengan pendapatan bukan tenaga kerja Non Labour Income. Dalam
kenyataannya membedakan antara pendapatan tenaga kerja dan pendapatan bukan tenaga kerja tidaklah selalu mudah dilakukan. Ini disebabkan karena nilai output
tertentu umumnya terjadi atas kerjasama dengan faktor produksi lain. Oleh sebab itu dalam perhitungan pendapatan migran dipergunakan beberapa pendekatan
tergantung pada lapangan pekerjaannya. Untuk yang bekerja dan menerima balas jasa berupa upah atau gaji dipergunakan pendekatan pendapatan income
approach, bagi yang bekerja sebagai pedagang, pendapatannya dihitung dengan melihat keuntungan yang diperolehnya. Untuk yang bekerja sebagai petani,
pendapatannya dihitung dengan pendekatan produksi Production Approach. dengan demikian berdasarkan pendekatan di atas dalam pendapatan pekerja
migran telah terkandung balas jasa untuk skill yang dimilikinya. Dalam pengertian umum pendapatan adalah hasil pencaharian usaha.
Budiono 1992 mengemukakan bahwa pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi. Sedangkan
menurut Winardi pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang dapat dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor produksi.
Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh
suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu.
Pendapatan juga dapat di definisikan sebagai jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu
biasanya satu tahun, pendapatan terdiri dari upah, atau penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga dan deviden, serta pembayaran
transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti tujangan sosial atau asuransi pengangguran Samuelson dan Nordhaus, 1996.
Adapun menurut Lipsey pendapatan terbagi dua macam, yaitu pendapatan perorangan dan pendapatan disposable. Pendapatan perorangan adalah pendapatan
yang dihasilkan oleh atau dibayarkan kepada perorangan sebelum dikurangi dengan pajak penghasilan perorangan. Sebagian dari pendapatan perorangan
dibayarkan untuk pajak, sebagian ditabung oleh rumah tangga yaitu pendapatan perorangan dikurangi dengan pajak penghasilan. Pendapatan disposible
merupakan jumlah pendapatan saat ini yang dapat di belanjakan atau ditabung oleh rumah tangga yaitu pendapatan perorangan dikurangi dengan pajak
penghasilan. Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan
maupun natura. Pendapatan atau juga disebut juga income dari seorang warga masyarakat adalah hasil “penjualan” dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya
pada sektor produksi, sektor produksi ini ”membeli” faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga yang
berlaku dipasar faktor produksi. Harga faktor produksi dipasar faktor produksi seperti halnya juga untuk barang-barang dipasar barang ditentukan oleh tarik
menarik, antara penawaran dan permintaan.
2.2.2. Usia
Faktor yang mempengaruhi usia termasuk pada faktor demografi kependudukan adapun faktor yang mempengaruhi faktor demografis adalah : 1
Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi; 2 Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi
secara menyeluruh walaupun pengeluaran rata-rata perorang atau per keluarga relative rendah; 3 Pengeluaran konsumsi suatu negara akan sangat besar bila
jumlah penduduk sangat banyak dan pendapatan perkapita sangat tinggi; 4 Usia produktif dan tidak produktif 15-60 tahun semakin banyak penduduk usia kerja
atau usia produktif maka semakin besar tingkat konsumsinya, terutama bila sebagian dari mereka mendapat kesempatan kerja yang tinggi dengan upah yang
wajar atau baik, sebab semakin banyak penduduk yang bekerja maka penghasilanya juga semakin besar.
Dilihat dari segi usia, mahasiswa masih tergolong pada kelompok usia remaja akhir, yakni antara 18-22 tahun. Sebagaimana dikemukakan oleh Jatman
Sumartono, 2002 : 120, remaja merupakan kelompok sasaran yang potensial untuk memasarkan produk-produk industri, sebab remaja memiliki pola yang
konsumtif dalam berpakaian, berdandan dan gaya potong rambut. Raymond Tambunan 2001 mengatakan bahwa : Kelompok usia remaja
merupakan salah satu pasar potensial bagi banyak produsen, karena kecenderungan remaja biasanya mudah terbujuk iklan, suka ikut-ikutan, tidak
realistis, dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya. Sifat-sifat remaja inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian produsen untuk memasuki pasar remaja.
Komposisi penduduk satu negara dapat dilihat dari beberapa klasifikasi diantaranya : usia produktif dan tidak produktif, pendidikan rendah, menengah,
tinggi dan wilayah tinggal pekotaan atau pedesaan. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka tingkat konsumsinya pun semakin tinggi. Sebab
pada saat seseorang pendidikannya semakin tinggi, mereka tidak lagi sekedar memenuhi kebutuhan makan dan minum melainkan juga memenuhi kebutuhan
informasi, pergaulan masyarakat yang lebih baik, serta kebutuhan akan pengakuan orang lain terhadap keberadaannya eksistensinya. Dan seringkali biaya yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan ini jauh lebih besar dari pada biaya pemenuhan kebutuhan untuk makan dan minum.
2.2.3. Gaya Hidup
Mahasiswa merupakan sebutan status seseorang yang sedang menimba ilmu di perguruan tinggi. Peralihan status dari siswa dari jenjang pendidikan
menengah atas menjadi mahasiswa tentunya akan di barengi dengan pertukaran simbol-simbol yang akan memaknai bahwa dirinya adalah mahasiswa, bukan lagi
siswa. Pada saat itulah terjadi pertukaran identitas, baik identitas sosial dan kultural.
Hal yang paling mendasar dan dapat dilihat langsung terjadinya perubahan status dari siswa menjadi mahasiswa adalah tentang apa dan bagaimana yang
dikonsumsi dalam keseharianya. Ruang lingkup barang yang dikonsumsi yang dimaksud bukan hanya dalam batasan materi saja, namun sampai kemudian pada
khasanah sosial dan budaya. Dengan perilaku konsumsi tersebut di atas, kemudian mahasiswa menciptakan gaya hidup konsumtif yang berhubungan dengan prestise,
gaya berpakaian, bersosialisasi, penggunaan tekonologi yang mengikuti trend
zaman dan status internasional, Dalam hal ini pola konsumsi yang merefleksikan pilihan sesorang terhadap uang dan waktu.
Toffler Subandy 2000: 165 mengemukakan bahwa gaya hidup yaitu alat yang dipakai individu untuk mengidentifikasi dengan subkultur-subkultur tertentu
sehingga gaya hidup dipakai seseorang dalam bertingkah laku dan mempunyai konsekuensi dalam membentuk pola perilaku tertentu. Misalkan saja menyangkut
gaya hidup sehat seorang individu. Untuk merubah gaya hidup sehat seorang individu maka yang diubah bukan hanya individunya saja namun juga lingkungan
social dan kondisi tempat tinggal yang mempengaruhi pola perilaku individu tersebut.
Beberapa jenis tren gaya hidup tersebut antara lain pakaian, musik, tempat wisata, makan, dan minum, penampilan pribadi, buku, hobi, olahraga, dan
kendaraan. Pada saat ini banyak berbagai industri yang menyebabkan banyak
masyarakat semakin mementingkan gaya daripada isi maupun fungsinya yaitu industri mode atau fashion, industri kecantikan, industry kuliner, pusat
perbelanjaan, apartemen beserta perumahan real estate, makanan cepat saji, handphone, industri iklan dan televise, hal ini juga mempengaruhi mahasiswa
untuk berperilaku konsumtif demi kebutuhan prestise.
2.2.4. Izin Keimigrasian
Izin tinggal mahasiswa asing dalam hal ini adalah izin pengurusan masuk ke Indonesia, izin memperpanjang waktu tinggal atau lamanya tinggal di
Indonesia selama masa studi berlangsung dan izin keluar Indonesia ke Negara asal mahasiwa melalui pengurusan paspor ke kantor imigrasi, dalam hal ini pemberian
Visa tinggal terbatas bagi pelajar mahasiswa asing dalam rangka mengikuti pendidikan diindonesia, dapat diberikan untuk jangka waktu izin tinggal terbatas
selama 5 lima tahun selama di Indonesia dan dapat diperpanjang paling banyak 2 dua kali berturut-turut serta setiap kali perpanjangan diberikan paling lama 2
dua tahun.
Indonesia sebagai negara yang berdaulat mempunyai tujuan untuk
mensejahterakan rakyatnya, hal ini harus diwujudkan. Adanya perlindungan segenap kepentingan bangsa, keikutsertaan dalam melaksanakan ketertiban dunia
dalam hubungannya dengan dunia internasional, semua aspek keimigrasian harus didasarkan pada apa yang telah digariskan dalam Undang-Undang Dasar Tahun
1945 sebagai hukum dasar untuk pengaturan implementasi tugas-tugas keimigrasian secara operasional. Jika dikaji dasar pertimbangan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 1992 tentang keimigrasian, maka pengaturan dan pelayanan di bidang keimigrasian merupakan hak dan kedaulatan negara Republik Indonesia
sebagai negara hukum. Selanjutnya negara Indonesia untuk menjaga keamanan dalam negerinya terhadap orang yang masuk atau datang ke Indonesia dan keluar
dari Indonesia wajib memiliki dokumen perjalanan yang sah dan masih berlaku. Orang asing yang memasuki wilayah yurisdiksi Indonesia, wajib memenuhi
beberapa ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang keimigrasian, yaitu: 1 Wajib memiliki surat perjalanan yang sah dan masih berlaku, sebagaimana
dimaksud Pasal 3 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian selanjutnya disebut dengan UUK, dan menurut Petunjuk
Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor: F- 307.IZ.01.10 Tahun 1995 tanggal 15 Maret 1995. Menurut Petunjuk Pelaksanaan Direktur
Jenderal Imigrasi Nomor : F- 307.IZ.01.10 Tahun 1995 tanggal 15 Maret 1995 tersebut, yang dimaksud dengan surat perjalanan yang masih berlaku
adalah minimal 6 enam bulan. Pengertian surat perjalanan menurut Pasal 1 ayat 3 UUK adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang
berwenang dari suatu negara yang memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan antar negara. Jenis surat perjalanan
negara asing antara lain: paspor diplomatik, paspor dinas, paspor biasa, certificate of identity, seamans book. Jenis surat perjalanan seamans book,
belum semua negara memberlakukannya termasuk Indonesia. 2 Wajib memiliki visa.
Pasal 6 ayat 1 UUK menyebutkan: setiap orang yang masuk ke wilayah Indonesia wajib memiliki visa tidak semua orang asing yang masuk ke
wilayah Indonesia dapat diberikan visa. Visa hanya diberikan kepada orang asing yang maksud dan tujuan kedatangannya di Indonesia
bermanfaat serta tidak akan menimbulkan gangguan terhadap ketertiban dan keamanan nasional. Pengecualian dari kewajiban orang asing yang
memiliki visa sebagaimana yang diatur pada Pasal 7 ayat 1 UUK yaitu: a. orang asing warga negara dari negara yang berdasarkan Keputusan
Presiden tidak diwajibkan memiliki visa. b. orang asing yang memiliki izin masuk kembali.
c. kapten atau nahkoda dan awak yang bertugas pada alat angkut yang berlabuh di pelabuhan atau mendarat di bandar udara di wilayah
Indonesia.
d. penumpang transit di pelabuhan atau bandar udara di wilayah Indonesia sepanjang tidak keluar dari tempat transit yang berada di
daerah tempat pemeriksaan imigrasi. Keimigrasian dilakukan terhadap surat dan atau orang, antara lain surat
perjalanan, visa atau dibebaskan dari keharusan memiliki visa, fisik sepanjang menyangkut gangguan jiwa atau penyakit menular, kartu embarkasi dan
disembarkasi, daftar cekal, dan daftar awak alat angkut serta daftar penumpang. 1. Wajib mendapat izin masuk yaitu izin yang diterakan pada visa atau surat
perjalanan orang asing untuk memasuki wilayah Indonesia yang diberikan oleh pejabat imigrasi di tempat pemeriksaan imigrasi.
2. Wajib memiliki izin masuk kembali yang masih berlaku bagi orang asing yang memiliki izin tinggal terbatas dan tetap.
3. Namanya tidak termasuk dalam daftar penangkalan yaitu larangan yang bersifat sementara terhadap orang-orang tertentu untuk masuk ke wilayah
berdasarkan alasan tertentu. Izin tinggal mahasiswa asing dalam hal ini adalah izin pengurusan masuk
ke Indonesia, izin memperpanjang waktu tinggal atau lamanya tinggal di Indonesia selama masa studi berlangsung dan izin keluar Indonesia ke Negara asal
mahasiwa melalui pengurusan paspor ke kantor imigrasI, dalam hal ini pemberian Visa tinggal terbatas bagi pelajar mahasiswa asing dalam rangka mengikuti
pendidikan diindonesia, dapat diberikan untuk jangka waktu izin tinggal terbatas selama 2 dua tahun dan dapat diperpanjang paling banyak 2 dua kali berturut-
turut serta setiap kali perpanjangan diberikan paling lama 2 dua tahun. Jenis-jenis izin tinggal dan masuk keluar Indonesia :
1 Izin Tinggal Kunjungan Izin Tinggal Kunjungan diberikan kepada orang asing yang masuk wilayah
indonesia dengan visa kunjungan. Adapun jenis izin tinggal kunjungan dibagi sebagai beikut :
a. Izin Tinggal Kunjungan VISA B VISA Budaya untuk orang asing 60 hari dari masuk negara asal menuju Indonesia
b. Perpanjangan izin tinggal kunjungan VISA B VISA Budaya dari tanggal penetapan izin tinggal kunjungan tinggal di Indonesia diperpanjang
menjadi 30 hari dan berkelanjutan seterusnya 2 Izin Tinggal Terbatas
Izin tinggal terbatas adalah izin yang diberikan kepada orang asing yang masuk wilayah Indonesia dengan Visa tinggal terbatas dimana orang asing
tersebut mengalih statuskan dari izin kunjungan menjadi tinggal terbatas. Izin tinggal terbatas memiliki pilihan waktu perpanjangan selama 2 dua tahun, 1
satu tahun dan 6 enam bulan dengan syarat keimigrasian yang berlaku. 3 Izin kembali masuk dan keluar Indonesia
Izin kembali masuk dan keluar Indonesia terbagi menjadi : • Entry Permit Re Entry Permit ERP
ERP adalah Izin masuk dan keluar Indonesia dalam jarak waktu izin masuk dan keluar Indonesia dalam waktu 3 tiga bulan hanya diperbolehkan
masuk dan keluar indonesia hanya dalam jangka waktu 1 kali saja • Multiple Re-entry Permit MERP
MERP adalah izin masuk dan keluar Indonesia dalam jarak waktu izin Selama 6 enam bulan, 1 satu tahun dan 2 dua tahun dengan syarat
penggunan izin masuk dan keluar Indonesia bisa lebih dari 1 kali
2.2.5. Tabungan
Tabungan adalah bagian pendapatan yang tidak dibelanjakan atau dikonsumsi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tabungan ialah :
1. Tingkat Pendapatan
2. Keinginan untuk menabung, yaitu kecenderungan marginal untuk
menabung yang menunjukkan besarnya tambahan pendapatan yang akan ditabung
3. Tingkat suku bunga bank
4. Tingkat kepercayaan terhadap bank
Dalam sistem ekonomi sederhana pemikiran barat dengan 2 pelaku ekonomi yaitu rumah tangga dan swasta maka dikenal model ekonomi sebagai
berikut : Y = C + I.............................................1
I = S....................................................2 Arti dari simbol-simbol tersebut adalah :
Y = pendapatan kotorgross income C = KonsumsiConsumption
I = InvestasiInvestment S = TabunganSaving
Dengan mekanisme matematika sederhana maka untuk mendapatkan Tabungan atau Saving adalah :
Y = C + S............................................3 S = Y - C............................................4
Rumusan S = Y - C itulah yang selama ini populer dikalangan masyarakat Nusantara terutama para generasi muda dan masyarakat awam lainnya dimana
Tabungan merupakan sisa dari pendapatanincome yang diterima setelah digunakan untuk memenuhi kebutuhan consumption.
Teori ekonomi menyebutkan bahwa kebutuhan pelaku ekonomi tidak terbatas sedangkan resources atau ketersediaan sumber pemenuhan kebutuhan
pelaku ekonomi sangatlah terbatas scarcity sehingga pola pemikiran tabungan merupakan sisa dari pendapatan mengakibatkan tidak adanya kesempatan untuk
menabung alias pendapatanincome akan selalu habis untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu kegunaan dari tabungan itu adalah sebagai antisipasi untuk
memenuhi kebutuhan dimasa yang akan datang sering disebut sebagai konsumsibelanja yang tertunda yang penuh dengan ketidakpastian. Selain itu
tabungansaving merupakan sumber dari kebutuhan Investasi seperti gambaran pada rumusan 2 dimana Investasi diharapkan dapat meningkatkan
pendapatanincome bagi para pelaku ekonomi sehingga TabunganSaving memiliki peran yang sangat signifikan dalam proses peningkatan kesejahteraan
pelaku ekonomi. Dalam hal ini, konsumsi mahasiswa asing dapat dilihat dari jumlah
pendapatan yang diterima dikurangi dengan jumlah sisa tabungan. Sehingga, dapat dilihat seberapa besar jumlah konsumsi mahasiswa asing perbulannya dan
pendapatan yang diterima untuk kota medan.
2.3.Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4.Hipotesis Penelitian
1. Pendapatan berpengaruh positif terhadap tingkat konsumsi mahasiswa asing
Universitas Sumatera Utara, ceteris paribus 2.
Usia berpengaruh positif terhadap tingkat konsumsi mahasiswa asing Universitas Sumatera Utara, ceteris paribus
3. Gaya Hidup berpengaruh positif terhadap tingkat konsumsi mahasiswa asing
Universitas Sumatera Utara, ceteris paribus X
2
Usia Tingkat Konsumsi
Mahasiswa Asing Y
X5 Tabungan
X
1
Pendapatan
X
3
Gaya Hidup
X
4
Izin Keimigrasian
4. Izin keimigrasian berpengaruh positif terhadap tingkat konsumsi mahasiswa
asing Universitas Sumatera Utara, ceteris paribus 5.
Tabungan berpengaruh positif terhadap tingkat konsumsi mahasiswa asing Universitas Sumatera Utara, ceteris paribus
2.5.Peneliti Terdahulu
Tejar Rinanda, 2010, Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi masyarakat di propinsi Sumatera Utara, meneliti tentang pengeluaran konsumsi
rumah tangga di Sumatera Utara dipengaruhi oleh PDRB, Suku bunga deposito, Populasi penduduk, variable-variabel tersebut berepengaruh signifikan terhadap
konsumsi masyarakat provinsi Sumatera Utara. Fitri, Wahida, 2011, Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsumsi Internet
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. Skripsi Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Hasanuddin. Makassar. meneliti tentang
faktor–faktor yang mempengaruhi konsumsi mahasiswa seperti pendapatan, tingkat harga, tingkat suku bunga, selera masyarakat yang berpengaruh secara
signifikan terhadap konsumsi Dwi Harjanto, 2001, analisis pengaruh konsumsi masyarakat pesisir
terhadap pendapatan ekonomi kota Jambi menganalisis tentang pengaruh tingkat harga dan tingkat bunga terhadap pendapatan ekonomi
Supri Atmojo, 2008, Analisis hubungan tingkat pendidikan masyarakat terhadap laju pertumbuhan ekonomi, meneliti tentang perkembangan pendidikan
di Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.Jenis Penelitian
Dari sudut metodologi penelitian, analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kausal, Umar 2008 menyebutkan desain kausal
berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain, dan juga berguna pada penelitian yang bersifat eksperimen di mana variabel
independennya diperlakukan secara terkendali oleh peneliti untuk melihat dampaknya pada variabel dependen secara langsung.
3.2.Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah dilaksanakan di Universitas Sumatera Utara di. Jl. Dr.Mansyur No.9 Medan
3.3.Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono 2005 “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Pada penulisan ini objek penelitian adalah Mahasiswa Asing
Universitas Sumatera Utara dengan populasi berjumlah 1080 orang dari Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Pertanyaan seringkali diajukan dalam metode pengambilan sampel adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian. Sampel yang terlalu
kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi populasi yang sesungguhnya. Sebaliknya, sampel yang besar dapat memperkecil kesalahan.
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan metode Slovin, Penentuan Jumlah Sampel dari Notoatmojo
adalah sebagai berikut:
dimana : N : Besar Populasi
N : Besar Sampel e²: Tingkat Kepercayaan 5
Perhitungan besar sampel pada rumus ini ada pada para mahasiswa asing yang berjumlah total keseluruhan 1088 orang dimana tingkat kepercayan 5
92 1188
1088 1
. 1088
1 1088
2 1
2 2
= =
+ =
+ =
n n
n N
N n
Menentukan Sampling pada Jumlah mahasiswa dari Fakultas : 1. Fakultas Kedokteran jumlah mahasiswa asing : 800 Orang
orang 67
92 1088
800 n
= =
n x
2. Fakultas Kedokteran Gigi jumlah mahasiswa asing : 288 Orang
orang 25
92 1088
288 n
= =
n x
Total Sampel : 67 orang + 25 Orang = 92 orang
3.4.Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Dalam mengumpulkan data primer, metode pengumpaulan data dilakukan dengan
metode wawancara langsung kepada responden yang bepedoman terhadap kuesioner yang telah disiapkan.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono 2002 bahwa “kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya”.
3.5.Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah regresi berganda, Analisis Regresi linear berganda digunakan Untuk mengetahui pengaruh suatu variabel bebas variabel
bebas lebih dari satu terhadap variabel terikat. Sebelum melakukan analisis maka harus dilaksanakan uji prasyarat
analisis regresi linear berganda yaitu Uji
Normalitas, Uji Linearitas, dan Uji Asumsi Klasik. Setelah melakukan uji
prasyarat dan hasil uji prasarat menunjukan hal yang bagus maka selanjutnya melakukan analisis regresi.
Adapun Penelitian ini dibantu dengan program aplikasi SPSS adalah Statistic Package For The Social Sciences SPSS.
Model analisis penelitian secara matematis dapat dituliskan melalui suatu fungsi sebagai berikut :
Y = f X1,X2,X3,X4,X5 Persamaan Struktural:
Y = βo+ β1X1+β2X2+β3X3+β4X4+β5X5+ e 1 Keterangan :
Y = Tingkat Konsumsi X1 = Pendapatan
X2 = Usia X3 = Gaya Hidup
X4 = Izin Keimigrasian X5 = Tabungan
Β0- β5 = Koefesien Regresi e1 = Term of error
3.6. Uji Normalitas