Perjanjian Internasional TINJAUAN PUSTAKA

dalam perjanjian tersebut. Perjanjian jenis ini sebagian besar merupakan kodifikas dari hukum kebiasaan yang sudah berlaku sebelumnya ataupun berisikan progressive development dalam hukum internasional yang diterima sebagai hukum kebiasaan baru atau sebagai prinsip hukum yang berlaku secara universal. 74 Bentuk dari perjanjian internasional adalah: 1. Treaty; 2. Konvensi; 3. Protokol; 4. Persetujuan; 5. Arrangement; 6. Proses Verbal; 7. Statuta; 8. Deklarasi; 9. Modus Vivendi; 10. Pertukaran Nota atau Sura;t 11. Ketentuan Penutup Final Act; dan 12. Ketentuan Umum General Act. 75 Suatu perjanjian internasional dapat berakhir apabila: 1. Telah tercapai tujuan dari perjanjian tersebut; 2. Habis waktu berlakunya perjanjian tersebut; 3. Punahnya salah satu pihak peserta perjanjian atau punahnya objek perjanjian; 4. Adanya persetujuan dari para peserta untuk mengakhiri perjanjian itu; 74 Sefriani, Op.cit., hlm. 29-30. 75 T. May Rudy, Op.cit., hlm. 123-126. 5. Diadakannya perjanjian antara para peserta yang kemudian meniadakan perjanjian yang terdahulu; 6. Dipenuhinya syarat tentang pengakhiran perjanjian sesuai dengan ketentuan perjanjian itu sendiri; 7. Diakhiri perjanjian secara sepihak oleh salah satu peserta dan diterimanya pengakhiran tersebut oleh pihak lain. 76 76 Ibid., hlm. 128.

BAB III. METODE PENELITIAN

Penelitian hukum merupakan upaya dalam menjawab permasalahan hukum yang timbul berdasarkan data dan fakta yang digunakan. Penelitian hukum merupakan salah satu dari wujud penelitian yang diupayakan untuk mengembangkan dan sarana pokok pengembangan ilmu pengetahuan, karena penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. Sistematis berarti menggunakan sistem tertentu, metodologis artinya menggunakan metode tertentu dan konsisten berarti tidak ada hal yang bertentangan dalam kerangka tertentu

3.1 Jenis dan Tipe Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif yaitu penelitian hukum dengan menggunakan sumber data sekunder, yaitu peraturan perundang-undangan, putusan Mahkamah Konstitusi, teori hukum, dan pendapat para ahli.

3.2 Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah menggunakan pendekatan yuridis normatif dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : 1. Melakukan inventarisasi terhadap putusan Mahkamah Konstitusi tentang pengujian undang-undang hasil ratifikasi perjanjian internasional. 2. Membaca secara ringkas putusan Mahkamah Konstitusi terkait dengan pengujian undang-undang hasil ratifikasi perjanjian internasional. 3. Membaca secara ringkas keterkaitan hukum nasional dan hukum internasional. 4. Menelaah teori-teori keterkaitan antara perjanjian internasional dan hukum nasional baik dari segi pembentukan sampai segi pemberlakuan dan pengakhiran. 5. Melakukan identifikasi dan klasifikasi terhadap kewenangan Mahkamah Konstitusi terkait pengujian undang-undang hasil ratifikasi perjanjian internasional. 6. Membaca, menganalisis, lalu melakukan perbandingan dengan keputusan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Konstitusi di negara lain terkait pengujian undang- undang hasil ratifikasi perjanjian internasional.

3.3 Sumber Data

Data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. 1. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer adalah bahan-bahan hukum yang mengikat, 1 adapun bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : a. Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945; b. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4012; c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2003 jo Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5226; 1 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1986, hlm. 52. d. Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 06PMK2005 tentang Pedoman Beracara Dalam Perkara Pengujian Undang-Undang; e. Risalah Sidang Putusan Perkara Nomor 33PUU-IX2011. 2. Bahan Hukum Sekunder Bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, antara lain buku-buku literatur ilmu hukum baik hukum tata negara maupun hukum internasional, karya ilmiah dari kalangan hukum, jurnal hukum, dan artikel, serta bahan lainnya yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini. 3. Bahan Hukum Tersier Bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, misalnya kamus hukum, kamus bahasa, dan lain-lain.

3.4 Teknik Pengumpulan Data Metode Pengolahan Data dan Bahan Hukum

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data dan Bahan Hukum Pengumpulan data dan bahan hukum dilakukan dengan studi pustaka yang meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, serta bahan tersier yang relevan dengan permasalahan. Studi pustaka dilakukan melalui tahap-tahap identifikasi pustaka sumber data, identifikasi bahan hukum yang diperlukan, dan inventarisasi bahan hukum data yang diperlukan.

1.4.2 Metode Pengolahan Data dan Bahan Hukum

Data dan bahan hukum yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Melakukan inventarisasi terhadap putusan Mahkamah Konstitusi terkait pengujian undang-undang hasil ratifikasi perjanjian internasional. 2. Membaca secara ringkas putusan Mahkamah Konstitusi terkait permasalahan ini. 3. Melakukan identifikasi terhadap kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam menguji undang-undang hasil perjanjian internasional. 4. Melakukan perbandingan dengan keputusan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Konstitusi di negara lain terkait pengujian undang-undang hasil ratifikasi perjanjian internasional.

3.5 Analisis Data

Data dan bahan yang diperoleh secara kualitatif dan kemudian melakukan kajian secara komprehensif hasil indentifikasi secara deskriptif, analitis dan sistematis. Berdasarkan hasil pembahasan dan perbandingan terhadap putusan Mahkamah Konstitusi di negara lain terhadap kasus yang sama kemudian diambil simpulan secara induktif sebagai jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. 2 2 Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: Citra Aditya Bhakti, 2004, hlm. 191.

Dokumen yang terkait

A. Pendahuluan - KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM MELAKUKAN PENGUJIAN TERHADAP UNDANG-UNDANG HASIL RATIFIKASI PERJANJIAN INTERNASIONAL

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN - WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM PENGUJIAN UNDANG-UNDANG HASIL RATIFIKASI PERJANJIAN INTERNASIONAL (Studi Kasus Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 33/PUU-IX/2011) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 12

BAB II RATIO DECIDENDI PUTUSAN MK 33PUU-IX2011 BERKAITAN DENGAN KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM PENGUJIAN PERJANJIAN INTERNASIONAL - WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM PENGUJIAN UNDANG-UNDANG HASIL RATIFIKASI PERJANJIAN INTERNASIONAL (Studi Kasus Put

0 0 39

BAB III Akibat Hukum Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 33PUU- IX2011 terhadap Kekuatan Mengikat Hasil Ratifikasi Charter of - WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM PENGUJIAN UNDANG-UNDANG HASIL RATIFIKASI PERJANJIAN INTERNASIONAL (Studi Kasus Putusan Mahkama

0 0 18

Ultra Petita dalam Pengujian Undang-Undang oleh Mahkamah Konstitusi Ultra Petita in the Judicial Review of Law by the Constitutional Court

0 0 18

Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 92PUU-X2012 Terkait Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah dalam Pembentukan Undang- Undang Implementation of Constitutional Court Decision Number 92PUU-X2012 In Relation To The Authority of Regional Representati

0 0 27

Yudisialisasi Politik dan Sikap Menahan Diri: Peran Mahkamah Konstitusi dalam Menguji Undang-Undang Judicialization of Politics and Judicial Restraint: The Role of the Constitutional Court on the Review of Laws

0 0 30

Keberlakuan Yurisprudensi pada Kewenangan Pengujian Undang-Undang dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Jurisprudence Enforceability on Judicial Review Authority in the Constitutional Court Decision

0 0 24

Tenggang Waktu Konstitusionalitas dan Kebersesuaian Undang-Undang dengan UUD 1945 dalam Putusan Mahkamah Konstitusi The Limitation of Time in Constitutionality and Conformity of Law to The Constitution UUD 1945 in Constitutional Court Decision

0 0 22

Penambahan Kewenangan Constitutional Question di Mahkamah Konstitusi sebagai Upaya untuk Melindungi Hak-Hak Konstitusional Warga Negara Expanding the Authority of Constitutional Question in the Constitutional Court as an Effort for Protecting Citizens’ Co

0 0 22