kematangan seksual.
2
Hall berpendapat dalam buku Yusuf Syamsu bahwa remaja merupakan masa “Strum and Drang”, yaitu sebagai periode yang
berada dalam dua situasi, antara kegoncangan, penderitaan, asmara dan pemberontakan dengan otoritas orang dewasa. Selanjutnya, dia
mengemukakan bahwa pengalaman sosial selama remaja dapat mengarahkannya untuk menginternalisasi sifat-sifat yang diwariskan oleh
generasi sebelumnya.
3
Fase usia remaja sering dianggap sebagai fase yang sangat tidak stabil dalam tahap perkembangan manusia. G.S. Hall menyebutnya sebagai
strum und drang masa topan badai, sementara James E. Gardner dalam Yusuf Syamsu menyebutnya sebagai masa turbulence masa penuh gejolak.
Karakteristik penyesuaian sosial remaja di lingkungan sekolah: a Bersikap respek dan mau menerima peraturan sekolah.
b Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah c Menjalin persahabatan dengan teman-teman disekolah
d Bersikap hormat terhadap guru, pemimpin sekolah dan staf lainnya. e Membantu sekolah dalam merealisasikan tujuan-tujuannya.
4
Berdasarkan teori–teori di atas fase remaja adalah anak berusia 12-25 tahun, masa remaja awal sekitar usia 12-15 tahun, masa remaja madya
15-18 tahun dan masa remaja akhir 19-22 tahun dimana usia 13 tahun merupakan batas usia pubertas pada umumnya, yaitu secara biologis sudah
memahami kematangan seksual.
2. Pendidikan Remaja Sebaya
2
Notoatmodjo Soekidjo, Ilmu Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni Jakarta :Rineka Cipta, 2007, hh.263
3
Yusuf Syamsu, Op. Cit., hh.185
4
Ibid., hh.199
10
Pendidikan Remaja Sebaya adalah penjabaran dari kesetiakawanan dan perasaan senasip sepenanggulangan. Ini merupakan bukti bahwa
seseorang teman adalah sahabat sejati. Dalam kehidupan sehari-hari, contoh dalam melakukan PRS misalnya dalam bentuk komunikasi dua arah dengan
teman sebaya. Kadang-kadang menasehati teman kita pada waktu lain, teman kita menasehati kita tentang sesuatu.
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau
perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada individu.
5
Pendidikan Remaja Sebaya dalam pelaksanaanya sudah biasa dilakukan tetapi kali ini menyangkut pada kesehatan dan kesejahteraan
remaja. Demi kesuksesan masa depan bersama. Pendidikan Sebaya adalah strategi yang paling banyak digunakan
dalam program pencegahan HIV dan AIDS. Pendidikan sebaya sering dipraktekan untuk pencegahan HIV pada kaum muda, baik didalam maupun
diluar sekolah. Kegiatan ini tidak selalu diarahkan pada resiko kelompok terhadap penularan HIV, namun juga pada kelompok yang dianggap tidak
berisiko, yang pada akhirnya nanti dapat menunjang program pencegahan HIV pada seluruh populasi.
Dalam perkembangannya pendidikan sebaya mulai dikembangkan oleh berbagai lembaga atau institusi masuk Palang Merah Indonesia
sebagai upaya pendekatan kepada populasi tertentu seperti Penjaja seks
5
Notoatmodjo Soekidjo, Op. Cit., hh.108
11
komersil PSK dan pelanggannya, pengguna Narkoba suntik Penasun, laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki LSL, termasuk kaum gay,
waria narapidana, remaja rawan dan pekerja migran. Selain itu Orang Dengan HIV dan AIDS ODHA juga tercakup dalam program pendidikan
remaja sebaya. Beberapa pengalaman telah membuktikan bahwa program pendidikan
remaja sebaya yang dirancang dan dilaksanakan dengan memenuhi standar komponen strategi pencegahan HIV secara menyeluruh, maka hasilnya
dapat meningkatan pengetahuan dan pemahaman, sikap dan keterampilan yang terkait HIV. Selain itu pendidikan remaja sebaya dapat pula memotivasi
orang-orang untuk menjaga perilaku seks atau meminimalisir hubungan seks berisiko dan penggunaan narkoba berisiko. Apabila kelompok teman sebaya
yang diikuti atau diimitasinya itu menampilkan sikap dan perilaku yang secara moral atau agama dapat dipertanggung jawabkan, seperti kelompok remaja
yang taat beribadah, memiliki budi pekerti yang luhur, rajin belajar dan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial, maka kemungkinan besar remaja tersebut
akan menampilkan pribadi yang baik. Dari hasil penelitian di Amerika Serikat, sebagai salah satu negara
yang sudah maju. Menurut Bloom dalam buku Notoatmodjo menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap kesehatan.
6
Jadi pendidikan remaja sebaya akan menghasilkan perubahan atau
6
Ibid., hh.107
12
peningkatan pengetahuan remaja agar tidak melakukan perilaku yang menyimpang.
Berdasarkan teori-teori di atas pendidikan remaja sebaya adalah suatu proses belajar remaja dalam perkembangan atau perubahan ke arah
yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada individu.
3. Pengetahuan