3. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar, bilangan yang menunjukkan sekar dan mudahnya suatu soal
disebut indeks kesukaran. Adapun rumus untuk menghitung tingkat kesukaran item sebagai berikut.
= Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab benar
JS = jumlah siswa peserta tes
Arikunto, 2010: 208
Besarnya indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut. Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 dikategori sukar
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 dikategori sedang Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 dikategori mudah
Arikunto, 2010: 210
4. Daya Beda
Daya beda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh
berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda adalah.
D = = P
P
Keterangan: J
: Jumlah peserta tes
J
A
: Banyaknya peserta kelompok atas
J
B
: Banyaknya peserta kelompok bawah
B
A
: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu
dengan benar B
B
: Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
itu dengan benar P
A
Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar ingat, p sebagai indeks kesukaran
P
B
: Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Arikunto 2010: 228 Kualifikasi daya pembeda:
D = 0,00 - 0,20
= Jelek poor D
= 0,21 - 0,40 = Cukup satistifactory
D = 0,41 - 0,70
= Baik good D
= 0,71 - 1,00 = baik sekali excellent
D = negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang
mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja. Arikunto, 2010: 232
G. UJI ANALISIS STATISTIK PARAMETRIK 1. Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan uji Lilifors. Berdasarkan sampel yang akan diuji hipotesisnya, apakah sampel berdistribusi normal atau sebaliknya
digunakan rumus sebagai berikut: Lo = F Zi – S Zi
Keterangan: Lo
= harga mutlak besar F Zi = peluang angka baku
S Zi = proporsi angka baku
Kriteria pengujian adalah L
hitung
L
tabel
dengan huruf signifikan 0,05 maka variabel tersebut berdistribusi normal, demikian pula sebaliknya.
Sudjana, 2010: 466-467
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi homogen
atau tidak. Uji homogenitas yang dilakukan adalah:
F= Sudjana, 2005:250
Berlaku ketentuan bahwa jika F
hitung
F
tabel
berarti kedua data adalah homogen tetapi jika F
hitung
≥ F
tabel
berarti kedua data tidak homogen, dengan taraf signifikan 0,05 dan dk n – 1 Sugiyono, 2009: 276.
H. TEKNIK ANALISIS DATA 1. T – test Dua Sampel Independen
Berdasarkan penelitian ini pengujian hipotesis komparatif dua sampel independen digunakan rumus T – test. Terdapat beberapa rumus T – test
yang dapat digunakan untuk pengujian hipotesis komparatif dua sampel independen yakni rumus separated varian dan polled varian.
= separated varian
= polled varian
Keterangan: X
1
= rata-rata kemampuan berpikir kritis IPS Terpadu siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran cooperative script
X
2
= rata-rata kemampuan berpikir kritis IPS Terpadu siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran bertukar pasangan
S
1 2
= varian total kelompok 1 S
2 2
= varian total kelompok 2
n
1
= banyaknya sampel kelompok 1 n
2
= banyaknya sampel kelompok 2 Berdasarkan dua hal diatas maka berikut ini diberikan pedoman
penggunaan rumus t-test: 1. Bila jumlah anggota sampel n
1
= n
2,
dan varians homogen σ
1 2
= σ
2 2
maka dapat menggunakan rumus t-test baik separated varians maupun pooled varians. Untuk melihat harga t-tabel maka digunakan dk dk =
n
1 +
n
2
– 2.
2. Bila n
1
≠ n
2,
dan varians homogen σ
1 2
= σ
2 2
, dapat digunakan rumus t- test dengan poled varians, dengan derajat kebebasannya = n
1 +
n
2
– 2.
3. Bila n
1
= n
2
, dan varian tidak homogen σ
1 2
≠ σ
2 2
, dapat digunakan rumus polled varians maupun separated varians, dengan dk = n
1
– 1
atau n
2
– 1. jadi dk bukan n
1 +
n
2
– 2.
4. Bila n
1
҂ n
2
dan varians tidak homogen σ
1 2
= σ
2 2
, untuk ini digunakan rumus t-test dengan sparated varians, harga t sebagai pengganti t-tabel
dihitung dari selisih harga t-tabel dengan dk = n
1
– 1 dan dk = n
2
– 1
dibagi dua dan kemudian ditambah dengan harga t yang terkecil.
2. Analisis Varians Dua Jalan
Analisis varian dua Anava merupakan sebuah teknik inferensial yang digunakan untuk menguji rerata milai. Anava memiliki beberapa
kegunaan, antara lain dapat mengetahui antar variabel manakah yang memang mempunyai perbedaan secara signifikan dan variabel-variabel
manakah yang berinteraksi satu sama lain. Penelitian ini mengetahui tingkat signifikan perbedaan dua model pembelajaran.
Tabel 6. Rumus Unsur Persiapan Anava Dua Jalan
Sumber variasi
Jumlah Kuadrat JK Db
MK Fo
P
Antara A Antara B
Antara AB
interaksi Dalam d
= =
=
= A-12
B-12 DbAxdbb
4 Dbt-dbA-
dbB- dbAB
Total T =
N-1 49
Keterangan: JK
T
= jumlah kuadrat nilai total JK
A
= jumlah kuadrat variabel A JK
B
= jumlah kuadrat variabel B JK
AB
= jumlah kuadrat interaksi antara variabel A dengan variabel B JK
d
= jumlah kuadrat dalam MK
A
= mean kuadrat variabel A MK
B
= mean kuadrat variabel B MK
AB
= mean kuadrat interaksi antara variabel A dengan variabel B F
A
= harga Fountuk variabel A F
B
= harga Fountuk variabel B F
AB
= harga Fountuk interaksi variabel A dengan varibel B Arikunto 2010: 409.