Tabel 3. 4 Matriks Perbandingan Preferensi Berpasangan Antar Kriteria Kinerja Karyawan
Kualitas Kerja kerapihan
Ketepatan Waktu Kualitas Kerja
1
3 4
Kerapihan 1
2
Ketepatan Waktu 1
Dari tabel diatas terlihat jumlah dari setiap kriteria mempunyai tingkat kepentingan yang berbeda-beda. jumlah dari setiap perhitungan tingkat
kepentingan antar kriteria ini akan digunakan dalam proses perhitungan yang selanjutnya.
3. Struktur Hirarki
Langkah selanjutnya adalah pembentukan struktur hirarki, struktur yang terbentuk dari masalah penilaian kinerja karyawan ini adalah sebagai berikut:
a. TujuanGoal
: Penilaian Kinerja Karyawan b.
Kriteria : Kualitas kerja, Kerapihan dan Ketepatan Waktu
Gambar 3. 3 Strktur Hirarki Penilaian Kinerja Karyawan
Gambar diatas menyatakan tujuan dari studi kasus ini adalah membantu manager menghitung nilai evaluasi kinerja karyawan sesuai dengan tingkat
kriteria kualitas kerja, kerapihan dan ketepatan waktu.
4. Matrik Perbandingan
Dengan menggunakan skala rasio, dimana jika nilai matriks berada simetris dengan diagonalnya maka akan bernilai kebalikannya, atau dapat
dirumuskan:
Dapat diartikan jika kualitas kerja 3 kali lebih penting daripada kerapihan, maka kerapihan 13 lebih penting daripada kualitas kerja. Kualitas kerja 4 kali
lebih penting daripada ketepatan waktu, maka ketepatan waktu 14 lebih penting daripada kualitas kerja. Dan kerapihan 2 kali lebih penting daripada ketepatan
waktu, maka ketepatan waktu 12 lebih penting daripada kerapihan. Jika satu kriteria berbanding dengan kriteria itu sendiri, misalkan kualitas kerja berbanding
dengan kualitas kerja, maka matriks diagonalnya akan bernilai 1 atau bernilai equal, begitupun dengan kriteria selanjutnya.
Dari hasil 3 nilai perbandingan dapat digambarkan pada matriks perbandingan berikut:
Tabel 3. 5 Matriks Perbandingan Kualitas Kerja
kerapihan Ketepatan Waktu
Kualitas Kerja 1
3 4
Kerapihan
13
1
2
Ketepatan Waktu
14 ½
1