Tugas inilah yang dilaksanakan Rasulullah SAW ketika berada di Makkah sebelum dan sesudah Hijriah.”
B. Masa Pembinaan Pendidikan Islam
Masa pembinaan pendidikan Islam yang dimaksudkan ini adalah masa dimana proses penurunan ajaran agama Islam kepada Muhammad SAW dan proses pembudayaannya.
Masa tersebut berlangsung sejak Muhammad menerima wahyu pertama kali, yaitu pada 17 Ramadhan 13 tahun sebelum Hijriah 6 Agustus 610 M. Ajaran Islam datang untuk
meluruskan perkembangan budaya umat manusia yang ada pada zamannya dan memacu perkembangan selanjutnya.
5
1. Pendidikan Islam Periode Makkah
Kota Makkah sudah lama tumbuh dan berkembang sebagai sebuah kota tempat berkumpulnya para kabilah yang berdatangan dari berbagai penjuru Tanah Arab,
sebab di kota itu terletak Baitullah Ka’bah, yang dibangun di zaman Nabi Ibrahim bersama anaknya Ismail. Para pendatang atau peziarah selalu meramaikan kota
Makkah, maka keramain itu tentu saja terjadi komunikasi sosial, perdagangan dan lain sebagainya.
6
Kondisi masyarakat Makkah pada ketika itu dipandang dari sudut sosial adalah terdiri dari kabilah-kabilah, dan solidaritas kabilah sangat kuat, karena itu sering
terjadi peperangan antarkabilah. Adapun kondisi keberagamaan masyarakatnya memiliki berbagai kepercayaan, pada umumnya mereka penyembah berhala, seperti
Latta, Uzza, dan Manata. Selain dari itu, masyarakat Arab ada juga yang beragama ash-Shaibah, yaitu penyembah bintang-bintang, agama untuk kejahatan dengan
kegelapan.
7
Ketika ayat pertama turun dan diikuti dengan ayat berikutnya, maka Rasulullah sudah berketetapan hati untuk melaksanakan dakwah Islamiah. Pelaksanaan dakwah
Islam pada periode Makkah ini dilaksanakan oleh Rasul dengan tiga tahapan. Tahap pertama, dilakukan dengan secara rahasia, hal ini dilakukan supaya tidak mendapat
ganguan dari pihak kafir Quraisy. Dalam tahap rahasia ini, Rasul menyampaikan ajaran Islam kepada keluarga terdekat serta teman-teman dekatnya saja. Pendekatan
5 Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004, hal. 14.
6 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Lintas Sejarah, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2013, hal. 20. 7
Ibid,. hal. 20.
4
yang dilakukan beliau adalah cara pendekatan pribadi. Pada tahap seperti ini telah memeluk Islam: Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Harisah, Abu Bakar, Usman
bin Affan, ubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqas, Thalhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidah bin Jarrah, dan Aram bin Araqam.
Tahapan kedua, dilakukan dengan cara semi-rahasia. Pada tahap ini, ruang lingkup dakwah beliau lebih luas dari pada tahapan pertama, yaitu ditunjukkan kepada
kelompok Bani Abdul Muththalib. Adapun tahapan ketiga, secara terbuka dan demonstrasi. Pada tahap ini, Rasulullah menyeru masyarakat Arab khususnya
penduduk kota Makkah untuk memeluk agama Islam. Pelaksanaan dakwah secara terbuka ini, berdasarkan atas perintah Allah yang tertera dalam surah al-Hijr 15 ayat
94:
.ن ل ييك
ه رهش ي مهليا نهعل ض
ي رهعيال ول رهملؤيته ًاملبه عيدلص
ي ًافل
“Maka sampaikanlah Muhammad secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang musyrik.”
Islam sangat berbeda dengan agama-agama yang tumbuh pada ketika itu, maka Rasulullah memperkenalkan Islam, segi-segi perbedaan yang mendasar dengan
kepercayaan masyarakat Arab. Segi-segi itu diantaranya:
8
a. Akidah Suku Quraisy memiliki banyak patung dan Hubbal merupakan patung yang
paling diagungkan. Keadaan inilah yang ingin diubah oleh Rasulullah Muhammad SAW. Rasulullah mengemban tugas untuk menyampaikan akidah
Islamiyah, yang beritikad tauhid mengesakan Allah. Inti pokok keyakinan yang disampaikan oleh beliau adalah bertuhan hanya kepada Allah dan hanya Allah
saja yang disembah. Hal ini dapat disimpulkan dalam bentuk tauhid Rububiyyah dan Uluhiyyah.
Ayat Al-Qur’an yang diturunkan dalam periode Makkah ini berisikan tauhid. Di antara ayat-ayat yang mengajak kepada tauhid, antara lain yang tertera dalam
surah al-Ikhlas 112 ayat 1-5, Surah al-Fatihah 1 ayat 1-7, surah al-Baqarah 2 ayat 225, surah al-Anbiya’ 21 ayat 22.
8 Ibid,. hal. 22-27.
5
b. Pengajaran Al-Qur’an Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit, tidak
sekaligus. Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Tradisi menghafal di kalangan Arab sudah berlangsung sejak
pra-Islam, dibuktikan dengan kemampuan mereka menghafal syair-syair yang cukup panjang. Pengajaran Al-Qur’an ini berlangsung secara berkesinambungan.
Nabi menyampaikan ayat-ayat, para sahabat menghafalnya dan sebagian menulisnya, pada waktu tertentu Rasul mengadakan ulangan terhadap bacaan-
bacaan dan hafalan para sahabat. c. Pendidikan Ibadah
Ibadah yang dilakukan kaum Muslimin pada saat itu belum sempurna sebagaimana ibadah yang dilakukan pada masa setelah Hijriah belum ada puasa,
zakat, haji. Ibadah yang baru dilaksanakan adalah shalat, itu pun belum dilaksanakan lima kali semalam.
d. Pendidikan Akal Ayat-ayat yang berkenaan dengan perkembangan pemikiran pada periode ini
terlihat antara lain tertera pada surah al-Ghasiyah 88 ayat 17-20. Ayat ini memberikan dorongan kepada kaum Muslimin untuk menggunakan akal dalam
rangka untuk memikirkan tentang hal-hal diungkapkan di atas. Di samping ayat- ayat di atas tentu masih banyak ayat-ayat lain yang mendorong untuk
menggunakan pikiran.
2. Pendidikan Islam Periode Madinah