Fraksi Penipisan Air TINJAUAN PUSTAKA

Hasil penelitian Sinaga 2008, tentang kepekaan tanaman kedelai terhadap kadar air tanah pada jenis tanah Ultisol, menunjukkan bahwa penurunan kadar air sebesar 50 dan 75 dari kapasitas lapang sudah mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Hal ini dikarenakan menurut Hardjowigeno 2003 dalam Sinaga 2007, tanah Ultisol tanah bertekstur halus atau liat mempunyai luas permukaan yang besar dan ukuran pori-pori yang halus akibatnya kapasitas menahan dan menyerap air lebih besar dan akar memperoleh air dengan baik sehingga dapat dengan mudah terjadi penurunan air tanah dan menurunnya potensial matriks. Selain itu, pada tanah ultisol semakin rendah kandungan air tanah tersedia dan kesuburan tanah akan mempengaruhi pertumbuhan akar tanaman. Oleh karena itu, bobot akar yang paling tinggi menggambarkan bahwa akar tanaman memperoleh air dan hara yang paling baik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan analisis sifat fisik tanah dilakukan di Laboratorium Teknik Sumber Daya Air dan Lahan TSDAL Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai dengan Januari 2014.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ember, timbangan duduk, cawan, timbangan analitik, oven, kertas label, tisu, mistar, gelas ukur, ajir, tali rafia, sprayer, dan ayakan tanah. Bahan yang digunakan adalah benih tiga varietas kedelai yaitu varietas Wilis, Kaba, dan Tanggamus, tanaman rumput, tanah Ultisol, kapur dolomit, pupuk NPK, dan Insektisida Fastac serta air.

3.3 Metode Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan faktorial dalam rancangan acak lengkap RAL dengan dua faktor perlakuan yaitu faktor fraksi penipisan air tanah tersedia p yang terdiri atas tiga taraf perlakuan penipisan air tanah tersedia dan faktor varietas kedelai yang terdiri atas tiga varietas. Rincian perlakuan dapat dilihat pada tabel 8 sebagai berikut : Tabel 8. Faktor perlakuan I dan II No. Faktor I Faktor II 1 P 1 = 0,2 V I = Varietas Wilis 2 P 2 = 0,4 V 2 = Varietas Kaba 3 P 3 = 0,6 V 3 = Varietas Tanggamus Teknik pemberian air irigasi dilakukan sesuai dengan perlakuan berdasarkan hasil pengukuran evapotranspirasi tanaman ET c karena jumlah air irigasi yang diberikan sama dengan jumlah evapotranspirasi yang terjadi pada hari sebelum pemberian air irigasi. Pengukuran evapotranspirasi acuan pada P0,2 dilakukan menggunakan tanaman rumput. Pengukuran dilakukan dengan cara mengetahui jumlah kadar air tanah KAT melalui metode Gravimetrik yaitu metode penimbangan. Penimbangan dilakukan setiap hari sesuai waktu pengontrolan. Cara pemberian air irigasi dilakukan dengan rumus : Dimana : JI = Jumlah irigasi mm 3 W a - W i = Berat wadah awal dikurang berat wadah akhir gram A = Luas permukaan wadahpot cm 2 . Berdasarkan jumlah taraf dalam perlakuan maka diperoleh 9 kombinasi perlakuan. Masing-masing perlakuan dilakukan 3 tiga kali pengulangan sehingga berjumlah 27 satuan percobaan Gambar 1. Setiap pot ditanami dengan 3 butir benihpot.