membangun kapasitas anak untuk menyuarakan kehendak, cita- cita dan harapan mereka terhadap masyarakat dan perubahan social menurut perspektif mereka.
10
Penegakan hukum adalah proses pemberlakukan hukum diatur dalam suatu
undang-undang baik undang-undang formal maupun undang-undang materil. Penegakan hukum dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pokok penegakan
hukum sebenarnya terletak pada faktor-faktor yang mungkin mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut mempunyai arti yang netral, sehingga dampak positif atau
negatifnya terletak pada isi faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a. Faktor hukumnya sendiri, dalam hal ini dibatasi pada undang-undang saja.
b. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun
menerapkan hukum. c.
Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. d.
Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau diterapkan.
e. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang
didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.
11
Kelima faktor tersebut saling berkaitan dengan eratnya, oleh karena merupakan esensi dari penegakan hukum, juga merupakan tolak ukur daripada efektivitas
penegakan hukum. Dengan demikian, maka kelima faktor tersebut akan dibahas
10
Mansour Fakih, Anak-anak Membangun Kesadaran Kritis Pengantar, Pustaka Pelajar, Jakarta, 2002, hlm 2.
11
Soerjono Soekanto. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hlm. : 25
lebih lanjut dengan mengetengahkan contoh-contoh yang diambil dari kehidupan masyarakat Indonesia.
2. Konseptual
Konseptual adalah kerangka yang mengambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus, yang merupakan kumpulan dalam arti-arti yang berkaitan dengan istilah
yang ingin tahu akan diteliti.
12
Adapun Konseptual yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Diversi adalah pengalihan penanganan kasus-kasus anak yang diduga telah
melakukan tindak pidana dari proses formal dengan atau tanpa syarat.
13
b. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara
yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi
dan guna menemukan tersangkanya.
14
c. Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 dua puluh satu tahun
dan belum pernah kawin.
15
d. Perlindungan anak adalah suatu usaha mengadakan kondisi yang melindungi
anak dapat melaksanakan hak dan kewajibannya.
16
e. Tindak Pidana adalah perbuatan yang dilakukan setiap orangsubjek hukum
yang berupa kesalahan dan bersifat melanggar hukum ataupun tidak sesuai dengan perundang-undangan.
17
12
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 2010, hlm. 132
13
Santi Kusumaningrum, Penggunaan Diversi untuk Anak yang Berhadapan dengan Hukum. http:www.idlo.intbandaacehawareness.htm. diakses 1 November 2012.
14
Pasal 1 butir 2 KUHAP
15
Pasal 1 ayat 2 UU Kesejahteraan Anak
16
Arif Gosita, Op, Cit., hlm 12
17
Romli Atmasasmita, Bunga Rampai Hukum Acara Pidana, Armico, Bandung, 2008, hlm. 25
E. Sistematika Penulisan Hukum
Adapun sistematika penulisan hukum terbagi dalam 5 lima bab yang saling
berkaitan dan berhubungan. Sistematika dalam penulisan hukum ini adalah sebagai berikut :
I. PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini, penulis menguraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode
penelitian dan sistematika penulisan hukum. II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang kerangka teori dan kerangka pemikiran. Kerangka teori meliputi tinjauan umum tentang hukum acara pidana dan tinjauan umum
tentang pokok bahasan. III. METODE PENELITIAN
Pada bab ini memuat metode yang digunakan dalam penulisan yang menjelaskan mengenai langkah-langkah yang digunakan dalam pendekatan masalah.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan rumusan masalah, yaitu mengenai pengaturan mengenai pelaksanaan diversi dalam
penyidikan dalam upaya perlindungan terhadap anak yang melakukan tindak pidana di Polresta Bandar Lampung dan hambatan yang timbul dalam
pelaksanaan diversi dalam penyidikan dalam upaya perlindungan.
V. PENUTUP
Bab ini merupakan bagian akhir dari penelitian ini yang berisi simpulan yang diambil berdasarkan hasil penelitian dan saran-saran sebagai tindak lanjut dari
simpulan tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian Diversi
Sebagaimana kita ketahui bahwa diversi merupakan wewenang dari aparat
penegak hukum yang menangani kasus tindak pidana untuk mengambil tindakan meneruskan perkara atau mengehentikan perkara, mengambil tindakan tertentu
sesuai dengan kebijakan yang dimiliknya.
17
Berdasarkan hal tersebut terdapat suatu kebijakan apakah pekara tersebut diteruskan atau dihentikan. Apabila
perkara tersebut diteruskan, maka kita akan berhadapan dengan sistem pidana dan akan terdapat sanski pidana yang harus dijalankan. Namun apabila perkara
tersebut tidak diteruskan, maka dari awal tingkat penyidikan perkara akan dihentikan guna kepentingan bagi kedua belah pihak dimana prinsipnya
memulihkan hubungan yang terjadi karena tindak pidana untuk kepentingan masa depan bagi kedua belah pihak. Hal ini yang menjadi prinsip mengapa dilakukan
diversi khusunya bagi tindak pidana anak, dimana untuk mewujudkan kesehjatraan bagi anak itu sendiri. Melalui diversi dapat memberikan kesempatan
bagi anak untuk menjadi sosok baru yang bersih dari catatan kejahatan dan tidak menjadi resedivis.
17
Marlina, Pengantar Konsep Diversi dan Restorative Justice dalam Hukum Pidana, Medan, USU Press, 2010, hlm. 1.