Sujud kepada kedua orang tua ku yang senantiasa berdo,a untuk keberhasilan anaknya Pengertian Belajar

PERSEMBAHAN Puji syukur kepada Allah SWT, ku persembahkan karya ini Kepada :

1. Sujud kepada kedua orang tua ku yang senantiasa berdo,a untuk keberhasilan anaknya

2. Istri dan ketiga putra dan putri ku tersayang yang senantiasa berdo,a untuk keberhasilan meraih cita-cita

3. Kepada semua keluarga besar yang telah memberi motivasi dan membantu do,a demi keberhasilan ku

Judul : UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NHT PADA MATA PELAJARAN IPS KELS VII 1 SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 20112012 Nama Mahasiswa : MUH. YUSUF NPM : 1013073010 Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi : Pendidikan Ekonomi Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan MENYETUJUI , 1. Komisi Pembimbing. Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. R Gunawan S, S.Pd., S. SE., M.M. Drs. Teddy Rusman, M.Si NIP. 19600808 198603 1 003 NIP. 19600818 19866003 1 005 2. Mengetahui Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, Drs. Hi. Nurdin, M.Si NIP.19600817 198603 1 003 Ketua Jurusan Pend. Ilmu Pengetahuan Sosial, Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si NIP.19560108 198503 1 002 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Desa Kedaton Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan pada tanggal 02 Januari 1959, anak ke dua dari tujuh bersaudara dari pasangan Bapak Husin dan Ibu Masna.. Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SD Muhammaddiyah Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 1973, Sekolah Menengah Pertama di SMEP Kedaton kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 1976, Sekolah Menengah Atas di SMA Pembangunan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 19791980 dan pada tahun 1981 penulis diterima di Diploma II Keterampilan Jasa di UNILA Bandar Lampung dan lulus pada tahun 1984. Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program S1 Kependidikan Guru Dalam Jabatan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Ekonomi di UNILA Bandar Lampung. Pada tahun 1984, penulis di angkat menjadi PNS sebagai guru, pada jenjang Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Negara Ratu Kabupaten Lampung Utara kemudian pada tahun 1990 tugas mengajar di SMP Negeri 1 Palas Kabupaten Lampung Selatan lalu pada tahun 1997 bertugas di SMP Negeri 1 Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan sampai dengan sekarang.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam usaha mengembangkan dan membina seoptimal mungkin potensi yang dimiliki setiap anak didik. Oleh karena itu perlu diadakan pembaharuan dalam pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, karena hal ini akan berdampak pada mutu pendidikan dan lulusan sekolah tersebut. Di sisi lain sebagai indikator untuk melihat sejauh mana kualitas dari suatu sekolah, dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar anak didik secara umum, yang dilihat dan hasil belajar dan mutu lulusannya. Metode pembelajaran merupakan cara untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sehingga semakin baik penggunaan metode pembelajaran semakin berhasil pencapaian tujuan. Hal ini berarti bahwa guru harus memilih metode yang tepat dan sesuai dengan bahan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas VII 1 SMP Negeri 1 Raja Basa diduga disebabkan belum diterapkannya berbagai model pembelajaran di dalam proses pembelajaran. Selama ini pembelajaran IPS masih menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu ceramah dan Tanya jawab. Dengan metode 2 tersebut “transfer of knowledge” berlangsung satu arah, dari guru kepada siswa dan tidak terjadi interaksi. Kedudukan dan fungsi guru dalam proses pembelajaran cenderung masih dominan. Memang terdapat variasi, seperti tanya jawab dan tugas tetapi tidak dapat melibatkan siswa secara aktif. Metode tanya jawab hanya melibatkan beberapa siswa yang aktif dalam pembelajaran di kelas tersebut dan pertanyaan guru diajukan kepada siswa secara searah dan individual, tidak dengan mengelompokkan siswa untuk bekerjasama dalam menjawab pertanyaan. Akan lebih baik lagi jika dalam kegiatan pembelajaran terjadi interaksi antara siswa dengan siswa, interaksi antara guru dan siswa, maupun interaksi antara siswa dengan sumber belajar. Diharapkan dengan adanya interaksi tersebut, siswa dapat membangun pengetahuan secara aktif, pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, serta dapat memotivasi peserta didik sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan. Penggunaan metode diskusi kelompok pun belum mampu melibatkan setiap siswa ke dalam kegiatan pembelajaran. Hanya siswa tertentu yang terlibat dalam proses diskusi secara dialogis dan interaktif. Akibatnya, mata pelajaran IPS belum mampu menjadi mata pelajaran yang disenangi dan dirindukan oleh siswa. Imbas lebih jauh dari kondisi pembelajaran semacam tersebut adalah kegagalan siswa dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Mengingat setiap peserta didik mempunyai taraf berpikir yang berbeda, dan adanya kesulitan peserta didik dalam memecahkan suatu masalah, maka dengan keterampilan dan keahlian yang dimiliki seorang guru diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang tepat agar peserta didik menguasai pelajaran sesuai dengan target yang akan dicapai dalam kurikulum. Selain itu perlu dilakukannya pembaharuan dalam pembelajaran 3 IPS sebagai respon melemahnya kualitas proses dan hasil belajar peserta didik yang ditunjukkan oleh masih banyaknya peserta didik yang pemahaman dan penguasaan materi IPS masih rendah. Hal tersebut berdasarkan dokumentasi hasil belajar pada siswa kelas VII 1 SMP Negeri 1 Raja Basa tahun pelajaran 20112012, diperoleh gambaran hasil ulangan harian I sebagaimana terlihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Nilai Siswa Pada Ulangan Harian I UH I Kelas VII 1 SMP Negeri 1 Raja Basa Tahun Pelajaran 20112012 No Rentang Nilai Skala Enam Frekuensi Presentase Interprestasi 1 75 – 84 5 14,28 Baik 2 65 – 74 6 17,14 Lebih dari cukup 3 55 – 64 8 22,86 Cukup 4 45 – 54 7 20 Kurang 5 35 – 44 9 25,71 Kurang sekali Jumlah 35 100 Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa kelas VII 1 pada ulangan harian I UH I masih rendah. Jumlah siswa pada kelas VII 1 yang memperoleh nilai di atas 65 sebagai Kriteria Ketuntasan Minimum sebanyak 11 siswa dengan persentase 31,42. Hasil belajar pada saat Ulangan Harian II UH2 semester genap dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini. 4 Tabel 2. Nilai Siswa Pada Ulangan Harian II UH 2 Kelas VII 1 SMP Negeri 1 Raja Basa Tahun Pelajaran 20112012 No Rentang Nilai Skala Enam Frekuensi Presentase Interprestasi 1 75 – 84 6 17,14 Baik 2 65 – 74 7 20 Lebih dari cukup 3 55 – 64 8 22,86 Cukup 4 45 – 54 8 22,86 Kurang 5 35 – 44 6 17,14 Kurang sekali Jumlah 35 100 Berdasarkan data pada Tabel 2 di atas, terlihat bahwa hasil belajar pada pelajaran IPS yang diperoleh siswa kelas VII 1 pada ulangan harian II masih rendah. Jumlah siswa kelas VII 1 yang memperoleh nilai di atas 65 sebanyak 13 siswa 37,14. SMP Negeri 1 Raja Basa di kelas VII 1 Tahun Pelajaran 20112012 menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sebesar 65. Hal ini berarti siswa belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan oleh guru yaitu 65 siswa memperoleh nilai 65. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah 1995: 128 menyatakan bahwa “apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65, dikuasai maka persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah”. Proses pembelajaran menggunakan berbagai macam model pembelajaran, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif cooperative learning. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran peserta didik perlu belajar berpikir, memecahkan masalah dan belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan, konsep, dan keterampilannya kepada peserta 5 didik yang membutuhkan dan peserta didik merasa senang menyumbangkan pengetahuannya kepada anggota lain dalam kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif terdiri dari berbagai macam diantaranya adalah model pembelajaran Numbered Head Together NHT. Berdasarkan pengalaman penulis terhadap proses pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Raja Basa diperoleh informasi bahwa selama proses pembelajaran, guru belum memberdayakan seluruh potensi siswa sehingga sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Beberapa siswa belum belajar sampai pada tingkat berfikir yang logis. Siswa baru mampu menghafal fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan pada tingkat berfikir yang mudah, sehingga mereka belum dapat menggunakan dan menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari yang kontekstual. Pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial selama ini juga masih teacher centered. Kondisi demikian tentu membuat proses pembelajaran hanya didominasi guru. Pada akhirnya membawa dampak kepada suasana belajar yang tidak menyenangkan bagi siswa dan siswa merasa bosan pada materi yang diberikan oleh guru. Siswa menjadi malas untuk melakukan aktivitas-aktivitas belajar sehingga hasil belajar yang diperoleh juga kurang optimal. Tabel 3. Hasil Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Kriteria Jumlah Siswa Persentase Siswa yang aktif 12 34,28 Siswa yang belum aktif 23 65,72 Jumlah 35 100 6 Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat dilihat siswa yang aktif sebanyak 12 siswa dari 35 siswa 34,28 dan siswa yang belum aktif sebanyak 23 siswa dari 35 siswa 65,72. Hasil pengamatan tersebut, dapat dinyatakan bahwa tingkat aktivitas siswa masih rendah. Berdasarkan uraian di atas, rendahnya aktivitas diduga karena guru menggunakan model pembelajaran yang kurang tepat dalam pembelajarannya. Untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal, maka perlu adanya perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Proses pembelajaran IPS yang diharapkan ialah siswa mendapat porsi lebih banyak dibanding guru, bahkan mereka harus dominan dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam pembelajaran siswa diharapkan mampu berperan lebih aktif sebagai pembelajar dan fungsi guru lebih sebagai fasilitator dan dinamisator. Sasaran dari pembelajaran IPS siswa diharapkan mampu berpikir kritis, analisis dan argumentatif. Untuk mengatasi permasalahan yang ada, diperlukan suatu model pembelajaran yang lebih cepat dan menarik, dimana setiap siswa dapat belajar secara kooperatif, dapat bertanya meski tidak ada guru secara langsung dan mengemukakan pendapat atau pemikirannya. Salah satu upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran IPS di kelas VII 1 SMP Negeri 1 Raja Basa adalah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Berdasarkan uraian di atas peneliti mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran, yaitu model pembelajaran NHT untuk mengungkapkan apakah dengan model NHT dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar IPS. 7 Peneliti memilih metode pembelajaran ini guna mengkondisikan siswa agar terbiasa menemukan, mencari, mendikusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran Siadari, 2001: 4. Dalam model pembelajaran NHT siswa lebih aktif dalam memecahkan untuk menemukan sedang guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu. Meski dalam model ini siswa lebih aktif, namun guru tetap mengawasi kelas untuk memberikan bimbingan baik secara kelompok maupun individual. Penerapan model pembelajaran NHT ini akan menambah variasi model pembelajaran yang lebih menarik, menyenangkan, melibatkan siswa, meningkatkan aktivitas, model pembelajaran ini dirasakan lebih efektif dari pada model lain sehingga diharapkan mampu untuk mengkomunikasikan gagasan dan menerapkan dalam kehidupan sehari–hari. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk mengambil judul Laporan Penelitian Tindakan Kelas “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran NHT pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas VII 1 Semester Genap SMP Negeri 1 Raja Basa Tahun Pelajaran 20112012 ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut. 8 1. Proses pembelajaran masih terpusat pada guru teacher centered, siswa hanya mendengarkan penjelasan guru sehingga tidak ada interaksi antara guru dan siswa. 2. Partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran sangat rendah. 3. Perolehan hasil belajar masih rendah, hanya 31,42 yang mencapai KKM pada Ulangan Harian I dan 37,14 yang mencapai KKM pada Ulangan Harian II.

C. Pembatasan Masalah

Memperhatikan latar belakang masalah dan agar dalam pembahasan tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang ingin dipecahkan dan diteliti, maka perlu adanya batasan masalah bahwa yang dianalisis adalah Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran NHT pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII 1 Semester Genap SMP Negeri 1 Raja Basa Tahun Pelajaran 20112012.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah serta pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran NHT pada mata pelajaran IPS yang dapat meningkatan aktivitas belajar siswa kelas VII 1 semester genap SMP Negeri 1 Raja Basa Tahun Pelajaran 2011 2012 ? 9 2. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran NHT pada mata pelajaran IPS yang dapat meningkatan hasil belajar siswa kelas VII 1 semester genap SMP Negeri 1 Raja Basa Tahun Pelajaran 2011 2012 ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini sebagai berikut. 1. Untuk menganalisis penerapan model pembelajaran NHT yang dapat meningkatan aktivitas siswa mata pelajaran IPS kelas VII 1 semester genap SMP Negeri 1 Raja Basa Tahun Pelajaran 2011 2012. 2. Untuk menganalisis penerapan model pembelajaran NHT yang dapat meningkatan hasil siswa mata pelajaran IPS kelas VII 1 semester genap SMP Negeri 1 Raja Basa Tahun Pelajaran 2011 2012.

F. Kegunaan Penelitian

1. Secara Teoritis a Kontribusi positif bagi guru-guru mata pelajaran IPS tentang alternatif strategi pembelajaran yang lain yaitu pembelajaran dengan model NHT yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. 2. Secara Praktis Penelitian ini secara praktis dapat memperbaiki proses pembelajaran di kelas untuk mempermudah siswa memahami meteri pelajaran IPS yang disampaikan sehingga aktivitas belajar siswa lebih baik. 10

G. Ruang Lingkup Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini, sebagai berikut. 1. Objek Penelitian Penerapan model pembelajaran NHT untuk mengetahui hasil dan aktivitas Belajar IPS. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas VII.1 yang diajarkan menggunakan model pembelajaran NHT. 3. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Raja Basa Tahun Pelajaran 2011 2012. 4. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun 20112012.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, dalam belajar terjadi perubahan baik tingkah laku, sikap dan cara berpikir. Menurut pendapat Hamalik 2000: 34 menyatakan bahwa, “ belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku berkat pengetahuan dan latihan”. Disini guru harus mengantarkan siswanya untuk memperoleh dan menghasilkan perubahan tingkah laku tersebut. Menurut Uno 2008 : 15 menyatakan bahwa, “ belajar merupakan suatu proses atau interaksi yang dilakukan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang baru dalam bentuk perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman itu sendiri ”. Slameto 2003: 2 berpendapat bahwa “ belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku 12 yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya”. Pendapat senada dikemukakan Uno 2008: 16 bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka belajar adalah suatu proses yang mengubah tingkah laku melalui pengalaman-pengalaman yang terjadi pada lingkungan sekitarnya sehingga menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Belajar merupakan proses untuk mengembangkan potensi- potensi yang dimiliki manusia dan merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Masalah pengertian belajar ini, para ahli psikologi dan pendidikan mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing. Tentu saja mereka mempunyai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Reber dalam kamus susunannya yang tergolong modern, Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama, belajar adalah The process of acquiring knowledge, yakni proses memperoleh pengetahuan. Kedua, A relatively permanent change in respons potentiality which occurs as a result of reinforced practice, yaitu suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan 13 yang diperkuat Muhibbin, 2000: 91. Jadi menurut Reber belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan yang dapat mengubah kemampuan bereaksi seseorang yang bersifat permanen jika dilakukan dengan suatu latihan. Belajar merupakan proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan baik menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman, juga merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya Hamalik, 2001: 27. Belajar adalah aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri sendiri di bawah bimbingan pengajar Tirtaraharja, 2000: 51. Menurut Djamarah 2000: 73, belajar adalah berubah dan perubahan dalam belajar adalah disadari setelah berakhirnya kegiatan belajar. Jadi, dengan belajar akan menjadikan perubahan dalam segala aspek pribadi seseorang, sehingga siswa akan mampu dan sanggup menghadapi suatu kesulitan untuk memecahkan masalah. Gagne 2006: 10 berpendapat bahwa belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah dan belajar merupakan tindakan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa 14 adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Bagi seorang siswa belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa tersebut. Menurut Logan 2001: 70 belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan latihan . Senada dengan hal tersebut, Winkel 1997: 193 berpendapat bahwa belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri siswa, tetapi tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar karena perubahan tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri perwujudan yang khas Syah, 2000: 116 antara lain sebagai berikut. a. Perubahan Intensional Perubahan dalam proses berlajar adalah karena pengalaman atau praktek yang dilakukan secara sengaja dan disadari. Pada ciri ini siswa menyadari bahwa ada perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan dan keterampilan. b. Perubahan Positif dan aktif Positif berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi kehidupan serta sesuai dengan harapan karena memperoleh sesuatu yang baru, yang lebih baik dari sebelumnya, sedangkan aktif artinya perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha dari siswa yang bersangkutan. 15 c. Perubahan efektif dan fungsional Perubahan dikatakan efektif apabila membawa pengaruh dan manfaat tertentu bagi siswa, sedangkan perubahan yang fungsional artinya perubahan dalam diri siswa tersebut relatif menetap dan apabila dibutuhkan perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan lagi. Menurut Dimyati dan Mudjiono 2000: 42-49, prinsip-prinsip belajar meliputi kesiapan belajar, perhatian, motivasi, keaktifan, keterlibatan langsungberpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan, penguatan, dan perbedaan individual. Prinsip-prinsip belajar meliputi sebagai berikut. a. Kesiapan belajar Faktor kesiapan, baik fisik maupun psikologis, merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar. Kondisi fisik dan psikologis ini biasanya sudah terjadi pada diri siswa sebelum ia masuk kelas. b. Perhatian Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu objek. Dapat pula dikatakan bahwa perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan. Belajar sebagai suatu aktivitas yang kompleks sangat membutuhkan perhatian dari siswa yang belajar. c. Motivasi Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif saat orang melakukan suatu aktivitas. Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut melakukan kegiatan tententu untuk mencapai tujuan disposisi internal. Motif ini tidak selalu aktif pada diri seseorang. Pada suatu ketika motif itu aktif sehingga orang bersemangat melakukan suatu aktivitas, atau siswa bersemangat belajar, tatapi pada ketika lain motif tidak aktif artinya motivasi tidak timbul, sehingga siswa tidak terdorong untuk beraktivitas atau bersemangat untuk belajar. d. Keaktifan Siswa adalah subjek yang melakukan kegiatan belajar. Oleh karena itu, siswa harus aktif tidak boleh pasif. e. Mengalami sendiri Prinsip pengalaman ini sangat penting dalam belajar dan erat kaitannya dengan prinsip keaktivan. Siswa yang belajar dengan melakukan sendiri tidak minta tolong orang lain akan memberikan hasil belajar yang lebih cepat dalam pemahaman yang mendalam. Prinsip ini telah dibuktikan oleh John Dewey dengan “Learning by doing”. f. Pengulangan Materi pelajaran ada yang mudah dan ada pula yang sukar. Untuk mempelajari materi sampai pada taraf insight siswa perlu membaca, berfikir, mengingat dan yang tidak kalah penting adalah latihan. Dengan 16 latihan berarti siswa mengulang-ulang materi yang dipelajari sehingga meteri tersebut makin mudah diingat, dan pengulangan tanggapan tentang meteri makin segar dalam pikiran siswa sehingga makin mudah diproduksi. g. Materi pelajaran yang menantang Keberhasilan belajar sangat dipengaruuhi pula oleh rasa ingin tahu anak curiosity terhadap suatu persoalan. Curiosity ini timbul bila materi pelajaran yang dihadapannya bersifat menantang atau problematic. h. Balikan dan penguatan Balikan feed back adalah masukan yang sangat penting baik bagi siswa dan guru. Dengan balikan, siswa mengetahui sejauh mana kemampuannya dalam suatu hal, dimana letak kekuatan dan kelemahannya. i. Perbedaan individual siswa-siswa dalam suatu kelas yang dihadapi oleh guru tidaklah boleh disamakan kondisinya seperti benda mati. Masing-masing siswa mempunyai karakteristik, baik dilihat dari segi fisik maupun psikis. Dengan adanya perbedaan ini tentu kemauan, minat serta kemampuan belajar mereka tidak persis sama. Belajar bukanlah proses dalam kehampaan. Tidak pula pernah sepi dari berbagai aktivitas, berikut ini beberapa aktivitas belajar yaitu: 1 mendengarkan, 2 memandang, 3 meraba, membau, dan mencicipimengecap, 4 menulis atau mencatat, 5 membaca, 6 membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi, 7 mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan, 8 menyusun paper atau kertas kerja, 9 mengingat, 10 berpikir, 11 latihan atau praktek Bahri, 2008: 38-45. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan, bukan dari penurunan gen. Ada beberapa hal pokok dalam belajar antara lain, belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, belajar merupakan perubahan yang relatif mantap, dan tingkah laku yang dialami karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik psikis maupun fisik seperti perubahan dalam pengertian pemecahan suatu masalah, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan atau sikap. 17

2. Pembelajaran

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NHT PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII 1 SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 26 71

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NHT PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII 1 SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 70

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VII.H SEMESTER GENAP PADA SMP NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 79

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM-BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VII.3 SEMESTER GENAP PADA SMP NEGERI 2 GADINGREJO KAB. PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 58

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN TEKNIK LATIHAN SISWA KELAS 1 SEMESTER GENAP SD NEGERI 1 WAYHALOM TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 40

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII A SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 59

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII.7 SEMESTER GENAP SMP NEGERI 4 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 55

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII A SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 60

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII.7 SEMESTER GENAP SMP NEGERI 4 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

2 10 56

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM-BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VII.D SEMESTER GENAP PADA SMP NEGERI 1 PULAU PANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 36