Seminar Nasional Konservasi Biodiversitas di Sub-Regional Sumatera Bagian Selatan, Palembang 14-15 Januari 2015 | 59
6.1.3. Status spesies
Optimalisasi upaya konservasi keanekaragaman spesies dapat melalui penentuan spesies prioritas daerah. Untuk Sumatera bagian Selatan, beberapa spesies flora dan
fauna yang dapat dijadikan spesies prioritas daerah adalah spesies yang mulai langka, seperti kayu ramin, kayu ulin, kayu meranti, kayu gaharu, merbau, tembesu, temadun,
tenam, benuang, surian, kantong semar, dan tumbuhan obat berkhasiat anti kanker dan degeneratif, harimau Sumatera Panthera tigris sumatrae, gajah Sumatera, badak,
beruang madu, kijang, kancil, rusa, trenggiling, macan akar, angko, tapir, labi-labi, siamang, wok-wok, orang utan, berbagai jenis burung termasuk rangkong, elang, dan ibis,
buaya muarabuaya air asin, buaya Sinyulong, ikan endemik, ikan sungai sewah dan juano, berbagai jenis reptil, dll. Namun sayangnya, tidak semua spesies di atas terdata
dengan baik. Hanya spesies tertentu, seperti badak, gajah, dan harimau, populasinya telah terdata dengan baik. Pada tahun 2014, populasi harimau diperkirakan berkisar 6
ekor, tetapi jika monitoring yang dilakukan lebih intensif maka jumlah yang ditemukan mungkin lebih banyak. Untuk distribusi spasial dari tiap spesies tidak diketahui dengan
baik, tetapi ada beberapa titik yang telah terdata merupakan wilayah jelajah spesies, seperti di desa Suko Subak, Lubuk Bintiolo, Pangkalan Balian, Desa Saret kecamatan
Batanghari, Leko Amba, resort Solok Buntuk, Resort Simpang Satu, Resort Benu, Resort Ngirawan, Gunung Dempo, dan TN Sembilang.
Pemutakhiran data status spesies merupakan hal penting yang perlu diutamakan. Dalam kenyataannya, tidak semua lembaga melakukan penelitian dan monitoring
keanekaragaman hayati. Tetapi, ada beberapa lembaga pemerhati satwaliar yang telah melakukan pendataan spesies, meliputi monitoring spesies harimau Sumatra sejak tahun
2009 kerjasama ZSL dan TN Sembilang dan penelitian terkait genetika, habitat, estimasi populasi orang utan. Dukungan pendataan juga dilakukan oleh pemerintah melalui
kegiatan-kegiatan yang masuk dalam Perencanaan Program tahun 2015-2019. Disisi lain, penelitian tidak dilakukan oleh Dinas Kehutanan, karena penelitian bukan merupakan
tugas dan fungsi pokok Dinas Kehutanan.
Judul ataupun topik penelitian yang telah dilakukan terhadap spesies di atas meliputi penelitian Hasil Hutan Bukan Kayu HHBK berkhasiat obat degeneratif dan metabolik,
penelitian HHBK rotan jernang, serta beberapa laporan hasil survei, identifikasi flora dan fauna dan kajian-kajian ilmiah lainnya yang dilakukan di kawasan konservasi. Diseminasi
hasil penelitian tersebut melalui publikasi data, titik koordinat, blok petak, laporan tahunan, peta dan database. Namun, beberapa penelitian juga tidak mengeluarkan produk apapun.
Seminar Nasional Konservasi Biodiversitas di Sub-Regional Sumatera Bagian Selatan, Palembang 14-15 Januari 2015 | 60
Aksestabilitas data penelitian tersebut terbagi ke dalam dua bagian, yaitu data yang dapat diakses serta data yang tidak dapat diakses. Tetapi, pada umumnya terdapat harapan
para pihak bahwa setiap data sebaiknya dapat diakses secara terbuka.
6.1.4. Ancaman kelestarian spesies