3
Pada tahun 2007 FP-UB melakukan proses restrukturisasi program studi. Hasil restrukturisasi ini dikomunikasikan dalam pertemuan Forum Komunikasi Perguruan
Tinggi Pertanian se-Indonesia FKPTPI dan forum tersebut menyepakati adanya perubahan program studi di Fakultas Pertanian menjadi dua yaitu Agribisnis dan
Agroteknologi Agroekoteknologi. Hal ini diperkuat dengan keluarnya keputusan Dirjen Dikti tahun 2007 dengan SK Dirjen Dikti No. 163DIKTIKep2007 tentang dua
program studi untuk Fakultas Pertanian yaitu PS Agribisnis dan PS Agroteknologi Agroekoteknologi. Sejak tahun akademik 20082009, FP-UB menjalankan dua
Program Studi yaitu PS Agroekoteknologi dan PS Agribisnis dari hasil restrukturisasi tujuh program studi sebelumnya yaitu program studi Agronomi, Hortikultura, Ilmu
Tanah, Agribisnis, Penyuluhan dan Komunikasi pertanian, Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Pemuliaan Tanaman yang mengalami facing out. Pelaksaan ini
diperkuat dengan Surat ijin Dirjen DIKTI No 1787DT2009 tertanggal 05 Oktober 2009, perihal PerubahanPenggabungan Program Studi bidang Pertanian, di FP-UB
ditetapkan menjadi PS Agroekoteknologi dan Agribisnis. Kurikulum yang dijalankan telah disahkan berdasarkan Keputusan rapat Senat FP-UB tanggal 23 Agustus 2010.
Perubahan pendidikan di FP-UB merupakan proses dan hasil kepemimpinan 9 orang Dekan FP-UB sampai dengan sekarang adalah sebagai berikut:
1 Prof.Dr.Ir.Moeljadi Banoewidjojo almarhum 1960-1969
2 Prof.Ir. Baskoro Winarno almarhum 1969-1976
3 Prof.Dr. Soetono, M.Agr.Sc, almarhum 1976-1982
4 Ir. Soemarjo Poespodarsono, M.Agr.Sc. almarhum 1982-1985
5 Prof.Dr.Ir. Soewarno Notodimedjo almarhum 1985-1988
6 Prof.Dr.Ir. Bambang Guritno 1989-1995
7 Prof.Dr.Ir. Yogi Sugito 1995-2000
8 Prof.Dr.Ir. Syekhfani, MS. 2001-2007
9 Prof.Ir. Sumeru Ashari, MAgr.Sc, Ph.D. 2007- sekarang
Dalam kurun waktu tersebut pimpinan dan segenap civitas FP-UB, di setiap periode menghadapi tantangan dan permasalahan yang berbeda dalam upaya membangun
dan mengembangkan institusi. Tantangan dan masalah muncul sebagai akibat dari perubahan market signal Kebutuhan kemasyarakatan societal needs, Kebutuhan
dunia kerja industrial needs dan Kebutuhan profesional professional needs dan scientific vision kebutuhan generasi masa depan. Kedua perubahan tersebut
menuntut FP-UB untuk mampu membangun dan mengembangkan diri menjadi organisasi pengelola pendidikan tinggi yang efektif, efisien, produktif, transparan dan
akuntabel. Ketangguhan FP-UB diharapkan terus mampu menghasilkan sarjana pertanian yang berkemampuan akademik tinggi, berperilaku luhur dan berjiwa
wirausaha.
1.2. VISI, MISI, MOTTO
Cita-cita FP-UB dimasa mendatang tertuang dalam visinya yaitu pada tahun 2025 menjadi institusi pendidikan tinggi pertanian berstandar internasional yang
berperan aktif dalam Pengembangan IPTEK dan Pengelolaan Sumberdaya Alam yang berlanjut serta pengembangan agribisnis.
Adapun Misi FP-UB adalah sebagai berikut:
4
1. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di bidang Pertanian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam serta manajemen
agribisnis terkini berwawasan global berbasis iman dan taqwa, 2. Mengembangkan dan menerapkan IPTEK dalam lingkup Pertanian dan
lingkungan serta agribisnis dalam pembangunan bangsa. Melalui Visi, misi, tujuan dan sasaran FP-UB ke depan direncanakan akan
berkembang menjadi Fakultas Pertanian dengan selalu berusaha membangun pengetahuan untuk mendukung aksi-aksi masyarakat dalam mengelola pertanian
untuk menghasilkan bahan pangan yang sehat dan mengelola sumberdaya alam yang berlanjut.
1.3. TUJUAN FP-UB
Untuk menjalankan visi dan misi tersebut, maka tujuan FP-UB: Menghasilkan lulusan yang berkemampuan akademik tinggi, berperilaku luhur
dan berjiwa wirausaha; Menghasilkan IPTEK berbasis problem solving dalam bidang pertanian dan
sumberdaya alam serta managemen agribisnis; Memadukan IPTEK hasil penelitian dengan program pendidikan; dan
Menerapkan IPTEK sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam bidang pertanian dan sumberdaya alam serta managemen agribisnis.
1.4. TATA NILAI
Dalam melaksanakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Civitas Akademika wajib menjunjung tinggi dan mengamalkan nilai-nilai sebagai berikut:
T : BerTaqwa kepada Tuhan YME A : BerAkhlak mulia
H : Hemat dan efisien E : berjiwa Entrepreneur inovatif, kreatif, transparansi, dinamis
S : keberSamaan
1.5. ETIKA AKADEMIK
Masyarakat akademik dicirikan diantaranya oleh keterikatan terhadap etika akademik yang berlaku secara universal, seperti kejujuran, keterbukaan, obyektivitas, kemauan
untuk belajar dan berkembang serta saling menghormati dan tidak berlaku deskriminatif. Civitas akademika dalam mewujudkan budaya akademik, dengan
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi semestinya,
1 Membangun karakter diri yang bersumber dari olah hati :beriman dan bertakwa,
jujur, amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggungjawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik;
2 Membangun karakter diri yang bersumber dari pikir : cerdas, kritis, kreatif,
inovatif, ingin tahu, produktif, berorientasi ipteks, dan reflektif;
5
3 Membangun karakter diri yang bersumber dari oleh ragakinestetika : bersih dan
sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih; serta
4 Membangun karakter diri yang bersumber dari olah rasa dan karsa : kemanusiaan, saling menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah, hormat,
toleran, nasionalis, peduli, kosmopolit mendunia, mengutamakan kepentingan umum, cinta tanah air patriotis, bangga menggunakan bahasa dan produk
Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.
Masyarakat kampus merupakan satu bagian penting dari masyarakat akademis. Oleh sebab itu seluruh komponen civitas akamemika semestinya memahami dengan
benar dan merasa terikat dengan etika akademik tersebut. Keterikatan terhadap etika akademik harus tercermin pada setiap aspek kegiatan akademik, seperti
perkuliahan, penelitian, penulisan dan publikasi, penggunaan gelar akademis dan sebagainya. Dengan demikian dipandang perlu untuk menjelaskan bagaimana etika
akademik tersebut diterapkan secara spesifik dalam berbagai kegiatan akademik maupun kegiatan kampus lainnya. Tindakan yang melanggar etika akademik
merupakan tindakan tidak etis dan atau pelanggaran akademik.
Aktivitas yang termasuk dalam kategori tindakan tidak etis dan atau pelanggaran akademik merupakan perbuatan terlarang, antara lain: 1 penyontekankecurangan
dalam ujiancheating; 2 plagiat; 3 perjokian; 4 pemalsuan; 5 penyuapan; dan 6 tindakan diskriminatif.
PenyontekanKecurangan dalam ujian cheating Penyontekan yaitu kegiatan sadar sengaja atau tidak sadar yang dilakukan oleh
peserta ujian yang dapat mencakup 1 menyontoh hasil kerja milik peserta ujian lain; dan 2 menggunakan atau mencoba menggunakan bahan-bahan, informasi atau
alat bantuan studi lainnya yang tidak diijinkan dalam ujian atau tanpa ijin dari Dosen yang berkepentingan.
Plagiat Bentuk tindakan plagiat antara lain mengambil gagasanpendapathasil temuan
orang lain baik sebagian atau keseluruhan tanpa seijin atau tanpa menyebutkan sumber acuannya secara jujur. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.
Perjokian Tindakan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak, menggantikan kedudukan atau
melakukan tugas atau kegiatan untuk kepentingan orang lain, atas permintaan orang lain atau kehendak sendiri dalam kegiatan akademik.
Pemalsuan Bentuk tindakan pemalsuan antara lain melakukan kegiatan dengan sengaja atau
tanpa ijin yang berwenang mengganti, meniru atau mengubah memalsukan.
1.6. PROGRAM PENDIDIKAN