Pendekatan Daya Dukung Lingkungan

20

2.3 Pendekatan Daya Dukung Lingkungan

Pada awalnya strategi pengelolaan lingkungan didasarkan pada pendekatan kapasitas daya dukung carrying capacity approach, yaitu terpeliharanya ekosistem yang baik dan sehat serta untuk meningkatkan daya dukung lingkungan. Terpeliharanya ekosistem yang baik dan sehat ini merupakan tanggung jawab yang menuntut peran serta setiap anggota masyarakat. Pendekatan ini dalam perjalanannya tidak mampu lagi mempertahankan kondisi ekositem tetap baik dan sehat. Hal ini disebabkan karena semakin banyak limbah yang dibuang ke lingkungan. 2.4 Pendekatan Akhir Pipa Akibat terbatasnya daya dukung lingkungan alamiah untuk menetralisir pencemaran yang semakin meningkat, maka upaya mengatasi masalah pencemaran berkembang ke arah pendekatan end of pipe treatment EOPT, yaitu upaya mengelola limbah yang terbentuk. Dalam kenyataannya upaya mengolah limbah yang terbentuk tersebut tidak memecahkan permasalahan yang ada. Pencemaran dan kerusakan lingkungan tetap terus terjadi dan cenderung terus berlanjut, karena dalam prakteknya pendekatan melalui pengolahan limbah menghadapi banyak berbagai kendala. Masalah utama yang dihadapi adalah masih rendahnya compliance atau pentaatan dan penegakan hukum dan peraturan, masih lemahnya perangkat peraturan yang tersedia, serta masih rendahnya tingkat kesadaran. Kendala lain yang dihadapi oleh pendekatan pengolahan limbah “end of pipe approach” antara lain sebagai berikut : 1. Pendekatan pengolahan limbah yang terbentuk sifatnya reaktif, yaitu bereaksi setelah limbah terbentuk. Tidak efektif dalam memecahkan masalah pencemaran lingkungan karena pada kenyataannya sering kali mengolah limbah hanyalah mengubah bentuk limbah. 21 2. Biaya investasi dan operasional pengolahan limbah termasuk mahal, yang dapat mengakibatkan biaya proses produksi meningkat dan harga jual produk naik. Hal ini menjadi salah satu penyebab kenapa pengusaha berupaya untuk tidak melaksanakan instalasi pengolahan limbah. 3. Memberi peluang untuk pengembangan teknologi rekayasa teknis pengolahan limbah sehingga upaya untuk mengurangi limbah pada sumbernya sejak awal cenderung kurang diperhatikan. 4. Peraturan perundang-undangan yang menetapkan persyaratan limbah yang boleh dibuang setelah dilakukan pengolahan cenderung dilanggar.

2.5 Produksi Bersih.