Kekuatan Strength Kelemahan Weakness

64 itu bahan sisa sampel juga dibuang langsung sebagai limbah. Komposisi utama sisa sampel adalah NH 3 , CO 2 , dan Urea. Berdasarkan pada kenyataan tersebut pengelolaan limbah bahan kimia sisa analisis dari unit pabrik urea dapat dibagi seperti berikut : a. Limbah bahan buangan sisa analisa dari hasil titrasi penetralan dapat ditampung bersama dengan limbah bahan buangan dari unit utilitas dan digunakan untuk menetralkan limbah bahan buangan di unit Neutralization Sump. b. Bahan kimia sisa sampel amonia water ditampung dalam wadah yang tertutup untuk dapat dikelola kembali recycle kembali di unit pabrik urea.

4.4 Analisis S.W.O.T

Analisis ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang memberikan kekuatan,kelemahan,ancaman serta kesempatan yang dapat diaplikasikan dari implementasi manajemen bahan kimia dan manajemen limbah laboratorium.

4.4.1 Kekuatan Strength

Strength atau kekuatan yang merupakan kondisi pengaruh internal positif yang dapat dikendalikan dan sangat tergantung kepada seberapa besar pencapaian target dari perencanaan awal. Dalam hal ini yang dipertimbangkan menjadi faktor kekuatan adalah sistem pengelolaan bahan kimia sisa analisis yang dipergunakan dapat mengendalikan pengaturan serta penyimpanan bahan kimia di gudang laboratorium dengan aman dan efektif yang diperoleh berdasarkan : a. Pengalaman cukup dalam bidang inventori dan pengelolaan bahan kimia. b. Pelatihan mengenai penanganan bahan kimia berbahaya c. Kompetensi yang berhubungan dengan software dan hardware gudang bahan kimia untuk aplikasi data base komputer d. Komunikasi dan jalinan kelompok kerja yang baik e. Sifat dan etos kerja tinggi 65

4.4.2 Kelemahan Weakness

Weakness atau kelemahan yang merupakan kondisi pengaruh negatif internal yang dapat dikendalikan dan dipakai untuk tujuan perbaikan kearah yang lebih baik terhadap : a. Halangan pekerjaan berdasarkan pengalaman Kaji ulang yang dilakukan Manajer Teknis dan Manajer Puncak pada saat usulan pembelian bahan kimia hanya memusatkan perhatian kepada jumlah , jenis bahan kimia yang dibutuhkan serta delivery time atau waktu yang dibutuhkan dari sejak order diterima vendor sampai dengan barang tiba di gudang tetapi selesai digunakan dalam analisa pengelolaan kurang tertangani dengan serius Robby Lasut, 2006. b. Seharusnya juga dilakukan kaji ulang terhadap jenis bahan kimia B3, urgensi dan potensi limbah yang dapat ditimbulkannya. Hasil yang diperoleh dari kaji ulang ini dapat menjadi pertimbangan bagi Manajer Mutu dan Manajer Teknis untuk mengganti metode uji yang masih menggunakan bahan kimia B3 dengan yang ramah lingkungan. c. Pada saat bahan kimia sisa analisis dibuang langsung seharusnya dengan menampungnya pada wadah yang tersedia telah memiliki sikap mental yang peduli terhadap alam lingkungan, dan pada saat analis selesai melakukan analisis Kasie Shift dapat mengarahkan untuk tidak dibuang. d. Seharusnya setiap shift analisis dapat menampung dan mengkoordinasikan dengan pihak operasi untuk melakukan pengelolaan bersama. e. Belum ada prosedur tentang cara pengelolaan bahan kimia sisa analisis laboratorium sebagai pedoman pelaksanaan pengelolaan yang mudah. Akibat tidak dimilikinya prosedur tersebut maka pada saat selesai analisis selalu ada bahan yang harus dibuang sehingga jika berlangsung terus akan mencemari lingkungan. f. Hasil audit yang menyatakan bahwa di laboratorium proses terdapat kuantitas bahan kimia sisa analisis tidak ditindaklanjuti dengan 66 penanganan limbah bahan kimia karena bahan tersebut sejak selesai harus berubah menjadi limbah yang harus dikelola. g. Hal ini berlaku juga terhadap bahan kimia rusak kemasan, tindak lanjut untuk mencegah kontaminasi dan degradasi bahan harus dilakukan secepatnya agar limbah dapat diminimalisasi pada saat itu juga, terutama setelah selesai analisis.

4.4.3 Peluang Opportunities