BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis
Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional
. Survei deskriptif dengan pendekatan cross sectional adalah jenis penelitian dimana data yang menyangkut variabel bebas, yaitu pasien Systemic Lupus
Erythematosus dan variabel terikat, yaitu manifestasi oral xerostomia, lesi ulserasi,
lesi diskoid, lesi merah dan merahputih akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan.
34
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di sekretariat komunitas lupus Cinta Kupu Sumatera Utara di Jl. Medan Binjai Km 10,8 Perumahan Villa Mulia. Cinta Kupu didirikan
pada tanggal 16 Oktober 2011 yang bertujuan untuk membantu sesama ODAPUS dengan cara berbagi informasi seputar penyakit lupus baik bersumber dari
pengalaman maupun bersumber dari dokter ahli. Pada komunitas ini belum ada peran serta dokter gigi dalam membagi informasi mengenai penyakit SLE yang
berhubungan dengan ruang lingkup kedokteran gigi.
35
Waktu penelitian dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu dimulai dari bulan Desember sampai Februari 2014.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah orang penderita lupus ODAPUS yang bergabung di komunitas lupus Cinta Kupu Sumatera Utara yang berdomisili di
Medan berjumlah 45 orang.
Universitas Sumatera Utara
Sampel pada penelitian ini diambil secara total sampling, yaitu pada Orang Penderita Lupus ODAPUS yang bergabung di komunitas lupus Cinta Kupu
Sumatera Utara yang berdomisili di Medan.
3.3.1 Kriteria Inklusi
a. ODAPUS yang bergabung di komunitas Cinta Kupu SUMUT
b. ODAPUS yang menyetujui menjadi sampel penelitian
c. ODAPUS yang sanggup untuk dilakukan pemeriksaan
3.3.2 Kriteria Eksklusi
ODAPUS yang tiba-tiba berhenti mengikuti seluruh tahapan prosedur pemeriksaan sehingga tidak dapat menyelesaikan seluruh tahapan pemeriksaan.
3.4 Variabel dan Definisi Operasional 3.4.1 Variabel Bebas
Orang Penderita Lupus ODAPUS.
3.4.2 Variabel Tergantung
Manifestasi oral pasien Systemic lupus erythematosus, terdiri dari xerostomia, lesi ulserasi, lesi diskoid, lesi merah dan merahputih.
3.4.3 Variabel Tak Terkendali
Jenis kelamin
Universitas Sumatera Utara
3.4.4 Definisi Operasional
1. ODAPUS adalah orang yang menderita penyakit Systemic Lupus Erythematosus
dan diagnosis penyakit SLE tersebut ditegakkan berdasarkan rekam medis dokter komunitas lupus Cinta Kupu SUMUT
2. Xerostomia adalah jika ODAPUS merasakan sensasi mulut kering atau keadaan mukosa kering atau merasakan keduanya.
23
Pemeriksaan sensasi mulut kering secara subjektif akan diperiksa menggunakan kuesioner dengan ketentuan
skor lebih besar lima atau sama dengan lima, sementara pemeriksaan kondisi rongga mulut yang terlihat kering akan dilakukan pemeriksaan menggunakan kaca mulut,
dengan ketentuan kaca mulut akan lengket atau susah terlepas dari mukosa bukal dan lidah.
3. Lesi ulserasi a.
Ulser: jika terlihat ulser yang tidak beraturan, dangkal, berwarna kuning- keputihan, berbatas jelas, dikelilingi eritema halo dan berukuran 1 cm.
25
b. Lichen planus erosif: jika terlihat tepi-tepi mukosa yang tidak teratur,
pseudomembran sentral berwarna kuning-kuningan dan dikelilingi oleh striae.
25
c. Ulser herpetika: jika terlihat ulser berukuran kecil, berbentuk oval,
berkelompok, menyatu, pseudomembran berwarna kuning.
25
4. Lesi diskoid adalah jika terlihat lesi eritema dengan titik putih yang dikelilingi striae putih dan terihat bersisik.
25
5. Lesi merah dan merahputih a.
Lichen planus retikuler: jika terlihat banyak garis-garis putih halus berkilauan yang tersusun dalam satu jaringan mirip jala.
25
b. Lichen planus atrofik: jika terlihat bercak-bercak pada mukosa, berwarna
merah, tanpa ulserasi. Striae sering terlihat di tepi lesi.
25
c. Trush: jika terlihat plak-plak putih, berkelompok, mempunyai tepi
eritematosus dan jika dikerok akan meninggalkan permukaan yang merah, kasar atau berdarah.
25
Universitas Sumatera Utara
d. Kandidiasis atrofik akut: jika terlihat permukaan mukosa eritema dengan
daerah kemerahan simetris, tepi berbatas tidak teratur.
25
e. Kandidiasis keratotik kronis hiperplastik: jika terlihat mukosa yang
tepinya menimbul, tegas, dan permukaan putih dengan beberapa daerah merah dan tidak dapat dikerok.
25
3.5 Sarana Penelitian Alat Pemeriksaan
a. Kidney tray
b. Kaca mulut
c. Spatula kayu
d. Lampu
e. Kantong sampah
f. Lembar pemeriksaan
g. Kuesioner
Bahan
a. Larutan sterilisasi
b. Masker dan sarung tangan
c. Rekam medik
3.6 Metode Pengumpulan Data
Sebelum dilakukan pengumpulan data, peneliti beserta anggota peneliti melakukan pelatihan dengan dokter spesialis penyakit mulut guna melatih
kemampuan peneliti dan anggota peneliti untuk melihat lesi-lesi oral pada para ODAPUS. Pengumpulan data dilakukan di sekretariat komunitas cinta kupu Sumatera
Universitas Sumatera Utara
Utara, subjek yang dipilih disesuaikan dengan kriteria inklusi. Selanjutnya subjek diberikan lembar penjelasan mengenai penelitian. Bila subjek bersedia berpartisipasi
dalam penelitian, maka subjek penelitian menandatangani lembar informed concent. Data demografi diperoleh dari rekam medik pasien yang berobat ke klinik
dokter komunitas lupus. Kelainan mulut diketahui dengan cara anamnesis dan pemeriksaan klinis terhadap pasien SLE. Anamnesis dilakukan untuk pemeriksaan
xerostomia. Sedangkan pemeriksaan klinis untuk melihat kelainan mulut berupa lesi ulser, lesi diskoid dan lesi merah dan merahputih. Pemeriksaan rongga mulut
dilakukan dengan meminta subjek untuk duduk dalam keadaan rileks, posisi pemeriksaan berdiri di depan subjek. Satu orang asisten berada di samping pemeriksa
yang bertugas mengisi kartu rekam medik yang dijumpai pada subjek penderita. Kriteria diagnosis menifestasi oral sesuai dengan kriteria definisi operasional.
Selanjutnya alat disterilkan, lalu dilakukan hal yang sama pada subjek lain.
3.7 Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara manual, ditabulasi, lalu dikonversikan ke tabel. Analisis data menggunakan analisis univariat. Data univariat disajikan
dalam bentuk tabel yang meliputi: 1.
Distribusi dan frekuensi sampel berdasarkan jenis kelamin pada pasien SLE yang bergabung di komunitas lupus Cinta Kupu Sumatera Utara.
2. Distribusi dan frekuensi sampel berdasarkan umur pada pasien SLE yang
bergabung di komunitas lupus Cinta Kupu Sumatera Utara. 3.
Distribusi dan frekuensi pasien SLE yang bergabung di komunitas lupus Cinta Kupu Sumatera Utara berdasarkan jumlah lesi.
4. Distribusi dan frekuensi manifestasi oral pada pasien SLE yang
bergabung di komunitas lupus Cinta Kupu Sumatera Utara. 5.
Distribusi dan frekuensi lesi ulserasi pada pasien SLE yang bergabung di komunitas lupus Cinta Kupu Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
6. Distribusi dan frekuensi lesi merah dan merahputih pada pasien SLE
yang bergabung di komunitas lupus Cinta Kupu Sumatera Utara.
3.8 Etika Penelitian
Etika penelitian dalam penelitian ini mencakup : 1. Lembar persetujuan Informed Consent
Peneliti melakukan pendekatan dan memberikan lembar persetujuan kepada responden kemudian menjelaskan terlebih dulu tujuan penelitian, tindakan yang akan
dilakukan serta menjelaskan manfaat yang akan diperoleh dan hal-hal lain yang berkaitan dengan penelitian. Bagi responden yang setuju, maka dimohonkan untuk
menandatangani lembar persetujuan agar dapat berpartisipasi dalam kegiatan penelitian.
2. Ethical Clearance Peneliti mengajukan lembar persetujuan pelaksanaan penelitian kepada
komisi etik penelitian kesehatan berdasarkan ketentuan etika yang bersifat internasional maupun nasional.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN