115
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Dalam pemeriksaan terhadap seorang notaris yang dilaporkan telah
melakukan perbuatan pidana diatur dalam Pasal 66 UUJN. Namun pemanggilan tersebut lebih rinci diatur dalam Peraturan menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Nomor: M.03.HT.03.10 Tahun 2007 tentang Pengambilan Minuta Akta dan Pemanggilan Notaris. Prosedur pemanggilan tersebut diatur
dalam BAB IV Pasal 14 mengenai Syarat dan Tata Cara Pemanggilan Notaris, yang menyatakan: Penyidik, Penuntut Umum atau Hakim untuk kepentingan
proses peradilan dapat memanggil notaris sebagai saksi, tersangka atau terdakwa dengan mengajukan permohonan tertulis kepada Majelis Pengawas
Daerah. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tembusannya disampaikan kepada notaris. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
1 memuat alasan pemanggilan notaris sebagai saksi, tersangka atau terdakwa.
2. Ketentuan Pasal 16 ayat 1 butir 5 UUJN mengatur bahwa seorang notaris yang menjalankan jabatannya berkewajiban merahasiakan segala sesuatu
mengenai akta yang dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai dengan sumpahjanji jabatan kecuali undang-undang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
116 menentukan lain. Kewajiban merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan
dengan akta dan surat-surat lainnya bertujuan untuk melindungi kepentingan umum. Apabila notaris membuka rahasia yang disimpannya berdasarkan suatu
ketentuan peraturan umum, dan peraturan umum tersebut merupakan ketentuan eksepsional dari pasal UUJN, maka pasal 322 KUHP tidak dapat
diterapkan. 3. Dalam melaksanakan tugasnya penyidik menghadapi beberapa kendala dalam
hal proses pemanggilan notaris sebagai saksi maupun tersangka, antara lain: Pemanggilan terhadap notaris harus melalui proses yang lebih lama. Waktu
yang lebih lama dibutuhkan untuk pemanggilan notaris tersebut membuat asumsi negatif terhadap institusi kepolisian. Dan pada umumnya pelapor
kurang memahami prosedur khusus yang harus dilakukan penyidik untuk menghadirkan notaris sebagai saksi atau tersangka. Setelah mendapat
persetujuan MPD, notaris yang dimintakan kehadirannya sebagai saksi atau tersangka terkesan menghindar dengan berbagai alasan. Pada saat memenuhi
panggilan menjadi saksi, notaris sering tidak datang dan diwakili oleh pegawainya. Hal tersebut jelas menghambat penyidik dalam memperoleh
keterangan, karena jabatan notaris tidaklah sama seperti jabatan pada suatu perusahaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
117 Dalam hal pemanggilan notaris baik sebagai saksi maupun sebagai tersangka
dari hasil wawancara terhadap beberapa notaris terdapat beberapa kendala dalam menjalankan tugasnya, yakni antara lain: Jadwal pemeriksaan yang
tertera pada surat pemanggilan sering tidak tepat waktu, kondisi tersebut sangat menghambat notaris dalam melaksanakan tugasnya dan hal tersebut
membuat notaris yang akan diperiksa menjadi tidak nyaman dan tertekan. Rentang waktu surat pemanggilan dengan jadwal pemanggilan sangat singkat.
B. SARAN