kondisi pipa tegak vertical dan pada kondisi belokan. Dari hasil validasi ini dengan melihat persen galat yang diperoleh maka akan dapat dilihat bahwa hasil
perhitungan secara teoritis dan hasil perhitungan dengan menggunakan software Caesar v II.510 memiliki persen galat yang kecil, sehingga dapat dinyatakan bahwa
pendekatan dengan menggunakan software Caesar v II.510 dapat memenuhi kaidah dari perhitungan teori. Untuk membuktikannya dapat dilihat pada perhitungan
berikut ini.
4.4.1 Perhitungan pipa pada mendatar pada kondisi dianchor
Pada kondisi ini tegangan yang dihitung secara teori dan menggunakan software, dalam keadaan pipa tertumpu dalam anchor sehingga terdapat momen.
Data yang digunakan merupakan data berat pipa dan berat fluida, maka menjadi inputan pada Software Caesar II v 5.10
4.4.1.1 Perhitungan tegangan dengan menggunakan teori
Untuk membuktikan perhitungan dengan menggunakan software terhadap perhitungan teoritis ,maka akan digunakan teori tegangan bending pada pipa yang
terletak mendatar pada penumpu. Perhitungan yang dilakukan dengan menitik beratkan perhitungan pada node yang terletak pada bagian pipa yang dianchor yaitu
terletak pada node 30. Untuk mempermudah perhitungan secara teori maka akan digambarkan skets pipa pada kondisi tegak pada batasan masalah tersebut, yang
terlihat pada gambar 4.18.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gaambar 4.18 Sket pipa dalam kondisi Tumpuan Anchor
Gambar 4.19 Diagram Benda Bebas dari Kondisi Tumpuan Anchor +
∑�
�
= 0 �
�
− 937,4 � = 0 �
�
= 937,4 �
+ ∑� = 0
� − 937,4 �1 � = 0 � = 937,4 �1 �
� = 937,4 ��pada node 220
� = 468,7 ��
2 �
� = 937,4 �
1 �
1 �
�
�
�
�
�
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sehingga nilai Tegangan Bending pada node 220, dapat diperoleh dengan rumus :
� = �. �
� Dimana :
� = 937,4 ��
� = �
�
2 � = 0,08415 �
� = 1
64 ���
� 4
− �
� 4
�
� = 1171,92 � 10
−8
�
4
Nilai Tegangan Bending pada node 220:
� = �. �
�
� = � 937,4 . 0,08415
1171,92 � 10
−8
�
� = 6731,0234 ���
4.4.1.2 Perhitungan Dengan Menggunakan Software kondisi di Anchor
Desain pipa mendatar dengan kondisi di Anchor, dapat dilihat seperti gambar 4.19 dibawah ini yang di desain dengan menggunakan software Caesar II 5.10
berdasarkan kondisi yang telah ditentukan dengan kondisi system perpipaan pada tumpuan anchor.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar.4.20 Pipa mendatar yang dengan kondisi di anchor Dalam kondisi pipa seperti ini bisa diketahui nilai tegangannya dengan
menggunakan software Caesar II 5.10 yang hasilnya dapat dilihat dalam bentuk data sebagai berikut:
Piping Code: B31.3 = B31.3 -2006, May 31, 2007
CODE STRESS CHECK PASSED : LOADCASE 1 SUS U1
Highest Stresses: kPa
CodeStress Ratio : 4.9 Node 30
Code Stress: 6733.2 Allowable: 137895.1
Axial Stress: 0.0 Node 20
Bending Stress: 6733.2 Node 30
Torsion Stress: 0.0 Node 20
Hoop Stress: 0.0 Node 20
3D Max Intensity: 6733.2 Node 30
4.2 Tabel hasil simulasi tegangan pipa mendatar anchor
NODE Bending
Stress kPa
Torsion Stress
kPa SIF In
Plane SIF
Out Plane
Code Stress
kPa Allowable
Stress kPa
Ratio Piping
Code
10 0.0
0.0 1.000
1.000 0.0
137895.1 0.0
B31.3 20
1683.3 0.0
1.000 1.000
1683.3 137895.1
1.2 B31.3
20 1683.3
0.0 1.000
1.000 1683.3
137895.1 1.2
B31.3 30
6733.2 0.0
1.000 1.000
6733.2 137895.1
4.9 B31.3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.4.1.3 Validasi Perhitungan Teoritis dengan Perhitungan CAESAR II 5.10 :