45
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa soal yang digunakan dalam pre-test dan post-test adalah sebanyak 10 soal, dengan skor maksimum
adalah 20. Setiap butir soal mengandung dua indikator, masing-masing indikator memiliki bobot skor satu. Sehingga jika siswa memenuhi indikator pertama dan
kedua, maka skor butir soalnya adalah dua.
F. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian
Setelah pembuatan instrumen selesai, langkah selanjutnya adalah pengujian instrumen penelitian. Pengujian instrumen ini bertujuan untuk mendapatkan
instrumen yang valid dan reliabel sehingga layak digunakan dalam penelitian. Sudjana 2006, hlm.12 berpendapat bahwa “Suatu alat penilaian dikatakan
mempunyai kualitas yang baik apabila alat tersebut memiliki atau memenuhi dua hal, yakni ketepatannya atau validitasnya dan ketetapan atau keajegannya atau
reliabilitasnya”. 1.
Uji Validitas Instrumen Dalam mengukur sesuatu tentu membutuhkan alat atau instrumen yang
dapat mengungkap aspek yang akan diukur tersebut sehingga dapat diperoleh informasi tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan. Namun dalam membuat
instrumen tidak boleh sembarangan, perlu serangkaian kegiatan sehingga alat ukur tersebut valid. Menurut Arikunto 2006, hlm.168 “validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Sedangkan menurut Nawawi 1998, hlm.128 “sebuah tes disebut valid apabila
tes tersebut benar-benar dapat mengungkapkan aspek yang diselidiki secara tepat”. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat
mengukur aspek yang diinginkan dan dapat menghasilkan data dari variabel penelitian secara akurat.
Uji validitas dilaksanakan di kelas IV SDN Cieunteunggede Kota Tasikmalaya yang berjumlah 20 siswa. Kriteria pengujian validitas adalah dengan
membandingkan antara t
tabel
dengan t
hitung
. Kriterianya : ”jika t-hitung dari t- tabel, maka instrumen valid, sebaliknya jika t-hitung t-tabel maka instrumen
46
tidak valid” Sugiono, 2013, hlm.257. Pada perhitungan uji validitas dilakukan dengan bantuan komputer pada program Microsoft Excel. Untuk mengetahui nilai
validitas soal dapat menggunakan koefisien product moment. Nilai r
xy
yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan validitas butir soal dengan
menggunakan kriteria pada tabel berikut Arikunto, 2006,276 : Tabel 3.5 Klasifikasi validitas butir soal
Nilai r
xy
Kriteria 0,80
r
xy
≤ 1,00
Sangat Tinggi 0,60
r
xy
≤ 0,80
Tinggi 0,40
r
xy
≤ 0,60
Cukup 0,20
r
xy
≤ 0,40
Rendah 0,00
r
xy
≤ 0,20
Sangat Rendah
Untuk menentukan keberartian dari koefisien validitas, dilakukan uji t seperti yang dikemukakan Sugiono 2013, hlm.257 dengan rumus sebagai
berikut:
Gambar 3.3 Rumus Uji t Jika nilai t dari perhitungan lebih besar dari nilai t dari t tabel pada taraf
signifikan 0,05 t
hitung
t
tabel
maka butir soal tersebut dikatakan valid. Langkah- langkah yang dilakukan untuk menghitung validitas pada Microsoft Excel.
a. Menginput skor yang diperoleh siswa.
b. Menghitung koefisien korelasi r
xy
dengan menggunakan fungsi Ms.Excel c.
Menghitung t
hitung
dengan menggunakan fungsi Ms.Excel d.
Menghitung t
tabe
l dengan dengan menggunakan fungsi Ms.Excel e.
Jika t
hitung
t
tabe
l berarti valid, jika t
hitung
t
tabe
l berarti tidak valid.
t = r
xy
47
Berikut hasil validitas instrumen yang dilaksanakan di kelas IV SDN Cieunteunggede Kota Tasikmalaya :
Tabel 3.6 Hasil Validitas Instrumen Soal Nomor
Soal Nilai rxy
t
hitung
t
tabel
Keterangan Klasifikasi
Validitas 1
0,32 2,58
2,09 Valid
Rendah 2
0,51 3,43
2,09 Valid
Cukup 3
0,52 3,47
2,09 Valid
Cukup 4
0,62 3,95
2,09 Valid
Tinggi 5
0,24 2,21
2,09 Valid
Rendah 6
0,38 2,87
2,09 Valid
Rendah 7
0,68 4,30
2,09 Valid
Tinggi 8
0,61 3,95
2,09 Valid
Tinggi 9
0,68 4,30
2,09 Valid
Tinggi 10
0,40 2,94
2,09 Valid
Rendah
Berdasarkan tabel hasil perhitungan validitas tersebut, diperoleh bahwa seluruh item soal yang digunakan dalam penelitian ini dikatakan valid. Dengan
klasifikasi validitas rendah tinggi sebanyak 4 soal, validitas cukup sebanyak 2 soal dan validitas rendah sebanyak 4 soal.
2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan ketepatan keajegan instrumen yang digunakan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arikunto 2006,
hlm.178 bahwa “ reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen itu sudah baik”. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan SPSS.16. Pengujian reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha Cronbach.
Untuk memudahkan dalam penghitungan maka, peneliti menggunakan program SPSS Statistic Product and Service Solution. Langkah-langkahnya antara lain :
a Buka program SPSS
b halaman data view, masukan data skor butir soal
48
c Klik Variable View. Pada kolom Name ketik soal nomor satu sampai nomor
10 tanpa spasi. Pada Type pilih Numeric. Pada kolom Measure pilik nominal untuk semua nomor.
d Klik Analyze, scale lalu pilih Reliability Analysis.
e Pindahkan semua variabel ke kotak items.
f Kemudian klik statistics. Pada kotak dialog descriptives for, klik scale of item
deleted. Lalu klik continue dan klik ok. Berikut adalah hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan uji
cronbach alpha dalam program SPSS 16.0. Tabel 3.7 Statistik Reliabilitas
Cronbachs Alpha
N of Items 0,751
10 Hasil uji reliabilitas tiap item soal dapat dijabarkan melalui tabel berikut.
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Butir Item Soal
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted Corrected
Item-Total Correlation
Cronbachs Alpha if Item
Deleted Soal1
2.35 8.555
.017 .789
Soal2 2.30
6.853 .461
.725 Soal3
2.25 6.934
.520 .714
Soal4 2.35
6.661 .644
.693 Soal5
2.50 8.263
.140 .767
Soal6 2.50
8.684 .044
.771 Soal7
2.55 6.892
.711 .691
Soal8 2.55
7.103 .619
.704 Soal9
2.55 6.892
.711 .691
Soal10 2.40
7.726 .387
.735
49
Pada tabel hasil uji reliabilitas instrumen soal, soal dinyatakan reliabel karena Cronbach’s Alpha sebesar 0,751 dan termasuk karakteristik reliabilias
tinggi. Sesuai dengan kriteria berikut ini : Tabel 3.9 Kriteria Reliabilitas
Jika alpha 0,90 Reliabilitas Sempurna
Jika alpha antara 0,70 – 0,90 Reliabilitas Tinggi
Jika alpha antara 0,50 – 0,70 Reliabilitas Moderat
Jika alpha 0,50 Reliabilitas Rendah
3. Tingkat Kesukaran Index Difficulty
Pengembangan instrumen selanjutnya yaitu menguji tingkat kesukaran soal yang digunakan dalam penelitian. Menurut Arikunto 2011, hlm. 30 “taraf
kesukaran suatu butir soal ialah perbandingan jumlah jawaban yang benar dari testee untuk suatu item dengan jumlah peserta testee”.
Tingkat kesukaran menurut Rukmana 2006, hlm. 99 dihitung dengan rumus:
Gambar 3.4 Rumus Tingkat Kesukaran Keterangan :
TK :
Tingkat Kesukaran ∑
: Banyak siswa yang menjawab benar
: Jumlah siswa atau Testee
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks tingkat kesukaran yang diperoleh, maka makin sukar soal tersebut. Sebaliknya semakin besar indeks
tingkat kesukaran yang diperoleh, maka semakin mudah soal tersebut. Kriteria Indeks Kesukaran soal dalam Rukmana 2006, hlm. 99 adalah sebagai berikut.
TK =
∑
50
Tabel 3.10 Interpretasi Indeks Kesukaran Indeks
Tingkat Kesukaran 0,00 - 0,30
Sukar 0,31 - 0,70
Sedang 0,71 – 1,00
Mudah Hasil analisis tingkat kesukaran instrumen penelitian antara lain :
Tabel 3.11 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Nomor Soal
Tingkat Kesukaran Indeks
Kualitas 1
0,70 Sedang
2 0,80
Mudah 3
0,90 Mudah
4 0,70
Sedang 5
0,40 Sedang
6 0,40
Sedang 7
0,30 Sukar
8 0,30
Sukar 9
0,30 Sukar
10 0,60
Sedang Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran seluruh butir soal, diperoleh
tingkat kesukaran soal yakni : mudah sebanyak 2 soal, sedang sebanyak 5 soal dan sukar sebanyak 3 soal.
Dari hasil keseluruhan uji validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran, dapat disimpulkan bahwa 10 butir soal yang di uji coba, kemudian akan digunakan
sebagai instrumen penelitian berdasarkan aspek sebanyak dua indikator dalam mengingat dan menuliskan kata. Instrumen tersebut digunakan untuk mengukur
keterampilan siswa menuliskan kata pada pembelajaran bahasa Inggris di kelas IVB SDN Sukarame Kota Tasikmalaya.
G. Teknik Pengumpulan Data