niscaya  akan  menarik  wisatawan  untuk  berkunjung  ke  obyek  daya  tarik wisata tersebut.
2. Potensi Kebudayaan
Potensi budaya adalah semua hasil cipta, rasa dan karsa manusia baik berupa adat
– istiadat, kerajinan tangan, peninggalan nenek moyang berupa banguna, monument, dan lain-lain.
3. Potensi Manusia
Manusia  juga  punya  potensi  yang  dapat  digunakan  sebagai  daya  tarik  wisata baik  itu  potensi  yang  langsung  maupun  tidak  langsung  berdampak  pada
kepariwisataan. Oleh sebab itu, potensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah potensi
fisik  dan  potensi non fisik  Kuta – Lombok sebagai daya tarik wisata yang dapat
menarik perhatian calon wisatawan untuk berkunjung ke Kuta – Lombok.
2. Daya Tarik Wisata
Undang-Undang  Republik  Indonesia  Nomor  10  tahun  2009  tentang Kepariwisataan pasal 1 ayat 5 menyebutkan bahwa daya tarik wisata adalah segala
sesuatu yang
memiliki keunikan,
keindahan, dan
nilai yang
berupakeanekaragaman  kekayaan  alam,  budaya,  dan  hasil  buatan  manusia  yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Keadaan alam, flora dan fauna,
sebagai  karunia Tuhan Yang Maha Esa, serta peninggalan purakala, peninggalan sejarah, seni dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber daya
dan  modal  pembangunan  kepariwisataan  untuk  peningkatan  keakmuran  dan
kesejahteraan  rakyat  sebagaimana  terkandung  dalam  pancasila  dan  pembukaan Undang-Undang Dasar UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Menurut  Yoety,  2006  daya  taik  wisata  dibagi  menjadi  empat  4  bagian yaitu:
1. Daya Tarik Wisata Alam, yang meliputi pemandangan alam, laut, pantai, dan
pemandangan alam lainya. 2.
Daya  Tarik  Wisata  Dalam  Bentuk  Bangunan,  yang  meliputi  arsitektur bersejarah  dan  modern,  peninggalan  arkeologi,  lapangan  golf,  dan  tempat-
tempat perbelanjaan lainya. 3.
Daya Tarik Wisata Budaya, yang meliputi sejara, foklor, agama, seni, teater, hiburan, dan museum.
4. Daya  Tarik  Wisata  Sosial,  yang  meliputi  cara  hidup  masyarakat  setempat,
bahasa, kegiatan sosial masyarakat, fasilits dan pelayanan masyarakat. Selain empat 4 komponen tersebut, daya tarik wisata juga harus memiliki
komponen  aksesibilitas  dan  amenitas  Damanik  dan  Weber,  2006:12, Aksesibilitas  mencakup  sarana  dan  prasarana  transportasi  yang  menghubungkan
daya  tarik  wisatu  yang  satu  dengan  daya  tarik  wisata  yang  lain  di  daerah  tujuan wisata  mulai  dari  transportasi  darat,  laut  dan  udara.  Aksesibilitas  juga
mencakupperaturan  atau  regulasi  pemrintah  yang  mengatur  tentang  rute  dan 24 ariff  angkutan.  Amenitas  adalah  infrastruktur  yang  menjadi  bagian  dari
kebutuhan wisatawan seperti fasilitas akomodasi, restoran, bank, penukaran uang, telekomunikasi,  usaha  penyewaan  rental,  olahraga,  informasi,  dan  lain
sebagainya.
Menurut  Damanik  dan  Weber  2006:13  daya  tarik  wisata  yang  baik sangat terkait dengan empat hal, yakni memiliki keunikan, orijinalitas, otentisitas,
dan keragaman. Keunikan diartikan sebagai kombinasi kelangkaan dan kekhasan yang melekat  pada suatu daya tarik  wisata.  Orijinalitas keaslian mencerminkan
keaslian  dan  kemurnian,  yakni  seberapa  jauh  suatu  produk  tidak  terkontaminasi atau  tidak  mengadopsi  nilai  yang  berbeda  dngan  nilai  aslinya.  Otentisitas
mengacu  pada  keaslian,  bedanya  dengan  orijinalitas,  otentisitas  lebih  sering dikaitkan  dengan  tingkat  keantikan  atau  eksotisme  budaya  sebagai  daya  tarik
wisata.  Otentisitas  merupakan  kategori  nilai  yangmemadukan  sifat  alamiah, eksotis, dan bersahaja.
2.2.7 Tinjuan Tentang Strategi Pengembangan