commit to user
8
jumlahnya lebih sedikit bila dibandingkan dengan tanaman hasil perbanyakan mata tunas dari umbi Anonim
a
, 2011.
3. Penanaman
Penanaman yang paling cocok adalah pada saat akhir musim hujan, terutama di daerah-daerah yang memiliki kelembapan tinggi dan air tanah
cukup memadai. Penanaman dilakukan dengan memilih bibit yang memiliki pertumbuhan baik dari tempat persemaian, yaitu setelah berumur sekitar satu
bulan. Jika akan menggunakan umbi secara langsung, dipilih umbi yang memiliki kenampakan baik dan segar. Bibit-bibit tersebut ditanam pada
lubang tanam yang telah disediakan. Setiap lubang tanam cukup ditanami dengan satu batang setek atau umbi Priadi, 2008.
Penanaman bibit daun dewa perlu juga memperhatikan saat waktu penanaman, yakni pada pagi atau sore hari. Pada saat penanaman, bibit daun
dewa dibenamkan kira-kira sampai batas helai daun yang paling bawah. Kedalaman tanam sekitar 6-8 cm. Lalu tutup dengan tanah sebelah kanan dan
kiri lubang tanam. Daun dewa yang ditanam terlalu dalam akan mengalami pertumbuhan lambat dan hasil yang rendah. Namun, bila ditanam terlalu
dangkal akan berpengaruh pada batang yang mudah roboh Winarto, 2003.
4. Pemeliharaan tanaman
a. Pemupukan Pemupukan yang tepat akan meningkatkan jumlah daun, cabang,
dan bobot umbi. Sebagai pupuk dasar dapat digunakan pupuk kandang atau pupuk kompos dengan dosis 0,3-0,5 kglubang tanam atau setara
dengan 15-12 tonha. Pupuk diberikan 3-7 hari sebelum penanaman, diaduk dengan tanah di dalam lubang tanam. Pemupukan selanjutnya
dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk daun, terutaman bila tanaman tampak kekurangan unsure hara. Dosis dan waktu pemberian
pupuk daun disesuaikan dengan rekomendasi dari jenis pupuk yang digunakan Priadi, 2008.
commit to user
9
Pemupukan merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk memenuhi ketersediaan unsure hara tanah yang dibutuhkan
tanaman. Dengan adanya pemupukan, tanaman dapat tumbuh optimal dan berproduksi maksimal. Prinsipnya, pemupukan harus dilakukan secara
tepat agar dapat memberikan produktivitas dan pertumbuhan yang maksimal bagi tanaman Purwa, 2010.
Hormon atau Zat Perangsang Tumbuh ZPT, merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan tanaman. Yang dimaksud dengan
ZPT adalah 2,4-D, 2,4-S-T, IBA, NAA dan lain lain. Penggunaan zat pengatur tumbuh dengan konsentrasi rendah akan merangsang dan
menggiatkan pertumbuhan tanaman, dan sebaliknya bila digunakan dalam jumlah besarkonsentrasi tinggi akan menghambat pertumbuhan bahkan
dapat mematikan tanaman Anonim
d
, 2010. b. Penyiraman
Tanaman yang kekurangan air penampilan daunnya kecil-kecil dan tebal, sedangkan tanaman yang cukup air akan memiliki helaian daun
lebar dan panjang. Penyiraman dalam jumlah cukup harus dilakukan secara rutin. Namun perlu dihindari genangan air yang cukup lama
disekitar tanaman karena tanaman tidak tahan terhadap genangan air. Adanya genangan air akan menyebabkan umbi membusuk dan tanaman
akan layu dan mati. c. Penyulaman
Penyulaman terhadap tanaman yang mati atau yang tidak baik pertumbuhannya abnormal dapat dilakukan 7-10 hari detelah
penanaman. Penyulaman dilakukan dengan tanaman yang memiliki pertumbuhan seragam dan baik. Penyulaman diusahakan agar tidak
terlambat karena akan berpengaruh pada keseragaman panen dan kemudahan dalam perawatan Priadi, 2008.
commit to user
10
d. Penyiangan Perawatan yang paling penting pada tanaman daun dewa adalah
penyiangan atau pemberantasan rumput-rumput dan gulma. Penyiangan harus dilakukan secara rutin dan dapat dilakukan secara manual yaitu
dengan menggunakan tangan Suharmiati dan Maryani, 2003. Penyiangan harus dilakukan secara rutin, yaitu dengan
memberantas rumput-rumput dan tanaman pengganggu. Tujuan penyiangan adalah menghindari terjadinya persaingan zat-zat makanan
antara tanaman pokok dan tumbuhan yang tidak diinginkan gulma. Penyiangan juga bermanfaat untuk meningkatkan intensitas sinar matahari
yang masuk Priadi, 2008. e. Pengendalian hama penyakit
Perlindungan tanaman dilakukan terhadap kemungkinan adanya gangguan hama dan penyakit yang menyerang tanaman daun dewa. Hama
yang sering ditemukan menyerang tanaman daun dewa adalah ulat jengkal Nyctemera coleta dan kumbang Psylliodes sp. Ulat jengkal memakan
daun sampai habis hingga hanya tersisa tulang daun. Sementara, serangan kumbang mengakibatkan daun-daun berlubang-lubang. Untuk mengurangi
serangan hama tersebut dilakukan pemangkasan daun-daun yang rusak, berlubang-lubang, dan daun yang menyentuh tanah. Pemberantasan hama
dan penyakit sebaiknya tidak menggunakan pestisida sebab racun atau residu pestisida dapat menempel atau tertinggal pada bagian-bagian
tanaman Priadi, 2008.
commit to user
11
D. Panen dan Pasca Panen