commit to user 32
ke akar-akarnya. Dengan demikian, setelah dikendalikan gulma tidak tumbuh kembali.
Tanaman daun dewa dapat mengeluarkan bunga. Adanya bunga dapat menghambat pertumbuhan umbi. Dengan adanya
bunga yang tumbuh, maka pertumbuhan vegetatif tanaman terhambat. Akibatnya proses fotosintesis terganggu dan proses
pembentukan cadangan makanan di umbipun juga terhambat. Agar umbi dapat tumbuh maksimal maka di PT Indmira ini, bunga yang
tumbuh dipotong atau dipangkas. 5 Pengendalian hama penyakit
Di PT. Indmira, hama dan penyakit yang menyerang tanaman daun dewa jarang dijumpai. Jumlah dari hama dan penyakit hanya
sedikit sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. Hama yang dijumpai menyerang adalah kumbang. Kumbang menyerang
daun. Serangan kumbang mengakibatkan daun berlubang-lubang. Sedangkan penyakit yang menyerang adalah jamur. Hama dan
penyakit yang menyerang tanaman daun dewa tidak perlu dikendalikan karena tidak menyebabkan kerugian yang besar.
Untuk pengendaliannya, di PT. Indmira ini tanaman daun dewa diberi ZPT berupa SNN yang merupakan produk dari PT. Indmira.
Dengan aroma yang khas, SNN mampu mengurangi serangan hama daun dewa. Dengan demikian hama tidak suka menyerang
tanaman daun dewa.
2. Panen dan Pasca Panen
a. Panen
1 Panen daun Di PT. Indmira ini, pemanenan daun dewa yang pertama
dapat dilakukan setelah tanaman berumur 1-2 bulan. Selanjutnya, sampai pada umur 4 bulan pemanenan daun masih bisa dilakukan.
Pemanenan dilakukan dengan cara memetik atau memangkas daun sebanyak 4-6 helai daun kearah pucuk. Di batang bekas pangkasan
commit to user 33
akan tumbuh tunas-tunas baru yang dapat dipanen kembali secara bertahap. Panen dilakukan pada pagi atau sore hari.
2 Panen umbi Pemanenan umbi dapat dilakukan pada tanaman daun dewa
yang telah berumur 4-6 bulan setelah tanam. Cara pemanenannya yaitu dengan mencabut atau membongkar tanaman dengan
menggunakan cangkul dan diusahakan agar jangan sampai umbi terluka, karena akan menurunkan kualitas umbi. Untuk
mempermudah dalam pemanenan umbi ini, tanah bedengan yang akan dipanen dapat disiram air terlebih dahulu, untuk
menggemburkan tanah, sehingga pencabutan umbi daun dewa lebih mudah dilakukan.
b. Pasca panen
Pasca panen merupakan suatu tahap pengelolaan dari bahan- bahan yang telah dipanen. Pengelolaan pascapanen harus dilakukan
secara benar, karena akan berpengaruh terhadap kualitas dan zat berkhasiat yang terkandung dalam tanaman obat yang akan digunakan.
1 Pasca panen daun a Sortasi basah
Sortasi daun dilakukan untuk memilih dan membuang daun dewa yang rusak atau cacat. Serta untuk membuang bahan
lain yang tidak berguna gulma dan kotoran lainnya agar tidak ikut tercampur.
b Pencucian Pada proses pencucian menggunakan air bersih dan
mengalir agar sisa kotoran yang masih menempel pada daun lebih mudah dibersihkan. Setelah dicuci, kemudian ditiriskan
pada wadah yang berlubang agar airnya terbuang. Setelah pencucian selesei, daun dewa dapat dikonsumsi dalam keadaan
basahsegar.
commit to user 34
c Pengeringan Tujuan pengeringan
adalah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan
dalam waktu yang lama. Pada proses pengeringan daun dewa di PT. Indmira ini, penjemuran dilakukan di bawah sinar matahari
selama sekitar 3 hari hingga diperoleh produk daun kering mati. Atau dapat juga menggunakan alat pengering oven
dengan suhu yang perlahan dinaikkan hingga 50-60
o
C, sampai kadar air daun antara 10-12. Selama pengeringan, daun perlu
dibolak balik agar diperoleh hasil daun yang kering secara merata. Penjemuran dilakukan dengan cara dihamparkan pada
wadah yang terbuat dari ayaman bambu, agar tidak lembab atau mengandung uap air.
d Sortasi kering Penyortiran ulang pada daun dewa yang sudah
dikeringkan perlu dilakukan lagi agar sisa-sisa kotoran maupun tanaman lain yang masih menempel pada daun tidak terbawa
pada saat daun dikemas. e Pengemasan dan Penyimpanan
Simplisia daun dewa dapat dikemas dalam karung atau kantong plastik dan ditempatkan pada tempat yang kering
suhu tidak melebihi 30
o
C, tidak lembab, bersih, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Tujuan pengepakan dan
penyimpanan ini adalah untuk melindungi agar simplisia tidak rusak atau berubah mutunya karena beberapa faktor, baik dari
dalam maupun dari luar. Sebelum dijual, simplisia yang telah lama disimpan, dijemur kembali untuk mengontrol kadar airnya
serta menghilangkan jika terdapat jamur lapuk berwarna putih.
commit to user 35
2 Pasca panen umbi a Sortasi basah
Umbi yang telah dikumpulkan disortasi untuk dipisahkan jika terdapat umbi yang rusak atau cacat. Serta
untuk membuang bahan lain yang tidak berguna seperti tanah, tunas, akar dan kotoran lainnya agar tidak ikut tercampur.
Tunas dan akar pada umbi daun dewadapat dibersihkan dengan cara memotongnya menggunakan pisau, gunting, atau dipetik
langsung dengan menggunakan tangan. b Pencucian
Umbi dicuci pada air mengalir, untuk membersihkan sisa-sisa tanah yang masih menempel. Pencucian dilakukan
sebentar saja, karena pencucian yang terlalu lama dapat menyebabkan kualitas dan senyawa aktif yang terkandung
didalam umbi daun dewa dapat larut dalam air. Setelah pencucian selesai, ditiriskan dalam wadah yang belubang-
lubang agar sisa air cucian yang tertinggal dapat dipisahkan. Sampai pada tahap ini, umbi daun dewa dapat dikonsumsi
dalam keadaan segar. c Perajangan
Umbi daun dewa diiris tipis-tipis melintang dengan ketebalan 4-5 mm. Sebelum dirajang, umbi direndam dalam air
panas suhu 55
o
C - 60
o
C selama 5-10 menit. Perlakuan pemanasan
blanching ini
dimaksudkan untuk
mempertahankan warna asli umbi tersebut sehingga dapat diperoleh hasil simplisia yang tidak berubah warnanya ketika
dikeringkan, sekaligus untuk menyucihamakan umbi agar terbebas
dari pencemaran
mikroorganisme yang
membahayakan, misalnya jamur dan bakteri pembusuk. Setelah direndam umbi ditiriskan agar airnya hilang, kemudian dirajang
dengan pisau stainless steel dan alasi bahan yang akan dirajang
commit to user 36
dengan telonan. Perajangan dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin pemotong.
d Pengeringan Umbi yang telah diiris, dijemur dibawah sinar matahari
selama 3 hari atau dikeringkan dengan menggunakan alat pengering oven hingga kadar air mencapai 9-10. Selama
pengeringan harus dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali, dan irisan tidak saling menumpuk agar pengeringan merata.
Pada saat proses pengeringan umbi dewa, sebaiknya simplisia dihindarkan dari air, udara yang lembab, dan dari bahan-bahan
disekitarnya yang bisa mengkontaminasi. e Pengemasan dan Penyimpanan
Simplisia umbi dewa dapat dikemas pada karung atau plastik dan disimpan di tempat yang kering, tidak lembab, dan
terhindar dari
sinar matahari
langsung. Serta
pada penempatannya, tidak bersentuhan langsung dengan lantai
dialasi dengan kayu atau bambu, untuk mencegah agar simplisia umbi dewa tidak terserang jamur yang menyebabkan
lapuk. Dalam pengelolaan pasca panen sangat rentan dengan
adanya kontaminasi mikroba jika prosedurnya tidak sesuai. Kontaminasi jamur pada simplisia tanaman obat dapat
menimbulkan proses enzimatis tertentu pada bahan setelah dipanen, bahkan dapat menghasilkan senyawa aktif tertentu
yang bersifat racun toksic. Pada akhirnya bahan tersebut berubah menjadi produk berbahaya jika dikonsumsi. Oleh
sebab itu penanganan dalam kegiatan pasca panen khususnya pada tanaman obat perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya dan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan agar kandungan senyawa pada tanaman obat tidak mengalami kerusakan
commit to user 37
sehingga masih tetap terjaga khasiatnya dan tidak bersifat racun jika dikonsumsi.
3. Kandungan kimia dan kegunaannya