BUDIDAYA TEMU LAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) DAN KHASIATNYA SEBAGAI TANAMAN OBAT DI PT.INDMIRA CITRA USAHA TANI YOGYAKARTA
commit to user i
LAPORAN KEGIATAN MAGANG
BUDIDAYA TEMU LAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) DAN KHASIATNYA SEBAGAI TANAMAN OBAT
DI PT.INDMIRA CITRA USAHA TANI YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Agrofarmaka di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Program Studi Diploma III Agribisnis Minat Agrofarmaka
Oleh :
ROSARITA EKA CAHYANTI
H 3508027
PROGRAM DIPLOMA III AGRIBISNIS MINAT AGROFARMAKA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
(2)
commit to user ii
(3)
commit to user iii MOTTO
DEMI MASA, SUNGGUH MANUSIA BERADA DALAM KERUGIAN, KECUALI ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN MENGERJAKAN KEBAJIKAN SALING MENASEHATI UNTUK KEBENARAN DAN SALING MENASEHATI UNTUK KESABARAN.
(Q.S AL ASR 1-3)
JANGANLAH ANDA MAU DIGENGGAM DUNIA SEHINGGA TERGENGGAM DALAM KESULITANNYA, AKAN TETAPI LETAKKANLAH DUNIA ITU DIDALAM TELAPAK TANGAN ANDA SEHINGGA ANDA DAPAT MENGGUNCANGKAN SESUKA HATI.
(WISE WORD)
YANG PENTING BUKANLAH DIMANA ANDA BERADA DAHULU ATAU DIMANA ANDA BERADA SEKARANG, MELAINKAN KEMANA ANDA INGIN TIBA.
(4)
commit to user iv
PERSEMBAHAN
ALLAH SWT YANG TELAH MELIMPAHKAN RAHMAT DAN HIDAYAHNYA SEHINGGA DAPAT MENYELESAIKAN LAPORAN INI.
AYAHANDA DAN IBUNDA TERCINTA, SERTA ADIK-ADIKKU TERCINTA YANG SELALU MENDOAKAN DAN MEMBERIKAN DUKUNGAN BAIK SECARA MATERIL MAUPUN SEPIRITUIL.
TEMAN-TEMAN D3 SEMUANYA TANPA TERKECUALI
TERIMAKASIH SAYA UCAPKAN ATAS BANTUAN DAN
KEBERSAMAANNYA.
SEMUA PIHAK YANG TELAH MEMBANTU TERSELENGGARANYA LAPORAN INI YANG TIDAK DAPAT DISEBUTKAN SATU PER SATU.
PARA HERBALIS MUDA TERUS BERJUANG DAN KEMBANGKAN WARISAN LELUHUR KITA.
(5)
commit to user v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat AllAh SWT atas segala nikmat dan karunia serta hidayah-Nya yang selalu memberikan kesempatan dan kemampuan dalam menyusun tugas akhir ini dengan baik dan lancar dengan judul
"Budidaya Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) dan Khasiatnya Sebagai
Tanaman Obat" Di PT. INDMIRA CITRA USAHA TANI YOGYAKARTA. Penyusunan tugas akhir ini merupakan syarat utama untuk mencapai gelar Ahli Madya bagi mahasiswa D-III Agribisnis Agrofarmaka, di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis sangat menyadari bahwa laporan ini tidak dapat diselesaikan tanpa dorongan dan bantuan baik langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS. Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Ir. Heru Irianto, MM selaku Ketua Program Studi DIII Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ir. Panut Sahari, MP selaku Dosen pembimbing akademik.
4. Ir. Suharto, MP selaku dosen pembimbing dan penguji I atas segala
masukan dan saran yang sangat berharga bagi penulis dan Ir. Ato Sulistyo, MP selaku dosen penguji II atas segala masukan dan saran yang sangat berharga bagi penulis.
5. Bapak Antok selaku pembimbing dari PT. INDMIRA CITRA USAHA
TANI terima kasih atas bimbingan dan kesabarannya memberi pengarahan.
6. Mas Heru, Mas Eko, dan Mbak Datu selaku pembimbing lapangan dari
PT. INDMIRA CITRA USAHA TANI saya ucapkan banyak terima kasih.
(6)
commit to user vi
7. Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu memberi restu dan sumber inspirasi
dalam pembuatan tugas akhir ini i’m really love you all my best just for
you .
8. Adik –adikku tersayang yang selalu memberikan semangat.
9. Seseorang yang aku cintai yang selalu memberi semangat memberi
dukungan serta doa untuk menjadi yang lebih baik.
10. Teman –teman seperjuangan Diploma III Agribisnis 2008 thanks for all
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas dukungan,
dan bantuannya dalam menyelesaikan penulisan laporan tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang menuju sempurnanya laporan ini senantiasa kami harapkan. Akhir kata, penulis mohon maaf bila dalam laporan ini terdapat kata-kata yang kurang berkenan. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bemanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca semua pada umumnya.
Surakarta, Mei 2011
(7)
commit to user vii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PENGESAHAN... ii
MOTTO ... iii
PERSEMBAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 2
1. Tujuan Umum ... 2
2. Tujuan Khusus ... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3
III.TATA LAKSANA PELAKSANAAN ... 12
A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan ... 12
1. Tempat Pelaksanaan Magang ... 12
2. Waktu Pelaksanaan Magang ... 12
B. Tata Pelaksanaan Kegiatan Magang ... 12
1. Metode Wawancara ... 12
2. Metode Observasi ... 12
3. Metode Studi Pustaka... 12
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 14
A. Kondisi Umum Perusahaan ... 14
1. Profil Perusahaan ... 14
2. Uraian Kegiatan Magang ... 20
(8)
commit to user viii
C. Analisis Usaha ... 40
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 47
A. Kesimpulan ... 47
B. Saran... 48 DAFTAR PUSTAKA
(9)
commit to user ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Skema Struktur Organisasi PT Indmira ... 16
Gambar 1.2. Pembibitan Temu lawak ... 20
Gambar1. 3. Pengolahan Tanah Budidaya Temu lawak ... 21
Gambar 1.4. Penanaman Temu lawak ... 22
Gambar 1.5. Pemeliharaan Temu lawak ... 23
Gambar 1.6. Penyakit Layu Temu lawak ... 27
Gambar 1.7. Jamur Furasium ... 28
Gambar1. 8. Akar Rimpang Keriput ... 28
Gambar 1.9. Pembersihan Rimpang ... 30
Gambar 1.10. Pengirisan Rimpang ... 30
(10)
commit to user x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jenis Pupuk Tanaman Temu lawak... 23
Tabel 1.2 Penggunaan Pupuk Dasar Temu lawak ... 24
Tabel 1.3 Penggunaan Pupuk Susulan Temu lawak ... 26
Tabel 1.4 Biaya Tetap Budidaya Temu lawak 1 Musim Tanam ... 42
Tabel 1.5 Biaya Variabel Budidaya Temu lawak 1 Musim Tanam ... 43
(11)
commit to user
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara beriklim tropis, mempunyai tanaman obat yang sangat beragam, sehingga tradisi penggunaan tanaman obat sudah ada dari nenek moyang yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit, baik penyakit dalam maupun penyakit luar. Secara umum yang dimaksud dengan obat tradisional adalah ramuan dari tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat yang diketahui dari penuturan orang-orang tua atau pengalaman.
Menggali terus kekayaan alam berupa tanaman obat memang perlu dilakukan terus menerus, bukan hanya untuk menemukan jenis-jenis tanaman obat baru, tetapi lebih penting lagi adalah mendalami tanaman-tanaman obat yang sudah kita kenal dari sisi penggunaan secara empiris maupun dari sisi penelitian. Karena begitu banyak tentang jenis dan khasiat yang terkandung.
Temu lawak merupakan salah satu sumber daya tanaman obat potensial yang belum dimanfaatkan secara optimal. Tanaman ini secara historis mempunyai kegunaan tradisional dan sosial cukup luas dalam masyarakat Indonesia, sehingga sangat memungkinkan untuk dipromosikan menjadi tanaman obat khas Indonesia.
Sampai dengan tahun 1960an, temu lawak masih merupakan tanaman yang tumbuh liar di kebun rakyat serta hutan jati. Meskipun pada tahun-tahun sebelumnya, komoditas ini sudah dimanfaatkan untuk bahan jamu dan minuman, namun budidaya secara serius masih belum dilakukan. Hingga industri jamu hanya mengandalkan rimpang segar yang diambil dari tanaman liar atau setengah liar dari hutan jati maupun kebun rakyat. Dengan makin berkembangnya industri jamu dan minuman temu lawak pada tahun 1970an, maka masyarakat mulai membudidayakan temu lawak dengan lebih serius. Sejak terjadi krisis ekonomi selama 5 tahun terakhir ini, industri dengan bahan baku temu lawak meningkat dengan cukup pesat. Terutama industri
(12)
commit to user
ekstrak temu lawak, baik yang murni maupun yang sudah dicampur gula serta bahan lain. Ekstrak temu lawak merupakan bahan minuman yang bisa langsung diseduh dengan air panas. Komoditas ini sekarang bisa dengan mudah dijumpai di pasar-pasar swalayan.
B. Tujuan Magang
Tujuan umum pelaksanaan magang di PT. Indmira Citra Tani Nusantara, Kaliurang Km 16,3 Yogyakarta adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperluas pengetahuan dan wawasan berfikir dalam menerapkan
ilmu yang dipelajari serta keterkaitannya dengan bidang ilmu yang lain.
2. Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat
membandingkan antara teori yang telah diperoleh dengan aplikasinya di lapangan.
3. Memberikan pengetahuan dan pengalaman praktis kepada mahasiswa
dalam rangka kesiapan menghadapi dunia kerja yang mengarah pada kegiatan kewirausahaan, dan penciptaan lapangan kerja.
Tujuan khusus pelaksanaan magang di PT. Indmira Citra Tani Nusantara, Kaliurang Km 16,3 Yogyakarta adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami secara langsung tentang budidaya untuk
menghasilkan rimpang tanaman Temu lawak.
2. Mengetahui dan mempelajari tentang proses dan tahapan-tahapan pasca
panen Temu lawak.
3. Mengetahui dan mempelajari tentang khasiat dan pemanfaatan Temu
(13)
commit to user II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi dan Morfologi
Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza) merupakan salah satu tumbuhan
Indonesia yang banyak digunakan untuk obat atau bahan obat karena temu lawak merupakan komponen penyusun hampir setiap jenis obat tradisional yang di buat di Indonesia, baik sebagai simplisia tunggal atau merupakan salah satu ramuan (Moelyono, 2007).
Temu lawak (C. xanthorrhiza) mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorrhiza Roxb (Rukmana, 1995).
Tanaman khas Indonesia satu ini memiliki potensi yang luar biasa, karena termasuk salah satu jenis temu-temuan yang paling banyak digunakan orang sebagai tanaman obat-obatan, bahkan konon tanaman ini memiliki kegunaaan setara dengan ginseng Korea. Oleh karenanya masyarakat Indonesia beranggapan bahwa temu lawak sebagai ginseng Indonesia (Kunia, 2007).
Batang tanaman temu lawak berupa batang semu yang merupakan metamorfosis atau penjelmaan dari daun tanaman, temu lawak tumbuh merumpun dengan batang semu yang tumbuh dari rimpangnya. Batang semu berasal dari pelepah-pelepah daun yang saling menutup membentuk batang. Tinggi tanaman ini dapat mencapai 2-2,5 meter dengan warna hijau atau cokelat gelap. Mulai dari pangkalnya sudah memunculkan tangkai daun yang panjang berdiri tegak (Muhlisah, 1999).
(14)
commit to user
Panjang daun sekitar 31-84 cm dan lebar 10-18 cm, berwarna hijau tua atau cokelat keunguan dengan garis-garis cokelat di bagian tulang daunnya dan pada bagian ibu tulang daun (bagian tengah daun) berwarna ungu. Sedangkan panjang tangkai termasuk helaian daun sekitar 43-80 cm. Pada sisi kiri dan kanan tulang daun terdapat semacam pita memanjang berwarna merah keunguan, pertulangan daun menyirip berwarna hijau, daun pelindung banyak, yang panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota bunga dan berbentuk corong, pelepah daunnya saling menutupi membentuk batang (Mursito, 2002).
Menurut Kartasapoetra, 2006 uraian makroskopik rimpang temu lawak adalah sebagai berikut :
1. kepingan akar tinggal ini berbentuk bulat atau jorong, bersifat keras dan
rapuh, bergaris tengah ± 6 cm dan tebalnya sekitar 2-5 cm,
2. agak berkerut-kerut, berwarna cokelat kekuningan, keadaannya rata,
sedikit melengkung.
B. Syarat Tumbuh
Temu lawak merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun atau terna tahunan (perennial). Tanaman ini mempunyai daya adaptasi yang cukup luas di daerah tropis dengan habitat yang ternaung seperti hutan / padang rumput, dan semak belukar. Tempat tumbuhnya sangat mempengaruhi terhadap kualitas dari rimpang temu lawak yang dihasilkan. Bila temu lawak ditanam di dataran rendah maka patinya lebih tinggi dibanding di dataran tinggi, sedangkan temu lawak yang ditanam di daerah dataran tinggi minyak atsirinya lebih besar dibanding di dataran rendah (Tjitrosoepomo, 2005).
Keberhasilan budidaya temu lawak sangat didukung oleh tempat tumbuh yang sesuai. Untuk mengembangkannya diperlukan pengetahuan mengenai lingkungan yang cocok sehingga upaya tersebut berhasil. Syara
tumbuh temu lawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) dalam pertumbuhan dan
(15)
commit to user
1. Iklim
a. Secara alami temu lawak tumbuh dengan baik di lahan-lahan yang
teduh dan terlindung dari teriknya sinar matahari. Di habitat alami rumpun tanaman ini tumbuh subur di bawah naungan pohon bambu atau jati. Namun demikian temu lawak juga dapat dengan mudah ditemukan di tempat yang terik seperti tanah tegalan. Secara umum tanaman ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai cuaca di daerah beriklim tropis.
b. Suhu udara yang baik untuk budidaya tanaman ini antara 19-30 °C
c. Tanaman ini memerlukan curah hujan tahunan antara 1.000-4.000
mm/tahun (Rukmana, 1995).
2. Jenis Tanah
Temu lawak dapat tumbuh pada berbagai tipe atau jenis tanah. Secara alami tanaman ini tumbuh pada tanah ringan, berkapur, agak berpasir, sampai liat keras. Untuk menghasilkan produksi rimpang yang maksimal, temu lawak membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organic, tidak mudah becek dan pengairannya teratur (Rukmana, 1995).
Jenis tanah yang paling ideal untuk penanaman temu lawak adalah tanah liat berpasir. Meskipun demikian, tanah- tanah yang bertekstur liat dapat dipilih untuk lokasi kebun temu lawak, asalkan didukung oleh tingkat pengolahan yang baik, terutama penambahan pasir dan pemberian pupuk organik (Rukmana, 1995).
C. Budidaya
1. Pembibitan
Hampir di setiap daerah pedesaan terutama di dataran sedang maupun tinggi, dapat ditemukan tanaman temu lawak. Temu lawak telah dibudidayakan dan banyak ditanam di pekarangan atau tegalan sekitar
(16)
commit to user
pemukiman pada tanah yang gembur sehingga buah rimpangnya mudah berkembang menjadi besar, temu lawak juga sering ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan padang alang-alang. Penanaman dalam skala yang cukup luas lebih efisien menggunakan bibit asal rimpang yang sudah cukup umur (9 bulan), sedangkan perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan pemisahan rumpun dari tanaman yang sudah tua (Soedibyo, 1998).
2. Pengolahan Lahan
Proses pembentukan tanah ini telah menghasilkan suatu bentuk mikrotopografi yang khusus yang terdiri dari cekungan dan gundukan kecil yang xxv biasa disebut topografi gilgai. Kadang-kadang disebut juga topografi polygonal (Hardjowigeno, 1993).
3. Penanaman
Waktu tanam yang paling baik adalah pada awal musim hujan. Meskipun demikian dapat saja setiap saat, asalkan sistem pengairannya memadai sebab pada fase awal pertumbuhan tanaman temu lawak memerlukan ketersediaan air yang mencukupi. Cara penanaman bibit temu lawak adalah meletakkan (memasukkan) bibit terpilih pada lubang tanam yang tersedia. Tiap lubang tanam ditanami satu bibit temu lawak pada posisi mata tunasnya menghadap keatas, kemudian ditimbun dengan tanah sedalam 7 – 10 cm (Rukmana, 1995).
Lahan kebun temu lawak seluas 1,0 hektar (10.000 m²) yang menggunakan jarak tanam 60 x 60 cm secara monokultur terdapat jumlah populasi sebanyak ± 20.000 – 25.000 tanaman. Jumlah populasi kondisi tofografi tanah, dan luas lahan yang efektif dapat ditanami temu lawak. Bersamaan dengan waktu tanam juga diberi pupuk dasar berupa pupuk TSP sebanyak 100 kg/hektar. Cara pemupukannya adalah dengan disebar merata dalam larikan dangkal antara barisan tanaman atau dimasukkan kelubang tempat pupuk sejauh ± 10 cm dari letak bibit (tanaman) temu lawak, kemudian segera ditutup tanah tipis dan langsung diairi (disiram) (Rukmana, 1995).
(17)
commit to user
4. Pemeliharaan
a. Pemupukan
Selama musim tanam, temu lawak dapat dipupuk dengan pupuk susulan antara dua sampai tiga kali. Sebagai pedoman minimal dilakukan dua kali, yaitu rinciannya sebagai berikut :
ü Pada waktu tanaman berumur dua bulan setelah tanam dipupuk
dengan pupuk kandang sebanyak 0,5 kg/tanaman atau dosisnya sekitar 10- 12,5 ton/hektar, ditambah pupuk Urea ± 95 kg dan KCl ± 85 kg/hektar.
ü Pupuk susulan berikutnya pada waktu tanaman berumur empat
bulan setelah tanam dengan pupuk Urea dan KCl masing- masing sebanyak 49 kg/hektar.
Cara pemberian pupuk adalah dengan disebarkan secara merata dalam larikan- larikan diantara barisan tanaman temu lawak sejauh ± 20 cm dari pangkal batangnya, kemudian ditutup dengan tanah (Rukmana, 1995).
b. Penyiraman
ü Pada awal fase pertumbuhan, bibit maupun tanaman muda temu
lawak memerlukan ketersediaan air yang memadai. Oleh karena itu, pengairan atau penyiraman perlu dilakukan secara rutin tiap hari sekali pada waktu pagi atau sore hari.
ü Pengairan berikutnya tergantung dari kondisi tanah dan iklim
(cuaca). Hal yang penting untuk diperhatikan adalah tanahnya tidak kekeringan, terutama dimusim kering (kemarau).
Cara pengairannya adalah di-leb(digenangi) atau disiram air bersih dengan alat bantu selang plastik yang dapat disemburkan keseluruh areal kebun temu lawak (Rukmana, 1995).
(18)
commit to user
c. Penyiangan
Lakukan penyiangan terhadap rerumputan atau tanaman yang tumbuh liar dan mengganggu pertumbuhan tanaman pokok. Lakukan pula pembubunan 2-3 kali dalam satu masa tanam sehingga pembentukan rimpang berjalan baik (Muhlisah, 1999).
Penyiangan
ü Rumput- rumput liar (gulma) yang dapat menjadi pesaing adalah
hal kebutuhan air, unsur hara, dan faktor lainnya bagi tanaman temu lawak perlu dibersihkan atau disiangi. Gulma potensial pada pertanaman temu lawak adalah gulma kebun, antara lain adalah rumput teki, alang-alang, ageratum, dan gulma berdaun lebar lainnya.
ü Waktu melakukan penyiangan sebaiknya dilakukan bersamaan
dengan kegiatan pemupukan, yaitu dilakukan pada waktu tanaman berumur dua dan empat bulan setelah tanam. Penyiangan berikutnya dilakukan kapan saja, tergantung dari ada atau tidaknya rumput liar (gulma).
ü Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut rumput (gulma) atau
membersihkan dengan alat cangkul secara hati-hati agar tidak merusak perakaran maupun rimpang temu lawak(Rukmana, 1995).
d. Penanganan Hama dan Penyakit
Apabila serangan hama tersebut cukup membahayakan pertanaman Temu lawak, maka harus segere disemprot dengan insektisida yang efektif dan selektif. Misalnya disemprot dengan Kiltop 500 EC atau Dimilin 25 WP pada konsentrasi 0,1% - 0,2%. Penyakit potensial yang ditemukan menyerang tanaman Temu lawak
adalah cendawan (jamur) Fusarium sp. dan Pythium sp. serta bakteri
Pseudomonas sp. Ketiga jenis pathogen penyakit tersebut umumnya menyerang bagian rimpang temu lawak baik sewaktu dikebun maupun
(19)
commit to user
selepas panen. Cendawan Fusarium sp. yang sering menyerang
tanaman temu- temuan adalah F. oxysporum Schlectht.f.sp. Zingiberi
trujillo penyebab busuk akar rimpang. Gejala serangan penyakit ini adalah mula- mula daun bawah menguning, kemudian menjadi layu, pucuk tanaman mengering, dan tanaman akhirnya mati. Akar rimpang yang diserang menjadi keriput dan berwarna agak kehitam- hitaman , serta bila dipotong bagian dalam rimpang berwarna agak gelap dan membusuk(Rukmana, 1995).
Upaya pengendalian penyakit busuk rimpang oleh cendawan (jamur) antara lain menggunakan bibit yang benar- benar sehat, perbaikan drainase tanah, mencabut tanaman yang sakit agar tidak menjadi sumber infeksi bagi tanaman lainnya, dan melakukan pergiliran (rotasi) tanaman yang bukan family Zingiberaceae. Jika dianggap perlu dapat dilakukan penyemprotan fungisida yang efektif seperti Dimazeb 80 WP atau Dithane M-45 80WP pada konsentrasi 0,1%- 0,2%( Rukmana, 1995).
5. Pemanenan
Temu lawak dapat dipanen setelah berusia 8-12 bulan, yang daunnya telah menguning dan kelihatan hampir mati. Temu lawak tidak terlalu rewel dengan kondisi lahan, lahan yang sudah sering dimanfaatkan sehingga kondisi unsur haranya sudah amat berkurang pun masih baik untuk ditanami temu lawak (Muhlisah, 1999).
D. Pasca Panen
Selain dijual dalam bentuk segar, temu lawak diperdagangkan berupa simplisia. Cara membuat simplisia yang dalam dunia perdagangan disebut
Curcumae xanhorrize rhizome amat sederhana. Rimpang temu lawak mula – mula dicuci sampai bersih, lalu diiris-iris. Taruh dalam wadah, seperti nampan atau tikar . Lakukan pengeringan secara tidak langsung. Caranya
(20)
commit to user
dijemur diteritisan rumah atau tempat lain yang agak teduh. Pengeringan dapat juga menggunakan oven pengering. Dengan demikian, kadar minyak atsiri simplisia tidak kurang dari 6% v/b (Muhlisah, 1999).
E. Khasiat dan Pemanfaatan
Temu lawak mempunyai khasiat laktagoga (perangsang air susu), kolagoga (perangsang empedu), antiinflamisasi, tonikum (obat kuat), dan deuretik (peluruh kencing). Aktivitas kolagoga (perangsang empedu) rimpang temu lawak ditandai dengan meningkatnya produksi dan sekresi empedu dilakukan oleh fraksi kurkuminoid. Dengan meningkatnya pengeluaran cairan empedu maka partikel padat dalam kandung empedu berkurang. Hal ini akan mengurangi kolik empedu, perut kembung, dan menurunkan kadar kolesterol yang tinggi (Dalimartha, 2006). Temu lawak mengandung zat gizi antara lain karbohidrat, protein, dan lemak serta zat serat juga kalium (K), natrium (N), magnesium (Mg), zat besi (Fe), mangan (Mn) dan kadnium (Cd) (Sampurno, 2004).
F. Kandungan Kimia
Senyawa aktif utama yang terkandung dalam rimpang temu lawak tersebut adalah kurkumin. Kurkumin merupakan suatu diferuloylmethane yang ada dalam ekstrak temu lawak dan menjadi sumber warna kuning pada
temu lawak (Aggarwal et al., 2005)
Bagian yang digunakan adalah rimpang (akar) (Dalimartha, 2006). Komponen utama kandungan zat yang terdapat dalam rimpang temu lawak adalah zat kuning yang di sebut “kurkumin”, protein, pati, dan minyak atsiri (Rukmana, 1995). Dua komponen utama temu lawak yang diketahui mempunyai kegunaan biologis dengan spektrum luas adalah fraksi zat warna
(21)
commit to user
Temu lawak Mengandung zat kurkumin dan minyak atsiri yang dapat menghambat pertumbuhan organism terutama jamur dan bakteri, karena sifat inilah maka dapat dipakai bahan pengawet benih (Kusnaedi, 1999).
(22)
commit to user
III.TATA LAKSANA PELAKSANAAN
A. Tempat dan Waktu Magang
1. Tempat
Kegiatan magang dilaksanakan di PT. Indmira Citra Tani Nusantara, Kaliurang Km 16,3 Yogyakarta.
2. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan magang dilaksanakan pada tanggal 16 Februari sampai dengan 16 Maret 2011.
B. Tata Pelaksanaan Kegiatan Magang
1. Metode Pelaksanaan
a. Wawancara/ Interview
Melakukan kegiatan tanya jawab secara langsung yang berhubungan dengan kegiatan yang telah dipelajari kepada pembimbing lapangan atau pihak yang terkait dan mengikuti seluruh kegiatan yang dilakukan dilokasi magang serta tata tertib dan ketelitian selama proses magang tersebut berlangsung.
b. Observasi Lapangan
Mengamati secara langsung dan ikut serta dalam kegiatan yang berlangsung ditempat magang.
c. Studi Pustaka
Mencari referensi sebagai data pelengkap dan pembanding serta konsep dalam alternatif pemecahan masalah.
(23)
commit to user
2. Materi Magang
a. Budidaya Temu lawak Persiapan Lahan
1) Pemeliharaan bibit
2) Penanaman
3) Perawatan
4) Panen
b. Pasca Panen Temu lawak
1) Pencucian
2) Pengeringan
3) Sortasi kering
4) Pengemasan
5) Penyimpanan
c. Khasiat dan Pemanfaatan Temu lawak
1) Menurunkan kolesterol
2) Penyembuh lever
3) Mencegah kanker payudara
4) Membangkitkan selera makan
5) Gangguan ginjal
6) Mencegah rematik
7) Membersihkan perut
8) Memperlancar ASI
9) Anemia
(24)
commit to user
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Kondisi Umum Perusahaan
a. Profil Perusahaan
PT Indmira Citra Tani Nusantara merupakan perusahaan swasta yang bergerak sejak tahun 1985 didirikan oleh Ir Sumarno. Sebelumnya beliau telah bekerja dibidang kontraktor, karena beliau merupakan lulusan Teknik Sipil. Keprihatinan Ir Sumarno terhadap dunia pertanian diwujudkan di Perusahaan ini. Penyebab keprihatinan ini yaitu petani menanam berbagai macam tanaman dengan pola tanam yang tidak sesuai, misalnya dosis pupuk yang terlalu tinggi atau tidak seimbang menyebabkan ekosistem menjadi rusak.
Awal berdirinya perusahaan ini Ir Sumarno mencoba menanam tanaman buah- buahan yaitu jambu bangkok dan jeruk. Pada tahun 1987, beliau sudah mampu merambah ketanaman sayuran, dimana dengan menggunakan teknologi budidaya yang benar (bentuk vertikultur) sampai kearah penjualannya. Serta mengarah keuji coba kearah pupuk organik yang mampu menghasilkan pupuk mikro cair dan mikro organik. Namun semua usaha Ir Sumarno belum juga mendapatkan hasil, karena belum juga mendapatkan respon dari masyarakat. Hingga akhirnya pada tahun 1990-an sudah mampu diterima oleh masyarakat dengan adanya penawaran pupuk.
Pada tanggal 30 Okteber 1996 resmi berdiri dalam bentuk CV. Indmira Citra Tani Nusantara. Awal berdirinya perusahaan ini telah
bergelut dibidang Research and Development, sektor Perbaikan
Ekosistem, sub sektor dunia pertanian sesuai dengan asas Back to
(25)
commit to user
meliputi, perbaikan wadah (media tanam, tambak, dan air) serta perbaikan isi (tanaman, hewan, dan manusia).
Pada tanggal 30 0ktober 2009 Indmira resmi berubah menjadi PT. PT Indmira memiliki visi dan misi, yaitu :
1) Visi
Akibat pengembangan dan rekayasa kimia dasar dengan dosis yang berlebihan selama 2 abad terakhir dimuka bumi, ekosistem menjadi rusak. Kerusakan ekosistem juga melanda lahan pertanian, sehingga mengakibatkan menurunnya kualitas dan kuantitas produk-produk pertanian.
Sadar akan hal tersebut maka 179 Negara dibawah Panji PBB melakukan pertemuan di Rio de Janario tahun 1992. Produk dari pertemuan tersebut adalah Agenda 21 dan salah satu
klausulnya adalah Kembali ke Alam (Back to Nature).
Dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab yang tinggi, PT Indmira ikut berpartisipasi mengatasi kerusakan ekosistem dengan produk dan teknologi yang dihasilkan untuk dipersembahkan kepada nusa bangsa.
2) Misi
Realitas negara Indonesia adalah negara berbasis pertanian (agraris). Akibat kerusakan lingkungan (ekosistem) dan IPTEK rendah, Indonesia sebagai negara berkembang (dalam menangani dunia pertanian) semakin terpuruk kebelakang diantara negara- negara lain.
Sebagai langkah nyata PT. Indmira sejak tahun 1985
melakukan penelitian dan pengembangan (Research and
Development) dibidang pertanian sesuai dengan asas Back to Nature.
(26)
commit to user
Langkah ini diperuntukkan bagi nusa dan bangsa.
Dalam menjalankan usaha, PT. Indmira dibantu oleh beberapa tenaga kerja, dengan struktuk organisasi sebagai berikut :
Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Indmira Citra Tani Nusantara
Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Indmira Citra Tani Nusantara
Sampai saat ini, PT. Indmira telah berhasil memproduksi pupuk organik untuk beberapa jenis tanaman (hortikultura dan tahunan) dan makanan tambahan (food suplement) baik untuk unggas maupun ternak
Produksi Bahan Perbaikan Ekosistem Manajer HRD dan Umum Support System Manajer Keuangan Riset Pertanian dan Pangan Riset Bahan Perbaikan Ekosistem Direktur Produksi dan Komersial Wakil Direktur Utama Wakil Manajer Direktur Utama Auditor Internal Direktur Riset Produksi Pangan
(27)
commit to user
dengan jumlah yang tidak terbatas. Kapasitas pabrik terpasang cair sebanyak 200.000 liter per bulan dan padat sebanyak 50.000 kg per bulan.
PT. Indmira telah melakukan 7 macam penelitian dan pengembangan, yaitu sebagai berikut :
1. Perbaikan ekosistem dilahan tambak : penelitian dilakukan sejak
tahun 1999 berlokasi di Pekalongan Pantai Utara Pulau Jawa. Hasil yang dicapai PT. Indmira adalah sebagai berikut :
a. Mampu memperbaiki kerusakan ekosistem lahan tambak sesuai
dengan asas Back to Nature.
b. Mampu melakukan budidaya sesuai aturan standar budidaya,
yaitu udang (panen usia 4 bulan, size 30 – 40 ekor/kg) serta Bandeng (panen usia 5 bulan, size 5-10 ekor/kg).
2. Perbaikan ekosistem dilahan pasir (solusi pemberdayaan lahan
pasir pantai) : penelitian dilakukan sejak tahun 1999 berlokasi di lahan pasir pantai Pandansimo, Pantai Selatan Pulau Jawa.
Hasil yang telah dicapai, yaitu :
a. Tanaman Pangan dan Hortikultura : Padi Rojolele (panen 6-8
ton/ ha), kacang tanah (panen 4-5 ton/ha), bawang merah (panen 10-15 ton/ha).
b. Buah Tahunan : Kelengkeng, Sawo, Jeruk Lemon, Jeruk Sunkist
bisa tumbuh dengan baik dan mampu berbuah.
c. Perkebunan : Jati, Kelapa Sawit, Kurma
d. Wind Barrier : Cemara Laut dan Akar Wangi
3. Penelitian peningkatan rendemen dan tonase tanaman tebu milik
PG. Soedhono di bawah PTPN XI : penelitian dilakukan tahun 2003 berlokasi di PG. Soedhono Ngawi Jawa Timur. Hasil yang
(28)
commit to user
telah dicapai yaitu tingkat rendemen sebesar 9 % dan tonase sebesar 140 ton/ha.
4. Peningkatan produksi tanaman padi dari 6,2 ton/ha menjadi 7,5
ton/ha. Kerjasama dengan Dinas Pertanian Bantul tahun 2003 untuk meningkatkan pendapatan asli daerah senilai 39 milyar rupiah.
5. Penelitian dan pengembangan lahan daratan dalam Program ASRI
BUMI NUSANTARA. Hasil yang dicapai yaitu kedelai (3-5 ton/ha), Padi Rojolele (7-10 ton/GKP/ha), dan Jagung (panen 8-12 ton tongkol/ha).
6. Penelitian dan pengembangan tanaman obat Kembali ke Alam
Herbal Organik.
7. Paket Teknologi dan Manajemen Hamemayu Hayuning Bawono :
diberikan kepada kelompok tani yang mempunyai visi dan misi mengembangkan dunia pertanian di Indonesia pada umumnya dan memperbaiki taraf hidup masyarakat petani Indonesia pada khususnya.
PT. Indmira mempunyai komitmen yang tinggi terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk menghijaukan lahan Persada Nusantara dengan asas Back to Nature demi Indonesia makmur raya melalui dunia pertanian selama 16.000 tahun.
(29)
commit to user
1. Kita (NKRI) mempunyai nenek moyang yang bernama Hayam
Wuruk, Gadjah Mada, Hasanudin, Imam Bonjol, Tengku Umar, Diponegoro, Sultan Agung, dll.
2. Kita pernah mempunyai kerajaan Singosari, Majapahit, Sri Wijaya,
Pajajaran, Mataram, dll.
3. Kita pernah mempunyai nenek moyang yang bernama Javanicus
Mojokertensis yang seumur dengan Mesir kuno dan Tiongkok kuno.
4. Kita mempunyai modal 1 (satu) dari 7 (tujuh) keajaiban dunia
berkat kegigihan Prabu Sanjaya, yaitu Candi Borobudur.
5. Kita pernah dijajah selama 350 tahun sebagai bangsa yang
bermartabat (umumnya) dan di dunia pertanian (khususnya).
6. Kita mempunyai modal SDA dan SDM yang tiada taranya dimuka
bumi ini (berada dalam katulistiwa, berada di dua benua dan dua samudra).
7. Pantaskah kita mengaku sebagai anak keturunan Patih Gadjah
Mada, kalau melihat perkembangan tingkah laku nasionalisme NKRI seperti saat ini.
8. Marilah kita sesama anak bangsa membangun NKRI ini atas dasar :
a. Asih, Asuh, Asah.
b. Dengan filosofi “Hamemayu Hayuning Bawono”.
c. Turun gunung melaksanakan “Topo Ngrame”.
d. Dengan laku “Hasta Brata”.
e. Untuk menjadikan negeri “Zamrud Khatulistiwa” ini
(30)
commit to user
Obsesi PT. Indmira Citra Tani Nusantara adalah bersama-sama dengan masyarakat dunia pertanian dan restu dari bangsanya serta karunia yang diberikan oleh-Nya, bahu membahu menghijaukan lahan persada Nusantara mengingat Indonesia mempunyai potensi yang tiada taranya sebagai Zamrud Khatulistiwa.
a. Lokasi Perusahaan
Lokasi kantor pusat PT. Indmira Citra Tani Nusantara berada didaerah Kledokan Umbulmartani, Ngemplak Sleman. Kantor pusat ini tempatnya juga sangat serategis yaitu bereda ditepi jalan raya, tepatnya jalan Kaliurang KM 16,3.
Kondisi lingkungan PT. Indmira adalah sebagai berikut : Tinggi tempat : 600 m dpl
Kecepatan Angin : 1,3- 5,92 knots Kelembaban Nisbi : 49,2%- 95,1% Temperatur Udara : 21,50C-33,80C Curah Hujan Rata-rata : 2500 mm3/tahun
2. Uraian Kegiatan Magang
1. Pembibitan
Gambar 1.2 Pembibitan Tanaman Temulawak
Perbanyakan tanaman temu lawak di PT. Indmira Citra Tani Nusantara ini yang dilakukan dengan pemisahan rumpun dari
(31)
commit to user
tanaman yang sudah tua. Karena penanaman dalam skala yang cukup luas lebih efisien dengan menggunakan bibit yang berasal dari rimpang. Menyiapkan bibit dari rimpang tanaman temu lawak yang sudah cukup umur, yaitu 9 bulan. Perbanyakan tanaman temu lawak dilakukan menggunakan rimpang-rimpangnya baik berupa rimpang induk (rimpang utama) maupun rimpang anakan (rimpang cabang).
Untuk memacu pertumbuhan tunas, rimpang yang baru dibongkar dipendam dahulu pada tempat yang lembab. Setelah tunas tumbuh, rimpang dipotong-potong dan melestarikan bahwa setiap rimpang yang dipotong-potong paling tidak memiliki 2 atau 3 mata tunas. Setelah tumbuh, rimpang langsung ditanam dikebun.
2. Pengolahan Tanah
Gambar 1.3 Pengolahan Tanah
Lokasi pengolahan lahan di PT. Indmira Citra Tani Nusantara untuk kebun temu lawak dipilih dilahan-lahan perkebunan. Penyiapan lahan dilakukan secara sempurna, yakni dicangkul sedalam 30 cm hingga berstruktur tanah menjadi gembur, kemudian dibuat bedengan berukuran 2-3 meter dengan panjang sesuai dengan ukuran lahan, untuk mempermudah drainase agar rimpang tidak tergenang dan membusuk. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 20 sentimeter x 20 sentimeter x 20 sentimeter dengan jarak tanam 60 sentimeter x 60 sentimeter. Diatas bedengan-bedengan dibuat lubang
(32)
commit to user
tanam untuk tempat penanaman bibit temu lawak. Jarak antar lubang tanamnya 60 x 60 cm. Ukuran lubang tanam dibuat 30 x 30 x 60 cm.
Penyiapan lahan untuk penanaman temu lawak dilakukan 30 hari sebelum tanam, agar kondisi tanahnya sudah matang benar.
3. Penanaman
Gambar 1.4 Penanaman Tanaaman Temu lawak
Waktu penanaman temu lawak dilakukan pada pagi hari pada awal musim hujan. Meskipun demikian dapat juga ditanam setiap saat, asal sistem pengairannya memadai. Sebab pada fase awal pertumbuhan tanaman temu lawak memerlukan ketersediaan air yang cukup.
Penenaman bibit temu lawak adalah meletakkan
(memasukkan) bibit terpilih pada lubang tanam yang tersedia. Tiap lubang tanam ditanami 3 bibit temu lawak yang berbeda, misalnya antara tunas yang sudah tua, masih muda, maupun yang sudah agak tua. Dan posisi peletakan mata tunasnya menghadap keatas, kemudian ditimbun dengan tanah sedalam 7 –10 cm.
(33)
commit to user
Gambar 1.5 Pemeliharaan Tanaman Temu lawak
Di PT. Indmira Citra Usaha Tani tanaman temu lawak tidak memerlukan pemeliharaan yang khusus, namun untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang baik dapat dipacu dengan perawatan secara intensif. Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyiangan gulma sebanyak 2-5 kali, tergantung dari pertumbuhan gulma, sedangkan pembumbunan tanah dilakukan bila terdapat banyak rimpang yang tumbuh menyembul dari tanah.
a. Pemupukan
Selama musim tanam temu lawak dapat dipupuk dengan pupuk dasar dan pupuk susulan dengan rincian sebagai berikut : Tabel 1.1 Jenis Pupuk Tanaman Temu lawak
No Jenis Pupuk SAN PT Dolomit NPK SNN
1 P. Dasar 310
gr/62 m2
310
gr/62 m2
1.400
gr/62 m2
2 P. Susulan 168 cc/62 m2
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan
(34)
commit to user
No Jenis
Pupuk
Dosis Pupuk Total
Dasar 7 Juni 2010
Susulan 1
Susulan 2
1 Oktober 2010
Susulan 3
1 SAN PT 310 gr - - - 310 gr
2 Dolomit 310 gr - - - 310 gr
3 NPK 1 Kg - 400 gr - 1400 gr
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan
SAN (Sari Alam Nusantara) PT (Pembenah Tanah) adalah produk yang berfungsi untuk memperbaiki kerusakan fisik kimia tanah. Kegunaan :
- Memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah.
- Pemantapan agregat tanah untuk mencegah erosi dan
pencemaran.
- Merubah sifat hidrophobic tanah, sehingga meningkatkan
kapasitas tanah menahan air.
- Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah.
Dengan pemberian SAN (Pembenah tanah) secara teratur mampu
memperbaiki dan menjaga kelesratian lingkungan hidup
(memperbaiki struktur tanah secara fisik dan kimia tanah).
Pupuk Dolomit, pupuk yang dengan kandungan hara kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO). Menggunakan bahan baku kapur yang memiliki kadar atau presentasi kalsium (CaO) dan magnesium (MgO) yang tinggi, sangat bermanfaat untuk pengapuran tanah masam dan untuk pupuk bagi tanah dan tanaman yang berfungsi mensuplai unsur kalsium (CaO) dan Magnesium
(35)
commit to user
menggunakan pupuk dolomit sangat tepat untuk mengatasi masalah kemasaman dan miskin hara.
Pupuk NPK, manfaat pupuk NPK antara lain adalah :
- Menjadikan daun tanaman lebih hijau segar dan banyak
mengandung butui hijau daun yang sangat penting bagi proses fotosintesis
- Mempercepat pertumbuhan tanaman, mempercepat pencapaian
tinggi tanaman maksimum dan jumlah anakan maksimum
- Memacu pertumbuhan akar, perakaran lebih lebat sehingga
tanaman menjadi lebat dan kuat
- Menjadikan batang lebih tegak dan kuat
- Meningkatkan daya tahan terhadap serangan hama penyakit
tanaman
- Memperbanyak jumlah hasil rimpang temu lawak
Tabel 1.3 Penggunaan Pupuk Susulan Temu lawak
No Penyemprotan Dosis Ttl
1 2 3 4 5 6
28/06/ ’10
12/07/ ’10
26/07/ ’10
09/08/ ’10
02/09/ ’10
06/09/ ’10
1 SNN 28 cc 28 cc 28 cc 28 cc 28 cc 28 cc 168 cc
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan
SNN (Super Natural Nutrition) merupakan pupuk ogranik cair hasil ekstraksi bahan organik yang berasal dari limbah alam, limbah tanaman, dan limbah ternak. Kegunaannya:
(36)
commit to user
- Menggantikan fungsi pupuk kandang, kompos, dan punya
keunggulan komparatif dari segi budaya.
- Memacu aktifitas mikro organisme tanah sehinnga pemupukan
menjadi lebih efektif dan lebih ekonomis.
- Memparbaiki kondisi tanah yang rusak (tidak subur) akibat
salah cara budidaya.
- Dengan aroma yang khas, SNN mampu mengurangi tingkat
serangan hama.
b. Penyiraman/ Pengairan
Pada fase awal pertumbuhan, bibit maupun tanaman muda temu lawak memerlukan ketersediaan air yang memadai. Oleh karena itu, pengairan atau penyiraman perlu dilakukan secara rutin tiap hari sekali pada waktu pagi atau sore hari. Pengairan berikutnya tergantung dari kondisi tanah dan iklim (cuaca). Hal yang penting untuk diperhatikan adalah tanahnya yang tidak kekeringan, terutama pada musim kemarau. Cara pengairannya adalah di-leb (digenangi) atau disiram air bersih dengan alat bantu selang plastik yang dapat disemburkan keseluruh areal kebun temu lawak.
c. Penyiangan
Penyiangan pertama yang dilakukan adalah 3 bulan setelah tanam, dan penyiangan selanjutnya dilakukan apabila tanaman temu lawak sudah terlihat banyak gulma dengan cara menyiangi gulma.
(37)
commit to user
Selama ini belum ada laporan tentang serangan hama dan penyakit yang sifatnya dapat menggagalkan panen pada tanaman temu lawak. Meskipun demikian, hama- hama potensi yang dapat menyerang temu lawak antara lain ulat daun seperti ulat jengkal (Chrysodeixis chalcites Esp), ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn),
dan lalat rimpang seperti Mimegrala coeruleifrons (Macquart).
Apabila serangan hama tersebut cukup membahayakan pertanaman temu lawak, maka harus segera disemprot dengan intektisida yang efektif dan selektif. Misalnya disemprot dengan kiltop 500 EC atau Dimilin 25 WP pada konsentrasi 0,1 % - 0,2 %.
Gambar 1.6 Penyakit Layu pada Temu lawak
Penyakit layu disebabkan oieh Pseudomonas sp, gejala
berupa kelayuan daun bagian bawah yang diawali menguningnya daun, pangkal batang basah dan rimpang yang dipotong mengeluarkan lendir seperti getah. Cara pengendaliannya dengn pergiliran tanaman.
(38)
commit to user
Gambar 1.7Jamur Furasium Gambar 1.8 Akar Rimpang Keriput
Jamur Fusarium disebabkan oleh Fungus oxysporum
Schlecht dan Phytium sp. serta bakteri Pseudomonas sp. yang berpotensi untuk menyerang perakaran dan rimpang temu lawak baik di kebun atau setelah panen. Gejala Fusarium dapat menyebabkan busuk akar rimpang dengan gejala daun menguning, layu, pucuk mengering dan tanaman mati. Akar rimpang menjadi keriput dan berwarna kehitam-hitaman dan bagian tengahnya membusuk.
Upaya pengendalian penyakit busuk rimpang oleh cendawan (jamur) antara lain menggunakan bibit yang benar-benar sehat, perbaikan drainase tanah, mencabut tanaman yang sakit agar tidak menjadi sumber infeksi bagi tanaman lainnya.
Jamur Phytium menyebabkan daun menguning, pangkal batang dan rimpang busuk, berubah warna menjadi coklat dan akhirnya keseluruhan tanaman menjadi busuk. Cara pengendalian dengan melakukan pergiliran tanaman yaitu setelah panen tidak menanam tanaman yang berasal dari keluarga Zingiberaceae.
5. Panen
Panen temu lawak dilakukan dipagi hari. Tanah disekitar
rumpun digali dan rumpun diangkat bersama akar dan rimpangnya. Panen dilakukan pada akhir masa pertumbuhan tanaman yaitu pada
(39)
commit to user
musim kemarau. Saat panen tanaman ditandai dengan mengeringnya bagian atas tanah. Namun demikian apabila tidak sempat dipanen pada musim kemarau tahun pertama ini dilakukan pada musim kemarau tahun berikutnya. Pemanenan pada musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang dan menurunkan kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena lebih banyak kadar airnya.
Dengan memotong dulu daun-daun tanaman-tanamannya sehingga dapat memudahkan dalam proses pemanenan. Menggali tanah dengan cara menggunakan alat yaitu dengan pacul.
6. Pasca Panen
Seusai panen, rimpang-rimpang temu lawak dikumpulkan disuatu tempat yang strategis dan teduh. Ditempat penampungan sementara ini, rimpang temu lawak dibersihkan dari akar- akar dan tanah yang masih menempel serta batang semunya.
(40)
commit to user
Agar mendapatkan rimpang yang berkualitas dapat dilakukan penanganan pasca panen sebagai berikut :
a. Pembersihan (Pencucian)
Rimpang temu lawak dicuci dengan air bersih yang mengalir ataupun disemprotkan, sehingga bersih dari kotoran-kotoran maupun tanah yang masih menempel.
Gambar 1.9 Pembersihan Rimpang Temu lawak
b. Pengirisan
Gambar 1.10 Pengirisan Rimpang Temu lawak
Rimpang temu lawak yang telah bersih segera ditiriskan untuk melakukan pengirisan. Rimpang diiris melintang setebal 7-8 mm dengan pisau yang tajam.
(41)
commit to user
c.Pengeringan
Gambar 1.11 Pengeringan Temu lawak
Pengeringan irisan rimpang temu lawak dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dijemur dengan secara langsung dibawah sinar matahari dan dipanaskan dalam oven (alat pengering listrik).
d. Pengolahan Lanjutan
Pengolahan lanjutan untuk tanaman temu lawak akan dibuat minuman atau jamu yang untuk dapat dikonsumsi bagi kesehatan. Dengan dicampur dengan beberapa bahan lain sehingga rasa dari minuman temu lawak itu sendiri tidak menimbulkan rasa yang pahit.
7. Pemanfaatan
Rimpang temu lawak banyak dimanfaatkan sebagai bahan jamu atau obat tradisional. Sari temu lawak dikenal sebagai obat untuk mengembalikan kondisi tubuh yang kelelahan. Tunas muda temu lawak dapat juga dimanfaatkan sebagai lalapan. Bir temu lawak juga beredar dipasaran dan merupakan minuman yang nikmat.
a. Khasiat Temu lawak :
ü Menurunkan kolesterol
(42)
commit to user
ü Mencegah kanker payudara
ü Membangkitkan selera makan
ü Gangguan ginjal
ü Mencegah rematik
ü Membersihkan perut
ü Memperlancar ASI
b. Kandungan Kimia
Temu lawak terdiri atas fraksi pati, kurkuminoid dan minyak atsiri. Fraksi pati yang merupakan bagian terbesar dari abu, protein, lemak dan karbohidrat, serta kasar kurkuminoid, kalium natrium dan lain-lain. Fraksi kurkuminoid mempunyai aroma yang khas, tidak toksik, terdiri atas curcumin yang mempunyai aktivitas anti radang, anti hepototoksik (anti keracunan empedu), dan desemethoksikurkumin. Minyak atsiri berupa cairan berwarna kuning atau kuning jingga, berbau aromatic yang tajam. Selain itu, daging buah (rimpang) temu lawak mempunyai beberpa kandungan senyawa kimia antara lain
berupa fellandrean dan turmerol atau yang disebut minyak
menguap, serta kamfer,glukosida, foluymetik karbinol.
Komponen utama rimpang Temu lawak :
ü Pati 48.18% - 59.64% - membantu proses metabolisme dan
fisiologi organ badan.
ü Protein 29.00% - 30.00%
ü Abu 5.26% - 7.07%
ü Serat 2.58% - 4.83% - memulihkan kesegaran badan (bersifat
tonik)
ü Kurkumin 1.60% - 2.20% - melancarkan proses pencernaan
tubuh
(43)
commit to user
ü Phelandren - melancarkan pengeluaran toksik dalam tubuh
melalui air kencing
ü Kamfer
ü Turmerol - membantu proses metabolisme
ü Borneol - memulihkan kesehatan tubuh badan akibat
serangan penyakit
ü Sineal
ü Xanthorrhizol
Pemakaian rimpang temu lawak sebagai obat, ternyata secara farmakologis memberikan pengaruh positif terhadap kandungan empedu, hati, dan pankreas. Pengaruhnya terhadap kandungan empedu antara lain dapat mencegah pembentukan batu empedu dan kolesistis. Sementara pengaruhnya terhadap hati, diantaranya adalah dapat merangsang sel hati membuat empedu, hepatisis, membantu menurunkan kadar SGOT dan SGPT, serta berpengaruh baik terhadap pengobatan penyakit hati menaun.
Pengaruh positif terhadap pankreas cukup banyak, diantaranya dapat merangsang sekresi berikut fungsi pankreas, serta menambah nafsu makan, mempengaruhi kontraksi dan tonus usus halus, bersifat bakterisid dan bakteriostatik, membantu kerja sistem hormonal metabolism dan fisiologi organ tubuh. Disamping itu kandungan zat dalam rimpang temu lawak bersifat diuretik dan tidak bersifat ulserogenik.
(44)
commit to user B. Pembahasan
1. Budidaya Tanaman
Tanaman dan pola tanam, penyesuaian waktu tanam dan pola tanam merupakan pendekatan yang strategis dalam mengurangi dan menghindari dampak perubahan iklim akibat pergeseran musim tanam dan perubahan pola curah hujan. Waktu tanam dan pola tanam disusun berdasarkan beberapa sekenario perubahan iklim, khususnya pola dan jumlah curah hujan terutama dan menghindari resiko perubahan iklim. Kalender tanam disusun berdasarkan kondisi pola tanam petani saat ini (eksisting), dan tiga sekenario kejadian iklim, yaitu tanah basah (TB), tahun normal (TN), dan tahun kering (TK). Dalam penggunaanya, peta kalender tanam akan dilengkapi dengan prediksi iklim, agar diketehui kejadian iklim yang akan datang, sehingga perencanaan tanam dapat disesuaikan dengan kondisi sumberdaya iklim dan air.
a. Persiapan Bibit
Tanaman temu lawak diperbanyak secara vegetatif dengan rimpang-rimpangnya. Bibit tanam yang akan dijadikan bibit ada dua macam, yaitu rimpang induk dan rimpang anak (rimpang cabang).
Tanaman induk dibongkar dan bersihkan akar dan tanah yang menempel pada rimpang. Pisahkan rimpang induk dari rimpang anak.
Ø Bibit rimpang induk : Rimpang induk dibelah menjadi empat bagian
yang mengandung 2-3 mata tunas dan dijemur selama 3-4 jam selama 4-6 hari berturut-turut. Setelah itu rimpang dapat langsung ditanam.
Ø Bibit rimpang anak : Simpan rimpang anak yang baru diambil di
tempat lembab dan gelap selama 1-2 bulan sampai keluar tunas baru. Penyiapan bibit dapat pula dilakukan dengan menimbun rimpang di dalam tanah pada tempat teduh, meyiraminya dengan air bersih setiap pagi/sore hari sampai.keluar tunas. Rimpang yang telah
(45)
commit to user
bertunas segera dipotong-potong menjadi potongan yang memiliki 2-3 mata tunas yang siap ditanam. Bibit yang berasal dari rimpang induk lebih baik daripada rimpang anakan. Sebaiknya bibit disiapkan sesaat sebelum tanam agar mutu bibit tidak berkurang akibat penyimpanan.
b. Persiapan Lahan
Persiapan lahan sebelum tanam memiliki tujuan yaitu untuk membuat kondisi fisik lahan cukup gembur untuk menunjang pertumbuhan tanaman dan mengurangi populasi gulma yang tumbuh. Lahan yang akan digunakan untuk menenam hendaknya diolah terlebih dahulu. Pengolahan lahan yang pertama ialah membabat rumput-rumput dan gulma, kemudian membalik tanah untuk menghancurkan partikel-partikel tanah menjdi bagian yang lebih kecil yang berguna memperluas hubungan antara partikel tanah dengan akar yang memudahkan akar memperoleh unsur hara.
Lokasi untuk kebun temu lawak dapat dipilih dilahan-lahan perkebunan, tegalan, maupun dilahan pekerengan. Penyiapan lahan harus dilakukan secara sempurna, yakni dicangkul atau dibajak sedalam ± 30 sehingga struktur tanah menjadi gembur.
Pengolahan tanah berikutnya adalah membuat bedengan-bedengan selebar 120 –200 cm, tinggi ± 30 cm, dan jarak antara bedengan 30-40 cm. Dapat pula dipersispksn dalam bentuk peteken-petekan yang hamparannya agak luas, asalkan disekelilingnya dilengkapi dengan parit-parit pembuangan dan pemasukan air, terutama untuk menghadapi musim hujan.
Diatas bedengan-bedengan maupun petakan- petekan dibuatkan lubang tanam untuk tempat penanaman bibit temu lawak. Jarak antara lubang-lubang ataupun kedalaman lubang diatur masing- masing 60 cm, sehingga kelak jarak tanamnya 60 x 60 cm.
(46)
commit to user
Penyiapan lahan untuk kebun temu lawak sebaiknya dilakukan 30 hari sebelum tanam, agar kondisi tanahnya sudah matang benar.
c. Penanaman
Hasil dari pembibitan yang dipindah kelapangan atau lahan bebas dan menanamnya pada lubang-lubang tanam yang sudah disiapkan dibedengan dengan ketentuan pupuk menutupi perakaran.
Penanaman tanaman temu lawak yang paling baik adalah pada awal musim hujan. Meskipun demikian dapat juga dilakukan setiap saat, asalkan system pengairannya memadai. Sebab pada fase awal pertumbuhan tanaman temu lawak memerlukan ketersediaan air yang cukup.
Cara penanaman tanaman temu lawak adalah meletakkan (memasukkan) bibit terpilih pada lubang tanam yang tersedia.
d. Pemeliharaan
1) Pemupukan
Selama musim tanam, temu lawak dapat dipupuk dengan pupuk susulan antara lima sampai enam kali, yaitu rinciannya sebagai berikut :
ü Pada waktu tanaman berumur dua bulan setelah tanam dipupuk
dengan pupuk SNN sebanyak 28 cc/62 m2 .
ü Pupuk susulan berikutnya pada waktu tanaman berumur empat
bulan setelah tanam dengan pupuk SNN sebanyak 28 cc/62 m2
sebanyak enam kali dalam penanaman temu lawak.
ü Cara pemberian pupuk adalah dengan disemprotkan secara
(47)
commit to user
2) Pemeliharaan Tanaman
· Penyulaman : Tanaman yang rusak atau mati diganti oleh bibit
yang sehat yang merupakan bibit cadangan.
· Penyiangan : Penyiangan rumput liar dilakukan pagi atau sore
hari yang tumbuh di atas bedengan atau petak bertujuan untuk menghindari persaingan makanan dan air. Peyiangan pertama dan kedua dilakukan pada dua dan empat bulan setelah tanam (bersamaan dengan pemupukan). Selanjutnya penyiangan dapat dilakukan segera setelah rumput liar tumbuh. Untuk mencegah kerusakan akar, rumput liar disiangi dengan bantuan cangkul dengan hati-hati.
e. Panen
Penentuan masa panen dalam hal ini berarti bahwa pemungutan hasil hendaklah dilakukan pada waktu dan bagian tanaman yang tepat. Karena waktu pemanenan yang tepat akan mempengaruhi kandungan bahan aktif yang berkhasiat obat. Hal ini akan berdampak pada efektivitas pengobatan yang akan dilakukan.
· Ciri dan Umur Panen : Rimpang dipanen dari tanaman yang telah
berumur 9-10 bulan. Tanaman yang siap panen memiliki daun-daun dan bagian tanaman yang telah menguning dan mengering, memiliki rimpang besar dan berwarna kuning kecoklatan.
· Cara Panen.: Tanah disekitar rumpun digali dan rumpun diangkat
bersama akar dan rimpangnya.
· Periode Panen : Panen dilakukan pada akhir masa pertumbuhan
tanaman yaitu pada musim kemarau. Saat panen biasanya ditandai dengan mengeringnya bagian atas tanah. Namun demikian apabila tidak sempat dipanen pada musim kemarau tahun pertama ini sebaiknya dilakukan pada musim kemarau tahun berikutnya. Pemanenan pada musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang
(48)
commit to user
dan menurunkan kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena lebih banyak kadar airnya.
Hasil budidaya tanaman temu lawak umbi dipanen setelah berumur 9 bulan.
f. Pasca Panen
Pasca panen merupakan suatu tahap pengolahan dari bahan-bahan yang telah dipanen. Pengolahan pasca panen harus dilakukan secara benar, karena pengolahan pasca panen akan berpengaruh terhadap kualitas dan zat yang berkhasiat yang terkandung dalam tanaman obat yang digunakan.
Penanganan pasca panen dilakukan dalam berbagai tahap. Yaitu mulai dari pengumpulan bahan baku hingga ke penyimpanan simplisia. Di PT. Indmira Citra Usaha Tani Nusantara, pasca panen dilakukan dalam beberapa tahapan. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :
1) Sortasi Basah
Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran atau bahan-bahan asing dari bahan baku misalnya umbi atau akar tercemar dengan kerikil, tanah, rumput, atau bagian tanaman lain dari tanaman.
Untuk sortasi basah PT. Indmira Citra Tani Nusantara melakukan pembersihan tanah dan akar yang menempel pada bahan baku yaitu Temu lawak. Pemisahan temu lawak dengan akar biasanya dilakukan dengan menggunakan gunting.
(49)
commit to user
Rimpang temu lawak dicuci dengan air bersih yang mengalir ataupun disemprotkan, sehingga bersih dari kotoran-kotoran ataupun tanah yang masih menempel pada rimpang.
3) Pengirisan
Sebelum dilakukan pengirisan, bahan baku yang sudah dicuci ditiriskan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mencegah pembusukan pada bahan.
4) Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air agar bahan simplisia tidak rusak dan dapat disimpan. Dengan mengurangi kadar air akan bertujuan menghentikan reaksi enzimatik dan mencegah pertumbuhan kapang dan jasad renik yang akan merusak kualitas dari simplisia pada saat penyimpanan.
Metode pengeringan bahan obat dilakukan dengan menggunakan 2 cara, yaitu dengan menggunakan panas matahari dan menggunakan alat pengering buatan (oven). Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengeringan adalah kelembaban udara, tebal bahan, dan waktu pengeringan.
5) Sortasi Kering
Sortasi kering merupakan tahap akhir dari suatu proses penanganan bahan baku pasca panen. Tujuan dari sortasi kering adalah untuk memisahkan benda- benda asing seperti bagian-bagian yang tidak diinginkan, pembuangan bahan yang rusak, termakan ulat atau terbentuknya tidak sempurna. Proses sortasi kering dilakukan sebelum bahan dibungkus untuk kemudian bahan disimpan.
(50)
commit to user
Pengemasan dilakukan untuk melindungi simplisia dari cemaran mikroba, kotoran dan serangga. Pengepakan juga dapat melindungi bahan dari pengapan zat aktif, cahaya dan uap air. Bahan yang digunakan untuk mengepak atau melindungi bahan tersebut, biasanya harus bahan yang memenuhi persyaratan. Adapun persyaratan wadah yang harus diperhatikan untuk pengepakan adalah wadah harus inert, tidak beracun, melindungi dari cemaran mikroba, kotoran dan serangga, penguapan zat aktif, cahaya dan uap air.
7) Penyimpanan
Beberapa persyaratan yang mempengaruhi penyimpanan adalah cahaya, oksigen, reaksi kimia antara wadah dan bahan, penyerapan air, dehidrasi, pengotoran, dan serangga. Penyimpanan simplisia kering dilakukan tergantung dari sifat-sifat dan ketehanan dari simplisia tersebut. Kelembaban udara diruang penyimpanan simplisia kering sebaiknya diusahakan serendah mungkin. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penyerapan uap air.
Simplisia harus disimpan diruang penyimpanan khusus atau dalam gudang simplisia. Biasanya tempatnya terpisah dari bahan lainnya ataupun penyimpanan alat-alat. Oleh karena itu di PT. Indmira Citra Tani Nusantara memiliki gedung khusus tempat penyimpanan simplisia.
2. Analisis Usaha Tani Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb)
Analisis usaha dilakukan untuk mengetahui layak tidaknya suatu
usaha dilakukan. Budidaya tanaman obat temu lawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb) di PT. Indmira, Kaliurang, Yogyakarta ini dilakukan
selama 9 bulan dengan luas lahan 62 m2 dengan populasi 100 tanaman
(hasil populasi telah dikurangi lahan tidak efektif untuk pembuatan jalan saung dan galengan) yang dilaksanakan di daerah lahan Wonogiri, Pakem,
(51)
commit to user
Sleman Yogyakarta. Perkiraan analisis usaha tani seluas 62 m2 selama satu
musim tanam (sembilan bulan), mempunyai ansumsi sebagai berikut:
· Sewa lahan ditiadakan karena merupakan lahan milik perusahaan.
· Dibuat 10 bedengan dengan masing-masing berukuran1,5 m x 3 m dan
jarak antar bedengan 30 cm.
· Jarak tanam 60 x 60 cm.
· Jika setiap bedengan ada 10 tanaman dan jumlah bedengan ada 10
bedengan, maka jumlah tanaman ada 100 tanaman.
· Setiap 1 kg rimpang temu lawak rata-rata mempunyai 60 mata tunas.
Sehingga kebutuhan bibit untuk 100 lubang tanam sekitar 18 kg (100 lubang tanam : 60 mata tunas)
· Perkiraan produksi rimpang temu lawak dengan luas lahan 62 m2
sebesar 300 kg/musim tanam (9 bulan) dengan 1x pemanenan.
· Panen Temulawak bias dilakukan sampai 3x dari 1x penanaman.
· Perkiraan produksi rimpang temu lawak dengan luas lahan 62 m2
sebesar 900 kg/3x pemanenan.
· Hari Kerja Pria (HKP) diupah Rp. 25.000 dan Hari Kerja Wanita
diupah Rp. 20.000 (pukul 08.00-16.00 WIB).
· Harga rimpang temu lawak untuk pembuatan jamu sebesr Rp. 500/kg
· Harga rimpang temu lawak untuk pembibitan sebesar Rp. 500/kg
(52)
commit to user
a. Perhitungan Biaya Produksi Dan Keuntungan
1) Biaya produksi
Biaya modal prosuksi usaha tani dibagi menjadi 2 bagian, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap mencangkup biaya prasarana produksi (biaya penyusutan peralatan). Biaya tetap ini tidak dimasukkan dalam daftar tabel karena merupakan milik perusahaan.
Tabel 1.4 Biaya Tetap Budidaya Temu lawak 1 Musim Tanam
No Keterangan Kebutuhan Umur
(Bulan)
Harga (Rp)
Total Kebtuhan
(Rp)
Total Biaya
(Rp)/62 m2
1 Pajak lahan - 12 40.000 40.000 30.000
2 Penyusutan Peralatan
Cangkul 3 5 80.000 240.000 191
Gembor 2 12 30.000 60.000 266
Ember 2 12 15.000 30.000 133
Sabit 3 3 30.000 90.000 399
Tangki 1 12 150.000 150.000 498
Gunting 3 3 25.000 75.000 996
Pisau 3 2 5000 15.000 298
Sewa disel
(pupuk) 3 150.000 450.000 835
Sewa disel
(pengairan) 9 100.000 900.000 3.986
(53)
commit to user
Tabel 1.5 Biaya Variabel Budidaya Temu lawak 1 Musim Tanam
No Keterangan Kebutuhan Satuan
Harga satuan (Rp)
Jumlah (Rp)/
62 m2
1. Biaya operasional
a. Biaya perawatan
- Pembenah tanah 310 Gr 245 245
- Dolomit 310 Gr 152 152
- NPK 1 Kg 2.500 2.500
- SNN 168 Cc 9.243 9.243
Sub Total 12.140
2. Biaya tenaga kerja Hari Satuan Harga
satuan
Jumlah
(Rp)/ 62 m2
- Pengolahan lahan 1 HKP 25.000 110
- Pemupukan dasar 3 HKP 25.000 332
- Pembuatan bedengan 1 HKP 25.000 110
- Penanaman 1 HKP 25.000 110
- Penyulaman 3 HKP 25.000 332
- Pemupukan susulan 4 HKP 25.000 443
- Penyemprotan 4 HKP 25.000 443
- Penyiangan 3 HKP 25.000 332
- Panen 3 HKP 25.000 332
Sub Total 2.544
Total biaya variabel 14.604
Untuk analisis usaha satu periode musim tanam 9 bulan, dari
luasan lahan 62 m2 yang digunakan, dengan populasi 100 tanaman,
diamsusikan mortalitas 2% karena terserang hama dan penyakit, atau mati. Tanaman obat temu lawak yang dibudidayakan ini
(54)
commit to user
menghasilkan simplisia basah berupa rimpang. Perkiraan jumlah produksi temu lawak yang dihasilkan selama 9 bulan pada luasan 62
m2 adalah 900 kg dengan 3x panen. Adapun rincian total produksi
temu lawak dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.6 Total Produksi Tanaman Temu lawak
No.
Jenis Produk Rimpang Temu
lawak Segar
Harga/unit Produksi
(kg)
Total Penerimaan (Rp)
1. Rimpang Segar Rp. 500,00/kg 610 Rp. 305.000,00
2 Rimpang Bibit Rp. 500,00/kg 200 Rp. 100.000,00
3 Rimpang Penelitian Rp. 2.000,00/kg 90 Rp. 180.000,00
Jumlah Rp. 585.000,00
Harga rata-rata temu lawak =
900 000 . 585
= Rp. 650
Total penerimaan rimpang temu lawak (dengan tingkat kegagalan 2%)
=
100 2
x 585.000 = 11.700
= 585.000 – 11.700
·Penerimaan = Rp. 573.300 / musim tanam
· Biaya total = biaya tetap + biaya variabel
= Rp. 37.602 + Rp. 14.604 = Rp. 52.206 / musim tanam
(55)
commit to user
Keuntungan = penerimaan – biaya total = Rp. 573.300– Rp. 52.206 = Rp. 521.094 / musim tanam
b. Analisis Kelayakan Usaha
1) BEP (Break Even Point)
·BEP Produksi Temu lawak =
pang a Jual Rim H oduksi a Total Biay arg Pr = 650 52.206
= 80,3 kg
Artinya, titik impas akan tercapai jika perusahaan dapat memproduksi temu lawak sebanyak 80,3 kg.
·BEP harga Temu lawak =
pang oduksi Rim Total oduksi a Total Biay Pr Pr = 900 52.206
= Rp. 58/kg
Artinya, titik impas akan tercapai jika harga jual rimpang tanaman temu lawak sebesar Rp. 58/kg.
2) R/C (Revenue Cost Ratio) =
oduksi Biaya Total Penerimaan Total Pr = 206 . 52 300 . 573 = 10,2
Artinya, dari setiap modal Rp 1,00 yang dikeluarkan akan diperoleh hasil Rp 10,2. Jadi semakin tinggi R/C Ratio maka semakin tinggi pula penerimaan yang diperoleh. Suatu usaha dapat
dikatakan layak apabila nilai revenue cost (R/C Ratio) lebih dari
satu. Jadi, usaha ini menguntungkan karena nilai R/C lebih dari 1.
3) B/C (Benefit Cost Ratio) =
oduksi Biaya Total Keuntungan Tingkat Pr
(56)
commit to user
=
206 . 52 521.094
= 9,98
Nilai B/C Ratio sebesar 9,98 menunjukkan bahwa dari biaya
yang dikeluarkan sebesar Rp. 52.206,-/ 62 m2 akan diperoleh
keuntungan sebesar 9,98 kali lipatnya. Nilai B/C Ratio lebih dari 1, maka usaha tani temu lawak layak dan menguntungkan.
4) Analisis Tingkat Efisiensi Penggunaan Modal (ROI)
Analisis tingkat efisiensi penggunaan modal atau Return Of
Investment (ROI) adalah analisis untuk mengetahui keuntungan usaha berkaitan dengan modal yang telah dikeluarkan. Besar kecilnya nilai ROI ditentukan oleh keuntungan yang didapat dari perputaran modal.
ROI =
Tani Usaha Modal
Tani Usaha Keuntungan
x 100
=
206 . 52
094 . 521
x 100% = 9,98 %
Nilai ROI sebesar 9,98 % menggambarkan bahwa dari Rp. 100,- modal yang ditanam akan diperoleh keuntungan Rp. 9,98. ROI yang tinggi menunjukan bahwa usaha tani temu lawak tersebut efisien atau layak.
(57)
commit to user
III.KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Budidaya tanaman adalah memperbanyak, merawat dan memanfaatkan
suatu tanaman. Yang dilakukan dengan menciptakan kondisi yang baik atau optimal bagi tanaman melalui usaha-usaha pemilihan bibit yang baik, pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan dan pengendalian hama penyakit, panen hingga pasca panen sampai tanaman tersebut dapat menunjukkan hasil yang potensial.
2. Langkah-langkah yang dilakukan oleh PT Indmira Citra Tani Nusantara
adalah pembibitan, pengolahan lahan, penanaman, perawatan, dan pemanenan.
3. Pasca panen merupakan suatu tahap pengolahan dari bahan-bahan yang
telah dipanen. Tahapan-tahapan pasca panen adalah sortasi basah, pencucian, pengirisan, pengeringan, sortasi kering, pengemasan, dan selanjutnya penyimpanan.
4. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air agar bahan simplisia
tidak rusak dan dapat disimpan.
5. Jamur Phytium menyebabkan daun menguning, pangkal batang dan
rimpang busuk, berubah warna menjadi coklat dan akhirnya keseluruhan tanaman menjadi busuk.
6. Jamur Fusarium disebabkan oleh Fungus oxysporum Schlecht dan Phytium
sp. serta bakteri Pseudomonas sp. yang berpotensi untuk menyerang
(58)
commit to user
7. Penyiapan lahan untuk penanaman temu lawak dilakukan 30 hari sebelum
tanam, agar kondisi tanahnya sudah matang benar.
B. Saran
Dari kegiatan yang telah dilakukan, penulis ingin memberi beberapa saran, yaitu :
1. PT. Indmira supaya memperbaiki dan melengkapi peralatan laboratorium
sehingga laboratorium dapat berfungsi secara maksimal.
2. Agar supaya menambah koleksi-koleksi tanaman obat.
3. Agar supaya meningkatkan kemampuan dan skill untuk tenaga ahlinya.
(1)
commit to user
Tabel 1.5 Biaya Variabel Budidaya Temu lawak 1 Musim Tanam
No Keterangan Kebutuhan Satuan
Harga satuan (Rp)
Jumlah (Rp)/ 62 m2
1. Biaya operasional
a. Biaya perawatan
- Pembenah tanah 310 Gr 245 245
- Dolomit 310 Gr 152 152
- NPK 1 Kg 2.500 2.500
- SNN 168 Cc 9.243 9.243
Sub Total 12.140
2. Biaya tenaga kerja Hari Satuan Harga
satuan
Jumlah (Rp)/ 62 m2
- Pengolahan lahan 1 HKP 25.000 110
- Pemupukan dasar 3 HKP 25.000 332
- Pembuatan bedengan 1 HKP 25.000 110
- Penanaman 1 HKP 25.000 110
- Penyulaman 3 HKP 25.000 332
- Pemupukan susulan 4 HKP 25.000 443
- Penyemprotan 4 HKP 25.000 443
- Penyiangan 3 HKP 25.000 332
- Panen 3 HKP 25.000 332
Sub Total 2.544
Total biaya variabel 14.604
Untuk analisis usaha satu periode musim tanam 9 bulan, dari luasan lahan 62 m2 yang digunakan, dengan populasi 100 tanaman, diamsusikan mortalitas 2% karena terserang hama dan penyakit, atau mati. Tanaman obat temu lawak yang dibudidayakan ini
(2)
commit to user
menghasilkan simplisia basah berupa rimpang. Perkiraan jumlah produksi temu lawak yang dihasilkan selama 9 bulan pada luasan 62 m2 adalah 900 kg dengan 3x panen. Adapun rincian total produksi temu lawak dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.6 Total Produksi Tanaman Temu lawak
No.
Jenis Produk Rimpang Temu
lawak Segar
Harga/unit Produksi
(kg)
Total Penerimaan (Rp)
1. Rimpang Segar Rp. 500,00/kg 610 Rp. 305.000,00
2 Rimpang Bibit Rp. 500,00/kg 200 Rp. 100.000,00
3 Rimpang Penelitian Rp. 2.000,00/kg 90 Rp. 180.000,00
Jumlah Rp. 585.000,00
Harga rata-rata temu lawak =
900 000 . 585
= Rp. 650
Total penerimaan rimpang temu lawak (dengan tingkat kegagalan 2%)
=
100 2
x 585.000 = 11.700
= 585.000 – 11.700
·Penerimaan = Rp. 573.300 / musim tanam
· Biaya total = biaya tetap + biaya variabel = Rp. 37.602 + Rp. 14.604 = Rp. 52.206 / musim tanam
(3)
commit to user
Keuntungan = penerimaan – biaya total = Rp. 573.300– Rp. 52.206 = Rp. 521.094 / musim tanam
b. Analisis Kelayakan Usaha
1) BEP (Break Even Point)
·BEP Produksi Temu lawak =
pang a Jual Rim H oduksi a Total Biay arg Pr = 650 52.206
= 80,3 kg
Artinya, titik impas akan tercapai jika perusahaan dapat memproduksi temu lawak sebanyak 80,3 kg.
·BEP harga Temu lawak =
pang oduksi Rim Total oduksi a Total Biay Pr Pr = 900 52.206
= Rp. 58/kg
Artinya, titik impas akan tercapai jika harga jual rimpang tanaman temu lawak sebesar Rp. 58/kg.
2) R/C (Revenue Cost Ratio) =
oduksi Biaya Total Penerimaan Total Pr = 206 . 52 300 . 573 = 10,2
Artinya, dari setiap modal Rp 1,00 yang dikeluarkan akan diperoleh hasil Rp 10,2. Jadi semakin tinggi R/C Ratio maka semakin tinggi pula penerimaan yang diperoleh. Suatu usaha dapat dikatakan layak apabila nilai revenue cost (R/C Ratio) lebih dari satu. Jadi, usaha ini menguntungkan karena nilai R/C lebih dari 1.
3) B/C (Benefit Cost Ratio) =
oduksi Biaya Total Keuntungan Tingkat Pr
(4)
commit to user =
206 . 52 521.094
= 9,98
Nilai B/C Ratio sebesar 9,98 menunjukkan bahwa dari biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 52.206,-/ 62 m2 akan diperoleh keuntungan sebesar 9,98 kali lipatnya. Nilai B/C Ratio lebih dari 1, maka usaha tani temu lawak layak dan menguntungkan.
4) Analisis Tingkat Efisiensi Penggunaan Modal (ROI)
Analisis tingkat efisiensi penggunaan modal atau Return Of Investment (ROI) adalah analisis untuk mengetahui keuntungan usaha berkaitan dengan modal yang telah dikeluarkan. Besar kecilnya nilai ROI ditentukan oleh keuntungan yang didapat dari perputaran modal.
ROI =
Tani Usaha Modal
Tani Usaha Keuntungan
x 100
=
206 . 52
094 . 521
x 100% = 9,98 %
Nilai ROI sebesar 9,98 % menggambarkan bahwa dari Rp. 100,- modal yang ditanam akan diperoleh keuntungan Rp. 9,98. ROI yang tinggi menunjukan bahwa usaha tani temu lawak tersebut efisien atau layak.
(5)
commit to user
III.KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Budidaya tanaman adalah memperbanyak, merawat dan memanfaatkan
suatu tanaman. Yang dilakukan dengan menciptakan kondisi yang baik atau optimal bagi tanaman melalui usaha-usaha pemilihan bibit yang baik, pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan dan pengendalian hama penyakit, panen hingga pasca panen sampai tanaman tersebut dapat menunjukkan hasil yang potensial.
2. Langkah-langkah yang dilakukan oleh PT Indmira Citra Tani Nusantara adalah pembibitan, pengolahan lahan, penanaman, perawatan, dan pemanenan.
3. Pasca panen merupakan suatu tahap pengolahan dari bahan-bahan yang telah dipanen. Tahapan-tahapan pasca panen adalah sortasi basah, pencucian, pengirisan, pengeringan, sortasi kering, pengemasan, dan selanjutnya penyimpanan.
4. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air agar bahan simplisia tidak rusak dan dapat disimpan.
5. Jamur Phytium menyebabkan daun menguning, pangkal batang dan
rimpang busuk, berubah warna menjadi coklat dan akhirnya keseluruhan tanaman menjadi busuk.
6. Jamur Fusarium disebabkan oleh Fungus oxysporum Schlecht dan Phytium
sp. serta bakteri Pseudomonas sp. yang berpotensi untuk menyerang perakaran dan rimpang temu lawak baik di kebun atau setelah panen.
(6)
commit to user
7. Penyiapan lahan untuk penanaman temu lawak dilakukan 30 hari sebelum
tanam, agar kondisi tanahnya sudah matang benar.
B. Saran
Dari kegiatan yang telah dilakukan, penulis ingin memberi beberapa saran, yaitu :
1. PT. Indmira supaya memperbaiki dan melengkapi peralatan laboratorium sehingga laboratorium dapat berfungsi secara maksimal.
2. Agar supaya menambah koleksi-koleksi tanaman obat.
3. Agar supaya meningkatkan kemampuan dan skill untuk tenaga ahlinya.