Pre Test Post Test

Gita Febria Friskawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Peningkatan Harga Diri Self Esteem Siswa Kelas VII Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu eksperimen menggunakan metode pembelajaran inkuiri untuk pengembangan self esteem peserta didik:

1. Pre Test

Pre test dilakukan sebelum perlakuan diberikan yaitu pembelajaran penjas dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dan konvensional direct pada materi permainan bolabasket. Pre test dilakukan untuk melihat sejauh mana self esteem yang telah dimiliki oleh peserta didik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk melihat skor perolehan pre test, seluruh peserta didik yang telah menjadi anggota kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan SERS.Kemudian, setelah peserta didik mengisi SERS, data diolah dan dianalisis untuk mengetahui kemampuan awal self esteem peserta didik pada kedua kelompok.Pre test telah dilakukan pada hari Selasa, 01 April 2014 di SMP Labschool UPI.

2. Perlakuan

Perlakuan dilakukan pada kelas D sebagai kelompok eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dalam materi bolabasket dan kelas B sebagai kelompok kontrol hanya diberikan materi bolabasket. Model pembelajaran konvensional direct dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang sudah menjadi kebiasaan guru penjas di SMP Labschool, diasumsikan menggunakan model pembelajaran direct teaching model. Eksperimen ini dilaksanakan 1 kali seminggu dengan alasan bahwa peningkatan self esteem peserta didik diharapkan dapat terjadi perubahan dalam jangka waktu yang relatif singkat. Sesuai dengan ini, teori Mruk 2006, hlm.189 menjelaskan bahwa: The 5 week period seems to be optimal in terms of making a compromise between having enough time to work on self esteem in a way that allows for some change to occur and for maximizing attendance in a outpatient or educational setting. Standard number of 2 hour season is five. They should be spread evenly over time, such as by meeting once per week. Teori ini mengungkapkan bahwa 5 minggu menjadi waktu yang optimal untuk dapat memaksimalkan pertemuan dalam setting outpatient atau pendidikan dan Gita Febria Friskawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Peningkatan Harga Diri Self Esteem Siswa Kelas VII Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu untuk melihat perubahan yang terjadi dalam self esteem. Waktu yang standar untuk digunakan adalah 2 jam per setiap pertemuan selama 5 minggu. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dalam pembelajaran penjas, yaitu penelitian Pelish 2006, hlm.204 yang memaparkan bahwa terjadi peningkatan self esteem peserta didik setelah program pengembangan self esteem selama 3 sampai 4 minggu dengan durasi waktu 40-60 menit per pertemuan dilakukan 1 kali pertemuan setiap minggunya. Pembelajaran penjas dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri merupakan educational setting. Jumlah pertemuan materi bolabasket pada silabus penjas SMP yaitu sebanyak 4 kali pertemuan, oleh karena itu penelitian pada penerapan model pembelajaran inkuiri ini dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan selama 5 minggu dengan 1 kali pertemuan setiap minggunya.Berikut merupakan program perlakuan yang diberikan dalam rangka mengembangkan self esteem peserta didik melalui model pembelajaran inkuiri pada materi ajar bolabasket yang dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan selama 5 minggu.Program pelaksanaan penelitian ditampilkan pada Tabel 3.1. Tabel.3.1 Program pelaksanaan penelitian Pertemuan Materi Waktu 1 Pelaksanaan pre test Selasa, 1 April 2014 2 Melakukan teknik dasar chest pass Selasa, 8 April 2014 3 Melakukan teknik dasar bounce pass Selasa, 15 April 2014 4 Melakukan teknik dasar dribbling Selasa, 22 April 2014 5 Melakukan teknik dasar dribbling dan passingPelaksanaan post test Selasa, 29 April 2014 6 Melakukan teknik dasar pivot Pelaksanaan retensi test Selasa, 13 Mei 2014 Pada saat kegiatan eksperimen dilaksanakan, pengamatan selalu dilakukan untuk melihat sejauh mana siswa senang dalam melakukan kegiatan pembelajaran penjas dan mampu melakukan gerakan hasil dari penemuan mereka dalam Gita Febria Friskawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Peningkatan Harga Diri Self Esteem Siswa Kelas VII Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu memecahkan permasalahan yang dihadapinya.Pemberian feedback pada setiap siswa juga selalu diberikan pada kelompok eksperimen, namun pada kelompok kontrol pemberian feedback jarang dilakukan.Evaluasi juga selalu diberikan pada skenario yang diberikan pada saat pengajaran agar kekurangan dari program dapat segera diperbaiki untuk perlakuan selanjutnya agar lebih baik.

a. Catatan daily penerapan model pembelajaran inkuiri

Pertemuan pertama pelakasanaan eksperimen, model pembelajaran inkuiri disajikan sesuai dengan skenario yang telah dibuat. Pemberian feedback dan reinforcement juga selalu diberikan kepada setiap siswa ketika pembelajaran berlangsung. Siswa terlihat antusias dalam menjawab pertanyaan dan melakukan gerakan. Namun, siswa masih terlihat kebingungan pada saat melakukan permainan. Pertemuan kedua, penyajian model pembelajaran inkuiri sesuai dengan revisi skenario pada poin aktifitas pendahuluan. Pembelajaran sudah mulai aktif ditandai dengan banyaknya siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan. Siswa mulai terangsang untuk berpikir melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan sebelum melakukan gerakan. Pada saat melalukan permainan, siswa sudah mulai paham tentang apa, bagaimana dan mengapa harus melakukan gerakan. Pertemuan ketiga, pembelajaran sudah mulai kondusif, siswa sudah mulai terbiasa dengaan menjawab pertanyaan dengan dituangkan ke dalam gerakan. Ketika melakukan permainan, sudah mulai terpola. Siswa juga sudah bisa menjelaskan kembali materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Pertemuan keempat, pembelajaran sudah semakin kondusif karena materinya merupakan gabungan dari materi sebelumnya dan siswa sudah terbiasa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Pada saat melakukan permainan, siswa sudah bisa melakukannya dengan baik dengan mengaplikasikan materi yang sudah didapatkan sebelumnya. Suasana pembelajaran semakin kondusif dan siswa terlihat sangat senang karena mereka dapat melalukan gerakan yang benar sesuai dengan jawaban mereka. Ketika perlakuan ke lima diberikan, siswa tetap terbiasa dengan pembelajaran penjas menggunakan inkuiri.

3. Post Test

Gita Febria Friskawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Peningkatan Harga Diri Self Esteem Siswa Kelas VII Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Setelah diberikan perlakuan selama 5 kali pertemuan yang dilakukan 1 kali setiap minggunya, selanjutnya sampel diberikan kembali SERS pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol untuk melihat sejauh mana pengembangan self esteem yang terjadi mulai dari sebelum diberikan perlakuan sampai setelah diberikan perlakuan. Skor hasih SERS yang telah diisi oleh sampel selanjutnya dianalisis untuk melihat perkembangan self esteem pada sampel yang ada dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, selanjutnya hasil analisis itu akan diuji hipotesis untuk dapat menjawab semua pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya. Untuk memperjelas alur penelitian, maka dibuat bagan alur penelitian, berikut merupakan bagan alur penelitian yang disajikan pada Gambar 3.1

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian experiment dengan desain RandomizePretest-Posttest Control Group Design.Menurut Fraenkel dkk2012, hlm.272pada desain RandomizePretest- kesimpulan Analisis dan pengolahan data Kelompok B Kontrol Post-test Ekperimen Kelompok A Pre test Populasi Sampel Realita Permasalahan Teori Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian