commit to user
xii
1. Untuk mengetahui target dan realisasi penerimaan Pajak Hotel di Kabupaten Karanganyar selama kurun waktu 2008 s.d. 2010.
2. Untuk mengetahui besarnya perkembangan penerimaan Pajak Hotel di Kabupaten Karanganyar selama kurun waktu 2008 s.d. 2010.
3. Untuk mengetahui besarnya kontribusi Pajak Hotel terhadap Pajak Daerah di Kabupaten Karanganyar selama kurun waktu 2008 s.d. 2010.
4. Untuk mengetahui besarnya kontribusi Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Karanganyar selama kurun
waktu 2008 s.d. 2010. b. Tujuan fungsional
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumber informasi, referensi serta tambahan dan bahan masukan kepada para pembaca tentang berapa besar
penerimaan Pajak Hotel di Kabupaten Karanganyar. c. Tujuan individual
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai persyaratan utama untuk lulus pendidikan Diploma III Akuntansi Perpajakan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta dan memperoleh Gelar Ahli Madya.
E. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian diharapkan mempunyai nilai lebih apabila mempunyai manfaat bagi berbagai pihak. Manfaat yang ingin disampaikan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut ini: a. Bagi Dinas Pendapatan Daerah, merupakan sumbangan pikiran dalam
menganalisis penerimaan Pajak Hotel dan sebagai tolak ukur dalam
commit to user
xiii
melaksanakan pengawasan pemungutan pajak untuk meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Karanganyar agar mencapai hasil yang
maksimal dari sektor pajak daerah. a. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan menerapkan ilmu
pengetahuan yang telah didapat dari bangku kuliah ke dalam kenyataan sesungguhnya, khususnya dalam bidang pemungutan Pajak Hotel.
b. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya yang lebih luas dan mendalam.
commit to user
xiv
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
a. Pajak
1. Definisi Pajak
Pajak adalah iuran wajib yang dipungut oleh pemerintah dari masyarakat wajib pajak untuk menutupi pengeluaran rutin Negara dan
biaya pembangunan tanpa balas jasa yang dapat ditunjuk secara langsung. Banyak ahli memberikan batasan tentang pajak, dalam
http:www.seputarakuntansi.info200908pengertian-pajak.html arti
pajak menurut para pakar adalah menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada negara yang dapat dipaksakan
yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan- peraturan umum undang-undang dengan tidak mendapat prestasi
kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas
negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH, pajak adalah iuran
rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal kontra prestasi yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
commit to user
xv
pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut : Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak
rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber
utama untuk membiayai publik investment. Lima unsur pokok dalam definisi pajak:
a Iuranpungutan b Pajak dipungut berdasarkan undang-undang
c Pajak dapat dipaksakan d Tidak menerima kontra prestasi
e Untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah
2. Fungsi Pajak Suandy 2002 menyebutkan ada dua fungsi pajak, yaitu:
a Fungsi budgetair Memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas Negara, dengan
tujuan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran Negara. b Fungsi mengatur regulerend
Pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur masyarakat baik di bidang ekonomi, social maupun politik dengan tujuan tertentu.
3. Pengelompokan Pajak Terdapat berbagai macam jenis pajak yang dapat dikelampokkan
menjadi tiga menurut Resmi 2005: Pengelompokan pajak dibedakan menjadi tiga, yaitu:
commit to user
xvi
a Berdasarkan golongannya, pajak dikelompokkan menjadi dua yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung.
1 Pajak langsung, adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat
dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak lain. Pajak harus menjadi beban sendiri oleh Wajib Pajak yang
bersangkutan. 2 Pajak tidak langsung, adalah pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Pajak tidak langsung terjadi jika terdapat suatu kegiatan,
peristiwa, perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak. b Menurut sifatnya
Menurut sifatnya, pajak dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu pajak subjektif dan pajak objektif.
1 Pajak Subjektif, adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan pada keadaan pribadi Wajib Pajak atau pengenaan pajak yang
memperhatikan keadaan pada subjeknya. 2 Pajak Objektif, adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan
pada objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa
memperhatikan keadaan pribadi Subjek Pajak Wajib Pajak maupun tempat tinggal.
c Menurut lembaga pemungutnya
commit to user
xvii
Menurut lembaga pemungutnya, pajak dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Pajak Negara Pajak Pusat dan Pajak Daerah.
1 Pajak Pusat, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada
umumnya. 2 Pajak Daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah
daerah baik daerah tingkat I maupun daerah tingkat II dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-
masing. 4. Syarat Pemungutan Pajak
Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka pemungutan pajak menurut Mardiasmo 2008 harus memenuhi
syarat sebagai berikut: a Pemungutan pajak harus adil Syarat Keadilan
Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, undang- undang dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam
perundang-undangan diantaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
Sedang adil dalam pelaksanaanya yakni memberikan hak bagi Wajib pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam
pembayaran dan
mengajukan banding
kepada Majelis
Pertimbangan Pajak. b Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-undang Syarat
commit to user
xviii
Yuridis Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini
memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi Negara maupun warganya.
c Tidak mengganggu perekonomian Syarat Ekonomis Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi
maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan prekonomian masyarakat.
d Pemungutan pajak harus efisien Syarat Finansiil Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat
ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya e Sistem pemungutan pajak harus sederhana
System pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Syarat ini telah dipenuhi oleh undang-undang perpajakan yang baru 5. Asas Pemungutan Pajak
Mardiasmo 2004 menyebutkan tentang asas-asas pemungutan pajak dengan uraian sebagai berikut:
a Asas domisili asas tempat tinggal Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib
Pajak yang bertempat tinggal diwilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Asas ini berlaku untuk
Wajib Pajak dalam negeri.
commit to user
xix
b Asas sumber Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber
di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak. c Asas kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. 6. Teori-teori yang Mendukung Pemungutan Pajak
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan atau memberikan justifikasi pemberian hak kepada Negara untuk memungut pajak. Menurut
Mardiasmo 2004 Teori-teori tersebut antara lain adalah : a Teori Asuransi
Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya. Oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang
diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh jaminan perlindungan tersebut.
b Teori Kepentingan Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada
kepentingan misalnya perlindungan masing-masing orang. Semakin besar kepentingan seseorang terhadap negara, makin
tinggi pajak yang harus dibayar. c Teori Daya Pikul
Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak harus dibayar sesuai dngan daya pikul masing-masing orang.
Untuk mengukur daya pikul dapat digunakan dua pendekatan
commit to user
xx
yaitu: 1 Unsur objektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau
kekayaan yang dimiliki oleh seseorang. 2 Unsur subjektif, dengan memperhatikan besarnya kebutuhan
materiil yang harus dipenuhi. d Teori Bakti
Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat dengan negaranya. Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat
harus selalu menyadari bahwa pembayaran pajak adalah sebagai suatu kewajiban.
e Teori Asas Daya Beli Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak. Maksudnya
memungut pajak berarti menarik daya beli dari rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga negara. Selanjutnya negara akan
menyalurkannya kembali
ke masyarakat
dalam bentuk
pemeliharaan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian kepentingan seluruh masyarakat lebih diutamakan.
7. Sistem Pemungutan Pajak Mardiasmo 2008 menyebutkan terdapat beberapa sistem pemungutan
pajak yang dikenal di Indonesia. Sistem pemungutan tersebut diantaranya adalah:
a Official assessment system Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada
commit to user
xxi
pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
b Self assessment system Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
c With holding system Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh Wajib Pajak. 8. Jenis-jenis Pajak
Jenis-jenis Pajak Kabupatenkota menurut Undang-undang Republik Indonesia No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah terdiri atas: a Pajak Hotel;
b Pajak Restoran; c Pajak Hiburan;
d Pajak Reklame; e Pajak Penerangan Jalan;
f Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; g Pajak Parkir;
h Pajak Air Tanah;
commit to user
xxii
i Pajak Sarang Burung Walet; j Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan;
k Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
b. Pajak Hotel
Pajak Hotel di Kabupaten Karanganyar diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 4 Tahun 2010. Hotel adalah
fasilitas penyedia jasa penginapanperistirahatan termasuk jasa terkait lainya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen,
gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan
sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 sepuluh.
Pengusaha hotel adalah peroranganbadan yang menyelenggarakan usaha hotel untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama
pihak lain yang menjadi tanggungannya. Pajak Hotel yang selanjutnya disebut dengan Pajak adalah Pajak Daerah atas pelayanan yang disediakan
oleh hotel. 1. Nama, Objek, Subjek dan Wajib Pajak Hotel
a Nama pajak adalah Pajak Hotel dipungut pajak atas setiap pelayanan yang disediakan hotel.
b Objek Pajak adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel
yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olah raga dan hiburan.
Yang tidak termasuk Objek Pajak Hotel yaitu :
commit to user
xxiii
1 jasa tempat tinggal asrama yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah;
2 jasa sewa apartemen, kondominium, dan sejenisnya; 3 jasa tempat tinggal di pusat pendidikan atau kegiatan
keagamaan; 4 jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo,
panti asuhan, dan panti sosial lainnya yang sejenis; dan 5 jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan
oleh hotel yang dapat dimanfaatkan oleh umum. c Subjek Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan
pembayaran kepada orang pribadi atau badan yang mengusahakan Hotel.
d Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang mengusahakan Hotel.
2. Dasar Pengenaan, Tarif dan cara Penghitungan Pajak Dasar pengenaan Pajak adalah jumlah pembayaran atau yang
seharusnya dibayar kepada Hotel. Tarif Pajak ditetapkan sebesar 10 sepuluh persen. Besaran Pajak terutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif dengan dasar pengenaan. 3. Wilayah Pemungutan
Pajak yang terutang dipungut di Wilayah Daerah. 4. Masa Pajak, Saat Pajak Terutang dan Surat Pemberitahuan Pajak
Daerah SPTPD
commit to user
xxiv
a Masa Pajak Daerah adalah jangka waktu 1 satu bulan kalender atau jangka waktu lain yang diatur dengan Peraturan Bupati paling
lama 3 tiga bulan kalender, yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak terutang.
b Pajak terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pelayanan hotel c Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat
SPTPD, adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan danatau pembayaran pajak, objek pajak
danatau bukan objek pajak, danatau harta dan kewajiban. 5. Penetapan Pajak
a Pajak terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pembayaran hotel.
b Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SPTPD, adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk
melaporkan penghitungan danatau pembayaran pajak, objek pajak danatau bukan objek pajak, danatau harta dan kewajiban sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
c Setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPTPD. 6. Tata cara Pemungutan Pajak
a Pemungutan Pajak dilarang diborongkan. b Wajib Pajak Hotel memenuhi kewajiban perpajakannya dengan
menggunakan SPTPD, SKPDKB, danatau SKPDKBT.
commit to user
xxv
c Dalam jangka waktu 5 lima tahun sesudah saat terutangnya pajak, Pejabat dapat menerbitkan :
1 SKPDKB dalam hal: a jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain,
pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar; b jika SPTPD tidak disampaikan kepada Pejabat dalam jangka
waktu tertentu dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam
surat teguran; c jika kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak yang
terutang dihitung secara jabatan. 2 SKPDKBT jika ditemukan data baru danatau data yang semula
belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang.
3 SKPDN jika jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada
kredit pajak. d Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB
dikenakan sanksi berupa bunga sebesar 2 dua persen sebulan dihitung dari administratif pajak yang kurang atau terlambat
dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 dua puluh empat bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.
commit to user
xxvi
e Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 100
seratus persen dari jumlah kekurangan pajak tersebut. f Kenaikan tidak dikenakan jika Wajib Pajak melaporkan sendiri
sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan. g Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB dikenakan sanksi
administratif berupa kenaikan sebesar 25 dua puluh lima persen dari pokok pajak ditambah sanksi administratif berupa bunga
sebesar 2 dua persen sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 dua
puluh empat bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak. 7. Tata cara Pembayaran dan Penagihan
a Tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang paling lama 30 tiga puluh hari kerja setelah saat
terutangnya pajak. b SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah merupakan dasar
penagihan pajak dan harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama 1 satu bulan sejak tanggal diterbitkan.
c Wajib Pajak dapat mengangsur atau menunda pembayaran pajak, dengan dikenakan bunga sebesar 2 dua persen sebulan.
commit to user
xxvii
d Pajak yang terutang berdasarkan SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan
Putusan Banding yang tidak atau kurang dibayar oleh Wajib Pajak pada waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa.
e Pembayaran pajak dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati atau pejabat sesuai waktu yang ditentukan
dalam SPTPD, SKPDKB, SKPDKBT dan STPD. Apabila pembayaran pajak dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, hasil
penerimaan pajak harus disetor ke Kas Daerah paling lambat 1 satu
hari kerja.
Pembayaran pajak
dilakukan dengan
menggunakan SSPD. Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas.
f Dalam jangka waktu 7 tujuh hari setelah Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis, Wajib Pajak harus melunasi
pajak yang terutang. Apabila jumlah pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana ditentukan
dalam Surat Teguran atau surat Peringatan atau Surat lain yang sejenis, jumlah pajak yang harus dibayar ditagih dengan Surat
Paksa. g Apabila pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka
waktu 2 x 24 jam sesudah tanggal Pemberitahuan Surat Paksa, Pejabat segera menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan
Penyitaan.
commit to user
xxviii
8. Keberatan dan Banding a Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atas
suatu: 1 SKPDKB;
2 SKPDKBT; 3 SKPDLB;
4 SKPDN; dan 5 Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah. b Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan
disertai alasan-alasan yang jelas. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 tiga bulan sejak tanggal surat, tanggal
pemotongan atau pemungutan, kecuali jika Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena
keadaan di luar kekuasaannya. c Bupati dalam jangka waktu paling lama 12 dua belas bulan, sejak
tanggal Surat Keberatan diterima, harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan.
d Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya pajak
yang terutang. Apabila jangka waktu telah lewat dan Bupati tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut
dianggap dikabulkan.
commit to user
xxix
e Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar
100 seratus persen dari jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar
sebelum mengajukan keberatan. 9. Pengambilan Kelebihan Pembayaran Pajak
a Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pambayaran pajak kepada Bupati secara tertulis dengan
menyebutkan sekurang-kurangnya : 1 nama dan alamat Wajib Pajak
2 masa Pajak; 3 besarnya kelebihan pembayaran pajak;
4 alasan yang jelas. b Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 enam bulan sejak
diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran harus memberikan keputusan.
c Apabila jangka waktu 6 bulan Bupati atau Pejabat tidak memberikan suatu putusan, permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak dianggap dikabulkan dan SKPDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 satu bulan. Apabila
kelebihan pembayaran pajak diperhitungkan dengan hutang pajak, pembayaran dilakukan dengan cara pemindah bukuan dan bukti
pemindah bukuan juga berlaku sebagai bukti pembayaran.
commit to user
xxx
B. Analisis Data dan Pembahasan
Pajak hotel merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar yang berasal dari pos pajak daerah. Penerimaan
pajak hotel yang diterima oleh pemerintah daerah sangat dipengaruhi oleh jumlah hotel yang menjadi potensi wajib pajak, tingkat pendapatan wajib
pajak dan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak.
a. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hotel di Kabupaten Karanganyar Selama Kurun Waktu 2008 s.d. 2010
Berdasarkan data dari DPPKAD Kabupaten Karanganyar, jumlah hotel yang ada di Kabupaten Karanganyar selama tahun 2008 sampai
dengan 2010 mengalami perubahan. Tabel II.1
Jumlah Perkembangan Hotel di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008 s.d 2010
No Uraian Jenis
Jumlah Objek Hotel Bintang
2008 2009
2010 1
Hotel Bintang V 1
1 1
2 Hotel Bintang II
1 1
2 3
Hotel Bintang I 2
2 4
Jumlah I 4
4 7
Hotel Melati 4
Hotel Melati I 26
71 81
5 Hotel Melati II
18 21
21 6
Hotel Melati III 2
1 3
Jumlah II 46
93 105
7 Pondok Wisata
68 19
41 8
Cottage 2
Jumlah III 70
19 41
Jumlah I+II+III 120
116 153
Sumber : DPPKAD Kabupaten Karanganyar
commit to user
xxxi
Dari Tabel II.1 dapat kita ketahui perkembangan hotel di Kabupaten Karanganyar sampai dengan tahun 2010. Dengan jumlah yang ada
menunjukkan banyaknya potensi tempat wisata di Kabupaten Karanganyar serta adanya hotel sebagai sarana yang memfasilitasi dan memberikan
sumbangan kepada pemerintah daerah dengan menambah Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar.
Penerimaan pajak hotel dari tahun ketahun selalu melampaui target. Hal ini digambarkan dalam tabel berikut:
Tabel II.2 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hotel
Di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008 s.d. 2010 Tahun
Anggaran Target
Rp Relisasi
Rp selisih
Nominal 2008
486.027.000 575.420.710
89.393.710 18,39
2009 595.713.000
673.963.200 78.250.200
13,13 2010
610.383.000 664.363.451
53.980.451 8,84
Rata-rata 564.041.000
637.915.787 73.874.787
13,09
Sumber : DPPKAD Kabupaten Karanganyar
Tabel diatas menunjukkan bahwa penerimaan pajak hotel di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2008, 2009 dan 2010 melampaui
target. Target rata-rata setiap tahun yaitu sebesar Rp 564.041.000,00 dan realisasi rata-ratanya sebesar Rp 637.915.787,00.
Tahun 2008 ditargetkan sebesar Rp 486.027.000,00 dan terealisasi sebesar Rp 575.420.710,00 sehingga memenuhi target sebesar Rp
89.393.710,00 18,39.
Tahun 2009
ditargetkan sebesar
Rp 595.713.000,00 dan terealisasi sebesar Rp.673.963.200,00 sehingga
melampaui target sebesar Rp 78.250.200,00 13,13. Dan pada tahun 2010 ditargetkan sebesar Rp 610.383.000,00 dan terealisasi sebesar Rp
commit to user
xxxii
664.363.451,00 sehingga melampaui target sebesar Rp 53.980.451,00 8,84.
Target yang ditetapkan dari tahun ketahun selalu meningkat karena jumlah wajib pajak juga selalu bertambah. Realisasi yang selalu dapat
melampaui target disebabkan karena target ditetapkan sesuai dengan potensi wajib pajak yang ada agar dapat terealisasi dengan baik dan
bahkan melampaui target. Prosentase selisih antar target dan realisasi tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Sehingga prosentase per tahun adalah sebagai berikut:
= 18,39
= 13,13
= 8,84 b. Perkembangan Penerimaan Pajak Hotel di Kabupaten Karanganyar Selama
Kurun Waktu 2008 s.d. 2010 Untuk mengetahui kenaikan atau penurunan Pajak Hotel di
Kabupaten Karanganyar dari tahun ke tahun, penulis membandingkan
commit to user
xxxiii
antara realisasi penerimaan Pajak Hotel tahun tertentu dengan realisasi penerimaan Pajak Hotel tahun sebelumnya.
Dari perkembangan tersebut kemudian ditentukan selisih dan untuk menentukan persentase kenaikan atau penurunan ditentukan dengan
membagi kenaikan atau penurunan dengan tahun awalnya. Apabila penerimaan Pajak Hotel di Kabupaten Karanganyar selama kurun waktu
tersebut mengalami kenaikan, maka dapat dikatakan bahwa penerimaan Pajak Hotel dalam kurun waktu tersebut meningkat sesuai dengan target
yang direncanakan. Begitu juga sebaliknya apabila penerimaan Pajak Hotel di Kabupaten Karanganyar selama kurun waktu tersebut mengalami
penurunan, maka dapat dikatakan bahwa penerimaan Pajak Hotel dalam kurun waktu tersebut mengalami penurunan atau tidak sesuai dengan target
yang direncanakan. Untuk mengetahui perkembangan penerimaan pajak hotel selama 3
tiga tahun anggaran tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel II.3
Perkembangan Penerimaan Pajak Hotel Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2008 s.d 2010
Tahun Anggaran
Penerimaan Pajak Hotel Rp.
Selisih Nominal
2008-2009 575.420.710
673.963.200 98.542.490
17,12 2009-2010
673.963.200 664.363.451
9.599.749 1,42
Rata-rata 44.471.370,5
7,85
Sumber : DPPKAD Kabupaten Karanganyar
Tabel II.3 menunjukkan adanya kenaikan atau penurunan yang bervariasi dari tahun ketahun dan kenaikan rata-rata dari tahun 2008
sampai dengan 2010 adalah sebesar Rp 44.471.370,50 7,85. Kenaikan
commit to user
xxxiv
dari tahun anggaran 2008 sampai dengan 2009 adalah sebesar Rp 98.542.490,00 17,12, sedangkan dari tahun 2009 sampai dengan 2010
mengalami penurunan sebesar Rp 9.599.749,00 1,42. Prosentase kenaikan atau penurunan tersebut dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
Sehingga prosentase kenaikan atau penurunan per tahun adalah sebagai berikut:
= 17,12
= 1,42 Perkembangan penerimaan Pajak Hotel pada tahun 2009 sampai
dengan 2010 mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena jumlah hotel mengalami perubahan, perubahan kelas hotel dari hotel berkualitas
rendah menjadi hotel berkualitas tinggi sehingga tarif hotel naik dan mempengaruhi jumlah subjek pajak.
c. Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Pajak Daerah di Kabupaten Karanganyar Selama Kurun Waktu 2008 s.d. 2010
Pajak hotel memberikan kontribusi yang kurang begitu besar dibandingkan dengan jenis pajak lainnya, karena kontribusi pajak hotel
commit to user
xxxv
masih kurang dari 3 setiap tahunnya. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pajak hotel terhadap pajak daerah Kabupaten Karanganyar
dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel II.4
Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Pajak Daerah Kabupaten Karanganyar
Tahun Anggaran 2008 s.d. 2010 Tahun
Anggaran Realisasi Pajak
Hotel Rp. Realisasi Pajak
Daerah Rp. Kontribusi
Nominal 2008
575.420.710 19.355.480.000
575.420.710 2,97
2009 673.963.200
21.644.560.819 673.963.200
3,11 2010
664.363.451 23.588.206.084
664.363.451 2,81
Rata-rata 637.915.787
21.529.415.634 637.915.787
2,96
Sumber : DPPKAD Kabupaten Karanganyar
Tabel II.4 menunjukkan bahwa rata-rata kontribusi pajak hotel terhadap pajak daerah hanya sebesar 2,96 atau tidak lebih dari 3.
Tahun anggaran 2008 kontribusi pajak hotel terhadap pajak daerah sebesar Rp 575.420.710,00 2,97. Kontribusi pajak hotel pada tahun 2009
sebesar Rp 673.963.200,00 3,11 terhadap pajak daerah. Sedangkan pada tahun 2005 kontribusi pajak hotel terhadap pajak daerah sebesar Rp
664.363.451,00 2,81. Kontribusi pajak hotel terhadap pajak daerah yang selalu naik turun
dipengaruhi oleh ketidakpastian omzet hotel tiap tahunnya. Jika pajak daerahnya tinggi, maka kontribusinya juga tinggi dan sebaliknya.
Prosentase kontribusi pajak hotel terhadap pajak daerah dapat dirumuskan sebagai berikut:
commit to user
xxxvi
Sehingga prosentase setiap tahunnya menjadi:
= 2,97
= 3,11
= 2,81 d. Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten
Karanganyar Selama Kurun Waktu 2008 s.d. 2010 Penerimaan Pajak Hotel berpengaruh terhadap total Pendapatan
Asli Daerah. Apabila perbandingan penerimaan Pajak Hotel dengan total Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar selama kurun waktu
tersebut mengalami kenaikan, maka dapat dikatakan bahwa kontribusi Pajak Hotel terhadap total Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Karanganyar selama kurun waktu tersebut mengalami kenaikan. Begitu juga sebaliknya apabila perbandingan penerimaan Pajak Hotel dengan
total Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar selama kurun waktu tersebut mengalami penurunan, maka dapat dikatakan bahwa
kontribusi Pajak Hotel terhadap total Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar mengalami penurunan.
Untuk mengetahui kontribusi Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar selama periode 2008 s.d. 2010
commit to user
xxxvii
dilakukan dengan cara sebagai berikut ini:
Sehingga prosentase setiap tahunnya menjadi:
=
0,89
=
1,01
=
0,82 Perhitungan diatas kontribusi Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Karanganyar dapat disajikan dalam tabel berikut ini: Table II.5
Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar
Tahun Anggaran 2008 s.d. 2010 Tahun
Anggaran Realisasi Pajak
Hotel Rp. Jumlah Pendapatan
Asli Daerah Rp. Kontribusi
Nominal 2008
575.420.710 64.455.300.801
575.420.710 0,89 2009
673.963.200 66.971.682.994
673.963.200 1,01 2010
664.363.451 80.483.855.648
664.363.451 0,82 Rata-rata
637.915.787 70.636.946.481
637.915.787 0,9
Sumber : DPPKAD Kabupaten Karanganyar
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa kontribusi Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah pada tahun anggaran 2008
mencapai 0,89 dari total penerimaan Pendapatan Asli Daerah. Tetapi pada tahun anggaran 2009 kontribusi pajak hotel mengalami kenaikan
commit to user
xxxviii
sebesar 0,12 yaitu dari 0,89 menjadi 1,01. Demikian pula pada tahun anggaran 2010 kontribusi pajak hotel ternyata mengalami
penurunan sebesar 0,19 yaitu dari 1,01 menjadi 0,82. Data diatas menunjukkan bahwa prosentase kontribusi yang
diberikan Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah masih tergolong rendah. Pajak Hotel merupakan salah satu penyumbang bagi pendapatan
daerah yang tergolong potensial, sehingga diperlukan langkah-langkah strategis dari Pemerintah Kabupaten Karanganyar untuk mengoptimalkan
penerimaan Pajak Hotel.
commit to user
xxxix
44
BAB III TEMUAN
Pajak Hotel mempunyai peranan yang cukup penting untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah serta meningkatkan
jumlah penerimaan Pendapatan Asli Daerah. Analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis memberikan gambaran hasil penelitian tentang
perkembangan tingkat penerimaan Pajak Hotel dan kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah dari tahun ke tahun. Adapun kelebihan dan
kekurangan yang ditemukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
A. Kelebihan