Pengolahan Air Limbah TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Air

untuk COD Chemical Oxygen Demand. Kadar air 95 , padatan terlarut tersuspensi 4,5 , serta sisa minyak dan lemak emulsi 0,5 – 1 . Limbah terutama dihasilkan dari tahap perebusan, pengendapan, dekantasi, dan sentrifugasi yang dilakukan selama proses klarifikasi CPO. Kapasitas air limbah menurut pusat penelitian kelapa sawit 1992 – 1993 berkisar 1 – 1,3 m 3 ton tandan buah segar atau 2 – 3 ton air limbah ton minyak Hanum. F, 2009.

2.4. Pengolahan Air Limbah

Pengolahan air limbah industri kelapa sawit yang ada saat ini di Indonesia umumnya menggunakan unit pengumpul fatpit biasanya berupa parit yang kemudian dialirkan ke deoling ponds kolam pengutipan minyak untuk diambil minyaknya serta diturunkan suhunya, setelah itu dialirkan ke kolam anaerobik atau aerobik dengan memanfaatkan mikroba sebagai perombakan BOD dan menetralisir keasaman airan limbah. Adapun sistem kolam limbah yang umum dilakukan adalah sebagai berikut: a. Tangki Bak Netralisir Neutralizing Tank b. Menara Pendingin Cooling Tower c. Kolam pembiakan Seeding Pond d. Kolam Anaerobik e. Kolam Aerasi f. Kolam Aerobik g. Kolam Pengendapan Universitas Sumatera Utara Hal ini dilakukan karena pengolahan limbah dengan menggunkan teknik tersebut cukup sederhana dan dianggap murah. Namun pengolahan dengan system kolam mempunyai banyak kelemahan. Permasalahan utama yang dihadapi adalah kendala teknologi dimana pengolahan limbah yang ada saat ini sulit untuk menghasilkan keluaran yang mengarah pada PKS yang bebas limbah. Selain itu sistem pengolahan konvensional tidak memiliki nilai ekonomis karena setelah diolah limbah langsung dibuang ke badan air. Pengolahan air limbah secara konvensional menghasilkan air limbahdengan BOD lebih dari 250 mgL dan COD lebih dari 500 mgL. Oleh karena pengolahan air limbah secara konvensional belum memenuhi standard yang ditetapkan oleh keputusan Menteri Lingkungan Hidup, maka perlu dilakukan pengolahan air limbahlebih lanjut untuk mencapai standard tersebut. Fungsi dari kombinasi sinar ultraviolet UV dengan suatu oksidator seperti Ozon, H 2 O 2 Beberapa peneliti sebelumnya telah memanfaatkan sistem AOP ini untuk pengolahan air limbahdari industri. Sistem AOP dengan menggunakan kombinasi sinar UVTiO , maupun katalis adalah untuk menghasilkan hydroxyl radical ·OH, dimana merupakan sebuah radikal bebas yang memiliki potensial yang sangat tinggi 2,8 V, sehingga OH ini sangat mudah bereaksi dengan senyawa lain disekitarnya Hutagalung dkk, 2010. 2 dapat mendegradasi senyawa-senyawa organik melalui reaksinya dengan hidroksi radikal dan peroksida yang dihasilkan. Reaksinya sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara TiO 2 + hv e cb + h + e cb + O 2 O 2 - h + + H 2 O H + + HO Crittenden dkk, 2005. Sinar UV juga dapat dikombinasikan dengan H 2 O 2 , dimana selama proses radiasi UV ini akan memutuskan ikatan O-O dalam H 2 O 2 O 2 + H 2 O + HO H 2 O 2 + hv 2HO H 2 O 2 + HO 2 + H 2 O HO 2 H 2 O 2 + HO dan menghasilkan hidroksi radikal, dengan reaksi sebagai berikut: Buxton dkk, 1988. Kombinasi sinar UV dengan katalis ion besi dan H 2 O 2 Fenton’s reagent : UVH 2 O 2 Fe 2+ + + HO H 2 O 2 + Fe 3+ Fe 2+ OH2 - juga dapat digunakan untuk pengolahan air limbah. Moraes dkk, 2004. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III persero. Penelitian direncanakan mulai Mei sampai Juli 2011.

3.2. Alat dan Bahan a. Bahan

1. Air limbahpabrik kelapa sawit 2. HCL pa 3. NaOHpa 4. H 2 SO 4 pa 5. K 2 Cr 2 O 7 pa 6. Ag 2 SO 4 pa 7. Larutan Standar FAS 8. Indikator Ferroin

b. Alat

1. Bola lampu Ultraviolet 60 W 2. Wayar 10 M 3. Saklar 4. Gelas Refluks COD Universitas Sumatera Utara