Studi analisis Aktivitas Fisik, Konsumsi Pangan, Status Gizi dan Tekanan Darah Peserta Senam Diabetes di RSUD Cibinong

STUDI ANALISIS AKTIFITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN,
STATUS GIZI DAN TEKANAN DARAH PESERTA SENAM
DIABETES DI RSUD CIBINONG

HERNAWAN PRASSETYO

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Studi Analisis
Aktivitas Fisik, Konsumsi Pangan, Status Gizi dan Tekanan Darah Peserta Senam
Diabetes di RSUD Cibinong adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2014

Hernawan Prassetyo
NIM I14100073

ABSTRAK
HERNAWAN PRASSETYO. Studi Analisis Aktifitas Fisik, Konsumsi Pangan,
Status Gizi dan Tekanan Darah Peserta Senam Diabetes di RSUD Cibinong.
Dibimbing oleh ALI KHOMSAN
Meningkatkan aktivitas fisik serta pengaturan pola makan merupakan salah
satu faktor untuk mencegah terjadinya peningkatan gangguan kesehatan berupa
penyakit diabetes melitus dan hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis hubungan aktifitas fisik, konsumsi pangan, status gizi dan tekanan
darah peserta senam. Desain penelitian menggunakan metode cross sectional study,
pemilihan tempat dilakukan secara purposive sampling. Teknik penarikan contoh
dengan menggunakan seluruh populasi peserta senam. Beradasarkan uji korelasi

spearman adanya hubungan yang signifikan (p0.05) antara pekerjaan, status pernikahan dan umur dengan tekanan
darah dan pengetahuan gizi, pengetahuan gizi dengan konsumsi pangan, status gizi
dengan tingkat kecukupan energi dan tekanan darah, serta aktifitas fisik dengan
tekanan darah.
Kata kunci: aktivitas fisik, konsumsi pangan, status gizi, tekanan darah.

ABSTRACT
HERNAWAN PRASSETYO. Study Analysis of Physical Activities, Food
Consumption, Nutritional Status and Blood Pressure of Diabetes in the Elderly
Gymnastics Participant at RSUD Cibinong. Supervised by ALI KHOMSAN
Increasing physical activity and diet regulation is factor to prevent increase
health problems such as diabetes mellitus and hypertension. The purpose of this
study was to analyze the relationship between physical activity, food consumption,
nutritional status and blood pressure of diabetes gymnastic participant. Research
design using a cross-sectional study, site selection was done by purposive sampling.
Sampling technique using the entire population of gymnastic participants. Based
on the Spearman correlation test, there was significant relationship (p0.05) between occupation, marital status and age with blood
pressure and nutritional knowledge, nutritional knowledge with food consumption,
nutritional status with energy adequecy levels and blood pressure, as well physical
activity with blood pressure.

Keywords: blood pressure, food comsumption, nutritional status, physical activity.

RINGKASAN
HERNAWAN PRASSETYO. Studi Analisis Aktifitas Fisik, Konsumsi Pangan,
Status Gizi dan Tekanan Darah Peserta Senam Diabetes di RSUD Cibinong.
Dibimbing oleh ALI KHOMSAN.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan aktivitas fisik,
konsumsi pangan, status gizi dan tekanan darah peserta senam diabetes di RSUD
Cibinong. Tujuan khusus antara lain 1) Menganalisis konsumsi pangan dan asupan
gizi, 2) Menganalisis aktifitas fisik, 3) Menganalisis status gizi dan kesehatan
(tekanan darah), 4) Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi dan kesehatan.
Desain penelitian ini dengan menggunakan metode cross sectional study.
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Contoh yang digunakan dalam penelitian adalah yang telah memenuhi kriteria
inklusi yaitu lansia yang berusia 45 tahun ke atas, dapat berkomunikasi dengan
baik, tidak mengalami gangguan ingatan, bersedia diwawancarai sebagai
responden, serta peserta senam diabetes. Contoh yang digunakan dalam penelitian
ini adalah populasi lansia yang berjumlah 30 orang.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian terdiri atas data primer dan
data sekunder. Data primer yang dikumpulkan adalah data kerakteristik contoh

(nama, jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan
pendapatan), konsumsi pangan (Food Frequency Quistionaire dan recall 24 jam),
aktivitas fisik (Physically Activity Level), status gizi (IMT), dan status kesehatan
(riwayat kesehatan dan tekanan darah). Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara menggunakan kuisioner serta pengukuran secara langsung. Data
sekunder yang dikumpulkan meliputi data gambaran umum rumah sakit dan peserta
senam.
Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis menggunakan Microsoft Excel
2010 dan Statistical Package for Social Science versi (SPSS) 16.0 for Windows.
Analisis gambaran menggunakan statistik deskriptif. Analisis hubungan
menggunakan uji korelasi Pearson dan Spearman. Hasil analisis secara deskriptif
menunjukkan bahwa rata-rata umur contoh adalah 58.6 tahun. Contoh dengan
pendidikan tamat SMP (40.6%), lebih dari separuh contoh menyatakan tidak
bekerja (53.3%) dengan status menikah (73.3%). Sebagian besar contoh memiliki
pendapatan sebesar 80 (76.7%). Status
gizi contoh sebagian besar adalah obese (53.3%). Contoh memiliki kebiasaan
makan sebanyak 3 kali dalam sehari (70%), contoh selalu menyatakan sarapan pagi
(76.7%). Adapun makanan yang dibatasi oleh peserta senam diabetes ini adalah
semua jenis makanan (50%) baik sumber karbohidrat (ubu, nasi, gula) sumber
protein (daging, ayam, ikan) dan sumber lemak (minyak, margarin, mentega). Jenis

makanan pokok yang paling sering dikonsumsi adalah nasi dengan rata-rata
konsumsi sebanyak 75 kali/bulan. Sumber protein hewani paling banyak adalah
susu sebanyak 17.6 kali/bulan diikuti dengan telur sebanyak 13.5 kali/bulan, lemak
yaitu minyak goreng dengan konsumsi sebanyak 40.7 kali/bulan. Sumber protein
nabati paling banyak adalah tahu 23.6 kali/bulan. Sayuran terbanyak dikonsumsi
adalah wortel 18.4 kali/bulan serta buah yaitu pisang dengan rata-rata konsumsi
sebanyak 12.5 kali/bulan. Tingkat kecukupan energi didapatkan dengan kategori

defisit tingkat berat (76.7%) sedangkan tingkat kecukupan protein adalah kategori
normal (53.3%). Lebih dari separuh contoh dinyatakan memiliki aktifitas fisik
ringan (80%). Contoh menyatakan penyakit yang sedang diderita adalah diabetes
19 orang (39.6%), Anggota keluarga contoh yang mengalami diabetes sebanyak 11
orang (30.6%) dengan ayah sebagai penderita (33.3%). Contoh dinyatakan
mengalami hipertensi sistolik terisolasi (36.7%).
Berdasarkan hasil uji yang dilakukan, variabel yang berhubungan menurut
hasil uji korelasi Spearman adalah pendidikan dengan pengetahuan gizi (r=-0.554,
p= 0.002), dan status gizi dengan tingkat kecukupan protein (r=0.454, p=0.012).
Menurut hasil uji Pearson variabel yang berhubungan adalah pendidikan dengan
tekanan darah (r= -0.381, p=0.038). Variabel yang tidak berhubungan menurut hasil
uji Spearman adalah karakteristik responden (umur, status pernikahan, dan

pekerjaan) dengan tekanan darah dan pengetahuan gizi, tekanan darah dengan
aktivitas fisik dan status gizi, pengetahuan gizi dengan konsumsi pangan, serta
status gizi dengan tingkat kecukupan energi.

STUDI ANALISIS AKTIFITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN,
STATUS GIZI DAN TEKANAN DARAH PESERTA SENAM
DIABETES DI RSUD CIBINONG

HERNAWAN PRASSETYO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2014

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam penelitian yang berjudul Studi Analisis Aktivitas Fisik, Konsumsi
Pangan, Status Gizi, dan Tekanan Darah Peserta Senam Diabtetes di RSUD
Cibinong. Terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Prof Dr Ir Ali Khomsan MS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
bersedia membimbing dan meluangkan banyak waktu, memberikan banyak
masukan, serta kritik dan saran dalam penyusunan karya ilmiah ini.
2. Prof Dr Ir Faisal Anwar MS selaku dosen pemandu seminar dan penguji
yang telah memberikan koreksi demi perbaikan skripsi ini.
3. Prof Dr Ir Hidayat Syarief MS selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberi saran kepada penulis selama ada di bangku perkuliahan.
4. Penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Maria Tambunan, semua ahli
gizi RSUD Cibinong (uni rini, umi nova, ibu enri, teh nur, ibu mona) dan
Direktur RSUD Cibinong yang bersedia memberikan izin untuk penelitian
ini.
5. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayahanda Agus Suharto

S.IP dan Ibunda Fatminiwati serta kedua adikku Ratih Cahyandari dan
Anissa Qotrunnanda atas segala doa dan kasih sayangnya.
6. Tak lupa juga penulis sampaikan kepada Nafisatul Ulfa yang telah menjadi
penyemangat serta bersedia membantu selama penyusunan skripsi baik
tenaga, moral maupun dukungan.
7. Kepada teman-teman sahabat gizi masyarakat 47 selalu menjadi motivasi
penulis.
8. Terkhusus Irwan, Andika, Fauzi, Farid, Ade, Richardson, Yazid, Putri,
Wilda, Wahyu, Elok, Almira, Dayu, Iqbar dan Willy penulis ucapkan terima
kasih telah bersedia bersedia membantu dalam proses pengambilan data.
9. Teman2 satu bimbingan, kirana, Desi, Ifdal, dan Widia yang telah
memberikan kritik dan saran dalam perbaikan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih ke berbagai pihak yang membantu
dalam penyusunan skripsi ini yang belum dapat disebutkan satu persatu. Akhir kata,
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas, walaupun masih cukup
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan oleh penulis.

Bogor, Oktober 2014


Hernawan Prassetyo

i

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

ii

DAFTAR GAMBAR

iii

DAFTAR LAMPIRAN

iii

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

2

Hipotesis Penelitian

3

Manfaat Penelitian


3

KERANGKA PEMIKIRAN

3

METODE PENELITIAN

5

Desain, Tempat, dan Waktu

5

Teknik Penarikan Contoh

5

Jenis dan Cara Pengambilan Data

5

Pengolahan dan Analisis Data

6

Definisi Operasional

8

HASIL DAN PEMBAHASAN

8

Gambaran Umum

8

Karakteristik Responden

9

Pengetahuan Gizi

12

Status Gizi

14

Pola konsumsi

15

Tingkat Kecukupan Gizi

20

Aktivitas Fisik

21

Status Kesehatan

22

Hubungan Antar Variabel

25

SIMPULAN DAN SARAN

30

Kesimpulan

30

Saran

30

DAFTAR PUSTAKA

31

LAMPIRAN

34

RIWAYAT HIDUP

35

ii

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Jenis dan cara pengumpulan data
Sebaran peserta senam berdasarkan usia
Sebaran peserta senam berdasarkan pendidikan
Sebaran peserta senam berdasarkan pekerjaan
Sebaran peserta senam berdasarkan pendapatan
Sebaran peserta senam berdasarkan status pernikahan
Sebaran pertanyaan berdasarkan jawaban responden
Sebaran peserta senam berdasarkan skor pengetahuan gizi
Sebaran peserta senam berdasarkan status gizi
Sebaran peserta senam berdasarkan banyaknya makan dalam sehari
Sebaran peserta senam berdasarkan kebiasaan sarapan pagi
Sebaran peserta senam berdasarkan makanan yang dibatasi
Urutan frekuensi konsumsi sumber karbohidrat peserta senam
(kali/bulan)
Urutan frekuensi konsumsi protein hewani dan lemak peserta senam
(kali/bulan)
Urutan frekuensi konsumsi sumber protein nabati (kali/bulan)
Urutan frekuensi konsumsi sayuran (kali/bulan)
Urutan frekuensi konsumsi buah (kali/bulan)
Sebaran peserta senam berdasarkan Tingkat Kecukupan Energi
Sebaran peserta senam berdasarkan Tingkat Kecukupan Protein
Sebaran peserta senam berdasarkan aktifitas fisik
Sebaran peserta senam berdasarkan jenis penyakit yang sedang diderita
Sebaran peserta senam berdasarkan jenis penyakit yang pernah dialami
keluarga
Sebaran peserta senam berdasarkan keluarga yang pernah menderita
diabetes
Sebaran peserta senam berdasarkan tekanan darah
Hubungan tekanan darah dengan karakteristik responden, status gizi,
dan aktivitas fisik
Sebaran tekanan darah contoh berdasarkan status gizi
Sebaran tekanan darah contoh berdasarkan aktivitas fisik
Hubungan pengetahuan gizi dengan karakteristik responden dan
konsumsi pangan
Sebaran pengetahuan gizi contoh menurut konsumsi pangan
Hubungan status gizi dengan konsumsi pangan

6
9
10
10
11
12
12
13
14
15
16
16
17
18
18
19
20
20
21
22
23
23
24
25
25
26
27
27
28
28

iii

DAFTAR LAMPIRAN
1 Kondisi pengambilan data peserta senam diabetes di RSUD Cibinong

34

2 Recall aktivitas fisik

34

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu indikator sukses pembangunan disuatu negara yaitu dengan
melihat semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Usia harapan hidup
penduduk dapat dilihat dengan adanya peningkatan derajat hidup masyarakat di
suatu kota dari tahun ke tahun. Peningkatan derajat kehidupan ini tidak lepas dari
faktor kesejahteraan manusia yaitu dengan memperhatikan kualitas sumber daya
manusia (SDM) yang ada. Peningkatan kualitas SDM berhubungan langsung
dengan fenomena perbaikan status kesehatan, salah satunnya dengan peningkatan
status gizi. Peningkatan status kesehatan ini berhubungan langsung dengan
peningkatan usia harapan hidup penduduk yang ditandai dengan adanya
pertambahan jumlah lansia yang ada di berbagai negara salah satunya Indonesia.
Diperkirakan mulai tahun 2010 akan terjadi ledakan jumlah penduduk lanjut usia.
Hasil prediksi menunjukkan bahwa persentase penduduk lanjut usia akan mencapai
9.77 persen dari total penduduk pada tahun 2010 dan menjadi 11.34 persen pada
tahun 2020 (Badan Pusat Statistik 2010).
Menua (aging) adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan
secara perlahan untuk memperbaiki diri, mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat memperbaiki kerusakan yang diderita (Darmojo
2006). Pada umumnya tanda-tanda penuaan sudah terlihat pada umur 30 tahun,
yaitu penampakan kerutan-kerutan pada kulit (wajah), timbulnya uban (rambut
putih), demikian juga kekuatan fisik sudah mulai menurun (Muchtadi 2009).
Dengan adanya proses aging ini berdampak pada status kesehatan. Status kesehatan
peserta senam sangat dipengaruhi dengan umur. Semakin meningktanya umur
maka semakin banyak pula masalah kesehatan yang akan diderita. Penyebab
masalah gizi menurut Wirakusumah (2001) yaitu: perubahan kebiasaan makan,
penurunan selera makan, penurunan sensitivitas indra perasa dan penciuman,
gangguan pencernaan dan pengunyahan serta penyakit degeneratif.
Menurunya kekuatan fisik serta daya tahan tubuh menyebabkan kerja organ
tubuh dapat terganggu sehingga dapat memunculkan berbagai macam penyakit
yang terjadi pada peserta senam diabetes. Secara tidak langsung penurunan
kekuatan fisik dan daya tahan tubuh ini akan mempengaruhi sistem metabolisme
tubuh yang berdampak terhadap status gizi individu. Adapun penyakit yang terjadi
pada lansia di Indonesia yaitu penyakit sendi, hipertensi, anemia, katarak serta
penyakit komplikasi lainnya seperti diabetes melitus. Hal ini diperoleh dari data
yang didapatkan dari hasil studi tentang kondisi sosial ekonomi dan kesehatan
lanjut usia yang dilaksanakan oleh Komnas Lansia di 10 propinsi tahun 2006.
Diketahui bahwa persentase penyakit yang paling besar diderita lansia yaitu pada
penyakit sendi (52,3%) kemudian disusul oleh hipertensi (38,8%) dan anemia
(30,7%). Katarak menjadi persentase penyakit terkecil diantara penyakit
sebelumnya yaitu sebesar (23%). Penyakit-penyakit ini merupakan penyebab
utama disabilitas pada lansia (Komnas lansia 2010).
Menjaga kesehatan penting dilakukan agar dapat terhindar dari berbagai
macam penyakit. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang
tidak ditularkan dari orang ke orang. Data PTM dalam Riskesdas 2013 menyatakan

2

bahwa Prevalensi Diabetes Mellitus (DM) di Indonesia berdasarkan jawaban
pernah didiagnosis dokter sebesar 1.5 persen. DM berdasarkan diagnosis atau gejala
sebesar 2.1 persen. Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui
pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25.8 persen, tertinggi di Bangka Belitung
(30.9%), diikuti Kalimantan Selatan (30.8%), Kalimantan Timur (29.6%) dan Jawa
Barat (29.4%). Prevalensi DM dan hipertensi pada perempuan cenderung lebih
tinggi daripada laki-laki (Kemenkes RI 2013).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Patriasih et al (2013) menunjukkan
bahwa indeks massa tubuh dan pengukuran lingkar lengan pada lansia di luar panti
jompo lebih besar daripada lansia di panti jompo. Hal ini mengindikasikan terjadi
masalah yang besar terhadap status gizi yakni gizi berlebih pada lansia di luar panti
jompo. Peningkatan indeks massa tubuh berhubungan dengan peningkatan penyakit
degeneratif kronis seperti DM tipe 2, penyakit kardiovaskuler, dan kanker.
Meningkatkan aktivitas fisik serta pengaturan pola makan merupakan salah
satu faktor untuk mencegah terjadinya peningkatan gangguan kesehatan berupa
penyakit diabetes melitus dan hipertensi. Selain mengatur pola makan, melakukan
aktivitas fisik untuk penderita diabetes merupakan salah satu upaya untuk
mencegah penyakit tersebut. Berdasarkan isu dan data-data diatas maka menarik
bagi peneliti untuk mengkaji lebih lanjut mengenai status kesehatan (tekanan darah)
dengan melihat hubungan pola konsumsi, aktivitas fisik, dan status gizi peserta
senam diabetes di RSUD Cibinong.

Perumusan Masalah
Permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah karakteristik lansia peserta senam berpengaruh terhadap status gizi?
2. Bagaimana aktivitas fisik dapat berpengaruh terhadap tekanan darah peserta
senam?
3. Bagaimana hubungan konsumsi pangan dengan status gizi dan status
kesehatan?
4. Bagaimana hubungan pengetahuan gizi terhadap konsumsi pangan peserta
senam?
5. Bagaimana pengaruh aktivitas fisik terhadap penyakit diabetes secara umum ?

Tujuan
Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas fisik, konsumsi
pangan, status gizi dan tekanan darah peserta senam diabetes di RSUD Cibinong.
Tujuan Khusus
1. Menganalisis konsumsi pangan dan asupan gizi,
2. Menganalisis aktifitas fisik,
3. Menganalisis status gizi dan status kesehatan,
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi dan status kesehatan

3

Hipotesis Penelitian
1.
2.

Adanya kaitan antara aktivitas fisik, konsumsi pangan, status gizi terhadap
status kesehatan peserta senam diabetes di RSUD Cibinong.
Adanya pengaruh antara aktivitas fisik terhadap status gizi dan status kesehatan
(diabetes) pada peserta senam diabetes di RSUD Cibinong.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai aktivitas
fisik, konsumsi pangan, status gizi terhadap status kesehatan pada peserta senam
diabetes di RSUD Cibinong. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan
masukan dan menambah pengetahuan untuk pengelola RSUD khususnya di bidang
gizi dan kesehatan serta adanya gambaran umum mengenai aktivitas fisik, pola
konsumsi dan status gizi yang baik dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit
diabetes mellitus.

KERANGKA PEMIKIRAN
Dewasa ini peningkatan pembangunan khususnya dibidang kesehatan telah
mengurangi angka kesakitan dan kematian penduduk. Hal ini sesuai dengan visi
indonesia sehat 2010 yang ingin meningkatkan derajat kesehatan penduduk
indonesia, salah satunya terlihat dengan semakin meningkatnya jumlah lansia di
indonesia. Menua (aging) adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan
secara perlahan untuk memperbaiki diri, mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat memperbaiki kerusakan yang diderita sehingga
resiko untuk terkena penyakit akan semakin tinggi, baik penyakit secara degeneratif
maupun infeksi. Penurunan daya tahan fisik ini akan mengakibatkan penurunan
kesehatan. Sehingga dengan meningkatnya usia akan berdampak pada
meningkatnya kejadian penyakit kronik maupun akut.
Bergesernya penyebab penyakit dari infeksi menjadi degeneratif yang
terjadi pada masa sekarang ini dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat,
diantaranya dipengaruhi oleh aktivitas fisik yang rendah serta pola makan yang
kurang sehat sehingga berpengaruh terhadap status gizi dan status kesehatan.
Penyakit yang diderita oleh seseorang diduga merupakan dampak dari pola makan
terdahulu yang baru dirasakan dampaknya setelah mereka memasuki usia tua.
Aktivitas fisik yang kurang juga menjadi salah satu penyebab dari
timbulnya berbagai penyakit. Kegiatan sehari-hari serta frekuensi mengerjakan
perkerjaan menjadi salah satu tolak ukur untuk melihat aktivitas fisik pada
seseorang. Oleh karena itu dengan menilai aktivitas fisik ini dapat digolongkan
apakah aktivitas fisiknya berpengaruh terhadap status kesehatan.
Karakteristik contoh berupa umur, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan
dan pekerjaan akan mempengaruhi kebutuhan zat gizi. Karakteristik contoh juga
akan mempengaruhi konsumsi pangan dan pola makan. Konsumsi pangan dapat
diukur dari tingkat kecukupan zat gizi yang dikonsumsi. Tingkat kecukupan yang

4

rendah dan berlangsung terus menerus dapat mempengaruhi status gizi dan
kesehatan. Berikut ini adalah bagan kerangka studi analisis aktivitas fisik, pola
konsumsi pangan, status gizi dan tekanan darah peserta senam diabetes (pada
gambar 1)

Karakteristik Contoh
- Jenis Kelamin
- Usia
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Status perkawinan
- Pendapatan

Pengetahuan Gizi

Aktivitas Fisik
- Jenis dan alokasi waktu
untuk aktivitas fisik

Konsumsi Pangan
- Tingkat kecukupan
- Frekuensi pangan

Status Gizi
- Berat Badan (Kg)
- Tinggi Badan (Cm)

Tekanan darah

Status Kesehatan
- Jenis penyakit
- Perawatan kesehatan

Keturunan

Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
: Hubungan yang dianalisis
: Hubungan yang tidak dianalisis
Gambar 1. Kerangka Pemikiran studi analisis aktivitas fisik, konsumsi pangan,
status gizi, dan tekanan darah peserta senam diabetes di RSUD
Cibinong.

5

METODE PENELITIAN
Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
Desain penelitian ini adalah dengan menggunakan metode cross sectional
study yaitu semua data yang dibutuhkan dikumpulkan dalam satu waktu yang
bersamaan. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat. Pemilihan tempat penelitian tersebut dilakukan secara purposive sampling
dengan pertimbangan banyaknya peserta senam diabetes di RSUD cibinong. Selain
itu kemudahan akses dan perizinan serta adanya populasi yang beragam.
Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei - Juni 2014.

Teknik Penarikan Contoh
Contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi yang menjadi
peserta senam diabetes di RSUD Cibinong. Pertimbangan pengambilan populasi
sebagai contoh adalah keinginan peneliti untuk menganalisis keadaan keseluruhan
peserta senam diabetes di RSUD Cibinong tersebut. Contoh yang digunakan dalam
penelitian adalah yang telah memenuhi kriteria inklusi yaitu berusia 45 tahun ke
atas, dapat berkomunikasi dengan baik, tidak mengalami gangguan ingatan,
bersedia diwawancarai sebagai responden, serta peserta senam diabetes. Populasi
berjumlah 32 orang sementara 2 contoh tidak memenuhi kriteria dalam penelitian
ini, sehingga total contoh sebanyak 30.

Jenis dan Cara Pengambilan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer
dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan adalah data kerakteristik contoh
(nama, jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan
pendapatan), konsumsi pangan (Food Frequency Quistionaire dan recall 24 jam),
aktivitas fisik (Physically Activity Level), status gizi (IMT), dan status kesehatan
(riwayat kesehatan, perawatan kesehatan dan tekanan darah). Pengumpulan data
karakteristik contoh, konsumsi pangan, aktivitas fisik dan status kesehatan
dilakukan dengan wawancara langsung menggunakan kuisioner, sedangkan status
gizi dilakukan dengan menggunakan pengukuran langsung. Untuk berat badan
dilakukan penimbangan secara langsung dengan timbangan digital, untuk tinggi
badan dilakukan pengukuran dengan staturemeter. Data konsumsi pangan
diperoleh dengan cara mengingat frekuensi makan dengan melakukan wawancara
langsung dengan responden baik untuk pangan sumber karbohidrat, sayuran dan
buah, protein hewani dan nabati. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi data
keadaan umum peserta senam. Jenis dan cara pengumpulan data secara rinci dapat
dilihat pada tabel 1.

6

Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data
Variabel
Karakteristik peserta
senam

Konsumsi Pangan
Aktivitas Fisik

Jenis Data
Jenis kelamin, usia
pendidikan, pekerjaan,
status perkawinan,
pendapatan
Food Frequency
Quistionaire, Recall
Jenis dan alokasi waktu
untuk aktivitas fisik

Status Gizi

Berat badan (Kg)
Tinggi badan (cm)
IMT (kg/m2)

Status Kesehatan

Tekanan darah, riwayat
penyakit, perawatan
kesehatan

Cara Pengumpulan
Wawancara langsung
menggunakan Kuisioner

Wawancara langsung
menggunakan kuisioner
Wawancara menggunakan
kuisioner dengan
menggunakan acuan
perhitungan PAL dan PAR.
Berat badan diukur dengan
menggunakan timbangan
digital, tinggi badan diukur
menggunakan staturmeter
Wawancara dengan
menggunakan kuisioner dan
data sekunder serta
pengukuran tekanan darah
sistolik dan diastolik.

Pengolahan dan Analisis Data
Tahapan pengolahan data dimulai dari proses editing, coding, entry,
cleaning dan selanjutnya dianalisis. Proses editing dilakukan untuk pengecekan
data. Selanjutnya, dilakukan coding untuk penggolongan sesuai dengan peubah dan
dilakukan entry data sesuai dengan coding yang telah ditentukan sebelumnya.
Setelah selesai, dilakukan cleaning yang bertujuan untuk mengecek data untuk
melihat kesesuaian pada kode yang telah ditentukan dan melihat data yang tidak
sesuai. Pengolahan dan analisis data menggunakan program Microsoft Excell dan
Statistical Package for Sosial Science (SPSS) Versi 16.0 for Windows.
Uji statistik yang dilakukan, adalah menggunakan uji korelasi Spearman
korelasi Pearson dan regresi linier. Uji korelasi digunakan untuk menguji hubungan
antara konsumsi pangan, aktivitas fisik, dan status gizi dengan status kesehatan
(tekanan darah) peserta senam diabetes. Uji regresi linier dilakukan untuk
mengetahui pengaruh diabetes mellitus dan obesitas terhadap penyakit hipertensi.
Karakteristik peserta senam meliputi usia, status perkawinan pendidikan,
pendapatan, serta pekerjaan individu diolah dengan memberikan pengelompokan
atau skala pada setiap peubah. Pengelompokan umur contoh dikelompokkan
kedalam 3 kategori yaitu 45-50 tahun, 50-55 tahun, dan > 55 tahun. Contoh berjenis
kelamin perempuan. Status perkawinan dikelompokkan menjadi 4 golongan yakni
menikah, cerai mati, cerai hidup dan tidak menikah. Tingkat pendidikan contoh
dikategorikan menjadi empat, yaitu SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi.
Sedangkan pekerjaan contoh dikelompokkan menjadi enam kelompok yang
meliputi tidak bekerja/pensiunan, TNI/POLRI/PNS, wiraswasta/jasa, petani,
buruh/nelayan, dan lainnya. Untuk pendapatan subjek digolongkan kedalam 3
kategori yaitu 2.5 juta.

7

Konsumsi makan terdiri dari jenis, jumlah, dan frekuensi konsumsi contoh
selama sebulan serta tingkat kecukupan energi dan protein. Frekuensi makan diukur
menggunakan metode Food Frequencies Questionnaires (FFQ) sedangkan Tingkat
Kecukupan zat gizi contoh dihitung melalui perbandingan konsumsi energi dan
protein yang didapat melalui Recall dengan Angka Kecukupan Energi menurut
WKNPG (2004). Data konsumsi pangan yang telah didapatkan dikonversikan ke
dalam satuan energi (kkal), merujuk pada Daftar Komposisi Bahan Makanan.
Konversi dihitung dengan menggunakan rumus (Hardinsyah dan Briawan 1994)
sebagai berikut:
KGij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100)
Keterangan:
KGij = Kandungan zat gizi i dalam bahan makanan j
Bj
= Berat makanan j yang dikonsumsi (g)
Gij
= Kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD bahan makanan j
BDDj = Bagian bahan makanan j yang dapat dimakan
Setelah mengetahui zat-zat gizi dari pangan yang dikonsumsi sampel, maka
tingkat kecukupan zat gizi dapat diketahui dengan cara membandingkan antara
konsumsi zat gizi aktual dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan menurut
AKG 2004. Penilaian untuk tingkat kecukupan energi menurut Depkes (1996)
dibagi menjadi lima kategori yaitu:
1. Defisit tingkat berat : 120% AKG
Data mengenai aktivitas fisik didapatkan dengan cara wawancara langsung
menggunakan metode recall 1x24 jam. Menurut FAO/WHO/UNU diacu dalam
Hasanah (2012) besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang dalam 24 jam
dinyatakan dalam PAL (Physically Activity Level) atau tingkat aktivitas fisik. PAL
ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
PAL = Σ(PAR x alokasi waktu tiap aktivitas)
24 jam
Tingkat aktivitas kemudian diketegorikan menjadi tiga kategori, yaitu ringan (1,40≤
PAL ≤ 1,69), sedang (1,70≤ PAL ≤1,99), dan berat (2,00≤ PAL ≤2,39).
Status gizi dinilai dengan menggunakan indikator antropometri.
Pengukuran antropometri dilakukan berdasarkan perbandingan berat badan dan
tinggi badan. Pengkategorian status gizi ditentukan berdasarkan IMT menurut
WHO (2000), yaitu : kurang (55 tahun. Berdasarkan penggolongan usia tersebut maka
peserta senam memiliki kategori usia tertinggi berada pada rentang usia >55 tahun
sebanyak 70% kemudian diikuti dengan kategori usia 45-50 tahun (23.3%) dan 5055 tahun sebesar 6.7%. Rata-rata umur contoh yaitu sebesar 58.6 tahun. Sebaran
peserta senam selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Sebaran peserta senam berdasarkan usia
Kategori Usia
45-50 tahun
50-55 tahun
>55 tahun
Total
Rata-rata umur
Min/Max

n
7
2
21
30

%
23.3
6.7
70.0
100
58.6 ± 7.9
45 / 73

Jenis Kelamin
Responden yang ada dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan
dikarenakan semua peserta senam diabetes berjenis kelamin perempuan. Selain itu
populasi yang diambil sudah memenuhi kriteria inklusi yakni dapat berkomunikasi
dengan baik, bersedia diwawancarai, tidak mengalami gangguan ingatan, serta
peserta senam diabetes RSUD Cibinong. Hasil tersebut tersebut menjelaskan
jumlah responden yang didapat ada sebanyak 32 orang akan tetapi umur dari 2
orang responden tidak memenuhi kriteria sehingga jumlah responden sebanyak 30
orang yang berjenis kelamin perempuan.

10

Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat baik dari pendidikan formal maupun non
formal akan mempengaruhi kemampuan masyarakat terkait pola pikir dan
pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi. Menurut BPS (2004)
tingkat pendidikan dapat diukur dari pendidikan formal terakhir yang ditamatkan.
Tingkat pendidikan formal peserta senam dikategorikan berdasarkan strata
pendidikan yang ada di Indonesia yaitu SD, SMP, SMA, serta perguruan tinggi.
Sebagian besar tingkat pendidikan peserta senam diabetes ini memiliki pendidikan
SMP yaitu 13 orang atau 43.3%, SMA sebanyak 10 orang atau 33.3%, SD sebanyak
4 orang atau 13.3%, serta perguruan tinggi sebanyak 3 orang atau 10%.
Tabel 3 Sebaran peserta senam berdasarkan tingkat pendidikan
Kategori Pendidikan
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Total

n
4
13
10
3
30

%
13.3
43.3
33.3
10.0
100

Pada penelitian ini tidak ada peserta senam yang tidak tamat SD maupun
tidak bersekolah, tingkat pendidikan yang paling rendah adalah tamat SD/sederajat
(13.3%). Sebagian besar peserta senam tinggal di lingkungan rumah sakit yang
terletak di pusat kota kabupaten sehingga peserta senam ini semakin sadar akan
pentingnnya pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang cenderung
memiliki pola pikir dan pengaturan konsumsi pangan lebih teratur.
Pekerjaaan
Pekerjaan seseorang sangat erat kaitannya dengan jenis kelamin, yang mana
jenis kelamin wanita memiliki pekerjaan yang sedikit lebih ringan dibandingkan
dengan laki-laki. Dengan adanya pekerjaan tetap dalam suatu keluarga, maka
keluarga tersebut relatif terjamin pendapatannya setiap bulan (Khomsan 2000).
Sebaran jenis pekerjaan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 6 kategori
yaitu tidak bekerja/pensiunan, TNI/POLRI/PNS/Pegawai, wiraswasta/jasa, petani,
buruh/nelayan, serta pekerjaan lainnya.
Tabel 4 Sebaran peserta senam berdasarkan pekerjaan
Kategori Pekerjaan
Tidak bekerja/Ibu Rumah Tangga
TNI/POLRI/PNS/Pegawai
Wiraswasta/Jasa
Petani
Buruh/Nelayan
Lainnya/Pensiunan
Total

n
16
2
3
0
0
9
30

%
53.3
6.7
10.0
0.0
0.0
30.0
100

11

Sebagian besar contoh menyatakan bahwa mereka tidak bekerja yaitu
sebanyak 53.3%, yang berprofesi sebagai TNI/POLRI/PNS/Pegawai yaitu sebesar
6.7%, serta Wiraswasta/Jasa 10.0%. Pekerjaan petani serta buruh/nelayan contoh
menyatakan yang tidak ada berprofesi dalam pekerjaan tersebut. Pekerjaan lainnya
sebanyak 9 orang atau sebesar 30.0%. Sebagian besar sampel yang menyatakan
tidak bekerja yakni berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Contoh yang tidak bekerja
menggunakan sebagian besar waktunnya untuk mengurus keperluan keluarga.
Pendapatan
Pendapatan merupakan biaya yang diperoleh atau didapatkan peserta senam
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sebagian besar contoh sudah
berumur lanjut, sehingga pendapatan sudah tergantung kepada anak, pensiunan,
suami, serta sosial. Menurut Nursilmi dalam Mutingataun (2013) lansia diindonesia
masih banyak tergantung kepada orang lain terutama anak. Ketergantungan
terhadap anak banyak dialami oleh wanita dan persentasenya naik seiring dengan
bertambahnya usia.
Penggolongan pendapatan diperoleh dari pendekatan pendapatan perbulan
dengan mengkategorikan pendapatan kedalam tiga klasifikasi besar yaitu 2.5 juta. Sebaran pendapatan dapat dilihat dari Tabel 5.
Tabel 5 Sebaran peserta senam berdasarkan pendapatan (Rp/bulan)
Kategori Pendapatan
2.5 juta
Total
Rata-rata pendapatan ± SD
Min / Max

n
9
2
5
16

%
56.3
12.5
31.3
100
1964063 ± 1312947
300000 / 5000000

Berdasarkan wawancara dari ke 30 responden, hanya 16 orang yang mau
menyebutkan pendapatan mereka. Hal ini disebabkan sebagian besar peserta senam
hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga atau tidak bekerja sehingga mereka enggan
untuk menyebutkan bahwa mereka memiliki pendapatan. Oleh karena itu hanya
diperoleh 16 orang saja. Dari ke 16 contoh ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata
pendapatan contoh berada pada kategori kurang dari 1.5 juta (56.3%), selebihnya
contoh berada pada kategori pendapatan 1.5-2.5 juta (12.5%) dan pendapatan lebih
dari 2.5 juta (31.3%).
Status Pernikahan
Status pernikahan merupakan merupakan salah satu faktor penyebab stress.
Menurut Khomsan (2004) kematian pasangan hidup ternyata menyebabkan stres
paling berat bagi seseorang. Kematian merupakan salah satu yang akan
mendatangkan beban jasmani dan rohani. Dampak terhadap stress ini yaitu
berpengaruh terhadap nafsu makan sehingga akan memperngaruhi status gizi.
Sebaran peserta senam berdasarkan status pernikahan dapat dilihat pada Tabel 6.

12

Tabel 6 Sebaran peserta senam berdasarkan status pernikahan
Status Pernikahan

n
22
8
0
0
30

Menikah
Cerai mati
Cerai hidup
Tidak menikah
Total

%
73.3
26.7
0.0
0.0
100

Berdasarkan Tabel 5 sebagian besar peserta senam berstatus menikah
(73.3%), sedangkan peserta senam lainnya berstatus cerai mati (26.7%) serta tidak
adannya peserta senam yang memiliki status cerai hidup ataupun tidak menikah.
Dengan masih banyaknya peserta senam yang masih berstatus menikah, faktor
stress tersebut sedikit berkurang.
Pengetahuan Gizi
Pengetahuan gizi merupakan landasan dasar yang akan merubah perilaku
gizi dan sikap gizi seseorang. Perilaku yang didasari dengan pengetahuan yang baik
akan bertahan lebih lama, oleh sebab itu penting bagi peserta senam diabetes ini
untuk memperoleh pengetahuan gizi terkait dengan penyakit diabetes mellitus, baik
dari makanan maupun aktifitas fisik seseorang.
Pertanyaan pengetahuan gizi yang berkaitan tentang diabetes ada sebanyak
20 pertanyaan yang didapatkan malalui wawancara. Dari 20 pertanyaan yang
diberikan hanya ada 5 pertanyaan yang dijawab benar oleh responden, dan 15
pertanyaan lagi menghasilkan jawaban yang beragam antara benar dan salah. Dari
15 pertanyaan itu jawaban benar paling sedikit ada pada pertanyaan nomer 5 yaitu
tentang golongan yang paling rentan terkena diabetes tipe 2. Hanya ada 9 orang dari
30 orang yang menjawab pertanyaan tersebut dengan benar. Adapun sebaran
pertanyaannya dapat dilihat dibawah ini
Tabel 7 Sebaran pertanyaan berdasarkan jawaban responden
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Pertanyaan
Diabetes merupakan penyakit karena kadar gula darah melebihi
batas
Diabetes merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan sangat
jarang menimbulkan komplikasi
Ada 2 tipe penyakit diabetes
Penyakit diabetes bersifat tidak menular, disebabkan karen pola
makan serta hidup yang tidak sehat
Anak-anak adalah golongan paling rentan terkena diabetes tipe 2
Kegemukan, pola makan yang salah, keturunan dan kurang
olahraga, merupakan salah satu faktor penyebab diabetes
Makanan yang manis adalah makanan yang sangat dianjurkan
bagi diabetisi
Jadwal makan yangh dianjurkan adalah 3 kali makan utama dan 2
kali selingan
Jenis makanan yang dianjurkan adalah makanan berminyak serta
berkolesterol tinggi

Benar

%

27

90

16
26

53.3
86.7

29
9

96.7
30

30

100

30

100

22

73.3

28

93.3

13

Tabel 7 Sebaran pertanyaan berdasarkan jawaban responden (lanjutan)
No
10

11
12

13
14
15
16
17
18
19
20

Pertanyaan
Benar
Penting untuk memperhatikan makanan berdasarkan jenis
makanan, jumlah makanan, jam makan yang konsisten serta jarak
makan yang teratur
29
Kadar gula darah normal yakni