2.3.1.6 Uji Fehling
Larutan fehling yang terdiri dari campuran kupri sulfat, Na-K-tartrat dan NaOH dengan gula reduksi dan dipanaskan akan terbentuk endapan yang berwarna hijau,
kuning-orange atau merah bergantung dari macam gula reduksinya Sudarmaji, 1984.
2.3.1.7 Uji Benedict
Pereaksi Benedict terdiri dari tembaga sulfat dalam larutan natrium karbonat dan natrium sitrat yang dapat mereduksi glukosa. Dimana glukosa terlebih dahulu
dioksidasi dalam bentuk garam asam glukoronat. Reaksi ini juga akan membentuk endapan merah bata Cu
2
O dan produk oksidasi lainnya. Adapun reaksinya sebagai berikut :
CH
2
OH CH
2
OH OH O
OH O 2Cu
2+
+ 5OH
-
+ OH CH
OH C-O
-
HO HO OH
OH
+ 3H
2
O + Cu
2
O
merah bata
Gambar 2.4 : Reaksi Gula Pereduksi Dengan Pereaksi Benedict
McKee, 1996
2.3.2. Analisa Kuantitatif Gula Pereduksi
2.3.2.1 Metode Luff-Schrool
Pada penentuan gula cara Luff-Schrool yang ditentukan bukannya kuprooksida yang mengendap tetapi dengan menentukan kuprioksida dalam larutan sebelum direaksikan
dengan gula reduksi titrasi blanko dan sesudah direaksikan dengan sampel gula
Universitas Sumatera Utara
reduksi titrasi sampel. Penentuannya dengan titrasi menggunakan Natrium tiosulfat. Selisih titrasi blanko dengan titrasi blanko dengan titrasi sampel ekuivalen dengan
kuprooksida yang terbentuk dan juga ekuivalen dengan jumlah gula reduksi yang ada dalam bahan atau larutan. Reaksi yang terjadi selama penentuan karbohidrat cara ini
mula-mula kuprioksida yang ada dalam reagen akan membebaskan iod dari garam kalium iodida. Banyaknya iod yang dibebaskan ekuivalen dengan banyaknya
kuprioksida. Banyaknya iod dapat diketahui dengan titrasi menggunakan natrium tiosulfat. Untuk mengetahui bahwa titrasi sudah cukup maka diperlukan indikator
amilum. Apabila larutan berubah warnanya dari biru menjadi putih berarti titrasi sudah selesai. Agar perubahan warna biru menjadi putih dapat tepat maka
penambahan amilum diberikan pada saat titrasi hampir selesai. Setelah diketahui selisih banyaknya titrasi blanko dan titrasi sampel kemudian dikonsultasikan dengan
tabel yang sudah tersedia yang menggambarkan hubungan antara banyaknya natrium tiosulfat dengan banyaknya gula reduksi. Reaksi yang terjadi dalam penentuan gula
cara Luff-Schrool dapat dituliskan sebagai berikut: R-COH + CuO Cu
2
O + R-COOH H
2
SO
4
+ CuO CuSO
4
+ H
2
O CuSO
4
+ 2KI CuI
2
+ K
2
SO
4
2CuI
2 +
I
2
Cu
2
I
2 +
I
2
I
2
+ Na
2
S
2
O
3
Na
2
S
4
O
6
+ NaI
2.3.2.2 Metode Munson-Walker
Penentuan gula dengan cara ini adalah dengan menentukan banyaknya kuprooksida yang terbentuk dengan cara penimbangan atau dengan melarutkan kembali dengan
asam nitrat kemudian menitrasi dengan tiosulfat. Jumlah kuprooksida yang terbentuk ekuivalen dengan banyaknya gula reduksi yang ada dalam larutan dan telah
disediakan dalam bentuk tabel Hammond hubungan antara banyaknya kuprooksida dengan gula reduksi. Tiap 1mL Na-tiosulfat 39 gram Na
2
S
2
O
3
sesuai dengan 11,259 mg Cu
2
O.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2.3 Metode Lane-Eynon