Pengambilan Sampel Pembuatan Larutan 1. Larutan K

− NaNO 3 p.a. Merck − Aluminium Foil − Indikator Ferroin − Na-sitrat p.a. Merck − Na-Hipoklorit p.a. Merck − K-Na-Tartrat p.a. Merck − Na 2 HAsO 4. 7H 2 O p.a. Merck − NH 4 6 Mo 7 O 24 .4H 2 O p.a. Merck − Na 2 SO 4 p.a. Merck − NaHCO 3 p.a. Merck − C 6 H 12 O 6 p.a. Merck − 1,10-O-phenantrolin.H 2 O p.a. Merck

3.2. Prosedur Penelitian

3.2.1 Pengambilan Sampel

Sampel berupa ampas tebu diperoleh dari satu lokasi yaitu Pabrik Gula Sei Semayang Jalan Medan-Binjai Km 12.

3.2.2 Pembuatan Larutan 1. Larutan K

2 Cr 2 O 7 0,689 N Sebanyak 162,5 mL larutan H 2 SO 4p ditambahkan kedalam 200 mL akuades pada labu ukur 500 mL. Campuran diaduk dan didinginkan pada suhu 80-90 o C. Ditambahkan 16,88 g K 2 Cr 2 O 7 standar primer, dilarutkan dan didinginkan. Kemudian diencerkan dengan akuades sampai garis tanda lalu dihomogenkan. Universitas Sumatera Utara

2. Larutan FeNH

4 2 SO 4 2. 6H 2 O 0,393 N Dilarutkan 77 g FeNH 4 2 SO 4 2. 6H 2 O dalam 250 mL akuades pada labu ukur 500 mL, ditambahkan 15 mL H 2 SO 4p dan diencerkan dengan akuades hingga garis tanda lalu dihomogenkan.

3. Indikator Feroin

Sebanyak 0,695 g FeSO 4. 7H 2 O dilarutkan dalam 50 mL akuades, kemudian ditambahkan 1,485 g 1,10-O-phenantrolin.H 2 O dan diencerkan pada labu ukur 100 ml sampai garis tanda lalu dihomogenkan.

4. Pereaksi Benedict

Sebanyak 17,3 g Na-Sitrat dilarutkan dengan akuades. Dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL Larutan 1. Sebanyak 1,73 g CuSO 4 .H 2 O dilarutkan dengan akuades Larutan 2. Perlahan – lahan larutan 2 ditambahkan kedalam larutan 1. Kemudian di encerkan dengan akuades dalam labu ukur 100 mL sampai garis tanda lalu dihomogenkan.

5. Larutan HCl 30

Sebanyak 81,08 mL HCl 37 diencerkan dengan akuades dalam labu ukur 100 mL hingga garis tanda lalu dihomogenkan.

6. Larutan NaOH 10

Sebanyak 10 g NaOH pelet dilarutkan dengan akuades dalam labu ukur 100 mL hingga garis tanda lalu dihomogenkan.

7. Larutan HNO

3 3,5 Sebanyak 54,6 mL HNO 3 64 di tambahkan 10 mg NaNO 3 lalu diencerkan dengan akuades dalam labu ukur 1000 mL hingga garis batas lalu dihomogenkan. Universitas Sumatera Utara

8. Larutan Na

2 SO 3 2 Sebanyak 10 g Na 2 SO3 dilarutkan dengan akuades dalam labu ukur 500 mL hingga garis tanda lalu dihomogenkan.

9. Larutan NaOH 2

Sebanyak 10 g NaOH pelet dilarutkan dengan akuades dalam labu ukur 500 mL hingga garis tanda lalu dihomogenkan.

10. Larutan NaOH 17,5

Sebanyak 87,5 g NaOH pellet dilarutkan dengan akuades dalam labu ukur 500 mL hingga garis tanda lalu dihomogenkan.

11. Larutan Na-Hipoklorit 1,75

Sebanyak 72,9 mL Na-Hipoklorit 12 diencerkan dengan akuades dalam labu ukur 500 mL hingga garis tanda lalu dihomogenkan.

12. Larutan pereaksi Nelson

Nelson A : Dilarutkan12,5 g Natrium karbonat anhidrat, 12,5 g garam Rochelle K-Na-Tartrat, 10 g Natrium Bikarbonat, dan 100 g Natrium Sulfat anhidrat dalam 300 ml akuades dan diencerkan sampai 500 mL. Nelson B : Dilarutkan 7,5 g CuSO 4. 5H 2 O dalam 50 mL akuades dan ditambahkan 1 tetes asam sulfat pekat. Pereaksi Nelson dibuat dengan cara mencampur 25 bagian larutan Nelson A dan I bagian Nelson B. Pencampuran dilakukan setiap kali akan digunakan. Universitas Sumatera Utara

13. Larutan Arsenomolibdat

Dilarutkan 25 g ammonium molibdat dalam 450 mL akuades dan ditambahkan 25 mL H 2 SO 4 p. Pada tempat yang lain, dilarutkan 3 g Na 2 HAsO 4. 7H 2 O dalam 25 mL akuades, kemudian dituangkan larutan ini ke dalam larutan pertama. Disimpan dalam botol berwarna coklat dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. Larutan pereaksi ini dapat digunakan setelah masa inkubasi dan berwarna kuning. 3.2.3. Cara Kerja 3.2.3.1. Isolasi Selulosa dari Ampas Tebu dan Uji Kualitatif Selulosa

Dokumen yang terkait

Pembuatan Komposit Biodegradabel dari α-Selulosa Ampas Tebu Bz 132 (Saccharum officinarum) dan Polipropilena dengan Menggunakan Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrida dan Divinil Benzena Sebagai Agen Pengikat Silang

5 67 113

Pembuatan Bioetanol Dari Tepung Ampas Tebu Melalui Proses Hidrolisis Termal Dan Fermentasi: Pengaruh Ph, Jenis Ragi Dan Waktu Fermentasi

14 140 76

Pengaruh Lama Fermentasi Dan Berat Ragi Roti Terhadap Kadar Bioetanol Dari Proses Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa Jerami Padi Dengan Hcl 30%

2 81 61

Studi Perbandingan Penambahan Variasi Ragi Tape dan Ragi Roti Dalam Pembuatan Bioetanol Dari Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa Tongkol Jagung Manis (Zea Mays L. Saccharata)

7 37 73

Studi Perbandingan Penambahan Variasi Ragi Tape dan Ragi Roti Dalam Pembuatan Bioetanol Dari Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa Tongkol Jagung Manis (Zea Mays L. Saccharata)

0 0 12

Studi Perbandingan Penambahan Variasi Ragi Tape dan Ragi Roti Dalam Pembuatan Bioetanol Dari Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa Tongkol Jagung Manis (Zea Mays L. Saccharata)

0 0 2

Studi Perbandingan Penambahan Variasi Ragi Tape dan Ragi Roti Dalam Pembuatan Bioetanol Dari Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa Tongkol Jagung Manis (Zea Mays L. Saccharata)

0 0 5

Pembuatan Bioetanol Dari Tepung Ampas Tebu Melalui Proses Hidrolisis Termal Dan Fermentasi: Pengaruh Ph, Jenis Ragi Dan Waktu Fermentasi

0 0 9

Pembuatan Bioetanol Dari Tepung Ampas Tebu Melalui Proses Hidrolisis Termal Dan Fermentasi: Pengaruh Ph, Jenis Ragi Dan Waktu Fermentasi

0 1 20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jerami Padi - Pengaruh Lama Fermentasi Dan Berat Ragi Roti Terhadap Kadar Bioetanol Dari Proses Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa Jerami Padi Dengan Hcl 30%

0 0 13