1.2 Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah penggunaan jenis-jenis perubahan makna kata dalam harian
Seputar Indonesia? 2.
Jenis perubahan makna apa yang paling dominan dalam harian Seputar Indonesia?
1.3 Batasan Masalah
Sebuah penelitian haruslah memiliki batasan masalah. Hal ini dilakukan agar penelitian yang dikaji terarah dan tidak terjadi penyimpangan masalah yang hendak
diteliti. Adapun penelitian ini hanya menganalisis masalah tentang jenis-jenis perubahan makna kata dalam harian Seputar Indonesia pada edisi 23 Agustus - 6
September 2010.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah :
1.
Mendeskripsikan penggunaan jenis-jenis perubahan makna kata dalam harian Seputar Indonesia.
2.
Mendeskripsikan jenis perubahan makna yang paling dominan pada harian Seputar Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
1.4.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1.
Menambah bahan bacaan yang dipergunakan sebagai bahan perbandingan kepada peneliti-peneliti lain yang akan menganalisis hal yang sama di bidang
linguistik khususnya yang ingin meneliti perubahan makna kata dalam media cetak.
2.
Sebagai bahan masukan dalam kalangan pers dalam rangka turut mengembangkan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3.
Menambah wawasan kebahasaan mengenai relasi kemaknaan khususnya perubahan makna kata.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep
Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain
Kridalaksana, 2001:117. Menurut Malo, dkk 1985:47 konsep – konsep yang dipakai dalam ilmu
sosial walaupun istilahnya sama dengan yang digunakan sehari – hari, namun makna dan pengertiannya dapat berubah. Di samping adanya perbedaan mengenai
makna dan pengertian suatu konsep dalam bahasa sehari – hari, sering juga terdapat perbedaan di antara para ahli atau peneliti sendiri mengenai makna dan pengertian
istilah yang sama.
2.1.1 Semantik
Kata semantik dalam bahasa Indonesia Inggris: semantics berasal dari bahasa Yunani, yaitu sema kata benda yang berarti tanda dan lambang. Kata
kerjanya adalah semaino yang berarti menandai atau melambangkan. Tanda atau lambang disini sebagai padanan kata sema itu adalah tanda linguistik Perancis :
signe linguistique seperti yang dikemukan oleh Ferdinand Saussure dalam Chaer, 1995 : 2 yang terdiri atas 1 komponen yang mengartikan, yang berwujud bentuk-
bentuk bunyi bahasa dan 2 komponen yang diartikan atau makna dari komponen yang pertama itu.
Universitas Sumatera Utara
Semantik berarti teori makna atau teori arti Inggris, semantics, kata sifatnya semantik yang dalam bahasa Indonesia dipadankan dengan kata semantik sebagai
nomina Verhaar, dalam Pateda, 2001:7. Kata semantik ini kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk
bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Atau dengan kata lain, bidang studi dalam linguistik yang
mempelajari makna atau arti dalam bahasa. Istilah semantik lebih umum digunakan dalam studi linguistik karena istilah-istilah yang lainnya itu mempunyai cakupan
objek yang lebih luas, yakni mencakup makna tanda atau lambang pada umumnya Chaer, 1995 : 3.
Jadi semantik adalah salah satu cabang linguistik mempelajari tentang studi makna.
2.1.2 Makna
Makna adalah hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh para pemakai bahasa sehingga dapat saling dimengerti
Grice dalam Amidudin, 2001:53. Makna adalah arti sebuah kata, pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kata dalam kebahasaan KBBI, 2005:703.
Makna memiliki arti yang berubah, karena pada saat kata tersebut dimasukkan dalam kalimat akan mempunyai makna yang berbeda Chaer, 2003:70.
Dari pengertian para ahli di atas, bahwa makna adalah isi yang terkandung di dalam bentuk kata, yang dapat menimbulkan reaksi tertentu, apabila dimasukkan
dalam sebuah kalimat akan menimbulkan arti yang berbeda pula.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Harian Seputar Indonesia
Surat kabar merupakan salah satu sumber informasi tertulis yang memuat tulisan berbagai macam penulis tentang bermacam hal dan peristiwa.
Harian Seputar Indonesia terbit perdana, pada 30 Juni 2005. Harian ini dibentuk oleh PT Media Nusantara Informasi MNI, sub-sidiary dari PT Media
Nusantara Citra MNC yang menaungi RCTI, TPI, Global TV dan Trijaya Network. PT MNC sudah sangat berpengalaman dalam mengelola media serta
terbilang mapan dan berpengaruh, baik di kalangan masyarakat maupun pengambil keputusan.
Harian Seputar Indonesia terbit setiap hari, dengan mempunyai 24 halaman. Pada harian inimemuat berita yang cukup lengkap meliputi, berita utama news
yang memuat budaya, cerpen dan puisi, ekonomi dan bisnis, internasional, megapolitan, nusantara, nasional, opini, politik dan hukum, periskop, polling dan
analisis, quite of the boy, mirror, resensi buku, dan tokoh. Beria olahraga meliputi, bola manca, bola nasional, dan ragam olahraga. Berita life style meliputi automatic,
fashion, family, syariah, food, home dan garden, office solution, movie dan musik, kesehatan, kolom dan pendidikan, ragam, selebrita, techno, travel, trend dan beauty,
karier, energi, properti, remaja. Berita daerah, meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera selatan
dan Sulawesi Selatan.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Perubahan Makna
Secara sinkronik makna sebuah kataleksem tidak berubah, secara diakronik ada kemungkinan berubah, dalam jangka waktu terbatas makna sebuah kata tidak
akan berubah, tetapi dalam jangka waktu yang relatif tidak terbatas ada kemungkinan bisa berubah Chaer, 1990:131. Namun, bukan berarti setiap kata
akan berubah maknanya. Perubahan makna dalam bahasa Indonesia dapat disebabkan oleh dua
faktor umum, yaitu 1 faktor linguistik dan 2 faktor nonlinguistik. Faktor linguistik adalah faktor kebahasaan yang mengakibatkan perubahan makna. Jadi,
suatu kata berubah maknanya karena mengalami proses kebahasaan, seperti proses pengimbuhan afiksasi dan penggabungan komposisi. Faktor nonlinguistik adalah
faktor nonkebahasaan yang mengakibatkan perubahan makna Chaer, 1955:131. Faktor ini meliputi :
1 Perkembangan dalam ilmu dan teknologi. Konsep makna yang dikandung telah berubah sebagai akibat dari pandangan yang baru, atau teori baru dalam suatu
bidang ilmu atau sebagai akibat dalam perkembangan teknologi. Misalnya, perubahan makna kata pada sastra dari makna tulisan sampai pada makna karya
imaginatif adalah salah satu contoh perkembangan bidang keilmuan. 2 Perkembangan sosial budaya. Bentuk katanya tetap sama tetapi konsep makna
makna yang dikandungnya berubah. Misalnya, kata sarjana dulu diartikan orang yang pandai atau cendikiawan, sekarang kata sarjana berarti orang yang sudah lulus
dari perguruan tinggi, meskipun barangkali lulusnya cuma dengan indeks prestasi yang pas-pasan, serta kemampuan tidak lebih jauh dari seorang yang belum lulus
sarjana.
Universitas Sumatera Utara
3 Perbedaan asosiasi, di sini makna baru yang muncul adalah berkaitan dengan hal atau peristiwa lain yang berkenaan dengan kata tersebut. Misalnya, kata amplop
yang berasal dari bidang administrasi atau surat-menyurat, makna asalnya adalah sampul surat. Amplop biasa dimasukkan surat tetapi bisa pula benda lain, misalnya
uang. Dalam kalimat Beri saja amplop maka urusan pasti beres, kata amlop di sini bukan bermakna uang sebab amplop yang dimaksud bukan berisi surat atau tidak
berisi apa-apa, melainkan berisi sogokan. 4 Pengembangan istilah. Salah satu upaya dalam pengembangan atau
pembentukan istilah baru adalah dengan memanfaatkan kosakata bahasa Indonesia yang ada jalan memberi makna baru, entah dengan menyempitkan makna kata
tersebut, meluaskan, maupun memberi arti baru. Misalnya kata papan yang semula bermakna lempengan kayu tipis, kini diangkat menjadi istilah untuk makna
perumahan. 5 Adanya bidang pemakaian. Kata-kata yang menjadi kosa kata dalam bidang-
bidang tertentu dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan dalam bidang lain atau menjadi kosakata umum. Misalnya kata jurusan yang berasal dari bidang lalu lintas
dengan makna arah, kini digunakan juga dalam pendidikan dengan makna seksi atau bagian bidang ilmu.
6 Pertukaran tanggapan indera sinestesia. Dalam penggunaan bahasa banyak terjadi kasus pertukaran tanggapan antara indera yang satu dengan yang lain.
Misalnya kata pedas yang seharusnya ditanggap dengan alat indera perasa lidah, tertukar menjadi ditanggap oleh alat indera pedengaran seperti tampak dalam ujaran
kata-katanya sangat pedas. 7 Perbedaan tanggapan. Setiap unsur leksikal atau kata sebenarnya secara sinkronis
mempunyai makna yang tetap. Namun karena pandangan hidup dan ukuran dalam norma kehidupan di dalam masyarakat banyak kata yang memiliki nilai rasa yang
Universitas Sumatera Utara
rendah kurang menyenangkan dan nilai rasa yang tinggi. Misalnya kata bini dewasa ini dianggap kata yang bernilai rasa rendah.
8 Adanya penyingkatan. Banyak kosa kata dalam bahasa Indonesia yang sering digunakan, kemudian tanpa diucapkan secara keseluruhan orang sudah mengerti
maksudnya. Misalnya kata meninggal dalam kalimat Ayahnya meninggal, maksudnya adalah Ayahnya meninggal dunia.
9 Proses gramatikal. Proses gramatikal seperti afiksasi, reduplukasi, dan komposisi penggabungan kata akan menyebabkan pula terjadinya perubahan makna.
2.2.2 Jenis-jenis Perubahan Makna
Berdasarkan pemakaiannya, bahasa mengalami perkembangan, pergeseran, atau perubahan makna.
Perubahan makna ada lima jenis Chaer, 1995:141. Jenis-jenis perubahan makna tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perubahan makna meluas Perubahan makna meluas adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata atau
leksem yang pada mulanya hanya memiliki sebuah makna, tetapi kemudian karena berbagai faktor menjadi memiliki makna-makna lain.
Misalnya pada kata baju pada kalimat berikut : -
Warga yang melihat kejadian tersebut mengaku bahwa pelaku pemerasan itu memakai baju aparat keamanan 5 September 2010, halaman 7, kolom
berita nasional. Kata baju sebenarnya hanya berati pakaian sebelah atas dari pinggang sampai ke
bahu seperti pada frase baju batik, baju safari, baju lengan pendek dan sebagainya. Tetapi pada kalimat, Warga yang melihat kejadian tersebut mengaku bahwa pelaku
pemerasan itu memakai baju aparat keamanan. Kata baju di sini maknanya menjadi
Universitas Sumatera Utara
meluas sebab termasuk celana, baju, topi, ikat pinggang dan sepatu. Begitu juga dengan baju olahraga, baju dinas dan baju sekolah.
2. Perubahan makna menyempit Perubahan makna menyempit adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata
yang pada mulanya mempunyai makna yang cukup luas, kemudian berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja.
Misalnya pada kata ahli : -
Ahli telematika, Roy Suryo mengatakan bahwa, video kuntilanak yang ada di Magelang hanya rekayasa komputer 5 September 2010, halaman 7,
kolom berita nasional. Kata ahli pada mulanya berarti orang yang termasuk dalam satu golongan atau
keluarga seperti dalam frase ahli waris yang berarti ‘orang yang termasuk dalam satu kehidupan keluarga’, dan juga ahli kubur yang berarti ‘orang-orang yang sudah
dikubur’. Kini kata ahli sudah menyempit maknanya yang berarti ‘orang yang pandai dalam satu cabang ilmu atau kepandaian’ seperti tampak dalam frase ahli
sejarah, ahli bedah dan sebagainya.
3. Perubahan makna total
Perubahan total adalah berubahnya sama sekali makna sebuah kata dari
makna asalnya.
Misalnya pada kata ceramah pada kalimat berikut : -
Acara makan bersama berlangsung setelah selesai salat magrib dan dilanjutkan dengan salat Isya berjamaah, dan mendengarkan ceramah agama
oleh Ustadz H Yazid Syamsudin. 29 Agustus 2010, halaman 17, kolom ragam.
Universitas Sumatera Utara
Kata ceramah pada mulanya berarti cerewet atau banyak cakap tetapi kini berarti pidato atau uraian mengenai suatu hal yang disampaikan di depan banyak orang.
4. Perubahan makna penghalusan Penghalusan efumia adalah konsep makna mengenai kata atau bentuk itu
tidak berubah, namun gejala yang ditampilkannya kata-kata atau bentuk-bentuk yang dianggap memiliki makna yang lebih halus, atau lebih sopan daripada yang
digantikan. Misalnya kata penjara dan pemecatan pada kalimat berikut :
- ”Pelaku sudah diamankan dan dijerat pasal 363 KUH Pidana tentang
pencurian dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara” kata AKP Doni Alexander, Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan. 23 Agustus 2010,
halaman 10, kolom berita daerah Sumatera Utara. -
Pemerintah dengan tegas mengatakan akan melakukan pemecatan terhadap pejabat-pejabat yang menyalahgunakan jabatannya. 1 September 2010,
halaman 24, kolom berita nasional. Kata penjara diganti dengan kata yang maknanya dianggap lebih halus yaitu
lembaga pemasyarakatan. Kata pemecatan dari pekerjaan diganti dengan pemutusan hubungan kerja PHK.
5. Perubahan makna pengasaran
Pengasaran disfemia adalah usaha untuk mengganti kata yang maknanya halus atau bermakna biasa dengan kata yang maknanya kasar.
Misalnya kata menjebloskan pada kalimat berikut : -
Polisi telah menjebloskan perampok Bank Niaga tersebut. 1 September 2010, halaman 10, kolom utama.
Universitas Sumatera Utara
Kata atau ungkapan masuk kotak dipakai untuk mengganti kata kalah. Kata menjebloskan yang dipakai untuk menggantikan kata memasukkan.
2.3 Tinjauan Pustaka
Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan, maka ada sejumlah sumber yang didapat untuk dikaji dalam penelitian ini, ada pun sumber tersebut adalah
sebagai berikut: Asnur Taharian Nasution 1980, dalam skripsinya yang berjudul Perubahan
Makna dalam Bahasa Indonesia, menganalisis tentang perubahan makna pada bahasa Indonesia dan jenis-jenis perubahan makna. Dalam penelitiannya dia
menyimpulkan bahwa kata dapat mengalami perubahan makna dan perubahan ini dapat dilihat dari bermacam-macam sudut, peristiwa sehingga maknanya berubah.
Rosintan Pasaribu 1995, dalam skripsinya yang berjudul Analisis Perubahan Makna Kata pada Novel Kuncup Berseri, Karya N.H Dini. Pemakaian
kata-kata yang mengalami perubahan makna tidak banyak dijumpai di novel tersebut. Kata-kata yang mengalami perubahan makna yang dimuat pada umumnya
merupakan pengulangan dari awal. Berdasarkan sumber di atas, maka dapat dijadikan sebagai sejumlah data
yang relevan dan berhubungan dengan penelitian pemakaian kata yang mengalami perubahan makna dalam harian Seputar Indonesia karena hasil penelitian
sebelumnya dapat menjadi informasi bagi peneliti untuk memperoleh analisis yang lebih lengkap dengan menggunakan teori perubahan makna. Oleh karena itu,
analisis perubahan makna kata dalam harian Seputar Indonesia sama sekali belum pernah diteliti dan pada kesempatan ini akan diteliti tentang bagaimana penggunaan
jenis-jenis perubahan makna dan jenis perubahan makna apa saja yang paling dominan digunakan dalam harian Seputar Indonesia edisi 23 Agustus – 6
September 2010.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian