Beban Torsi Pembuatan Benda Uji Dinding Tipis Persegi Panjang Berlubang

Dimana : 4.10 Sedangkan distribusi tegangan pada tampang berlubang diperoleh dari persamaan berikut : H Z Z A A b P I F I cosh sinh 2 12 2 4.11 Z H Z Z A A A A A A A b P I I F F I I F F cosh sinh 2 2 2 2 2 2 2 2 4.12 2 2 2 2 I F a I A A t a A P 4.13 Dimana, 4.14

4.3 Beban Torsi

Core wall berlubang diberi beban intensitas torsi Ti dengan tinggi h sehingga torsi yang terjadi berlawanan arah jam dengan sumbu Z .

4.3.1 Derterminasi Dari Permukaan Tertutup

Ketebalan bagian tertutup equivalent dengan ketebalan pada bagian yang terbuka sehingga ketebalan equivalent te menjadi : 4.15

4.3.2 Derterminasi Pusat Putaran Dari Bagian Tertutup

Pusat puntir dari bagian yang tertutup memiliki jarak dengan menggunakan teori dasar maka jarak pusat puntirnya menjadi : 4.16

4.3.3 Idealisasi Permukaan Tertutup Untuk Analisa Torsi

Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa dua bagian tertutup yang simetris diidealisasikan kedan empat bagian boom. Distribusi tegangan langsung dihasilkan oleh beban aksial dalam warping yang bebas. Jarak warping bebas terhadap dinding adalah ήo. 4.17 dimana : 4.18 Sehingga dengan menggunakan persamaan 3.4 dan 3.5 maka : 4.19

4.3.4 Analisa Idealisasi Permukaan Tertutup

Analisa pada idealisasi permukaan yang tertutup adalah sama dengan analisa pada permukaan ganda yang simetris, hanya saja idealisasi ini hanya menggunakan satu bagian yang simetris. Sehingga prosedur dari perhitngan adalah sama dengan perhitungan core wall tertutup. Sehingga Shear flow pada dinding dapat ditulis menjadi : 4.20 4.21 Maka tegangan geser menjadi : 4.22 4.23 Dimana : 4.24 BAB V EKSPERIMENTAL

5.1 Perencanaan Dinding Tipis Persegi Panjang Berlubang

Gambar 5.1 Gambar Perencanaan Dinding Tipis Persegi Panjang Berlubang Tegangan Geser untuk tampang Persegi Panjang: a a t a b Z Ti 2 b b t a b Z Ti 2 Direncanakan: cm 40 a cm 4 t cm 100 H Dari Peraturan Beton Bertulang 1971 PBI 1971 Tabel 10.4.4 kekuatan geser beton rencana mutu K-225 dengan tulangan geser diperoleh : 2 kgcm 24 bmu

5.1.1 Beban Maksimum

Gambar 5.2 Sketsa Perencanaan Dinding Tipis cm 60 a cm 52 a cm 40 b cm 32 b cm 4 t 2 kgcm 24 bmu t b a Z Ti bmu 2 Z t b a Ti bmu 2 60 24 . 4 . 40 . 60 . 2 60 460800 cm kg 7680 Ti 5.1.2 Perencanaan Pondasi 5.1.2.1 Berat sendiri dari dinding m 0,60 cm 60 a m 0,52 cm 52 a m 0,40 cm 40 b m 0,32 cm 32 b m 1 H m 30 . d 3 tonm 4 , 2 beton . . . . . . . . . 1 beton beton beton t y d H b a H b a W 4 , 2 . 04 . . 20 . . 30 . 4 , 2 . 1 . 32 . . 52 , 4 , 2 . 1 . 40 , . 60 , 00576 , 399 , 576 , ton ton 171 , 1 W

5.1.2.2 Tekanan Tanah

Direncanakan menggunakan pondasi 120 x 120 x 150cm o 30 3 tonm 6 , 1 Untuk berat pondasi: beton x x x W 50 , 1 20 , 1 20 , 1 2 4 , 2 50 , 1 20 , 1 20 , 1 x x x ton 184 , 5 2 W Koefisien tekanan tanah pasif Kp: 2 45 tan 2 P K 2 30 45 tan 2 60 tan 2 3 P K Gaya pasif yang bekerja Pp: Pasif Tekanan p Pasif Gaya p P Pondasi Tinggi p H Gambar 5.3 Distribusi Tekanan Tanah 2 tonm 2 , 7 5 , 1 . 6 , 1 . 3 p p P H K ton 4 , 5 5 , 1 . 6 , 1 . 3 . 2 1 2 1 2 2 p p P H K P Maka untuk empat sisi dari bujur sangkar diperoleh: ton 6 , 21 4 , 5 4 4 x P x tota l P p P Koefisien geser Ks: 3 2 tan s K 30 . 3 2 tan 20 tan 364 , s K Maka didapat beban total dari pondasi: ton 549 , 23 8870 , 1 0622 , 6 , 21 184 , 5 . 364 , 171 , . 364 , 6 , 21 2 1 W K W K tota l P Q s s p tota l

5.1.3 Perencanaan Tulangan

Dalam perencanaan dinding tipis persegi panjang ini beton merupakan yang paling dominan sehingga pemakaian tulangan hanya direncanakan memakai tulangan Ø4-50.

5.2 Pembuatan Benda Uji Dinding Tipis Persegi Panjang Berlubang

Benda uji merupakan dinding tipis tampang tertutup persegi panjang berlubang. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan benda uji, yaitu: 1. Pekerjaan dan pengecoran pondasi 2. Persiapan pembuatan benda uji dinding tipis 3. Pengecoran benda uji 4. Perawatan.

5.2.1 Pekerjaan dan Pengecoran Pondasi

Penggalian pondasi untuk benda uji dinding tipis dilakukan dekat dengan kolom permanen bangunan gedung. Pondasi pada eksperimen ini digali berdekatan dengan gedung J03 gedung A Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara dengan ukuran 120 x 120 x 150 cm. Pemakaian pondasi sendiri digunakan untuk mendapatkan kondisi jepit bebas dari dinding tipis. Pondasi juga dipasang tulangan sebagai penyambung dengan tulangan dinding tipis. Setelah penggalian dan pemasangan tulangan selesai maka di lakukan pengecoran dengan mutu K-300.

5.2.2 Persiapan Pembuatan Benda Uji Dinding Tipis

Persiapan – persiapan yang dilakukan dalam pembuatan benda uji adalah sebagai berikut a. Merakit tulangan Tulangan dinding tipis dirakit sedemikian rupa sesuai dengan bentuk dinding sehingga membentuk kerangka. Pada eksperimen ini karena beton dianggap yang paling dominan maka digunakan tulangan Ø4-50 b. Pembuatan cetakan dinding Cetakan dinding tipis dibuat dengan ukuran 60 x 40 x 100 cm dengan tebal 4 cm. cetakan dibuat dengan tidak ada celah sehingga tidak memungkinkan campuran dari beton keluar dari cetakan. Permukaan bagian dalam cetakan diolesi vaselin sebelum dilakukan pengecoran agar mudah saat dilepas dari beton. c. Pembuatan beton tahu beton decking Beton tahu akan dibuat beberapa buah sesuai dengan kebutuhan, guna dari beton tahu untuk menjaga agar letak tulangan tetap pada posisinya. Pembuatan mortar dilakukan beberapa hari sebelum pengecoran dilakukan agar mortar mengeras sehingga dapat menahan tulangan. Ukuran dari beton tahu disesuaikan dengan tebal dinding dengan pemakaian tulangan. d. Persiapan material beton Benda uji merupakan dinding tipis sehingga penggunaan material disesuaikan dengan ketebalan dari dinding. Pemakaian semen, pasir, kerikil, air sesuai dengan hasil perhitungan mix design. e. Persiapan alat-alat pendukung. Alat-alat pendukung dalam proses pengecoran dipersiapkan seperti: mesin pengaduk beton, scrap, sendok semen, palu karet, timbangan, ember dll.

5.2.3 Pengecoran Benda Uji Dinding Tipis

Sebelum dilakukan pengecoran cetakan dan tulangan dipasang terlebih dahulu diatas pondasi yang telah dicor sebelumnya. Tulangan dinding disambung sesuai dengan tulangan pondasi yang ada. adapun urutan pengecoran adalah sebagai berikut: a. Timbang semen, air, pasir, kerikil sesuai dengan hasil mix design. b. Hidupkan mesin pengaduk beton. c. Masukkan air agar permukaan dalam mesin pengaduk basah, kemudian keluarkan yang tersisa di dalam mesin pengaduk. d. Masukkan pasir beserta semen kedalam mesin pengaduk. Setelah campuran pasir dan semen merata masukkan air secara perlahan kemudian masukan kerikil. e. Aduk dengan kecepatan rendah agar campuran tersebut benar – benar teraduk secara merata. f. Tuangkan campuran beton kedalam ember dan kemudian tuangkan secara perlahan pada cetakan dinding. g. Campuran beton dalam cetakkan kemudian di rojok agar ruangan dalam cetakan terisi oleh campuran beton. Selain di rojok cetakan juga dipukul dengan palu karet agar campuran beton dapat mengisi ruang-ruang yang kosong dalam cetakan.

5.3 Pengujian Benda Uji