Agregat ini panjangnya jauh lebih besar dari pada lebarnya dan lebarnya jauh lebih besar dari pada tebalnya. Agregat ini disebut panjang jika ukuran
terbesarnya lebih dari 95 dari ukuran rata – rata. Ukuran rata – rata ialah ukuran
ayakan yang meloloskan dan menahan butiran agregat. Sebagai contoh, agregat dengan ukuran rata
– rata 15 mm akan lolos ayakan 19 mm dan tertahan oleh ayakan 10 mm. Agregat ini dinamakan panjang jika ukuran terkecil butirannya
lebih kecil dari 27 mm 95 x 15 mm. Agregat jenis ini akan berpengaruh buruk pada mutu beton yang akan dibuat. Kekuatan tekan beton yang dihasilkan agregat
ini adalah buruk. 5.
Agregat pipih Agregat disebut pipih jika perbandingan tebal agregat terhadap ukuran
– ukuran lebar dan tebalnya lebih kecil. Agregat pipih sama dengan agregat panjang, tidak
baik untuk campuran beton mutu tinggi. Dinamakan pipih jika ukuran terkecilnya kurang dari 35 ukuran rata
– ratanya.
6. Agregat pipih dan panjang
Pada agregat ini mempunyai panjang yang jauh lebih besar daripada lebarnya, sedangkan lebarnya jauh lebih besar dari tebalnya.
2.2.3 Air
Air merupakan bahan dasar pembuat beton yang penting. Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen, serta sebagai bahan pelumas antar butir-butir
agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan. Kandungan air yang rendah menyebabkan beton sulit dikerjakan tidak mudah mengalir, dan kandungan air
yang tinggi menyebabkan kekuatan beton akan rendah serta betonnya porous. Selain itu kelebihan air akan bersama-sama dengan semen bergerak kepermukaan
adukan beton segar yang baru dituang
bleeding
, kemudian menjadi buih dan membentuk lapisan tipis yang dikenal dengan
laitance
selaput tipis. Selaput tipis ini akan mengurangi daya lekat antara lapisan beton dan merupakan bidang
sambung yang lemah. Apabila ada kebocoran cetakan, air bersama-sama semen juga dapat keluar, sehingga terjadilah sarang-sarang kerikil.
Selain dari jumlah air, kualitas air juga harus dipertahankan. Karena kotoran yang ada di dalamnya dapat menyebabkan kekuatan beton dan daya
tahannya berkurang. Pengaruh pada beton diantaranya pada lamanya waktu ikatan awal adukan beton serta kekuatan betonnya setelah mengeras.
Air yang digunakan sebagai campuran harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, zat organis atau bahan lainnya yang dapat
merusak beton. Air yang memenuhi persyaratan sebagai air minum memenuhi syarat pula untuk bahan campuran beton, tetapi tidak berarti air pencampur beton
harus memenuhi standar persyaratan air minum. Dalam pemakaian air untuk beton sebaiknya air memenuhi syarat sebagai
berikut : a.
Tidak mengandung lumpur benda melayang lainnya lebih dari 2 gramliter. b.
Tidak mengandung garam-garamm yang dapat merusak beton asam, zat organik, dan sebagainya lebih dari 15 gramliter.
c. Tidak mengandung klorida Cl lebih dari 0,5 gramliter.
d. Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gramliter.
2.3 Sifat – Sifat Beton
Beton sebagai material komposit mempunyai banyak permasalahan. Campuran beton tersebut tidak bisa langsung menjadi kaku tapi perlu proses
reaksi hidrasi air dengan semen yang memakan waktu. Salah satu masalahnya adalah masing
– masing unsur dalam campuran beratnya tidak sama sehingga yang berat seperti agregat cenderung bergerak ke bawah sedangkan yang ringan
seperti air cenderung naik ke atas. Untuk itu perlu kita mengetahui sifat –sifat
yang terjadi pada beton.
2.3.1 Sifat – Sifat Beton Segar
Dalam pengerjaan beton segar, sifat yang sangat penting harus diperhatikan adalah kelecakan. Kelecakan adalah kemudahan pengerjaan beton,
dimana pada penuangan
placing
dan memadatkan
compacting
tidak menyebabkan munculnya efek negatif berupa pemisahan
segregation
dan pendarahan
bleeding
. Istilah kelecakan
workability
dapat didefinisikan dari tiga sifat sebagai berikut:
a. Kompaktibilitas yaitu kemudahan dimana beton dapat dipadatkan dan
mengeluarkan rongga – rongga udara.
b. Mobilitas yaitu kemudahan dimana beton dapat mengalir ke dalam cetakan
dan membungkus tulangan.