adapun urutan pengecoran adalah sebagai berikut: a.
Timbang semen, air, pasir, kerikil sesuai dengan hasil mix design. b.
Hidupkan mesin pengaduk beton. c.
Masukkan air agar permukaan dalam mesin pengaduk basah, kemudian keluarkan yang tersisa di dalam mesin pengaduk.
d. Masukkan pasir beserta semen kedalam mesin pengaduk. Setelah campuran
pasir dan semen merata masukkan air secara perlahan kemudian masukan kerikil.
e. Aduk dengan kecepatan rendah agar campuran tersebut benar – benar teraduk
secara merata. f.
Tuangkan campuran beton kedalam ember dan kemudian tuangkan secara perlahan pada cetakan dinding.
g. Campuran beton dalam cetakkan kemudian di rojok agar ruangan dalam
cetakan terisi oleh campuran beton. Selain di rojok cetakan juga dipukul dengan palu karet agar campuran beton dapat mengisi ruang-ruang yang
kosong dalam cetakan.
5.3 Pengujian Benda Uji
Sebelum dilakukan pengujian, setiap sisi benda uji dinding tipis dibagi atas beberapa segmen untuk mendukung pengamatan pola retak dari benda uji.
Masing-masing sisi pada dinding tipis dibagi 10cm² per segmennya.
5.3.1 Pengujian Kuat Tekan Beton dengan Hammer Test
Hammer test yaitu suatu alat pemeriksaan mutu beton tanpa merusak beton. Metode pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban impact
tumbukan pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan menggunakan energi yang besarnya tertentu. Alat ini sangat
berguna untuk mengetahui keseragaman material beton pada struktur. Karena kesederhanaannya, pengujian dengan menggunakan alat ini sangat cepat, sehingga
dapat mencakup area pengujian yang luas dalam waktu yang singkat. Secara umum alat ini bisa digunakan untuk memeriksa keseragaman kwalitas beton pada
struktur dan mendapatkan perkiraan kuat tekan beton. Ada beberapa sudut dalam penggunaan alat Hammer Test yaitu :
1. Menekan Hammer Test dari atas ke bawah secara tegak lurus, membentuk
sudut 90°. 2.
Menekan alat Hammer Test dari bawah ke atas secara tegak lurus membentuk sudut +90°.
3. Menekan alat Hammer Test dari sisi samping, depan, belakang, kiri, dan kanan
membentuk sudut 0°. 4.
Menekan alat Hammer Test dari sisi samping, membentuk sudut 45° Untuk tangga.
Alat Hammer Test mempunyai skala yang ditunjukkan oleh jarum pada saat alat ditekan. Nilai ini kemudian dipakai untuk mengetahui tegangan melalui
grafik yang telah ditentukan. Dengan kondisi permukaan harus rata dan tidak lembab.
Pada eksperimen ini dinding tipis yang diumpamakan seperti kolom ditekan dengan alat Hammer Test membentuk sudut 0°.
Adapun tata cara pengujian Hammer Test adalah sebagai berikut: 1.
Masing-masing sisi dinding tipis diambil 2 titik penembakan. Dimana tiap satu titik terdiri dari 5 titik tembak.
2. Sentuhkan ujung plunger yang terdapat pada ujung alat hammer test pada
titik-titik yang akan ditembak dengan memegang hammer test dengan membentuk sudut 0°.
3. Plunger ditekan secara perlahan-lahan pada titik tembak dengan tetap
menjaga kestabilan arah dari alat hammer. Pada saat ujung plunger akan lenyap masuk kesarangnya akan terjadi tembakan oleh plunger terhadap
beton, dan tekan tombol yang terdapat dekat pangkal hammer. 4.
Lakukan pengetesan terhadap masing-masing titik tembak yang telah ditetapkan pada masing-masing sisi dengan cara yang sama.
5. Tarik garis vertikal dari nilai pantul yang dibaca pada grafik yaitu
hubungan antara nilai pantul dengan kekuatan tekan beton yang terdapat pada alat hammer sehingga memotong kurva yang sesuai dengan sudut
tembak hammer. 6.
Besar kekuatan tekan beton yang ditest dapat dibaca pada sumbu vertikal yaitu hasil perpotongan garis horizontal dengan sumbu vertikal.
Gambar 5.4 Grafik Hammer Test
5.3.2 Pengujian Dinding Tipis
Pengujian dinding tipis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1.
Setiap sisi pada ujung dinding tipis diberi pelat baja dengan cara dilas. Untuk sisi yang berhadapan dengan kolom permanen pelat baja dilebihkan
sehingga berbentuk seperti sayap. 2.
Susun pelat penghubung untuk dudukan
Hydraulic Jack
yang meghubungkan kolom permanen dengan dinding tipis.
3. Letakkan
Hydraulic Jack
diantara pelat penghubung dan pelat sayap pada ujung dinding tipis.
4. Setelah semua perangkat alat
– alat pengujian disiapkan, kemudian dilakukan pembebanan secara berangsur
– angsur sampai dinding tipis mengalami keruntuhan.
5. Setiap tahap pembebanan dilakukan pengamatan pola retak yang terjadi.
Gambar 5.5 Dinding Tipis Dengan Pelat Baja Pada Ujung
Gambar 5.6 Sket Pengujian Dinding Tipis
Keterangan: A = Dinding Tipis
B = Kolom Permanen C = Pelat Penghubung
D =
Hydraulic Jack
E = Pelat Baja F = Penahan Pelat Penghubung
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Pendahuluan
Hasil penelitian disajikan berupa data yang kemudian dianalisis menurut teori yang dikembangkan oleh Dr. Megson dan menurut teori Thin-Tube Bredt.
Pengujian pada penelitian ini bertujuan mendapatkan beban lateral untuk mendapatkan gaya torsi yang terjadi pada dinding tipis persegi panjang berlubang.
Namun, pada komponen-komponen struktur yang mengalami gaya torsi seringkali timbul bersamaan dengan lentur dan geser. Oleh karena itu dalam penelitian ini
selain mendapatkan tegangan geser yang terjadi akibat torsi, juga dapat diperoleh tegangan lentur dan tegangan geser akibat lentur.
6.2 Pengujian Hammer Test
Pengujian Hammer Test bertujuan mengetahui kekuatan beton atau mutu beton diding tipis pada saat pengujian
Nomor Sudut
Nomor Nilai
Nilai Pantul
Tegangan Titik
Tembak Tembak
Pantul Rata-rata
kgcm
2
o
1 26
27.2 198.62
2 28
SISI 1 3
28 4
28 5
26
o
1 26
26.8 192.42
2 27
SISI 1 3
28 4
28 5
25