2.9. Uji Organoleptik
Uji organoleptik adalah penilaian penggunaan indera, penilaian menggunakan kemampuan sensorik, tidak dapat diturunkan pada orang lain. Salah satu cara
pengujian organoleptik adalah dengan metode uji pencicipan yang disebut juga dengan “Acceptance Tests”. Uji pencicipan menyangkut penilaian seseorang akan
suatu sifat atau kualitas suatu bahan yang menyebabkan orang menyenangi. Pada uji pencicipan dapat dilakukan menggunakan panelis yang belum berpengalaman. Dalam
kelompok uji pencicipan termasuk uji kesukaan hedonik.
1. Warna
Faktor - faktor yang mempengaruhi suatu bahan makanan antara lain tekstur, warna, cita rasa, dan nilai gizinya. Sebelum faktor - faktor yang lain
dipertimbangkan secara visual. Faktor warna lebih berpengaruh dan kadang kadang sangat menentukan suatu bahan pangan yang dinilai enak, bergizi, dan
teksturnya sangat baik, tidak akan dimakan apabila memiliki warna yang tidak dipandang atau memberi kesan telah menyimpang dari warna yang seharusnya
Winarno,1995.
2. Aroma
Aroma dapat didefenisikan sebagai suatu yang dapat diamati dengan indera pembau untuk data menghasilkan aroma, zat harus dapat menguap, sedikit larut
dalam air dan sedikit larut dalam lemak. Senyawa berbau sampai ke jaringan pembau dalam hidung bersama - sama dengan udara. Penginderaan cara ini
memasyarakatkan bahwa senyawa berbau bersifat atsiri.
3. Tekstur
Tekstur adalah faktor kualitas makanan yang paling penting, sehingga memberikan kepuasan terhadap kebutuhan kita. Oleh karena itu kita menghendaki
makanan yang mempunyai rasa dan tekstur yang sesuai dengan selera yang kita
Universitas Sumatera Utara
harapkan, sehingga bila kita membeli makanan, maka pentingnya nilai gizi biasanya ditempatkan pada mutu setelah harga, tekstur, dan rasa.
4 Rasa
Rasa merupakan faktor yang cukup penting dari suatu produk makanan. Komponen yang dapat menimbulkan rasa yang diinginkan tergantung senyawa
penyusunnya. Umumnya bahan pangan tidak hanya terdiri dari satu macam rasa yang terpadu sehingga menimbulkan cita rasa makanan yang utuh. Perbedaan
penilaian panelis terhadap rasa dapat diartikan sebagai penerimaan terhadap flavour atau cita rasa yang dihasilkan oleh kombinasi bahan yang digunakan
Deman,1997.
Pada uji hedonik, panelis dimintakan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya ketidaksukaan. Disamping panelis mengemukakan tanggapan senang,
suka atau sebaliknya, mereka juga nebgemukakan tingkat kesukaannya. Tingkat – tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Dalam penganalisaan, skala hedonik
ditransformasikan menjadi skala numerik menurut tingkat kesukaan. Dengan data numerik ini dapat dilakukan analisis – analisis statistik Soekarto,1981.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1.Bahan dan Alat
3.1.1.Alat
1. Labu kjeldahl
Pyrex 2.
Gelas Erlenmeyer Pyrex
3. Automatic steam Distilling Unit
Pyrex 4.
Statif dan Klem 5.
Gelas ukur Pyrex
6. Gelas beaker
Pyrex 7.
Labu takar Pyrex
8. Pipet volum
Pyrex 9.
Bola karet 10.
Neraca analitis Meller
11. Mikro buret
Pyrex 12.
Oven Memmert
13. Cawan porselin
14. Desikator
15. Tanur
Gallen kamp 16.
Alat soklet 17.
Botol akuadest 18.
Cawan crucible 19.
Sentrifugasi Fisher Scientific
3.1.2.Bahan
1. Akuadest
Universitas Sumatera Utara
2. Selenium s
p.a. E. Merck 3.
H
2
SO
4
p p.a. E. Merck
4. HCl p
p.a. E. Merck 5.
n-Heksan p.a. E. Merck
6. CaSO
4
s p.a. E. Merck
7. H
3
BO
3
s p.a. E. Merck
8. NaOH s
p.a. E. Merck 9.
Biji Cempedak
3.2.Prosedur Penelitian
3.2.1 Pembuatan Larutan NaOH 40 bv