BEBERAPA ISTILAH DALAM PEMROGRAMAN Ampli Perancangan Software

29 4. CJNEcompare and jump If not equal digunakan untuk melakukan perbandingan dua operand dan lompat ke blok program lain jika tidak sama.

9. CALL Dan RET

1. Instruksi CALL digunakan untuk memanggil prosedur tertentu dalam program sub program 2. Instruksi RET digunakan untuk mengembalikan ke baris program yang melakukan CALL.

2.6 BEBERAPA ISTILAH DALAM PEMROGRAMAN

1. Program adalah instruksi –instruksi yang akan dijalankan oleh computer. Untuk membuat instruksi-instruksi tersebut dibutuhkan bahasa pemrograman seperti Bahasa assembler,bahasa visual basic, bahasa C++ dan bahasa lainnya. 2. Programmer artinya orang yang membuat program.. 3. Programming Language artinya Bahasa pemrograman, yaitu Bahasa untuk membuat program misalnya bahasa program assembler. 4. High level language artinya bahasa pemrograman tingkat tinggi, misalnya bahasa turbo pascal, bahasa visual C++ dan lain sebagainnya. 5. Low Level Language adalah Bahasa tingkat rendah, misalnya Assembler. 6. Interpreter dan compiler fungsinya untuk menerjemahkan bahasa pemrograman ke bahasa mesin. Interpreter menerjemahkan Instruksi secara baris perbaris.program langsung dijalankan walaupun masih ada kesalahan. Compiler Menerjemahkan dahulu seluruh instruksi secara 7. 8. 9. 10

2.7 Ampli

Ampl frekue inform baris pe dibanding Sintax ad Bug artin Program dengan ko 0. Program word,exc tudo Shift Suatu te litudo sebag ensi gelomb masi digital erbarisprog gkan dengan dalah tata ca nya kesalaha adalah seku ode. aplikasi a el dan lain- Keying AS eknik mend gai sinyal p mbang pemb . Gambar Gam 30 gram langs n interpreter ara penulisan an dalam pr umpulan ins artinya Pro lain. SK dapatkan bi embawanya bawa tergan r 2.8 sinyal mbar 2.9 Mod sung dijala r. n kode-kod ogram struksi ,inst ogram siap t digital un

a. Dalam pr

ntung pada ASK dulasi Digit ankanCom e dalam bah truksi-instru pakai co ntuk data y roses modul ada atau t tal mpiler lebih hasa pemrog uksi ini dise ontohnya M yang meng lasi ini kem tidak adany h cepat graman. ebut juga Microsoft ggunakan munculan ya sinyal 31 Modulasi digital merupakan proses penumpangan sinyal digital bit stream ke dalam sinyal carrier. Modulasi digital sebenarnya adalah proses mengubah-ubah karakteristik dan sifat gelombang pembawa carrier sedemikian rupa sehingga bentuk hasilnya modulated carrier memiliki ciri-ciri dari bit-bit 0 atau 1.Pada dasarnya dikenal 3 sistem modulasi digital yaitu: ASK, FSK, dan PSK. Amplitude Shift Keying ASK adalah modulasi yang menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan tertentu misalnya 1 Volt dan sinyal digital 0 sebagai sinyal digital dengan tegangan 0 Volt. Sinyal ini yang kemudian digunakan untuk menyala-mati-kan pemancar, kira-kira mirip sinyal morse. Mekanisme kerja : Apabila sinyal data mempunyai perbedaan dengan sinyal pembawa maka bit digital adalah 1, dan apabila sinyal data sama dengan sinyal pembawa maka bit digital adalah 0. Frequency Shift Keying FSK atau pengiriman sinyal digital melalui penggeseran frekuensi. Metode ini merupakan suatu bentuk modulasi yang memungkinkan gelombang modulasi menggeser frekuensi output gelombang pembawa. Pergeseran ini terjadi antara harga-harga yang telah ditentukan semula dengan gelombang output yang tidak mempunyai fase terputus-putus. Phase Shift Keying PSK atau pengiriman sinyal digital melalui pergeseran fase. Metode ini merupakan suatu bentuk modulasi fase yang memungkinkan fungsi pemodulasi fase gelombang termodulasi di antara nilai-nilai diskrit yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam proses modulasi ini fase dari frekuensi gelombang pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan status sinyal informasi digital. Sudut fase harus mempunyai acuan kepada pemancar dan penerima.

2.7.1 Pen

RL nerima RLP LP434A SA Fre P434A AW Base Pi Pi Pi Pi Pi Pi Pi Pi equency 3 Gamba Gambar 2.1 32 ed Reciver in 1: Gnd in 2 : Digita in 3 : RSSI in 4 : Vcc in 5 : Vcc in 6 : ED E in 7 : Gnd in 8 : Anten

315, 418 a

Mod Supp Outp ar 2.10 Pene 11 Rangkaia r al Data Outp Enable = 1, na and 433.92 dulation : AS ply Voltage put : Digital erima RLP4 an dalam R put Disable = 0 2 Mhz SK : 3.3- 6.0 V l Linear 434A LP434A VDC 33 Tabel.2.8 data seat RPL434A Simbol Parameter Conditions Min Typ Max Unit Vcc Operating supply voltage 3.3 5.0V 6.0 V Itot Operating current - 4.5 mA Vdata Data out Idata=+200uA Vcc-0.5 - Vcc V Gambar 2.12 Blok diagram penerima HT12D -18 DIP-A Gambar 2.13 HT12D HT12D dapat mendekodekan informasi yang berisi N jumlah bit alamat dan 12- N bit data dan 8 bit sebagai bit alamat dan dalam tugas akhir ini digunakan 4 bit Rangkain Penerima HT 12D AT 89C51 34 sebagai bit data. Pada penerimaan mikrokontroler mengisyaratkan N bit pertama sebagai bit alamat dan 12 – N bit selanjutnya sebagai bit data , dengan N adalah jumlah kode alamat sinyal dari pin DN mengaktifkan diver disaat mendekodekan bit alamat dan bit data yang diterima. Mikrokontroler akan meninjau bit alamat yang diterima tiga kali berturut-turut . Jika kode bit alamat sama dengan bit alamat HT12D bit data dikodekan kemudian pin VT pada kondisi high dan hal ini berarti data yang diterima valid. Jika tidak sama maka kondisi keluaran tetap sama seperti keluaran sebelumnya lalu menerima data lagi dari RLP434A kemudian meninjau lagi bit alamat 3 kaliberturut-turut. Bit data ang keluar dari pin Dout sebelumnya telah di latch terlebih dahulu sehingga pada keluaran data akan tetap sama hingga data yang baru diterima. HT12D merupakan decoder yang merupakan seri CMOS LSIs yang dpat dimanfaatkan untuk system untuk system kendali jarak jauh. Rangkai penerima RLP434A ini bayak digunakan pada robot dan alat komunikasi buatan manusia. 35 BAB 3 RANCANGAN SISTEM

3.1 Perancangan Blok Diagram

Untuk mempermudah perancangan sistem digunakan diagram blok sebagai langkah awal pembuatan sistem. Diagram blok menggambarkan secara umum bagaimana cara kerja rangkaian secara keseluruhan. Dibawah ini dapat dilihat diagram blok sistem yang akan dirancang. Pada Gambar 3.1 dan 3.2 antena Gambar 3.1 Blok Diagram Pemancar Antena Gambar 3.2 Blok Diagram Penerima Μikrokon troller II RELAY ALARM STARTER PEMANCAR ASK PENERIMA ASK RELAY Μikrokon troller I TOMBOL TOMBOL RESET 36

3.1.1 Blok Tombol

Blok ini merupakan Tombol untuk mengaktif atau menonaktifkan system keamanan dari sepeda motor. Fungsi tombol ada tiga yaitu: 1. Tombol satu untuk menon aktifkan kinci kontak sepeda motor. 2. Tombol dua untuk menghidupkan stater. 3. Tombol tiga untuk menghidupkan alaram pada sepeda motor.

3.1.2 Blok Penerima ASK amplitodo shift keying

Blok ini selain menerima dan memproses data yang dipancarkan oleh pemancar dengan cara mengubah data sebagai input yang yang diterima sebagai data biner oleh mikrokontroller.

3.1.3 Blok Mikrokontroller Penerima

Berfungsi sebagai pengontrol atau pengendali semua kerja rangkaian, dengan cara menerima data dari penerima lalu melakukan hidup matikan relay berupa alarm dan starter.

3.1.4 Blok Relay

Blok ini ada dua fungsi yaitu: untuk mendrive alarm dan menghubungkan kabel power battery menuju kunci kontak sepeda motor. 37

3.1.5 Blok Alarm

Blok ini berfungsi untuk membunyikan alarm saat ada orang yang menghidupkan kunci kontak tetapi system keamanan sedang aktif.

3.1.6 Blok Tombol Reset

Blok ini berfungsi untuk mematikan bunyi alarm dan mengembalikan ke sistem awal.

3.1.7 Blok Starter

Blok ini berfungsi untuk menghidup dan matikan kendaraan saat relay dalam kondisi aktif, blok ini juga akan menginformasikan ke mikrokontroller jika kendaraan sudah dimatikan. 3.2 Perancangan Skematik Rangkaian 3.2.1 Rangkaian Mikrokontroller AT89C51 Rangkaian mikrokontroller ini merupakan pusat pengolah data dan pusat pengendali data. Rangkaian ini tersusun atas osilator kristal 11,0592 MHz yang berfungsi untuk membangkitkan pulsa internal dan dua buah kapasitor sebesar 30 pF yang berfungsi untuk menstabilkan frekuensi, dan terdapat kapasitor 10 uF dan resistor 10 K Ω yang berfungsi untuk rangkaian reset. IO yang digunakan pada rangkaian mikrokontroller ini terdiri dari 6 input dan 1 output yang terletak pada P3.1 atau pin Txd mikrokontroller AT89C51 . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut ini. 38 F µ Gambar 3.3 Mikrokontroller AT89C51

3.2.2 Rangkaian Penerima

Setelah data pemancar oleh TLP434A, data mengalami transmisi kemudian untuk memperoleh data dari pemancar digunakan rangkaian penerima RLP434A yang merupakan pasangan dari TLP434A yang dapat digunakan untuk menerima data yang dikirim TLP434A dan juga sebagai demodulator linear ASK. Data diterima oleh antenna penerima diteruskan ke RLP434A melewati pin 4 kemudian data yang diterima diproses oleh RLP434A dan didemodulasikan sehingga diperoleh data linear yang selanjutnya akan dikirimkan ke HT12D untuk proses pendekodean data. Konfigurasi pin RLP434A ditunjukkan pada gambar dibawah ini. 39 1 2 3 4 5 6 7 8 Pin 1 : pertanahan Pin 5 : Vcc Pin 2 : keluara data digital Pin 6 : Pertahanan Pin 3 : keluaran linear Pin 7 : Pertahanan Pin 4 : Vcc Pin 8 : Antena Gambar 3.4 pin RLP434A Data keluaran dari RLP434A tersebut kemudian dikirim yang masuk ke mikrokontroler yang didukung oleh komponen HT12D yang berfungsi untuk merubah data serial yang di keluarkan oleh pemancar ASK yang pada akhirnya diperoleh keluaran data parallel 4 bit yang sebelumnya di latch oleh HT12D. Selain itu data validasi atau dari pin VT di HT12D yang mengisyaratkan bahwa data yang diterima sesuai dengan data yang sebelumnya telah di kodekan oleh HT12E. 8-Address 4-Data HT12D -18 DIP-A Gambar 3.5 HT12D 40 HT12D dapat mendekodekan informasi yang berisi N jumlah bit alamat dan 12- N bit data dan 8 bit sebagai bit alamat dan dalam tugas akhir ini digunakan 4 bit sebagai bit data. Pada penerimaan mikrokontroler mengisyaratkan N bit pertama sebagai bit alamat dan 12 – N bit selanjutnya sebagai bit data , dengan N adalah jumlah kode alamat sinyal dari pin DN mengaktifkan diver disaat mendekodekan bit alamat dan bit data yang diterima. Mikrokontroler akan meninjau bit alamat yang diterima tiga kali berturut-turut . Jika kode bit alamat sama dengan bit alamat HT12D bit data dikodekan kemudian pin VT pada kondisi high dan hal ini berarti data yang diterima valid. Jika tidak sama maka kondisi keluaran tetap sama seperti keluaran sebelumnya lalu menerima data lagi dari RLP434A kemudian meninjau lagi bit alamat 3 kaliberturut-turut. Bit data ang keluar dari pin Dout sebelumnya telah di latch terlebih dahulu sehingga pada keluaran data akan tetap sama hingga data yang baru diterima. HT12D merupakan decoder yang merupakan seri CMOS LSIs yang dpat dimanfaatkan untuk system untuk system kendali jarak jauh. Rangkaian modul penerima ASK ini sama beroperasinya dengan rangkaian pemancar ASK yaitu pada frekuensi 315, 418 dan 433,92 Mhz. Modul ini berfungsi untuk menerima data pada modulasi ASK, dimana data yang diterima adalah dari data yang dipancarkan oleh modul pemancar ASK . Pada modul ini di dukung oleh komponen HT12D yang berfungsi untuk merubah data serial yang dikeluarkan oleh pemancar ASK menjadi data parallel 4 bit yang masuk ke mikrokontroller. 41 Rangkaian ini bekerja bila ada data yang diterima oleh penerima ASK. Jika ada data maka output serial akan diberikan ke komponen HT12D untuk di rubah menjadi data parallel 4 bit D0 hingga D3. Jika ada data yang masuk, maka pada pin DIN akan berlogika 0, lalu data 4 bit akan masuk ke pin D0 hingga pin D3. dapat dilihat pada gambar 3.9 dan gambar 3.10. Gambar 3.6 Skema Rangkaian bagian penerima Gambar 3.7 Rangkaian Modul Penerima ASK Pada modul ini diberikan komponen dip switch pada HT12D yang berfungsi sebagai address. Sedangkan data di letakkan pada pin D0 hingga D3. 42

3.2.3 Rangkain Driver Relay

Komponen yang digunakan pada perancangan rangkaian driver relay ini adalah : Opto-Coupler 4N25, BC 547, Dioda IN 4002, Resistor 1K Ω , serta Relay 12V. Rangkaian driver relay ini merupakan rangkaian yang menjadi penghubung kabel power dari battery menuju ke sistem starter kendaraan dan juga untuk menghubungkan alarm ke tegangan 12V yang terdapat pada gambar 3.8 Gambar 3.8 Rangkaian Driver Relay Pada perancangan driver relay ini digunakan 4N25. 4N25 merupakan sebuah Optocoupler yang dapat memperkuat data keluaran dari mikrokontroler. Driver dengan menggunakan 4N25 ini juga sangat cocok untuk mengamankan mikrokontroller jika terjadi bounching pada beban saat relay dalam keadaan ON. Jika mikrokontroler mengirimkan perintah untuk mengaktifkan 4N25, maka optocoupler akan aktif atau ON karena photo transistor menerima sinyal yang dikirimkan oleh infra red pada optocoupler.Kemudian data tersebut tersebut dikirimkan oleh 4N25 ke transistor BC 547 dengan demikian BC 547 akan aktif sebagai saklar posisi ON. 43 Lalu data tersebut akan mengaktifkan relay sehingga relay menjadi ON, dimana pada awalnya relay dalam kondisi Normally Close akan berubah aktif menjadi Normally Open. Pada saat relay aktif pada kondisi ON, maka relay bertindak sebagai saklar dan mengalirkan tegangan dari battery menuju sistem starter kendaraan.

3.2.4 Rangkaian Tombol Reset

Adapun fungsi dari tombol ini adalah untuk mematikan alarm jika berbunyi. Adapun gambar dari rangkaian ini adalah sebagai berikut: gambar 3.9 Gambar 3.9 Rangkaian Tombol Reset Pada saat alarm berbunyi akibat adanya pengguna kendaraan yang tidak mematikan fungsi sistem alarm, maka dengan menekan tombol reset ini alarm akan berhenti berbunyi. Setelah alarm berhenti, maka program akan kembali ke program awal. 44 3.3 Bahan, Peralatan dan Metode 3.3.1 Bahan Bahan yang dipergunakan: IC AT89C51,Pemancar dan Penerima ASK, Relay,Alaram, Stater, PCB kosong, Kertas kalender, Spidol permanen, Gosokan, Pelarutan PCB, Swiht toggle.

3.3.2 Peralatan

Peralatan yang digunakan: Multitester, Toollset, Solder, Bor PCB, DT-HIQ, PC personal computer,gergaji.

3.3.3 Metode perancangan

Sebelum melakakan praktek perancangan metode yang digukanan dalam perancangan ini adalah metode eksperimen. Perancangan yang dilakukan untuk pembuatan rangkaian untuk dengan menggunakan IC AT89C51.

3.4 Perancangan Software

Perancangan software merupakan kunci utama dalam mengendalikan perangkat keras yang ada di dalam sistem. Software ini berupa program yang dirancang, kemudian hasil dari perancangan program tersebut akan diisikan kedalam komponen mikrokontroller AT89C51 melalui downlowdernya. Sebelum merancang terlebih dahulu diharus perancang flowchart. Adapun flowchart yang dirancang seperti yang ada pada gambar 3.13 45 Gambar 3.10 FlowChart Sistem Penerima START Baca Data ASK Apakah Data 01 Hidupkan Sepeda Motor Y N Apakah Data 02 Matikan Sepeda Motor Y N Apakah Data 03 AktifNon Aktifkan Sistem Y N Y Check Sistem Alarm Apakah Sedang Aktif Hidupkan Alarm Check Tombol Reset Apakah Ditekan ? STOP Matika alaram N N N Anten Y Ke pengaturan awal 46

3.5 Pembuatan Layout Dan Pemasangan Komponen Ke PCB